Anda di halaman 1dari 16

Kualitas dan manajemen

keuangan
Latar belakang
Kualitas merupakan kunci keunggulan bersaing
(competitive advantage), yaitu kemampuan
sebuah perusahaan untuk mencapai keunggulan
pasar. Dalam jangka panjang, keunggulan
bersaing yang terjaga akan menghasilkan kinerja
di atas rata-rata (Evans & Lindsay).
Disini, akan dibahas mengenai manajemen
kualitas, yaitu manajemen yang membahas
aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan
yang menetapkan dan menjalankan kebijakan
mutu suatu perusahaan.
Manajemen kualitas sangat penting bagi suatu
perusahaan. Dalam perusahaan, manajemen
kualitas digunakan untuk memenuhi selera
konsumen sesuai dengan perkembangan jaman
Pembahasan
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000
didefinisikan sebagai “ciri dan karakter
menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang
mempengaruhi kemampuan produk tersebut
untuk memuaskan kebutuhan tertentu”.
Perspektif Terhadap Kualitas
David Garvin (dalam Lovelock, 1994)
mengidentifikasi adanya lima alternatif
perspektif kualitas yang biasa digunakan, yaitu:
1. Transcendental Approach
2. Product-based Approach
3. User-based Approach
4. Manufacturing-based Approach
5. Value-based Approach
Sumber kualitas
Paling tidak ada lima sumber kualitas yang biasa
dijumpai,yaitu :
1. Program
2. Sistem informasi yang menekankan ketepatan
3. Desain produk
4. Kebijakan produksi dan tenaga kerja
5. Manajemen vendor
Pengukuran kualitas
Parasuraman, Zeithaml dan berry (1985)
merumuskan model kualitas jasa. Model ini
mengidentifikasi 5 gap yang menyebabkan
kegagalan delivery jasa. Kelima gap tersebut
adalah :
• Gap antara harapan konsumen dan persepsi
manajemen.
• Gap antara persepsi manajemen dan spesifikasi
kualitas jasa.
• Gap antara sepesifikasi kualitas jasa dan
penyampaian jasa.
• Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi
eksternal.
• Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang
diharapkan.
Definisi manajemen keuangan
Menurut G.R.Terry, manajemen adalah “Suatu
proses atau kerangka kerja yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang ke arah tujuan- tujuan
organisasianal atau maksud-maksud yang nyata”.
Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya
tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi
penilaian keefisienan (Sartono: 2000, 3) seperti :
• memaksimumkan nilai perusahaan.
• mempertimbangkan faktor risiko.
• mempertimbangkan kepentingan pemilik dan pihak
lain
• Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham
• Tidak mengabaikan social objectives
Fungsi Manajemen Keuangan
• Perencanaan Keuangan
• Penganggaran Keuangan
• Pengelolaan Keuangan
• Pencarian Keuangan
• Penyimpanan Keuangan
• Pengendalian Keuangan
• Pemeriksaan Keuangan
Tugas Pokok Manajemen Keuangan
Kegiatan penting lain yang harus dilakukan
manajer keuangan menyangkut empat aspek,
yaitu:
• Pertama, dalam perencanaan dan peramalan
• Kedua, keputusan investasi dan pembiayaan
• Ketiga, bekerja sama dengan para manajer lain
• Keempat,menghubungkan perusahaan dengan
pasar keuangan
Prinsip Manajemen Keuangan
• Konsistensi (consistency)
• Akuntabilitas (accountability)
• Transparansi (transparancy)
• Kelangsungan hidup (viability)
• Integritas (integrty)
• Pengelolaan (stewardship)
• Standar akutansi (accounting standarts)
Kasus manajemen kualitas
Kasus Recall Toyota

Diberitakan detikOto pada hari Jumat 12/02/2010 Toyota


menarik lebih dari 8,5 juta Camry. Efek domino pun dirasakan
Toyota, mulai menurunnya penjualan hingga 20.000 pada bulan
Januari tahun ini karena penurunan pada pekan terakhir. Harga
jual mobil Toyota di pasar Amerika dan Eropa pun terus melorot,
seperti dilaporkan oleh Business Week. Harga sahamnya pun ikut
turun sampai 8% di NYSE pada awal Februari 2010.
Kasus manajemen keuangan
PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di
Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di
audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN
dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung
unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan
keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan
kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan
yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6
milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit
Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7
miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar
Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan
sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai