Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

DEMAM BERDARAH DENGUE


(DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER)

Presented by :
Dyah Rahmawatie,S.Kep, Ns.,
M.Kep
1
Pendahuluan

Dengue Haemorragic Faver (DHF) atau Demam


Berdarah Dengue (DBD).

Adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan
oleh virus dengue yang termasuk golongan
Arthtropod Boon Virus Grup B yang ditularkan
oleh nyamuk aedes aegypti.

“THE SECONDARY INFECTION”
DHF terjadi jika seseorang telah mendapat infeksi
virus dengue pertama  mendapat infeksi
berulang dengan tipe virus berlainan dalam jangka
waktu tertentu.
2
10/06/20 DHF_Sunardi 2
Etiologi
 Virus Dengue
 Di Indonesia, virus tsb diisolasi menjadi 4
serotipe yang termasuk dalam grup B dari
Arthropedi Borne Viruses (Arbovirus) : DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4.
 DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe
penyebab terbanyak.
 Di Thailand : DEN-2 adalah dominan.
 Di Indonesia : DEN-3 adalah dominan, tetapi
akhir-akhir ini kecenderungan DEN-2.
3
 Virus Dengue ditularkan oleh vektor
nyamuk Aedes Aegypti.
 Nyamuk ini terdapat hampir diseluruh
Indonesia, kecuali di ketinggian 1000 m di
atas permukaan laut.

4
Manifestasi Klinis

5
Manifestasi Klinis
1. Demam mendadak disertai gejala klinik yang tidak spesifik : anoreksia, nyeri
punggung, nyeri perut (karena pembesaran hati), nyeri sendi, nyeri kepala.
Demam terjadi 2 - 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan muncul pada hari ke 2 atau ke 3.
- Uji torniqet (+).
- Petechie, ekimosis, purpura
- Epitaksis, perdarahan gusi.
- Hematomisis, melena.
3. Hepatomegali.
4. Trombocytopeni  nilai trombosit < 100.000/mm
5. Kenaikan nilai hematrokit 20%.
6. Manifestasi lain : nyeri epigastrium dan muntah.
7. Renjatan  berat (DSS).
- nadi lemah dan cepat.
- TD menurun.
- Kulit teraba dingin dan lembab ujung hidung, jari tangan dan kaki
- Gelisah  kesadaran menurun.
- Sianosis disekitar mulut.
- Oliguri sampai anuri. 6

6
7
Diagnosis DHF menurut patokan yang
ditetapkan WHO (1997)
 Demam tinggi mendadak dan terus -menerus
selama 2-7 hari
 Manifestasi perdarahan,termasuk paling tidak uji
torniquet positif dan bentuk lain perdarahan
spontan (petechie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi) dan hematemesis melena
 Pembesaran hati
 Syok, ditandai dengan nadi lemah dan cepat
disertai dengan tekanan darah menurun (tekanan
sistole 80 mmHg atau kurang), kulit teraba dingin
dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari
dan kaki. Penderita gelisah serta timbul sianosis
di sekitar mulut. 8
Pathway

9
9
Patofisiologi
 Mekanisme mngenai patofisiologi,
hemodinamika dan biokimia DHF hingga kini
belum di ketahui dengan pasti.
 Sebagian masih menganut teori The Secondary
Heterologous Infection Hypothesis atau The
Sequential Infection Hypothesis dari Halsteel
yang menyatakan bahwa DHF dapat terjadi bila
seseorang setelah terinfeksi dengue pertama
kalinya mendapat infeksi berulang dengan tipe
virus dengue yang berbeda.
10
 Fenomena patofisiologi yang utama yang
menentukan berat penyakit adalah
meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh
darah, menurunnya volume plasma, serta
terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diastesis hemoragik.
 Pada kasus berat, renjatan terjadi secara akut
dan nilai hematokrit meningkat bersamaan
dengan menghilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah.
 Terdapat dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai
akibat dari kebocoran plasma ke daerah
ekstravaskuler melalui kapiler yang rusak,
sehingga mengakibatkan menurunnya volume
plasma dan meningkatnya nilai hematokrit. Bukti
dugaan adalah ditemukan cairan yang tertimbun
dalam rongga serosa. 11
 Trombositopenia, gangguan fungsi
trombosit, kelainan fungsi koagulasi
merupakan penyebab utama perdarahan.
 Perdarahan kulit disebabkan oleh faktor
kapiler dan trombositopenia
 Perdarahan masiv disebabkan oleh
kelainan yang lebih kompleks :
trombositopeni, gangguan faktor
pembekuan, dan mungkin juga faktor DIC.

12
Komplikasi yang sering terjadi

 Ensepalopati.
 Demam tinggi.
 Gangguan kesadaran disertai atau tanpa
kejang.
 Disorientasi  Prognosanya buruk.
 Renjatan / Syok Hipovolemik

13
10/06/20 DHF_Sunardi 13
 Patogenesis DHF bekaitan dengan sistem
komplemen dalam darah, yaitu sistem
dalam sirkulasi darah yang terdiri dari
protein dengan bentuk tidak aktif dan labil
terhadap panas. Sebagai reaksi terhadap
infeksi, terjadi aktivasi komplemen
sehingga dilepaskanlah anafilaktosin C3a
dan C5a yang mampu membebaskan
histamin sebagai mediator kuat dalam
peningkatan permeabilitas dinding
pembuluh darah dan berperan dalam
terjadinya renjatan.
14
Berdasarkan tingkatan Grade DHF,
keadaan fisik anak sbb :

 Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan


umum lemah, tanda-tanda vital : nadi lemah.
 Grade II : kesadaran komposmentis, keadaan
umum lemah, ada perdarahan spontan petekie,
perdarahan gusi dan telinga, nadi lemah, kecil
dan tidak teratur
 Grade III : kesadaran kapatis, keadaan umum
lemah, nadi lemah, kecil dan tidak teratur serta
tensi turun
 Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital :
nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, ekstremitas
dingin, berkeringat, kulit tampak biru. 15
Pemeriksaan Penunjang

 Uji Torniquet (Rumple leed)


 Pemeriksaan darah
 Foto thorak

pengobatan DHF bersifat suportif dan


simtomatik

16
Pemutusan Rantai
 Pemberantasan vektor dianggap cara yang
paling efektif.
 Vektor mudah dibunuh karena sarangnya
terbatas hanya di air bersih dengan jarak
terbang 100 m.
 Karena vektor tersebar luas, untuk keberhasilan
pemberantasan diperlukan tital coverage
(meliputi seluruh wilayah) agar nyamuk tak
dapat berkembang biak lagi.

17
18
Pengkajian

 Identitas pasien
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
panas mendadak disertai menggigil dan
saat demam keadaan komposmentis,
panas turun pada hari ke-3 dan ke-7
 Riwayat penyakit yang pernah diderita
 Riwayat imunisasi
19
 Riwayat gizi
 Kondisi lingkungan
 Pola kebiasaan : nutrisi dan metabolisme, eliminasi alvi,
eliminasi urine, tidur dan istirahat, kebersihan, perilaku
dan tanggapan keluarga,
 Pemeriksaan fisik.
- Tingkat kesadaran.
- TTV : suhu, nadi, RR, TD.
- Tes rumple leede.
- Palpasi nyeri tekan dan pembesaran hepar.
- Perdarahan : kulit, gusi, hematemisis, melena
 Sistem integumen
 Pemeriksaan laboratorium:
- Laboratorium : Hb, Ht, Leukosit, trombosit.
- Foto Thorax.

20
Pemeriksaan Laboratorium
 Ht meningkat (≥20 %)
 Trombositopenia (≤100.000 / ml)
 Leukopenia (mungkin normal / lekositosis)
 Ig. D Dengue
 Hasil pemeriksaan kimia darah :
hipoproteinemia, hipokloremia, hiponatremia.
 Ureum dan pH darah mungkin meningkat
 Asidosis metabolik pCO2 < 35-40 mmHg dan
HCO3 rendah
 SGOT/SGPT mungkin meningkat.

21
Masalah Keperawatan
 Hipertermi
 Nyeri
 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi,
kurang dari kebutuhan tubuh
 Defisit volume cairan
 Risiko terjadi perdarahan intra abdomen
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

22
23
Lessons learned
 Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
Perhatikan dan kenali keadaan rumah dimana ada
kemungkinan air bersih tergenang (air di vas bunga, air
tempayan, air bak mandi, dsb). Jalankan program 3M
(Mengubur, Menutup, Menguras) untuk memutus mata
rantai perkembang biakan nyamuk. Jika ada tempat
yang tidak bisa dilakukan program 3M tersebut, bisa saja
ditaruh ikan sebagai predator dari larva nyamuk atau
tambahkan bubuk insektisida Abate sesuai petunjuk
penggunaan. Jangan lupa, berusaha tidak menjadi
santapan nyamuk. Pakai kelambu jika tidur, atau lotion
anti nyamuk. Tidak kalah penting, usahakan selalu
menjaga kesehatan tubuh agar kuat melawan si virus
Dengue ini. 

24
matur nuwun
Thank you
Sukron
Xiexie

25

Anda mungkin juga menyukai