Trauma
3
er et
i
te
er
b
e
ka
n
at l
as
pa
da a e
n
te
n g m
d
o
er
ak
a
n
su
p h
a
pr
as
d a
a
pi
na se n
tu
s
n
di
o
(d b t
ae a
ra h o
h u
tu (a t
be
rc
b
d
d
ul
u u a
m ks
m i n
ay d
us a A
h
u
n
ek
t
m
er
so r
ro
i)
o
• Stadium 1 : Keluhan nyeri sesudah aktifitas saja.
ta
si)
fi
• Inspeksi
– Pasien datang secara mandiri
– Tampak kesakitan pada bahu ketika menggerakan lengan ke atas
– Kontur bahu asimetris (bahu kiri lebih tinggi daripada bahu kanan)
– Protaksi bahu
• Palpasi
– Spasme pada otot upper trapezius dan rotator cuff kanan lebih berat daripada bahu kiri.
– Nyeri tekan pada tendon m. supraspinatus dan tendon m. biceps caput longum serta di
muscle belly-nya.
Tes dan Pengukuran Khusus
Drop-Arm Test atau Tes Moseley
- Pemeriksa mengabduksikan shoulder pasien
sampai 900 dan meminta pasien menurunkan
lengannya secara perlahan-lahan pada sisi
tersebut sebisa mungkin.
-Perhatikan ada nyeri atau tidak
Supraspinatus Test
- Abduksi shoulder pasien sampai 900 dalam
posisi netral dan pemeriksa memberikan tahanan
dalam posisi tersebut . (Thumb pasien menghadap
lantai)
- Lihat apakah ada kelemahan atau nyeri yang
menggambarkan hasil test positif
Diagnosis dan Prognosa
Gangguan gerak fungsional, kinerja otot,
mobilitas sendi dan ROM shoulder kiri akibat
nyeri karena tendinitis supraspinatus dan
tendinitis biceps caput longum
Perencanaan tindakan intervensi
1.
Jangka Jangka
Pendek Panjang
●
Mengurangi nyeri Mengembalikan
●
kemampuan
●
Meningkatkan ROM
fungsional pasien
●
Mengurangi spasme
sehingga dapat
otot upper trapezius melakukan aktifitas
dan rotator cuff. secara maksimal
Intervensi
1. MWD
2. TENS
3. Ultrasound
4. Joint mobilization
– Joint mobilization berupa traksi dan translasi pada
glenohumeral joint, acromioclavicular joint, scapulothoracal
dan sternoclavicular joint.
5. Terapi latihan
– pasien melawan tahanan fisioterapi pada anterior dan
posterior bahu
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
• Evaluasi perkembangan pasien
• Adakah perubahand an perkembangan terhadap pemberian
intervensi