• Bencana dikelompokkan kedalam : bencana alam, non alam, sosial (UU No. 24/2007)
• Dalam World Risk Report (2016), Indonesia dikategorikan sebagai negara dengan tingkat
risiko bencana yang tinggi.
• Hal tersebut disebabkan karena tingginya tingkat keterpaparan (exposure) dan kerentanan KENAIKAN TEMPERATUR
(vulnerability) terhadap bencana berpotensi menyebabkan kebakaran
hutan, kekeringan dan hilangnya
• Semakin penting bagi Indonesia untuk melakukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi keragaman hayati
terhadap risiko bencana dan perubahan iklim
1
KERUSAKAN DAN KERUGIAN AKIBAT BENCANA BESAR
DI INDONESIA TAHUN 2004 – 2016
A C E H, 2004 PIDIE, 2016
Gempa bumi
Gempa bumi & Tsunami KELUD-JAWA TIMUR, 2014 MANADO, 2014
BENER MERIAH, 2012 Erupsi Gunungapi Kelud
Banjir bandang
Rp 41,4 triliun Rp 3,16 triliun Gempa bumi
RP 1,15 Trillion Rp 1,43 triliun
Rp 1,4 triliun
WASIOR, 2010
KARO, 2013 Banjir Bandang
MENTAWAI, 2010 Erupsi Gunungapi Sinabung
Gempa bumi & Tsunami Rp 281 miliar
Rp 1,8 triliun
Rp 348 miliar
PADANG, 2009
Gempa bumi
Rp 21,56 triliun
JABODETABEK,
Banjir
SUMATERA BARAT, 2007 SIDOARJO, 2006
Gempa bumi 2007 : Rp 5,1 triliun Lumpur panas
2013 : Rp 8,2 triliun
Rp 1,01 triliun Rp 41,4 triliun Bima, 2016
Banjir bandang
Rp 1,48 triliun
BENGKULU, 2007 Garut, 2016
Gempa bumi Banjir Bandang
Rp 7,9 triliun 2
DAMPAK BENCANA PADA PEMBANGUNAN
Pembangunan
Gap
Pembangunan Normal pembangunan
yang terhambat
Pembangunan dengan
menerapkan PRB
Disaster Gap pembangunan
yang terhambat,
Pemulihan jika tanpa PRB
Pascabencana
3
MITIGASI DAN
MANAJEMEN BENCANA
Mitigasi Bencana?
• adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana
• Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai
tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang
dilakukan untuk megurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban
jiwa maupun harta
Resiko Bencana
• . Dalam melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah awal yang kita
harus lakukan ialah melakukan kajian resiko bencana terhadap daerah
tersebut
• Dalam menghitung resiko bencana sebuah daerah kita harus
mengetahui Bahaya(hazard), Kerentanan (vulnerability) dan
kapasitas (capacity) suatu wilayah yang berdasarkan pada
karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya..
Bahaya (Hazard)
• Bahaya (hazard) adalah suatu kejadian yang mempunyai potensi
untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan, cedera, hilangnya nyawa
atau kehilangan harta benda.
• Bahaya ini bisa menimbulkan bencana maupun tidak. Bahaya
dianggap sebuah bencana (disaster) apabila telah menimbulkan
korban dan kerugian.
• Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang
menentukan apakah bahaya (baik bahaya alam maupun bahaya
buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana (disaster) atau
tidak. Rangkaian kondisi, umumnya dapat berupa kondisi fisik, sosial
dan sikap yang mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam
melakukan pencegahan, mitigasi, persiapan dan tindak-tanggap
terhadap dampak bahaya.
• Jenis-jenis kerentanan :
1. Kerentanan Fisik : Bangunan, Infrastruktur, Konstruksi yang
lemah.
2. Kerentanan Sosial : Kemiskinan, Lingkungan, Konflik, tingkat
pertumbuhan yang tinggi, anak-anak dan wanita, lansia.
3. Kerentanan Mental : ketidaktahuan, tidak menyadari,
kurangnya percaya diri, dan lainnya.
• Kapasitas (capacity) adalah kemampuan untuk memberikan
tanggapan terhadap situasi tertentu dengan sumber daya yang
tersedia (fisik, manusia, keuangan dan lainnya). Kapasitas ini bisa
merupakan kearifan lokal masyarakat yang diceritakan secara turun
temurun dari generasi ke generasi.
• Resiko bencana (Risk) adalah potensi kerugian yang ditimbulkan
akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang
dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa
aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan
kegiatan masyarakat. , akibat kombinasi dari bahaya, kerentanan, dan
kapasitas dari daerah yang bersangkutan.
• Menghitung Resiko bencana di suatu wilayah berdasarkan pada
penilaian bahaya, kerentanan dan kapasitas di wilayah tersebut.
Menghitung resiko bencana menggunakan persamaan sebagai berikut
:
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguarangi resiko bencana antara lain :
1.Relokasi penduduk dari daerah rawan bencana, misal memindahkan penduduk
yang berada dipinggir tebing yang mudah
longsor
2.Pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi penduduk di sebuah daerah.
3.Pengkondisian rumah atau sarana umum yang tanggap bencana. 4.Bangunannya
relatif lebih kuat jika dilanda gempa.
5.Penciptaan dan penyebaran kearifan lokal tentang kebencanaan.
6.Dan lain-lain
Contoh-contoh Bencana?
• Erupsi G Kelud
• Banjir Jakarta
• Tsunami Aceh
• Emisi Gas Genset
• Longsor Pujon Ngantang
• Blowout Lumpur Sidoarjo
• Banjir Bandang Manado
• Puting Beliung
• Kebakaran Hutan
• Pabrik Tahu Meledak
• Banjir Lahar dingin
• Kelaparan Zimbabwe
• Kabut Asap
• Gempa Bumi Yogja
Bobot Bencana
Berdasarkan parameter kesehatan masyarakat :
• Bencana Besar
• Bencana Kecil
Berdasarkan Jumlah kematian orang (CMR = Crude Mortality Rate)
• Bencana Berat
• Bencana Ringan
Berdasarkan Luas dan banyaknya korban :
• Bencana Nasional
• Bencana Provinsi
Bencana
• Merupakan manifestasi perpaduan antara bahaya (yang sebelumnya
bersifat potensial) dengan manusia (atau obyek lain yang menyangkut
kepentingan manusia) sehingga menjadi keadaan darurat yang
mendesak.
Tingkat Bahaya dari Bencana Berdasarkan
• Korban jiwa
• Kerugian materi : rumah, infrastruktur
• Luas wilayah terkena bencana
• Waktu/durasi
• Frekuensi
• Cacah orang yang sakit/luka
Ukuran kedaruratan?
• Jumlah manusia yang terkena bahaya
• Besar kerusakan materi
Pencegahan Vs. Mitigasi
19
Penanggulangan Bencana sebagai Urusan Pemerintah Wajib dalam SPM
(Standar Pelayanan Minimal)
Sebagaimana ketentuan dalam Pasal 18 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah maka pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
Penyebaran Informasi
Kebencanaan 6
Penurunan
BNPB, Kemenkominfo, Pemda Penerapan Mitigasi Bencana
tingkat
BNPB, Kemen PU-PR, Kemen ATR, Kemen
6.Penataan kerentanan LHK, Pemda
dan terhadap 3.Penyebarlua 3
pemeliharaan bencana s-an informasi Penyusunan data dan informasi
lingkungan 7
kebencanaan kebencanaan
rawan
bencana BNPB, Kemenkominfo, • Fasilitasi dan Pengembangan Kapasitas
BMKG, Pemda Relawan PB
• Fasilitasi dan Pengembangan Pemberdayaan
kelompok Masyarakat dalam Pengurangan
4.Kerjasama 4 Risiko Bencana (PRB)
5.Percepatan Kerjasama Antar Lembaga
Pemerintah • Fasilitasi pemberdayaan dan Pengembangan
penyelesaian Kerjasama Internasional
dengan ketangguhan masyarakat
pemulihan BNPB, Bappenas, Kemenlu,
lembaga non BNPB, Kemendagri, Kemendikbud,
pascabencana Pemda Kemendes PDTT, dll, Pemda
pemerintah
KOORDINASI DAN KETERLIBATAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM PENINGKATAN
KAPASITAS MENGHADAPI BENCANA
1 6
1.Kapasitas Pembangunan EWS, TES, jalur
Pendidikan dan pelatihan
kelembagaan evakuasi, dll
dan aparatur BNPB, Kemendagri, Pemda
Kemen PU-PR, Kemenhub, KKP, dll,
Pemda
9.Pusat logistik 2.Penguatan 2
kewilayahan tata kelola PB • Koordinasi Kesiapsiagaan
• Peningkatan Kapasitas Penanganan 7
Darurat Penyaluran Bantuan Kedaruratan
BNPB, BPKP,BPK, Itwil BNPB, Kemensos, Kemendikbud,
Kemenkes, Kemen PU-PR, Kemen
8.Desa 3 LHK, Kementan, BASARNAS dll
3.Pengembang
tangguh • Fasilitasi Kesiapsiagaan
bencana untuk Peningkatan -an sistem
peringatan dini • Penguatan Pengurangan Risiko Bencana
desa hebat kapasitas dalam Daerah 8
• Fasilitasi dan Pengembangan
penanggulangan BNPB, BMKG. Kemen ESDM, Kemen PU-PR, Pemberdayaan kelompok
bencana Kemen LHK, Pemda Masyarakat dalam Pengurangan
Risiko Bencana (PRB)
4
BNPB, Kemendagri,
7.Perlindunga
4.Pengembang • Teknologi modifikasi cuaca
n dan layanan Kemenkes, Kemendes PDTT,
-an dan • Riset dan Pengembangan Teknologi
pada saat KKP, Kemensos, dll, Pemda
pemanfaatan Kebencanaan Geologi
darurat
IPTEK BNPB, Kemenristek, BPPT, LIPI
bencana 9
5 • Penyediaan dan distribusi logistik
6.Infrastruktur • Simulasi PRB dan peralatan
5.Simulasi dan
mitigasi dan • Gladi Penanggulangan Bencana • Pembangunan Gudang Logistik
gladi PB
kesiapsiagaan BNPB, BPBD, K/L, Pemda BNPB, Kemendagri, KL, Pemda
TERIMA
PENUTUP KASIH
24