KLP 3 Kelas A Studi Kasus Epilepsi
KLP 3 Kelas A Studi Kasus Epilepsi
COVID-19
PENDAHULUAN
• Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat di mana aktivitas otak menjadi tidak normal,
yang menyebabkan kejang atau periode perilaku yang tidak biasa, sensasi, dan terkadang
hilangnya kesadaran..
• Bangkitan epilepsi berasal dari sekelompok sel neuron yang abnormal di otak yang melepas
muatan secara berlebihan dan hipersinkron.
• Sekelompok sel ini yang disebut fokus epileptik.
• Lepas muatan ini kemudian menyebar melalui jalur-jalur fisiologis anatomis dan melibatkan
daerah sekitarnya.
• Serangan epilepsi terjadi apabila proses eksitasi di alam otak lebih dominan dari pada proses
inhibisi (hambatan).
COVID-19
menyebabkan perubahan emosi atau perubahan cara hal
melihat, mencum, merasa, cita rasa atau suara. Mereka juga
Klasifikasi dapat mengakibatkan tak sadar menyentak bagian tubuh,
seperti lengan atau kaki, dan gejala sensorik spontan seperti
kesemutan, pusing.
Tanpa kehilangan
kesadaran
(sederhana)
Focal seizures
(Parsial)
Disertai dg gangguan
Epilepsi
kesadaran (kompleks)
Generalized Seizures
melibatkan perubahan atau hilangnya kesadaran. Selama
serangan terjadi, pasien dapat menatap kosong dan tidak
merespon secara normal terhadap lingkungan, atau
melakukan gerakan berulang, seperti menggosok tangan,
mengunyah, menelan atau berjalan melingkar
Kejang Umum melibatkan semua area otak disebut kejang umum.
Absence seizures /Petit mal sering terjadi pada anak dan dicirikan dengan menatap
kosong atau pergerakan tubuh yg halus seperti mata berkedip atau memukul bibir. Kejang
ini dapat terjadi dalam kelompok dan menyebabkan hilangnya kesadaran singkat
Tonic seizures menyebabkan otot kaku biasanya mempengaruhi otot di punggung,
lengan dan kaki yang dapat menyebabkan pemderita jatuh.
Atonic seizures menyebabkan hilangnya kontrol otot menyebabkan penderita tiba-
tiba runtuh atau jatuh.
Clonic seizures berhubungan dengan pergerakan otot menyentak dengan berulang atau
berirama biasanya mempengaruhi leher, wajah dan lengan.
Myoclonic seizures biasanya muncul sebagai sentakan singkat dan mendadak atau
lengan dan kaki terasa berkedut
Tonic-clonic/Grand mal seizures dapat menyebabkan hilangnya kesadaran mendadak,
tubuh kaku & gemetar, dan terkadang kehilangan kontrol kandung kemih atau menggigit
lidah
PATOFISIOLOGI
FARMAKOTERAPI
Tujuan Pengobatan Epilepsi
Memastikan
Mengontrol atau kepatuhan yang
mengurangi memungkinkan
Meminimalkan
frekuensi dan pasien untuk
efek samping
tingkat keparahan menjalani
kejang kehidupan
senormal mungkin
(Ko, 2020)
COVID-19
Lanjutan
(Ko, 2020)
COVID-19
Tipe kejang Pilihan pertama Pilihan kedua
Kejang parsial
Kejang parsial,
Parsial kompleks
Karbamazepin (M/A)
Lamotrigin (M/A)
Acetazolamid (A)
Clonazepam (A)
Daftar Obat
Umum sekunder Levetiracetam (M/A)
Oxcarbazepin (M/A)
Gabapentin (A)
Phenobarbital (A)
Anti Epilepsi
Topiramat (M/A) Phenitoin (M/A) beserta
Valproat (M/A)
Kejang umum Indikasi
Tonik-klonik/grand Karbamazepin Acetazolamid (A)
mal, Klonik (M/A), Levetiracetam (A)
Lamotrigine (M/A) Phenobarbital (A) Ket.
Topiramate (M/A) Phenitoin (M/A)
Valproate (M/A) M : Monoterapi
Absence /petit Ethosuximid*(M/A) Acetazolamid (A)
mal/lena Lamotrigin (M/A) Clonazepam (A) A : Adjuvan terapi
Valproat (M/A)
Atonik, Tonik Valproat (M/A) Acetazolamid (A)
Clonazepam (A)
Lamotrigin (A)
Phenitoin (M/A)
Topiramat (A)
Mioklonik Valproat (M/A) Acetazolamid (A)
Clonazepam (M/A)
Lamotrigin (A)
Levetiracetam (A)
Phenobarbital (M/A) (Consensus Guidelines on the
Piracetam (A)
Management of Epilepsy 2010)
COVID-19
Dosis Umum
Obat Anti
OAE Dosis Harian Dosis /Hari Epilepsi Dewasa
Karbamazepin Awal: 100 mg. Pemeliharaan: 400-1600 mg. 2-3
Klonazepam Awal: 0.25 mg. Pemeliharaan: 0.5-4 mg. 2-3
Ethosuximid Awal: 250 mg/kg. Pemeliharaan: 750-2000 mg. 2-3
Ket.
Gabapentin Awal: 300 mg. Pemeliharaan: 900-3600 mg. 2-3
Lamotrigin Awal: 25 mg. Pemeliharaan: 100-200 mg. 1-2 M : Monoterapi
Levetiracetam Awal: 500 mg. Pemeliharaan: 1000-3000 mg 2
A : Adjuvan terapi
Oxcarbazepin Awal: 600 mg. Pemeliharaan: 1200-2400 mg. 2
(Dipiro,2008)
Pertimbangan Khusus Dalam Penggunaan OAE
•Bahwa perubahan kecil dalam dosis menghasilkan perubahan besar dalam konsentrasi serum. Perubahan dosis yang
terlalu besar dapat menyebabkan keracunan terkait konsentrasi.
Autoinduction Carbamazepine
• Penginduksi potensial enzim mikrosomal hati yang meningkatkan laju metabolisme banyak obat lain, dan laju
metabolismenya
•Memerlukan dosis awal yang kecil yang meningkat dari waktu ke waktu untuk mengkompensasi induksi enzim
(DipiroCOVID-19
et al, 2016)
Terapi Non Farmakologi
• Kemungkinan terbesar untuk menghilangkan kejang. • Tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi,
yang pada gilirannya akan menghasilkan senyawa keton.
• Pendekatan bedah yang paling umum untuk epilepsi
lobektomi temporal. • senyawa keton ini diperkirakan berkontribusi terhadap
pengontrolan kejang.
• Ketika fokus kejang dapat terlokalisasi dan berada di
daerah otak yang tidak terlalu dekat dengan area kritis, • Makanan terdiri dari lemak makanan (misalnya, mentega,
seperti yang bertanggung jawab untuk kontrol bicara atau krim kental, daging berlemak) dan protein tanpa tambahan
otot, gula.
• pengangkatan fokal dg bedah dapat menghasilkan 80% - • biasanya hanya digunakan pada anak-anak dengan kejang
90% pasien menjadi bebas kejang. yang sulit dikendalikan.
Umur 35 tahun
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
COVID-19
ANALISA DRP/ DRUG TERAHPY ASSESMENT WORKSHEET
Jenis Masalah Penilaian Masalah Terkait Obat Komentar/Catatan
Hubungan 1. Apakah ada obat 1. Ada masalah Fenitoin: mengobati kejang dan
antara terapi tanpa indikasi medis? 2. Diperlukan lebih mengatasi status epileptikus
obat dan 2. Apakah ada obat yang banyak informasi untuk Karbamazepin: mengobati kejang
masalah obat tidak diketahui (ada penentuan Rifampisin: mengobati TBC
yang tidak berlabel- 3. Tidak ada masalah atau Isoniazid: mengobati TBC
sebelum masuk- atau intervensi tidak Pyrazinamid: mengobati TBC
kunjungan visit-tidak diperlukan Etambutol: mengobati TBC
diketahui)?
3. Apakah ada kondisi
yang tidak diobati?
Pemilihan obat 1. Apa kemanjuran dari 1. Ada masalah Perlu ditambahkan vitamin B6 untuk
yang tepat obat yang dipilih? 2. Diperlukan lebih mengatasi efek samping dari penggunaan
2. Apakah obat yang banyak informasi untuk isoniazid yaitu neuropati perifer
dipilih sudah relatif penentuan
aman? 3. Tidak ada masalah atau
3. Apakah terapi yang atau intervensi tidak
diberikan sudah diperlukan
disesuaikan dengan
individu pasien
LANJUTAN……
COVID-19
LANJUTAN…..
COVID-19
LANJUTAN…..
Sosial atau 1. Apakah penggunaan obat 1. Ada masalah Keluhan kejang berulang yang dialami pasien
penggunaan pasien secara sosial 2. Diperlukan lebih disebabkan karena pasien berhenti minum
obat bermasalah? banyak informasi obat sejak satu minggu yang lalu.
2. Dapatkah penurunan secara untuk penentuan Penggunaan obat kejang ini tidak boleh
tiba-tiba atau penghentian obat- 3. Tidak ada masalah dihentikan jika bukan anjuran dari dokter.
obatan berkaitan dengan gejala atau atau intervensi
pasien? tidak diperlukan
REKOMENDASI OBAT
Rekomendasi Dosis Alasan
Fenitoin 200 mg 2 kali sehari peroral Obat ini memiliki margin keamanan yang sempit (perbedaan antara
dosis terapi dan toksik). Oleh karena itu peningkatan tidak boleh
lebih dari 50 mg untuk mencegah efek samping toksik.
Kadar fenitoin akan meningkat bila diberikan bersama isoniazid,
jadi tidak perlu ada penambahan dosis. Dan dapat di tingkatkan
sampai target 3-7 hari
Carbamazepin 200 mg 2 kali sehari Carbamazepin di anjurkan untuk dihilangkan karena carbamazepin
dapat menurunkan kadar fenitoin.
Jika tidak dihilangkan maka dosis diberikan 2 kali sehari 200 mg
karena carbamazepin mempunyai waktu paruh yang pendek dan
kadar akan menurun jika digunakan bersamaan dengan fenitoin jadi
diberikan dua kali sehari dan dosis awal yaitu 400-600 mg perhari.
COVID-19
REKOMENDASI OBAT (LANJUTAN….)
Rifampisin 450 mg 1 kali sehari Dosis sudah pas, sesuai dengan dosis kategori pertama
Isoniazid 300 mg 1 kali sehari Dosis sudah pas, sesuai dengan dosis kategori pertama
Pyrazinamid 1 kali shari 3 tablet (tab 500 mg) Dosis sesuai dosis kategori pertama
Etambutol 1 kali sehari 3 tablet (tab 250 mg) Dosis sesuai dosis kategori pertama
COVID-19
RENCANA ASUHAN
(Pelayanan Kefarmasian
Untuk Kasus)
COVID-19
RENCANA PEMANTAUAN EFEK TERAPI
Nama : Ny. Umur : 35 Tahun No. DMK : Dokter :Dr.
BB : - kg TB: - cm Ruangan :- Farmasis : S.Farm
COVID-19
LANJUTAN
COVID-19
LANJUTAN
Pengobatan TB - Mengobati TB paru OAT Ketegori 1 *OAT Ketegori I* *OAT Ketegori I* GOT,GPT, haruslah
Paru pasien - Menurunkan jumlah 2(RHZE)/4(HR)3) - Nilai SGOT - GOT ( 5-40u/L) setiap bulannya, jika
bakteri dan - Rifampicin - Nilai SGPT - GPT (7-56u/L) tidak bisa, 3-6 bulan
membunuh bakteri 450 mg, 1x sehari - kepatuhan dalam sekali. Pemakaian obat
dalam, pasien sembuh 1 tab minum obat pasien yang lama.
dan mencegah - Isoniazid
kekambuhan 300 mg, 1x sehari
1 tab
- Pyrazinamid
500 mg, 1x sehari
3 tab
- Ethambutol
250 mg, 1x sehari
3 tab
COVID-19
RENCANA PEMANTAUAN EFEK TERAPI
Nama : Ny. No. DMK :
Umur : 35 Tahun Ruangan :
BB : -kg Dokter :Dr.
TB:-cm Farmasis :S.Farm
No. Manifestasi ESO Nama Obat Regimen Cara Mengatasi ESO
Dosis
1. E.S yang mengancam jiwa: Carbamazepine 200 mg 2x Dilakukan monitoring dari obat terapi seperti SGPT,SGOT, serum
Anemia aplastik, hepatoksisitas, sindrom sehari 1 cap obat dalam darah, jumlah sel darah, serum kreatin, urea, serum Ca.
Steven-Johnson, lupuslike Jika terjadi obat OAE diturunkan bertahap (tapering off). Lalu
syndrome.osteoporosisi dilakukan penamban obat atau penggantian obat OAE yang lain
E.S Minor:
Ataksia, diplopia, mual, kelelahan,
lekopeni, tromositopenia, hiponatremia,
disfungsi seksual, nuropati perifer
2. E.S yang mengancam jiwa: Phenitoin 200 mg 2x Dilakukan monitoring dari obat terapi seperti SGPT,SGOT, serum
Anemia aplastik, hepatoksisitas, sindrom sehari 1 tab obat dalam darah, jumlah sel darah, serum kreatin, urea, serum Ca.
Steven-Johnson, lupuslike syndrome. Jika terjadi obat OAE diturunkan bertahap (tapering off). Lalu
E.S Minor: dilakukan penamban obat atau penggantian obat OAE yang lain
Hipertrofi gusi, hirsurtisme, ataksia,
nistagmus, diplopia, ruam, anokresia,
mual, neuropati perifer, disfungsi seksual,
penurunan absorbsi Ca pada usus
LANJUTAN
Manifestasi ESO Nama Obat Regimen Cara Mengatasi ESO
No.
Dosis
3. Urine bewarna merah, gangguan fungsi Rifampicin 450 mg 1x Dilakukan monitoring dari obat terapi seperti SGPT,SGOT, serum
hati, demam, ruam kulit, gangguan sehari 1 tab obat dalam darah, jumlah sel darah, bilirubin dan albumin serum.
gastrointestinal, sesak nafas, anemia dalam 2 bulan Dan dilakukan pemeriksaan skin test jika terdapat ruam kulit
(tahap intensif)
4. Neuropati perifer, Psikosis toksik, Isoniazid 300 mg 1x Dilakukan monitoring dari obat terapi seperti SGPT,SGOT, serum
gangguan fungsi hati, kejang sehari 1 tab obat dalam darah, jumlah sel darah,bilirubin dan albumin serum.
dalam 2 bulan Dilakukan penambahan vitamin B6
(tahap intensif)
5 Gangguan pendengaran, anafilaksis, pyrazinamid 500 mg 1x Dilakukan monitoring dari obat terapi seperti SGPT,SGOT, serum
anemia, agranulositosis, trombositopenia sehari 3 tab obat dalam darah, jumlah sel darah, bilirubin dan albumin serum
dalam 2 bulan
(tahap intensif)
6 Gangguan Penglihatan, buta warna, Ethambutol 250 mg 1x Dilakukan monitoring dari obat terapi seperti SGPT,SGOT, serum
Neuritis perifer sehari 3 tab obat dalam darah, jumlah sel darah,bilirubin dan albumin serum
dalam 2 bulan
(tahap intensif)
COVID-19
RENCANA PEMANTAUAN EFEK TERAPI (MONITORING)
1 Serum Ca 8,6-10.3 mg/dL Diutamakan 1 bulan sekal atau 3-6 bulan sekali
1 dan 2 Kepatuhan dalam minum obat Epilepsi membaik dan TB Setiap harinya selama
paru sembuh perawatan
COVID-19
RENCANA EDUKASI PASIEN
Nama : Ny No. DMK : Dokter :Dr.
Umur : 35 Tahun BB : -kg TB: -cm Ruangan : Farmasis : S.Farm
Uraian Rekomendasi/Saran
Menjelaskan efek samping dari rifampisin Yaitu kemungkinan terjadinya tinja, urin, keringat dan air mata berwarna
kemerahan Menjelaskan kepada pasien bahwa tidak perlu cemas dan khawatir, hal
tersebut adalah efek samping dari obat. Tidak perlu diberi apa-apa
Menjelaskan efek samping dari isoniazid Menjelaskan bahwa obat tersebut dapat mengakibatkan terjadinya kesemutan,
namun efek samping ini dapat diatasi dengan pemberian vitamin B6 (piridoksin)
Menjelaskan efek samping dari etambutol Obat ini dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, jika terjadi segera hubungi
dokter.
Menjelaskan risiko penggunaan Obat ini dapat menyebabkan pusing atau kantuk, beri penjelasan kepada pasien
carbamazepine untuk menghindari mengemudi, megoperasikan mesin atau melakukan kegiatan
yang berat ketika mengkonsumsi obat ini.
Menjelaskan risiko penggunaan fenitoin Apabila pasien merasakan adanya peningkatan stress, munculnya depresi,
perubahan mood atau perilaku yang tidak biasa serta pemikiran melukai diri
sendiri, segera laporkan kepada keluarga.
LANJUTAN
Uraian Rekomendasi/Saran
Penggunaan obat dan kepatuhan minum obat Menjelaskan kepada pasien tujuan dan manfaat pengobatan, lama pengobatan,
nama dan jumlah obat yang harus dikonsumsi, cara penggunaan obat serta jelaskan
kepada pasien mengenai pentingnya kepatuhan minum obat, tidak boleh lupa.
Beritahu keluarga pasien agar dapat membantu kepatuhan minum obat pasien.
Cara penyimpanan obat Obat disimpan pada suhu kamar, terlindungi dari cahaya matahari langsung dan
jauhkan dari jangkauan anak-anak
Pencegahan penularan TBC Gunakan masker ketika bertemu orang lain, agar meminimalkan penularan
TBC
Pisahkan ruangan tidur dan tidak tidur bersama orang lain, serta pastikan
kamar dengan ventilasi yang baik
Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan
COVID-19
REFERENSI
COVID-19
TERIMA KASIH
Wassalamualaikum, Wr. Wb
COVID-19