harus divalidasi
JENIS AIR
1. Proses Air:
– Potable Water AIR MINUM
– Softened Water AIR LUNAK
– Purified Water, Highly Purified Water (EP) AIR MURNI
– Distilled water, Ultrafiltration Water (USP JP) - AIR UNTUK
INJEKSI (WFI)
– Pure, or clean Steam UAP MURNI
Untuk sintesis kimia,
• sebagai eksipien,
• sebagai produksi biokimia,
• sebagai pemulihan produk akhir,
• sebagai pembersih.
2. Air digunakan untuk keperluan spesifikasi farmasi dan metode
produksinya di definisikan dalam peraturan farmasi.
KONTAMINAN DALAM AIR
a. Mineral
• Ca dan Ma • Aluminium
• Iron and manganese • Logam berat
• Silicates - Arsenic, Pb,
• Carbon dioxide cadnium
• Hydrogen sulfide • Nitrates
• Phosphates
• Copper
KONTAMINAN DALAM AIR
b. Mikroorganisme – Biofilm
• Algae - ganggang
• Protozoa
Cryptosporidium
Giardia
• Bakteri
Pseudomonas Diminuta
Gram (-) dan (+), non-fermenting bacteria
Escherichia coli and coliforms
KONTAMINAN DALAM AIR
Biofilm Buildup/1
Bakteri yang bebas berkeliaran dalam air menggunakan
polymucosaccharides untuk membentuk koloni pada
permukaan Komunitas kompleks yang terbentuk kemudian
menyebarkan koloni-koloni kecil dari bakteri
KONTAMINAN DALAM AIR
Biofilm Buildup/2
KONTAMINAN DALAM AIR
c. Kekeruhan
7/14/2015 10
Material dan Desain
Tangki penyimpanan
a. Design tangki :
- Hilangkan static areas ==> air “diam” dan "dingin“
- Permukaan tangki harus, fully drain atau continuously flushed
- Air yang masuk melalui sprayballs
b. Spesifikasi :
– Stainless steel 316 L
– Tahan panas s/d 95 °C
– Harus tahan tekanan dan vacuum
c. Ventilasi
– hydrophobic vent filter(PTFE) tahan temperatur k/l 10°C diatas temperatur air
Deadleg section
Sanitary Valve
1. Bakteri dapat
bertumbuh saat katup
ditutup
Genangan air
2. Air dikontami- di dalam katup
●
Stainless steel 316 L
Tahan panas s/d 95ºC
Spesifikasi
●
●
Kecepatan aliran : harus dihitung kapasitas dan panjang pipa → > 1.0
m/sec pada kondisi normal (→masuk dalam spesifikasi dan IQ)
●
Jangan dipasang permanen tetapi harus siap dipasang saat dibutuhkan
Bila terpasang permanen perhatikan tidak terjadi dead legs dan kontaminasi
Pompa cadangan
●
●
Setiap penggantian pompa perhatikan → tidak terjadi kontaminasi dan
pompa harus disanitasi dahulu sebelum digunakan.
PROSES
PENGOLAHAN AIR
Penanganan Awal
1. Pengurangan kontaminan mikroba :
◦ Klorinasi
2. Pengurangan kontaminan partikel besar :
◦ Filtrasi Kasar dan atau Multi-media
3. Penurunan kesadahan
◦ Pelunakkan (“Softening”)
Pengurangan kontaminan mikroba
a. klorinasi
Kadar :1– 2 ppm efektif 0,8 ppm
Effektifitasnya tergantung pada : pH, konsentrasi dan waktu kontak
Monitor kadar
Penambahan yang kontinyu automatic injection
Penghilangan kembali khlor aktif
• Chemical reaction
Alternatif lain untuk menghilangkan chlorin terlarut , dengan
menambahkan Sodium Metabisulphite
Pengurangan kontaminan partikel
besar
Partikel besar (koloid dsb.) dalam air baku tertalu banyak akan
menimbulkan kesulitan pada sistim pengolahannya : filter, Resin, RO
membran dan EDI
Particulate Filtration
• Sand filter, bila cemaran partikel dalam air baku cukup
banyak
• Multi – media filter
• Filter, 10 µm, 5 µm sebelum masuk kedalam system SPA
Penurunan Kesadahan
Kesadahan Ca+ dan Mg+ (dan juga silika) yang tinggi
pengerakan dan kerusakan Resin, RO membran dan EDI
Softener, Antiscalant atau Basic-dosing
Merupakan pre-treatment process, menggunakan cation
exchange resin.
Selama proses Ca+ dan Mg+ akan digantikan oleh Na+ garam
natrium sangat lebih mudah larut/tidak mengendap sehingga
tidak “berhenti”/mengganggu baik RESIN atau RO system.
Resin softener diregenerasi dengan larutan NaCl.
Untuk menghindari stagnasi pada umumnya digunakan 2 set
Softener yang dioperasikan dan diregenerasi secara bergantian.
WATER SOFTENER WASTE TO
OPERATION
DRAIN
CaCl2 MgCl2and NaCl
HARD WATER
Ca(HCO3)2 Mg(HCO3)2
CaCl2 MgCl2
CaSO4 MgSO4
SODIUM CATION
EXCHANGE (ZEOLITE)
REGENERANT
CONC. BRINE
SOFT WATER
(H2O + NaCl)
NaHCO3
NaCl SOFTENER
Na2SO4 REGENERATION
Penanganan Awal Air Baku
Gambar skematik – Proses Air sadah
"hard" water
in
drain
Rangkuman Penanganan Awal
Cara kerja :
◦ Air baku dilewatkan resin bed pertukaran ions dan dissolved
-
salts dengan hydrogen (H+ ) dan hydroxyl ions(OH )
◦ Kemampuan resin terbatas sehingga kinerja dari resin bed nya
juga akan menurun
Pemilihan resin :
◦ tergantung pada sistim yang ditawarkan, perhatikan :
Kualitas dan effek non-ionic kontaminan
Sistim mencegah keluarnya “fines resin” dalam air yang dihasilkan.
Re-generasi resin :
• Design
perhatikan supaya kelebihan chlorine dalam air baku dapat
dicegah tidak masuk kedalam deioniser – resin
• Sistim
– harus tertutup/closed system dan diuji tidak ada potential
stagnant areas dan dead-legs.
– terdiri dari 2 set ion exchange unit yang digunakan secara
“seri”,
• Unit pertama menghilangkan hampir seluruh kontaminan utama dan
• Unit ke 2 sebagai polishing system terhadap keluaran unit pertama.
Conventional Deionisation
Masalah yang sering timbul dari sistim conventional
ion exchangers :
Deionizers adalah media yang baik untuk pertumbuhan
mikroba. Populasinya akan naik seiring dengan naiknya
interval waktu regenerasi. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba :
flow rates, temperatur, permukaan dari resin beds dan kualitas
dari feed water biofilm
Penggunaan bahan kimia untuk sanitasi (H O , Ozone,
2 2
Chlor bebas dsb) masalah lingkungan hidup
Proses Pemurnian Air
Gambar skematik alat Deionizer atau Demineralizer
6 6
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
Water must be kept
circulating
Cationic column Anionic column Cartridge Cartridge
UV light filter 5 µm filter 1 µm
Outlets or storage.
Drain line
Semi-permeable
membrane
Feed
water
under
Purified water
pressure raw water
Permeate
Reject
water
water
drain or recycle
Reverse Osmosis
Second stage reject water goes back to first stage buffer tank
1st stage buffer tank
First stage RO cartridge
1st stage reject concentrate
Branch
Branch
High pressure
pump Cartridge
filter 1 µm Hygienic pump
Second stage RO
water Water returns to 1st stage buffer
meets Pharmacopoeia Outlets or storage tank
standards
Reverse Osmosis
c. Untuk air dengan kesadahan tinggi, beberapa anorganic
material akan mengkristal pada permukaan membran,
diperlukan
- Pre- treatment system
- Membran perlu dibersihkan dan disanitasi (panas atau
H2O2)
- Sesuai dengan sifat gugus fungsi pada membran ionic kami melihat:
• Membran permeabel kation, bernama membran kationik (anion pengecualian),
• Selaput permeabel anion, yang disebut selaput anionik (kation pengecualian)
Cathode (-)
- - - - -
+
Na+
Na Cation-Transfer
Na+
Membrane
Na+
Na+ Demineralized
Cl - -
Cl Na +
Product
Cl - Anion-Transfer
-
Cl
Cl
Cl - Cl - Membrane
+
Na Cl-
Cl
+
Na
Concentrate
Cl - Cl - Na+ Na+ Na +
Cation-Transfer
+
Na Membrane
Na+
+ +
Na Na
Anode (+)
+ + + + +
Electro Deionisation - EDI
EDI harus dipasang sebagai 1 sistim terpadu. Ada 2 macam tipe
EDI :
• Jenis pelat - tumpukan dipasang dan
• Luka sistem spiral
7/14/2015 43
3. Sistim Penampungan,
Distribusi dan Sanitasi
7/14/2015 44
Sistem Penampungan,
Distribusi dan Sanitasi
Metoda Penampungan – Sirkulasi -
Sanitasi
1. Hot Water Systems
Panas Panas Panas