KELOMPOK 3
Efek Obat-Obatan
Banyak obat yang menyebabkan ikterus,
beberapa dengan mempengaruhi metabolisme
bilirubin dan beberapa dengan menimbulkan
penyakit hepar oleh efek toksik atas sel-sel.
Contoh metabolisme pertama adalah
sulfonamida yang bisa menimbulkan hemolisa
dan novobiosin yang bisa menghambat
konjugasi bilirubin. Ada banyak jenis reaksi
toksik.
SENYAWA YANG DISINTESIS ATAU DIHASILKAN OLEH ORGAN
HATI
Enzim
Metabolisme Protein
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme Lemak
Empedu
PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK TES FUNGSI HATI
Prinsip: bilirubin terkonjugasi diukur dalam bentuk azo berwarna merah pada panjang gelombang λ546nm . metode
ini dibuat berdasarkan definisi bilirubin terkonjugasi, yaitu sebagai jumlah bilirubin yang dapat ditentukan setelah
bereaksi selama 5 menit tanpa penambahan akselerator. Bilirubin ini terutama terdiri dari bilirubin glukoronat yang
larut dalam air. Pada kondisi ini, bilirubin tak terkonjugasi bereaksi sangat lambat.
Alat : fotometer, klinipet, rak tabung, tabung reaksi, timer, tip biru dan kuning, tisu, sentrifuge
Reagen: asam sulfinat, natrium nitrit, NaCl 0,9%
Sampel : Serum, plasma heparin/EDTA
PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK TES FUNGSI HATI
b. Analitik
Reagen
Blanko Sampel (μL) Sampel (μL)
Natrium nitrit - 50
2. SGOT
Kadar SGOT dianggap abnormal jika nilai yang didapat 2-3 kali lebih besar dari nilai normalnya. Tingkat SGOT juga
dapat meningkat setelah terjadi luka bakar, prosedur jantung, dan operasi. Namun perlu diperhatikan juga bahwa nilai
SGOT dapat meningkat selama kehamilan dan setelah latihan.
3. SGPT
SGPT adalah singkatan dari serum glutamic pyruvic transaminase,sering juga disebut dengan istilah ALT (alanin
aminotansferase). SGPT dianggap jauh lebih spesifik untuk menilai kerusakan hati dibandingkan SGOT. SGPT
meninggi pada kerusakan lever kronis dan hepatitis. Sama halnya dengan SGOT, nilai SGPT dianggap abnormal jika
nilai hasil pemeriksaan anda 2-3 kali lebih besar dari nilai normal. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi
daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMERIKSAAN
Jenis Kondisi Bilirubin ALT & AST ALP Albumin PT
Normal atau meningkat Biasanya sangat meningkat;
Kerusakan hati akut Normal atau hanya
biasanya setelah ALT umumnya lebih tinggi Normal Biasanya normal
(infeksi, racun, obat) meningkat sedikit
peningkatan ALT & AST daripada AST
Normal atau sedikit
Penyakit hati kronis Normal atau meningkat Sedikit meningkat Normal Normal
meningkat
AST biasanya dua kali Normal atau lumayan
Hepatitis alkoholik Normal atau meningkat Normal Normal
kadar ALT meningkat
AST biasanya lebih tinggi
Bisa jadi meningkat tapi
dari ALT, namun kadarnya
Sirosis hanya pada kondisi yang Normal atau meningkat Biasanya menurun Biasanya memanjang
biasanya lebih rendah
sudah berlanjut
daripada penyakit alkoholik
Biasanya normal,
Normal atau meningkat; Meningkat, sering lebih
Obstruksi duktus Normal hingga lumayan namun jika berlangsung
meningkat pada obstruksi tinggi 4 kali dari nilai Biasanya normal
biliaris, kolestasis meningkat kronis, kadar dapat
penuh normal
menurun
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMERIKSAAN
Hati adalah organ vital pada manusia yang terletak disebelah kanan atas rongga perut bawah diafragma. Hati
kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat ± 1,5 kg. Berfungsi sebagai penawar racun, sintesis protein,
perombakan sel darah merah, metabolisme lemak, karbohidrat, dan lain sebagainya. Sel-sel hati dapat rusak atau
hancur dan seluruh fungsi hati dapat terganggu akibat berbagai penyakit, antara lain: infeksi, alkohol, obat-obatan,
dan pertumbuhan baru.
Satu tes fungsi hepar mempunyai nilai diagnostik kecil bila dilakukan secara terpisah. Pemilihan tes yang coock
harus selalu dilakukan dan pemilihan tes fungsi hepar secara biokimia tergantung atas tujuan penyelidikan.
Mungkin tes hepar paling sering digunakan dalam diagnosa banding ikterus yang secara klinis tak jelas asalnya
dan dalam menilai sisa fungsi pada penyakit kronis. Pemakaian tes fungsi hepar lain yang sering adalah untuk
deteksi dan pengukuran kelemahan fungsi pada penyakit hepar kronis yang telah diketahui atau dicurigai, juga
walaupun tak ada iktrus