Anda di halaman 1dari 57

MEDULLA SPINALIS

Jhuvan Zulian Fernando


712018004
MEDULLA SPINALIS
Bagian dari susunan saraf pusat, lanjutan dari medulla
oblongata yang menembus foramen magnum, dikelilingi
dan dilindungi oleh tulang belakang (vertebrae).
Terbentang dari foramen magnum sampai dengan lumba
1 atau 2 dan dibungkus oleh tiga lapisan meningen :

- duramater

- arachnoid

- piamater
• Terbentang dari foramen magnum
sampai dengan L1
• Di L1 melonjong dan agak
melebar yang disebut conus
terminalis atau conus medullaris.

Akar syaraf lumbal dan sakral


terkumpul yang disebut dengan
Cauda Equina. Setiap pasangan
syaraf keluar melalui
Intervertebral foramina.
SEGMEN MEDULLA SPINALIS :

Ada 31 segmen medulla spinalis


• 8 Cervicalis
• 12 Thoracalis
• 5 Lumbalis
• 5 Sacralis
• 1 Coccygeus

• Dari tiap segmen akan keluar beberapa serabut saraf.  


STRUKTUR LUAR MEDULA SPINALIS
TERDIRI DARI :
Ventral terdapat :
• Fissura Mediana-Anterior
• Sulcus Lateralis-Anterior

Di dorsal terdapat :
• Sulcus Medianus Posterior
• Sulcus Lateralis Posterior
• Sulcus Intermedius Posterior
Karena adanya Sulcus tersebut
terbentuk 3 kolom :
o Funiculus Anterior
o Funiculus Lateralis
o Funiculus Posterior

Radix Post/Dorsalis N. Spinalis (Sensoris)

7
STRUKTUR DALAM MEDULA SPINALIS
TERDIRI DARI :
• Canalis Centralis (pada bagian central)
• Berisi LCS
• Ke cranial bermuara/berhubungan dgn Ventriculus Quartus
• Ke caudal → Buntu → Ventriculus Terminalis
• Massa jaringan syaraf (di perifer), td :
• SUBSTANTIA ALBA (superficial)
• SUBSTANTIA GRISEA (profunda)
MEDULLA SPINALIS

• Substansi Alba
• Berwarna putih di bagian luar medulla spinalis
• Warna putih mengkilat karena mengandung lemak
• Merupakan kumpulan jurai-jurai serabut memanjang
berselubung bahan mielin
• Substansi Grisea
• Bagian dalam medula spinalis, seperti kupu-kupu didalamnya
• Terdiri dari jurai serabut halus yang tidak bermielin
PERJALANAN SERABUT SARAF DALAM MEDULA
SPINALIS TERBAGI MENJADI DUA, JALUR DESENDEN
DAN JALUR ASENDEN.
Tractus sensibiliti = terdapat di dalam funiculus
posterior, merupakan serabut ascendent yang
Tractus motorius = terdapat didalam funiculus
terdiri dari;
lateralis dan anterior, merupakan serabut
T. Spino thalamicus lateralis
desendent, terdiri dari;
T. Spino thalamicus anterior
T. Corticospinalis lateralis
Fasiculus grasii
T. Corticospinalis ventralis
Fasiculus cutaneus
T. Vestibulospinalis
T. Spino cereberalis posterior
T. Reticulospinalis
T. Spino cereberalis anterior
T. Tectospinalis
T. Spino corticalis
T. Rubrospinalis
T. Spino vestibularis
T. Oliva spinalis (hanya terdapat pada pars
T. Spino reticularis
servikalis)
T. Spino tectalis
T. Spino pontinus
T. Spino olivaris
Tractus Spinocerebellaris Post/Dorsal (tonus otot +
tendo,ligamentum,capsula art )

(posisi, gerakan, diskriminasi, getaran)

Tractus Spinocerebellaris Ant/Ventral (tonus otot +


tendo,ligamentum,capsula art )

Tractus Spinothalamicus Lateralis (nyeri + suhu)

Tractus Spinothalamicus Anterior (raba + tekanan)

Tractus Corticospinalis Ant dan Lat (motoris)


SARAF SPINAL MEMPUNYAI :

• Radiks Dorsalis (Sensorik)


Terdiri dari serabut aferen/sensorik yang meneruskan rangsang (input) dari reseptor sensorik
dalam tubuh ke medulla spinalis
• Radiks ventralis (motorik)
Terdiri dari serabut saraf eferen (motorik) yang badan selnya terletak didalam subst.grisea
melalui radiks motorik dan saraf spinal menuju otot dan kelenjar tubuh.
SIRKULASI DARAH PADA MEDULLA
SPINALIS
Medulla spinalis mendapat darah dari arteri dari sejumlah arteri spinalis kecil yang merupakan
cabang dari :

a.vertebralis, a. cervicalis ascendens, a.cervicalis interna,


a.intercostalis, a.lumbalis dan a.sakralis

Arteri tsb berjalan bersama saraf spinal menyusup melalui duramater membagi menjadi a.radikular
dorsal dan a.radikular ventral.
Arteri spinalis anterior dibentuk oleh
cabang kanan dan dari segmen
intrakranial kedua arteri vertebralis.

Arteri spinalis posterior kanan dan kiri juga berasal


dari kedua arteri vertebralis.
FUNGSI MEDULA SPINALIS

1. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu kornu motorik dan kornu ventralis
2. Mengurus kegiatan reflek spinalis dan refles lutut
3. Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju serebelum
4. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh
5. Menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya,
6. Menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik
7. Memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
JENIS GANGGUAN MEDULA SPINALIS

1. Gangguan Kongenital
2. Trauma
3. Neoplasma
4. Inflamasi
JENIS LESI PADA MEDULLA SPINALIS

1. Hemilesi : satu sisi MS


2. Transversa : satu segmen MS
3. Diseminata : Beberapa segmen
4. Difusa : banyak tempat dari 1 segmen
HEMI LESI
 Etiologi :
• Trauma tajam
• Inflamasi vertebra
• Tumor sesisi
 Gejala :
a. Ipsilateral :
• Kelumpuhan LMN setinggi lesi
• Kelumpuhan UMN dibawah lesi
• Anestesi/parestesi setinggi dermatom lesi
• Gangguan prosprioseptif (vibrasi, posisi)
b. Kontralateral
• Suhu dan nyeri terganggu dibawah lesi
• Rasa raba terganggu setinggi lesi
BROWN-SEQUARD SINDROM

• adalah akibat hemilesi medulla spinalis.


• Manifestasi klinisnya adalah :
• 1. kelumpuhan LMN ipsilateral setinggi lesi
• 2 defisit sensorik ipsilateral setinggi lesi
• 3. kelumpuhan UMN ipsilateral dibawah tingkat lesi
• 4. defisit proprioseptif ( getaran, posisi, gerakan ) ipsilateral dibawah lesi
• 5. deficit protopatik ( nyeri, suhu, perabaan ) kontralateral dibawah lesi.
LESI TRANSVERSA
 Etiologi:
 Infeksi  mielitis, spondilitis
 Trauma
 Tumor

 Gejala
a. Gangguan motorik (UMN) :
 Paraplegi/paresis : dibawah thoracal I
 Tetraplegi/paresis : diatas Cervical VIII
b. Gangguan sensibilitas :
• Sesuai lesi dan berbatas tegas
c. Gangguan otonom :
• Miksi
• Defekasi
• Sekresi keringat
LESI DISEMINATA

• Etiologi :
• Infeksi virus
• Degenerasi

• Gejala :
• Gangguan motorik : kelumpuhan asimetris, beberapa dermatom MS
• Gangguan sensorik : asimetris
• Gangguan otonom ±
LESI DIFUSA

• Etiologi :
• Virus
• Toksik/kimia

• Gejala
• Gangguan motorik dan sensorik > 1 segmen
GANGGUAN MEDULA SPINALIS

• Kerusakan medulla spinalis secara garis besar memberikan gejala sbb :


1. Gangguan motorik ;
- Setinggi segmen, ditemukan kelumpuhan flaksid dan atrofi
- Di bawah segmen, ditemukan kelumpuhan spastic
- Kerusakan segmen servikal, menyebabkan tetraparese / plegi
- Kerusakan segmen torakal sampai lumbal, menyebabkan paraparese / plegi
- Kerusakan segmen sakral, menyebabkan gangguan miksi, defekasi tanpa paraparese /
plegi
2. Gangguan sensorik ;
• Ditemukan gangguan hipo / an estesia mulai setinggi segmen yang terganggu ke
bawah
3. Gangguan otonom;
• berupa retensi urin dan inkontinensia alvi.
TRAUMA MEDULA SPINALIS

• Trauma Medula spinalis adalah cedera yang biasanya berupa fraktur atau cedera lain pada tulang
vertebra, korda spinalis itu sendiri, yang terletak didalam kolumna vertebralis, dapat terpotong,
tertarik, terpilin atau tertekan. Kerusakan pada kolumna vertaebralis atau korda dapat terjadi
disetiap tingkatan,kerusakan korda spinalis dapat mengenai seluruh korda atau hanya
separuhnya.
cedera spinal dapat terjadi memar ( kontusio ) atau kompresi ( fraktur, dislokasi, luksasi,
hematom ) sehingga menyebabkan gangguan yang permanent; atau dapat juga hanya karena
edema temporer ( komosio ) yang menimbulkan gangguan sementara dan kemudian pulih kembali.
• Defisit neurologist yg diakibatkan oleh cedera spinal ditentukan oleh level dan bagian
medulla spinalis yg mengalami cedera.
• Cedera unilateral medulla spinalis akan menyebabkan gangguan motorik pd sisi yg sama dan
disertai gangguan sensasi nyeri serta suhu pd sisi kontralateral.
• Gangguan kolumna posterior akan menimbulkan gangguan sensasi getar dan posisi pd
ipsilateral.
• Pergeseran fragmen discus intervertebralis atau fragmen fraktur
korpus vertebra dapat mencederai kuadran anterior medulla
spinalis; dalam hal ini sensasi nyeri dan suhu dibawah tingkat lesi
akan terganggu bilateral dan disertai gangguan motorik. Sensasi
getar dan posisi biasanya tetap utuh.
ETIOLOGI

• Penyebab tersering:
• Kecelakaan mobil
• Kecelakaan motor
• Jatuh
• Cedera olahraga
• Luka tembak atau luka tusuk
MIELITIS

• Definisi
• Mielitis adalah proses radang yang menyerang substansia grisea medulla
spinalis, biasanya meluas secara transversal.
• Etiologi
• Dapat disebabkan oleh penyebaran bakteri piogen atau tuberkulosis,
kelainan demielinisasi, komplikasi infeksi.
• Disfungsi akut Medula Spinalis
• Insiden 1-4 : 10.000
• Semua usia : - 10 – 19 th >>
- 30 -39 th >
• Etiologi : - viral (Herpes, HIV)
- bakteri (TB)
- jamur (mycoplasma)
• Gejala :
- prodormal +/-
- kelumpuhan (25%)
- hipestesi/parastesi (25%)
- nyeri pinggang (25%)
- nyeri radik (22%)
- gangguan otonom (3%)
• Berdasarkan waktu :  Shock phase
- akut < 2 minggu
- subakut 2-6 minggu
- kronik > 6 minggu
• Diagnosis - Klinis
- LP  Sel ↑ , protein ↑
• Penatalaksanaan :
Istirahat
Antibiotik ( causa dan preventif)
Kortikosteroid
Rehalibitasi
Resosialisasi
Atasi komplikasi
• Prognosis
Tergantung etio, lesi dan komplikasi
SPONDILITIS TUBERKULOSIS

• Etio  kuman TBC


• Semua umur  15-35 th >>
• Sekunder + 80%  ada fokus primer (hematogen)
• Lesi : kolumna vertebralis  Thorakal >>
• Mengenai 1 corpus / multipel
• Proses : infeksi korpus  destruksi kolaps kolumna vetebre  Gibus (Pott disease)
GEJALA KELINIS

1. Gejala TB primer : Paru, kelenjar, dll


2. Gejala lokal : deformitas, nyeri tekan dan nyeri ketok vetebre
3. Iritasi radik nyeri radikuler
4. Gejala meduler
• Lesi tr piramidalis (motorik)
• Lesi transversa inkomplit (sensorik, motorik)
• Gangguan sensorik jarang
KOMPLIKASI MEDULER

1. Kompresi Medula Spinalis


2. Edema medula Spinalis
3. Herniasi diskus
4. Pakimeningitis
• Ro foto - Destruksi Korpus
- Penyempitan diskus
- Gibus
- Abses

• Lumbal pungsi  Kuman pd dural, protein ↑,


sel N / ↑
TUMOR MEDULA SPINALIS
• Berdasar lokasi tumor dibagi:
• 1.Tumor intrameduler ( dari dalam
med.spinalis )
• 2.Tumor ekstrameduler
a. ekstradural
( sarkoma/karsinoma vertebra,
fibroma, lipoma, neurinoma )
b. intradural
( meningioma, neurinoma,
ependimoma ektopik )
(A) Tumor intradural-intramedular, (B) Tumor intradural-
ekstramedular, dan (C) Tumor Ekstradural
• Tumor intrameduler :
• nyeri radikuler jarang
• gangguan disosiasi sensorik timbul dini
• gangguan inkontinensia urin dan alvi timbul dini
• pertumbuhan tumor longitudinal, batas atas ggn sensorik berpindah
• atrofi otot lebih sering dp ekstrameduler
• spastisitas jarang seberat ekstrameduler.
• Tumor ekstrameduler :
• nyeri radikuler dini serta disestesia.
MANIFESTASI

Untuk manifestasi klinis yang muncul cukup bervariasi tergantung dari letak tumor di sepanjang
medula spinalis. Biasanya gejala tampak pada bagian tubuh yang selevel dengan letak lesi atau
dibawah lesi tersebut. Lokasi tumor tersebut antara lain :
1. FORAMEN MAGNUM

• Nyeri diaerah servikal yang disertai dengan hipersetesia di dermatom C2


• Setiap aktivitas yang meningkatkan TIK dapat meningkatkan nyeri
• Biasanya disertai dengan gangguan sensorik dan motorik pada tangan pasien
• Nyeri kepala, disartria, disfagia
• Temuan neurologi lainnya : (tidak selalu timbul)
• Hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya berjalan spastik, kelemahan N.IX dan XI
2. SERVIKAL

• Menimbulkan tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi radikular yang melibatkan bahu dan lengan dan

mungkin juga menyerang tangan. Pada umumnya terdapat kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan.

• Tumor servikalis yang lebih rendah (C5, C6, C7) dapat menyebabkan hilangnya refleks tendon ekstremitas

atas (biseps,triseps). Defisit sensorik membentang sepanjang tepi radial lengan bawah dan ibu jari pada

kompresi C6, melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi C7, dan lesi C7 menyebabkan hilangnya

sensorik jari telunjuk dan jari tengah


3. THORAKAL

• Kelemahan spatik timbul perlahan pada ekstremitas bawah, kemudian mengalami parestesia.
• Dada dan perut terasa tertekan
• Refleks dinding perut (-)
• Tanda beevor (-)
4. LUMBOSAKRAL

• Reflek kremaster (-)


• Dapat terjadi kelemahan fleksi panggul
• Spastisitas tungkai bawah
• Kehilangan reflek patela
• Tanda babinski bilateral
• Tanda khas tumor pada sakral bag.bawah: hilangnya sensasi didaerah perianal dan genital, dan
dapat terjadi gangguan pada kandung kemih.
5. CAUDA EQUINA

• Nyeri tumpul pada sakrum


• Rasa nyeri menjalar sampai ke tungkai
• Terjadi paralisis flaksid yang terjadi sesuai dengan radiks saraf yang terkena dan terkadang
asimetris
PATOFISIOLOGI

• Kondisi patofisiologi akibat tumor medula spinalis disebabkan oleh kerusakan dan infiltrasi,
pergeseran dan kompresi medula spinalis dan terhentinya suplai darah atau cairan serebrospinal.
• Sebagian besar diakibatkan adanya kompresi yang menekan radiks saraf sehingga gejala yang
timbul sesuai dengan persarafan yang terkena.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Laboratorium
• Cairan spinal (CSF) dapat menunjukkan peningkatan protein dan xantokhrom, dan kadang-kadang
ditemukan sel keganasan. Dalam mengambil dan memperoleh cairan spinal dari pasien dengan tumor medula
spinalis harus berhati-hati karena blok sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan
menyebabkan paralisis yang komplit.
• Foto Polos Vertebrae
• Foto polos seluruh tulang belakang 67-85% abnormal. Kemungkinan ditemukan erosi pedikel (defek
menyerupai “mata burung hantu” pada tulang belakang lumbosakral AP) atau pelebaran, fraktur kompresi
patologis, scalloping badan vertebra, sklerosis, perubahan osteoblastik (mungkin terajdi mieloma, Ca prostat,
hodgkin, dan biasanya Ca payudara.
• CT-scan
• CT-scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi tumor, bahkan terkadang dapat
memberikan informasi mengenai tipe tumor. Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter
mendeteksi adanya edema, perdarahan dan keadaan lain yang berhubungan.
• CT-scan juga dapat membantu dokter mengevaluasi hasil terapi dan melihat progresifitas tumor.
• Mielografi selalu digabungkan dengan pemeriksaan CT. tumor intradural-ekstramedular
memberikan gambaran filling defect yang berbentuk bulat pada pemeriksaan myelogram. Lesi
intramedular menyebabkan pelebaran fokal pada bayangan medula spinalis.
• MRI
• Pemeriksaan ini dapat membedakan jaringan sehat dan jaringan yang mengalami kelainan secara
akurat. MRI juga dapat memperlihatkan gambar tumor yang letaknya berada di dekat tulang
lebih jelas dibandingkan dengan CT-scan.
PENATALAKSANAAN

a. Deksamethason: 100 mg (mengurangi nyeri pada 85 % kasus, mungkin juga menghasilkan


perbaikan neurologis).
b. Penatalaksanaan berdasar evaluasi radiografik
• Bila tidak ada massa epidural: rawat tumor primer (misalnya dengan sistemik kemoterapi);
terapi radiasi lokal pada lesi bertulang; analgesik untuk nyeri.
• Bila ada lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi (biasanya 3000-4000 cGy pada 10x
perawatan dengan perluasan dua level di atas dan di bawah lesi); radiasi biasanya seefektif
seperti laminektomi dengan komplikasi yang lebih sedikit.
c. Penatalaksanaan darurat (pembedahan/ radiasi) berdasarkan derajat blok dan kecepatan deteriorasi
• bila > 80 % blok komplit atau perburukan yang cepat: penatalaksanaan sesegera mungkin (bila
merawat dengan radiasi, teruskan deksamethason keesokan harinya dengan 24 mg IV setiap 6 jam
selama 2 hari, lalu diturunkan (tappering) selama radiasi, selama 2 minggu.
• bila < 80 % blok: perawatan rutin (untuk radiasi, lanjutkan deksamethason 4 mg selama 6 jam,
diturunkan (tappering) selama perawatan sesuai toleransi.
d. Radiasi
Terapi radiasi direkomendasikan untuk tumor intramedular yang tidak dapat diangkat dengan
sempurna. Dosisnya antara 45 dan 54 Gy.
e. Pembedahan
Tumor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya dengan teknik myelotomy.
Aspirasi ultrasonik, laser, dan mikroskop digunakan pada pembedahan tumor medula spinalis.
• Indikasi pembedahan:
• Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi dapat dijangkau). Catatan:
lesi seperti abses epidural dapat terjadi pada pasien dengan riwayat tumor dan dapat disalahartikan
sebagai metastase.
• Medula spinalis yang tidak stabil (unstable spinal).
• Kegagalan radiasi (percobaan radiasi biasanya selama 48 jam, kecuali signifikan atau terdapat
deteriorasi yang cepat); biasanya terjadi dengan tumor yang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal
atau melanoma.
• Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal.
KOMPLIKASI

• Komplikasi yang mungkin pada tumor medula spinalis antara lain:


• Paraplegia
• Quadriplegia
• Infeksi saluran kemih

• Komplikasi yang muncul akibat pembedahan adalah:


• Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa.
Deformitas pada tulang belakang tersebut dapat menyebabkan kompresi medula spinalis.
• Setelah pembedahan tumor medula spinalis pada servikal, dapat terjadi obstruksi foramen Luschka
sehingga menyebabkan hidrosefalus.
PROGNOSIS

• Tumor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai prognosis yang buruk
terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan pada kasus-kasus ini. Pengangkatan
total dapat menyembuhkan atau setidaknya pasien dapat terkontrol dalam waktu yang lama.
Fungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre operatif pasien.
Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya umur (>60 tahun).
• Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai