Anda di halaman 1dari 35

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

Diskusi portofolio
FAKULTAS KEDOKTERAN Toxoplasmosis
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020

Case Report: Cerebral Toxoplasmosis Infection


by T.gondii in Young Patient with AIDS

Ainun
11120192057
Pembimbing : dr. Indah lestari daeng kanang, Sp. PD-FINASIM
Pendahuluan
1 Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa intraseluler obligat muncul
sebagai infeksi zoonosis yang didistribusikan di seluruh dunia.

2 Pada pasien yang positif HIV Merupakan masalah utama karena


menyebabkan cacat fisik dan psikologi.

3 Pada orang yang terinfeksi HIV


infeksi oportunistik oleh T. gondii terjadi karena penipisan CD4 sel
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. X
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Tidak dilampirkan dijurnal
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Tidak dilampirkan dijurnal
No.RM : Tidak dilampirkan dijurnal
Tgl. MRS : Tidak dilampirkan dijurnal
ANAMNESIS

Pasien laki-laki berusia 19 tahun di bawah ke rumah sakit dengan riwayat kejang, hemiparesis sisi
kanan, kesulitan bicara, sakit kepala bifrontal, dan hypoesthesia facial sisi kanan yang berkembang
secara bertahap selama periode 3 terakhir bulan. Kondisi Pasien secara subjektif dalam keadaan
normal 3 bulan yang lalu, ketika ia pertama kali merasakan sakit kepala bifrontal secara bertahap
meningkat intensitasnya selama 4 hari berikutnya. Pasien kemudian menderita kejang kira-kira 5 hari
setelah sakit kepala yang di derita oleh pasien.
ANAMNESIS

Pasien dirujuk ke perawatan tersier untuk manajemen yang tepat lebih lanjut. secara
bertahap mengalami kesulitan bicara, hemi paresis sisi kanan dan mati rasa wajah sisi
kanan selama 10 hari .Sebuah kraniotomi parietal sisi kanan dilakukan pada pasien ini.
Setelah operasi, pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pasien mulai memburuk dan
dipindahkan ke unit perawatan intensif. Pasien menunjukkan desaturasi oksigen dengan
dan menderita lonjakan demam dan keadaan pasien semakin memburuk.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU DAN L
AINNYA

Riwayat penyakit yang sama : tidak diketahui


Riwayat Hipertensi : tidak diketahui
Riwayat Diabetes Melitus : tidak diketahui
Riwayat Penyakit jantung : tidak diketahui
Riwayat Trauma : tidak diketahui
Riwayat Penyakit atopi : tidak diketahui
Riwayat infeksi saluran pernafasan : Ada
Riwayat infeksi saluran pencernaan : Ada

RIWAYAT LAINNYA
Riwayat Kebiasaan : tidak diketahui
Riwayat keluarga : tidak diketahui
Riwayat pengobatan: tidak diketahui
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sakit Berat


Kesadaran : Delirium
Tekanan Darah : Tidak dilampirkan dijurnal
Nadi : Tidak dilampirkan dijurnal
Pernapasan : Tidak dilampirkan dijurnal
Suhu : Tidak dilampirkan dijurnal
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA THT
- hypoesthesia di sisi kanan wajah Tidak dilampirkan
pada jurnal

THORAX
krepitasi basal bilateral JANTUNG
Tidak terlampir pada jurnal

Abdomen
Tidak terlampir pada jurnal
MATA
- Pasien tampak anemis

Ekstremitas
- kekuatan 2/5 di ekstremitas kanan atas
dan bawah
- refleks plantar ekstensor bilateral (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Hitung darah lengkap pada saat masuk :


- hemoglobin 11,2 g / dl
- jumlah leukosit total 6500 / mm3
- neutrofil 80%
- limfosit 15%.

2. Aspirasi trakea positif untuk Klebsiella pneumonia

3. Histopatologi

4. Temuan positif pada pasien ini untuk AIDS adalah skrining HIV positif, jumlah limfosit <200 sel / mm3
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Figure 1: Diagnosis of cerebral tuberculosis.


TATALAKSANA
Insert the title of your subtitle Here

- kotrimoksazol 800/160 mg TID (dosis total 2,4 g / 480g / 24 jam


dibagi dalam 3 dosis).

- Rifampicin 10 mg / kg, Isoniazid 5 mg / kg,


Pyrazinamide 25 mg / kg dan Ethambutol 15 mg /
kg.
- Tuberkulosis serebral / meningitis tuberkulosis tetap menjadi diagnosis banding yang paling penting
dalam skenario yang diberikan pasien muda dengan banyak lesi intrakranial.

- Toksoplasmosis serebral adalah lesi fokal serebral yang paling umum pada AIDS dan masih
merupakan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada pasien AIDS.
- Disarankan untuk membimbing dan membuat petugas kesehatan menyadari kemungkinan
diagnosis AIDS. Jika skrining HIV harus menjadi bagian dari penyelidikan pra operasi.

-Pada setiap pasien muda dengan riwayat infeksi saluran pernapasan yang berulang dan infeksi
saluran cerna, HIV harus secara menyeluruh mencari riwayat yang tepat untuk menegakkan
diagnosis.
KESIMPULAN
Dengan kasus ini kami menyimpulkan bahwa tidak harus selalu
mengesampingkan status HIV dalam kasus di mana manifestasi
terkait dengan penekanan kekebalan jauh dari itu. Pada pasien
muda tanpa gangguan imunitas bawaan, keberadaan fokus
intrakranial multipel terutama dengan riwayat infeksi kambuh
harus selalu mengingatkan petugas kesehatan yang menangani
untuk tidak menyingkirkan AIDS.
TINJAUAN P
USTAKA
DEFINISI

Toksoplasmosis adalah penyakit menular zonosis yang


disebabkan parasit obligat intraseluler  Toxoplasma gondii. Parasit
tersebut mampu menginfeksi hampir semua jenis sel berinti termasuk
leukosit pada manusia dan berbagai jenis mamalia darat maupun air,
bangsa burung bahkan serangga.

Referensi :
- Nurcahyo W, et al. (2014). Toxoplasmosis identification in cat faeces using microscopic examinantion and serological test. Jurnal Kedokteran Hewan. 8. 147-150.
- M Hanafiah, et al. histopathological features of toxoplasmosis in domestic cat. Jurnal veteriner; Vol. 18 No. 1 . 2017.
EPIDEMIOLOGI

Toxoplasma gondii hampir dapat ditemukan di seluruh dunia, termasuk


Indonesia baik pada manusia maupun hewan.
Prevalensi zat anti T. Gondii pada hewan adalah sebagai berikut : kucing
25-73%, babi 11-36%, kambing 11-61%, anjing 75% dan pada ternak lain
kurang dari 10%.

Referensi :
- I Tolistiawati, dkk. 2014. Gambaran Serologis Toksoplasmosis pada Wanita Usia Subur di Delapan Puskesmas di Kota Palu. Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 7 No.2.
- Hartati, Sri. et al. (2017). Studi Gambaran Histopatologis Hepar, Pulmo, Lien dan Otak serta Uji Serologis pada Tikus (Rattus norvegicus) yang diinfeksi Toxoplasma gondii. Jurnal Sain Veteriner. 35. 1 - 8.
ETIOLOGI

-Parasit intraseluler: Toxoplasma gondii


- Hospes definitif : kucing
- Hospes perantara : burung dan mamalia

Referensi :
- Liu, Quan, et al. "Diagnosis of toxoplasmosis and typing of Toxoplasma gondii." Parasites & vectors 8.1 (2015): 292.
PATOFISIOLOGI
Ookista (Daging Mentah)

Tachyzoit (usus)

Darah & Limfe

Berubah menjadi jaringan kista

Bradizoit (otak, skeletal, myocard,


retina)

Immunocompromized
→reaktivasi

Referensi :
- Pleyer, Uwe, et al. "Toxoplasmosis in Germany: Epidemiology, Diagnosis, Risk factors, and Treatment." Deutsches Ärzteblatt International 116.25 (2019): 435.
PATOFISIOLOGI
Tachyzoit

Aktivasi CD4 sel T

ekspresi CD154

sel dendritik dan makrofag

IL-12

Sel T→INF-y

Respon antitoxoplasmik

Referensi :
-Pleyer, Uwe, et al. "Toxoplasmosis in Germany: Epidemiology, Diagnosis, Risk factors, and Treatment." Deutsches Ärzteblatt International 116.25 (2019): 435.
- Darmawan A, dkk. Kadar Interferon Gamma Pada Pasien Toksoplasmosis yang asimptomatik. Jambi Medical Journal. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2019: 68-72
GAMBARAN KLINIS

1. Toksoplasmosis pada pasien immunokompeten


- Hanya 10-20% asimptomatik
- Seringkalii asimtomatik atau hanya gejala ringan. pembesaran
kelenjar getah bening, demam, malaise, keringat malam, nyeri otot,
sakit tenggorok, eritema makulopapular, hepatomegali,
splenomegali.

Referensi :
- Pohan, T Herdiman. Toksoplasmosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam. Jakarta: Pusat penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam; 2014
GAMBARAN KLINIS

2. Toksoplasmosis Pada Pasien Immunokompromais


- penyakit susunan saraf pusat seperti ensefalitis, meningoensefalitis atau  space
occupying lesion (SOL). dapat pula terjadi miokarditis atau penumonitis.

- Pada pemeriksaan fisik: pembesaran KGB yang Kenyal, tidak nyeri, berkonfluens


dan paling sering timbul di daerah servikal. Pemeriksaan fisik lain biasanya
menunjukkan low grade fever, hepatosplenomegali dan timbul rash pada kulit

Referensi :
- Pohan, T Herdiman. Toksoplasmosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam. Jakarta: Pusat penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam; 2014
GAMBARAN KLINIS

3. Toksoplasmosis Okuler
- Karioretinitis, dapat terjadi akibat infeksi kongenital.
- Gejala meliputi penglihatan kabur, scotoma, fotofobi dan rasa
sakit.

Referensi :
- Pohan, T Herdiman. Toksoplasmosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam. Jakarta: Pusat penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam; 2014
GAMBARAN KLINIS

4. Toksoplasmosis Kongenital
- Trias karakteristik terdiri dari korioretinitis, hidrosefalus dan
kalsifikasi serebral.
- Retardasi mental, epilepsi dan gangguan penglihatan, merupakan
bentuk ekstrim dan paling berat dari penyakit ini.

Referensi :
- Pohan, T Herdiman. Toksoplasmosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam. Jakarta: Pusat penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam; 2014
DIAGNOSIS

Diagnosis pasti
• Menemukan takizoit pada biopsi otak atau sumsum tulang belakang,
cairan serebrospinal dan ventrikel.

Diagnosis penunjang Tes serologis


• Tes warna Sabin Feldman
• Tes hemaglutinasi tidak langsung (IHA)
• Tes zat anti fluresen tidak langsung (IFA)
• Tes ELISA

Referensi :
- Ramirez, Cynthia Guadalupe. et al. The Laboratory Diagnosis in Toxoplasma Infection; Chapter 6. License InTech. 2017.
- Darmawan A, dkk. Kadar Interferon Gamma Pada Pasien Toksoplasmosis yang asimptomatik. Jambi Medical Journal. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2019: 68-72
DIAGNOSIS

• CT scan otak, pada pasien dengan ensefalitis toksoplasma (ET)


memberikan gambaran berupa cincin yang multiple .
• MRI
• PCR

Referensi :
- Pohan, T Herdiman. Toksoplasmosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam. Jakarta: Pusat penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam; 2014
- Sarkari, Bahador, and Samaneh Abdolahi Khabisi. 2015. Severe Congenital Toxoplasmosis: a case report and strain characterization. Case reports in infectious diseases; Hindawi
TATALAKSANA

• Kombinasi pirimetamin dan sulfadiazin


• Golongan macrolide: spiramisin, Klaritromisin, Azitromisin
• Hidroksinaftokuinon (avotaquone) kombinasi dengan sulfadiazin.

Referensi :
- Pohan, T Herdiman. Toksoplasmosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam. Jakarta: Pusat penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam; 2014
- Weiss, Louis M. et al. Toxoplasmosis. NIH Public Access; Handb Clin Neurol. 2014.
PENCEGAHAN

1. mencegah infeksi dengan ookista yang berada di dalam tanah


2. Mencuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum makan.
3. Mencuci sayur mayur yang dimakan
4. Makanan yang matang harus ditutup rapat
5. Memasak daging sampai 60oC atau mengasap dan sampai matang
sebelum dimakan.

Referensi :
- Pleyer, Uwe, et al. "Toxoplasmosis in Germany: Epidemiology, Diagnosis, Risk factors, and Treatment." Deutsches Ärzteblatt International 116.25 (2019): 435.

- Srividya, A. 2019. Mapping and monitoring for a lymphatic filariasis elimination program: a systematic review. Tropical Medicine
Anamnesis

TEORI YANG DIDAPATKAN


� Defisit neurologik � Demam, sakit kepala,
� Sakit kepala
� Demam Penurunan kesadaran,
� Tubuh terasa lemah kesulitan bicara, tubuh
� Gangguan motorik dan sensorik terasa lemas dan hilang
di daerah tungkai
� Gangguan berkemih rasa
Pemeriksaan Fisik
TEORI YANG DIDAPATKAN
• Gangguan status mental • Hemiparesis dextra
• Kejang • refleks plantar ekstensor bilateral
• Kelemahan otot • Kejang
• Gangguan nervus kranialis • hypoesthesia di sisi kanan wajah
• Tanda-tanda gangguan serebelum
• Meningismus
• Movement disorder
Pemeriksaan Penunjang

YANG DIDAPATKAN
TEORI • (CT scan) area hypodense yang
• Menemukan takizoit pada biopsi berhubungan dengan kecurigaan

otak atau sumsum tulang belakang, beberapa lesi intrakranial.

cairan serebrospinal dan ventrikel. • MRI menunjukkan lesi intrakranial


• Tes serologis multifokal
• CT scan otak • MRI dengan gadolinium menunjukkan
• MRI semua lesi menggambarkan
• PCR peningkatan cincin
Pemeriksaan Penunjang

YANG DIDAPATKAN
TEORI
• HIV positif, jumlah limfosit <200 sel /
• Menemukan takizoit pada biopsi
mm3
otak atau sumsum tulang belakang,
• Histopatologi
cairan serebrospinal dan ventrikel. Jaringan sel limfosit, histiosit, dan sel
• Tes serologis plasma yang diinfiltrasi. Ditemukan
nekrosis yang luas. Dalam fragmen
• CT scan otak nekrosis, beberapa struktur seperti kista
• MRI diidentifikasi yang mengandung bentuk
toksoplasma protozoa (bradyzoit).
• PCR
Tatalaksana
YANG DIDAPATKAN
TEORI

• Pirimetamin (dosis awal 200mg, lanjutan 50-


75 mg/hari) , sulfadiazin (4-6 g/hari dosis
terbagi 4) selama 4-6 minggu dan Leucovorin
•kotrimoksazol 800/160 mg TID
(calcium folinate, 10-15 mg/hari) (dosis total 2,4 g / 480g / 24 jam
• Pirimetamin (75 mg/hari) dan klindamisin dibagi dalam 3 dosis).
(450mg 3x per hari)
• Atovaquone (750 mg oral 3-4 kali sehari)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai