Nama : Maria Goretti Mikku

Ate
Nim : 2018610002
Kelas :A
Mata Kuliah : HIV-AIDS
Pemeriksaan fisik pasien hiv-aids

• Suhu
demam umum pada orang yang terinfeksi HIV, bahkan tidak ada gejala
lain. Demam kadang-kadang bisa menjjadi enis penyakit infeksi tertentu
yang lebih umum, pada orang yang mempunyai sistem kekebalan tubuh
lemah. Pasien akan di periksa suhu setiap kunjungan.
• Berat
Pemeriksaan berat badan di lakukan setiap kunjungan. Kehilangan 10%
atau lebih dari BB akibatt dari sindrom wasting, yang mmerupakan salah
satu tanda- tanda AIDS dan yang paling parah tahap terakhir infeksi HIV.
Next…
• Mata
cytomegalovirus (CMV) retinitis adalah komplikasi umum AIDS. Hal ini
terjadi lebih sering ada orang yang memiliki CD4 jumlah kurang dari 100
sel per mikroliter (MCL). Termasuk gejala floaters, penglihatan kabur atau
kehilangan penglihatan.
• Mulut
infeksi jamur luka dan mulut lainnya sangat umum pada orang yang
terinfeksi HIV.
• Kelenjar getah bening
pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati) tidak selalu di
sebabkan oleh HIV. Pada pemeriksaan kelenjar getah bening yang
semakin membesar atau di temukan ukuran yang berbeda. Akan di
periksa setip ali kunjungan.
• Perut
pemeriksaan abdomen mungkin menunjukkan hati yang
membesar(hepatomegali) atau pembesaran limpa(splenomegali). Kondisi
ini dapat di sebabkan oleh infeksi baru atau mungkin mennunjukkan
kanker. Akan di lakukan pemeriksaan setiap kali kunjunganmengalami
gejjala-gejala seperti nyeri di kanan atas atau bagian kiri atas perut pasien.
• Kulit
kulit merupakan masalah yang umum untu penderita HIV. Pemeriksaan
yang teratur dapat mengungkapkan kondisi yang dapat di obati mulai
tingkatt keparahan dari dermatitis seboroik dapat sarkoma kaposi.
• Ginekologi terinfeksi
perempuan yang HIV memiliki lebih servik kelainan sel dari pada wanita
yang tidan memilki HIV. Perubahan ini sel dapat di deteksi dengan test
pap smear.
Pemeriksaan fisik pasien penyalahgunaan
Napza
• Apakah ada bekas suntikan sepanjang vena di lengan, tangan kaki bahkan
pada tempat-tempat tersembunyi.
• Pemeriksaan fisik terutama di tujukan unntuk menemukan gejala
intoksikasi/ioverdosis/putus zat dan komplikasi medik seperti hepatitis,
eudokarditis, bronkoneumonia, HIV/AIDS dan lain-lain.
• Perhatikan terutama: kesadaran, pernafasan, tensi, nadi pupil, cara jalan,
sklera ikterik, konjungtiva anemis, perforasi septum nasi, caries gigi,
aritmia jantung, edema paru, pembesarn hepae dan lain-lain.
 Psikis: derajat kesadaran, daya nilai realistis, gangguan pada alam perasaan
( misal cemas, gelisah, gelisah, marah, emosi, labil, sedih, depresi),
gangguan pada proses pikir (misalnya waham, curiga, halusinasi), ganggua
psikomotor (agresif gagguan pola tidur, sikap manipuatif).
Diagnosa pasien HIV-AIDS

• Intoleran aktivitas b/d kelemahan

• bersihan jalan nafas tidak efekstif b/d infeksi respirasi
• Kecemasan b/d persepsi tentang efek penyakit
• Koping keluarga tidak mampu b/d informasi atau pemahaman yang tidak
adekuat.
• Nyeri akut b/d neuropati perifer
• Gangguan pola tidur b/d nyeri
• Resikoi nfeksi b/d imunodefisiensi selular.
• Harga diri rendah (kronik, situasional) b/d penyakit kronis
• Resiko injuri (jatuh) b/d kelelahan.
• Perubahan persepsi sensori( pendengaran atau penglihatan) b/d
kehilangan pendengaran sekunder efek penngobatan.
Diagnosa penyalahgunaan Napza
• Ansietas b/d proses berfikir
• Koping individu yang tidak efektif b/d ketidakmampuan
menahan sugesti
• gangguan pola tidur b/d sensori sitem saraf pusat
• Gangguan konsep diri b/d harga diri rendah
• Gangguan citra diri
 DAFTAR PUSTAKA
Dewita, Gita.dkk. 2016. pendekatan diagnostik dan penatalaksanaan pada
pasien HIV-AIDS secara umum. Jurnal medula unila(Online) vol. 6. No.1.
Di akses tanggal 21 april 2020
Darmadi. Dkk. 2012. diagnosis dan tata laksana infeksi HIV. Jurnal
kedokteran andalas(Online) vol 36. no.1. Di akses tanggal 21 april 2020
Hawari, dadang. 2010. penyalahgunaan dan dan ketergantungan napza. Jurnal
ilmu kesehahteraan sosial(Online) vol. 2. no. 2. Di akses tanggal 21 april
2020