Anda di halaman 1dari 26

LOKMIN

KESEHATAN IBU DAN Internsip Puskesmas


ANAK Wanasari
KELAS IBU HAMIL
JUDUL 1 : PEMERIKSAAN KEHAMILAN

LATAR BELAKANG
Tingginya angka kematian ibu (AKI) adalah indikator kritis status
kesehatan para perempuan, kematian seorang ibu dalam keluarga memiliki
dampak hebat,tidak hanya dalam hal kehilangan suatu kehidupan namun
juga karena efeknya pada kesehatan dan usia hidup anggota keluarga yang
ditinggalkan.
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan
PERMASALAHAN

Masih banyak ibu hamil, terutama kehamilan anak pertama yang masih
belum sadar pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin.

PERENCANAAN DAN
INTERVENSI
Kegiatan : pemberian materi di kelas ibu hamil mengenai kehamilan dan
pemeriksaan kehamilan.

Sasaran : 10 orang ibu hamil di desa Keboledan

Tujuan : sebagai sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi


ibu hamil, dengan melakukan pemeriksaan kehamilan, serta meningkatkan
kesadaran ibu hamil pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan sejak
awal masa kehamilan.metode : pemerisan materi di kelas ibu hamil
PELAKSANAAN
Waktu dan tempat : 24 Agustus 2020 di desa Keboledan
Kegiatan berjalan dengan lancar, dan ibu hamil sangat antusias. Kegiatan
diawali dengan pembukaan, dan pretest sebelum pemberian materi, agar
tahu seberapa paham peserta terhadap materi yang akan diberikan maupun
kalau sudah diberikan nanti. Peserta yang hadir 10 orang.

EVALUASI DAN MONITORING

Tercapainya pemahaman para ibu hamil mengenai pentingnya


pemeriksaab kehamilan, dan mengambil tindakan segera mungkin ke
tempat tenaga kesehatan terdekat.
KELAS IBU HAMIL
JUDUL 2 : TANDA DAN BAHAYA PADA
KEHAMILAN

LATAR BELAKANG
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukan bahwa ibu
dan bayi dalam keadaan bahaya. Pengetahuan mengenai kehamilan dan
kesadaran ibu hamil dengan tanda-tanda bahaya pada kehamilan dapat
meningkatkan perilaku ibu hamil untuk melaksanakan pemeriksaan
kehamilannya, sehingga ibu dan janin menjadi sehat.
Tanda bahaya kehamilan misalnya perdarahan, bengkak di kaki, tangan,
dan wajah, demam tinggi, keluar air ketuban sebelum waktunya, bayi tidak
bergerak serta ibu muntah terus tidak mau makan. Tanda bahaya dalam
kehamilan jika tidak terdeteksi akan menyebabkan kematian pada janin
dan ibu
PERMASALAHAN

Masih banyak ibu hamil yang tidak mengatahui dan memperhatikan


mengenai tanda dan bahaya pada kehamilan

PERENCANAAN DAN
INTERVENSI
Kegiatan : pemberian materi di kelas ibu hamil mengenai tanda dan
bahaya pada kehamilan

Sasaran : 10 orang ibu hamil di desa Keboledan

Tujuan : sebagai sarana untuk belajar kelompok tentang tanda dan bahaya
pada kehamilan, dan tau apa yang harus dilakukan jika ibu mengeluhkan
gejala dan tanda bahaya tersebut.
PELAKSANAAN
Waktu dan tempat : 29 Agustus 2020 di desa Klampok
Kegiatan berjalan dengan lancar, dan ibu hamil sangat antusias. Kegiatan
diawali dengan pembukaan, dan pretest sebelum pemberian materi, agar
tahu seberapa paham peserta terhadap materi yang akan diberikan maupun
kalau sudah diberikan nanti. Peserta yang hadir 10 orang.

EVALUASI DAN MONITORING


Tercapainya pemahaman para ibu hamil mengenai tanda dan bahaya pada
kehamilan, dan para ibu juga mengetahui tindakan apa yang harus
dilakukan jika mengeluhkan tanda dan gejala bahaya pada kehamilan.
KEGIATAN KIA
JUDUL 1 : DETEKSI DINI KEHAMILAN (K1)

LATAR BELAKANG

Pentingnya pemeriksaan K1 erat kaitannya dengan besar peranan ibu


dalam mewujudkan sasaran pembangunan kesehatan, sehingga perlu
terjalin kesinergisan dari peran pemerintah dengan masyarakat untuk
menurunkan angka kematian ibu atau dikenal dengan Mother Mortality
Rate (MMR) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih cukup tinggi.
PERMASALAHAN

Masih tingginya kematian ibu atau dikenal dengan Mother Mortality Rate
(MMR) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih cukup tinggi.

PERENCANAAN DAN
INTERVENSI

Kegiatan : melakukan Pemeriksaan atau dekeksi dini pada ibu-ibu dengan


gejala awal kehamilan

Sasaran : 1-5 ibu hamil

Tujuan : sebagai sarana untuk mendeteksi dini kehamilan.


PELAKSANAAN
Waktu dan tempat : 10 September 2020 di poli KIA PKM Wanasari
Kegiatan diawali dengan melakukan deteksi dini pada kehamilan dengan
melakukan anamnesis awal gejal dan tanda-tanda kehamilan, lalu
dilajutkan dengan pemeriksaan awal ANC sambil meng edukasi pasien
tentang ANC dan kegunaan buku KIA yang diberikan sejak awal
kehamilan.
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnase mengenai riwayat
kehamilan, penyakit yang diderita pada kehamilan sekarang, riwayat
penyakit keluarga, pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan,
pemeriksan laboratorium (Hb, urin, dan lainlain), pemeriksaan obstetrik,
pemberian imunisasi TT, pemberian obat dan vitamin, perawatan
payudara, dan penyuluhan kesehatan berkaitan dengan kehamilan.
EVALUASI DAN MONITORING

Pemeriksaan berjalan dengan baik. Setiap ibu yang datang ke poli KIA
dengan gejala dan tanda lehamilan dan yang sudah di diagnosis hamil saat
itu langsung dilakukan pemeriksaan, dan diberikan buku KIA Sebagai
media informasi dan media pencatatan (monitoring) di keluarga. Buku ini
digunakan sebagai alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan sejak masa
kehamilan, melahirkan, dan selama nifas hingga anak berusia 6 tahun.
Lalu ibu hamil juga diresepkan tablet besi dan kalsium.
KEGIATAN KIA
JUDUL 2 : ANC TERPADU

LATAR BELAKANG
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo &
Putrono, 2016). Menurut Depkes RI (2005, dalam Rukiah & Yulianti,
2014) mendefinisikan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan
janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan. Pada hakikatnya pemeriksaan kehamilan
bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang yang tidak
diinginkan bagi ibu dan janin.
PERMASALAHAN

Masih kurangnya kesadaran ibu hamil dalam melakukan ANC dan


pemeriksaan deteksi dini bagi ibu dengan kehamilan risiko tinggi.

PERENCANAAN DAN
INTERVENSI
Kegiatan : melakukan Pemeriksaan ANC terpadu kepada ibu hamil yang
datang ke poli KIA

Sasaran : 1-5 ibu hamil

Tujuan : Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan


antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan
sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
 
PELAKSANAAN

Waktu dan tempat : 10 September 2020 di poli KIA PKM Wanasari


Kegiatan diawali dengan melakukan pemeriksaan ANC terpadu, berawal
dari ibu hamil menimbang BB dst dan ditanyakan keluhan yang dirasakan
ibu saat ini. Pemeriksaan Hb, HbsAg, Syphilis, dan HIV. Lalu di akhiri
dengan ibu diberikan tablet besi dan kalsium.

EVALUASI DAN MONITORING

Pemeriksaan berjalan dengan baik, setiap ibu hamil yang datang sesuai
dengan jadwal kontrol yang ada di table konseling buku KIA.
KELAS BADUTA
JUDUL 1: TUMBUH KEMBANG ANAK
LATAR BELAKANG

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh


perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua.
Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang
diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan.
Pada hakikatnya pemeriksaan kehamilan bersifat preventif care dan
bertujuan mencegah hal-hal yang yang tidak diinginkan bagi ibu dan
janin.
PERMASALAHAN
Masih banyak ibu perserta yang tidak memperhatikan tentang tumbuh
kembang anak dan cara membaca KMS yang ada di buku KIA.

PERENCANAAN DAN
INTERVENSI
Kegiatan : pemberian materi di kelas Baduta mengenai tumbuh kembang
anak 1-2th.
Sasaran : 10 orang ibu yang membawa baduta di desa Klampok
Tujuan : sebagai sarana untuk mengedukasi para ibu peserta agar dapat
mengetahui perkembangan pada anak 1-2 thn, dengan cara diberikannya
materi serta membaca isi materi yang ada di buku KIA.
PELAKSANAAN
Waktu dan tempat : 15 Agustus 2020 di desa Klampok
Kegiatan berjalan dengan lancar, dan ibu sangat antusias. Kegiatan diawali
dengan pembukaan, dan pretest sebelum pemberian materi, agar tahu
seberapa paham peserta terhadap materi yang akan diberikan maupun
kalau sudah diberikan nanti. Peserta yang hadir 10 orang

EVALUASI DAN MONITORING


• Peserta mengerti dan bertambah pengetahuan tentang tumbuh kembang
anak umur 1-2tahun
• Ibu tahu status pertumbuhan berat badan perkembangan berat badan
umur 1-2 tahun
• Ibu tahu cara mendeteksi pertambahan berat badan anak
• Peserta menjadi tahu perlakuan pada bayi umur 1-2 tahun
• Peserta mampu mendeteksi keterampilan bayi umur 1-2 tahun
• Peserta mampu membaca KMS yang ada di buku KIA
KELAS BADUTA
JUDUL 2 : PENYAKIT PADA ANAK:
KECACINGAN
LATAR BELAKANG

Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal sesuai dengan


potensi genetiknya, seorang anak membutuhkan faktor lingkungan
biofisikopsikososial yang adekwat. Faktor lingkungan yang penting
diantaranya adalah pengaruh gizi dan penyakit. Penyakit yang diderita
anak terutama infeksi akan mengakibatkan kurangnya masukan makanan
serta kurangnya kemampuan anak untuk menerima makanan, sementara
kebutuhan tubuh semakin meningkat. Keadaan ini akan mengakibatkan
gangguan pertumbuhan, yang dapat dilihat dari pertumbuhan linear yang
mengurang atau terhenti, kenaikan berat badan yang berkurang , ukuran
lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit yang menurun.
PERMASALAHAN

Banyak ibu yang belum mengetahui tanda dan gejala cacingan pada anak.

PERENCANAAN DAN
INTERVENSI
Kegiatan : pemberian materi di kelas Baduta mengenai tumbuh kembang
anak 1-2th.

Sasaran : 10 orang ibu yang membawa baduta di desa Klampok


Tujuan : sebagai sarana untuk mengedukasi para ibu peserta agar
mengetahui tanda dan gejala cacingan pada anak.
PELAKSANAAN
Waktu dan tempat : 28 Agustus 2020 di desa Klampok
Kegiatan berjalan dengan lancar, dan ibu sangat antusias. Kegiatan diawali
dengan pembukaan, dan pretest sebelum pemberian materi, agar tahu
seberapa paham peserta terhadap materi yang akan diberikan maupun
kalau sudah diberikan nanti. Peserta yang hadir 10 orang

EVALUASI DAN MONITORING


• Ibu peserta dapat menyebutkan gejala kecacingan.
• Ibu peserta dapat menyebutkan langkah-langkah praktis pencegahan
kecacingan
KELAS BAYI
JUDUL 1 : PENYAKIT TERBANYAK
PADA BAYI
LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi merupakan satu kumpulan jenis-jenis penyakit yang


mudah menyerang anak-anak yang disebabkan oleh infeksi virus, infeksi
bakteri, dan infeksi parasit [1]. Penyakit infeksi merupakan salah satu
masalah kesehatan yang paling utama di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia.
PERMASALAHAN
Masih banyak ibu yang tidak tahu penyakit infeksi terbanyak pada bayi,
cara awal untuk penaganan penyakit pada bayi, dan gejalanya.

PERENCANAAN DAN
INTERVENSI
Kegiatan : pemberian materi di kelas Bayi mengenai penyakit-penyakit
terbanyak pada bayi

Sasaran : 10 orang ibu yang membawa bayi di desa Klampok


Tujuan : sebagai sarana untuk mengedukasi para ibu peserta agar dapat
mengetahui cara penanggulangan Penyakit Pada Bayi
PELAKSANAAN

Waktu dan tempat : 26 Agustus 2020 di desa Klampok


Kegiatan berjalan dengan lancar, dan ibu sangat antusias. Kegiatan diawali
dengan pembukaan, dan pretest sebelum pemberian materi, agar tahu
seberapa paham peserta terhadap materi yang akan diberikan maupun
kalau sudah diberikan nanti. Peserta yang hadir 10 orang

EVALUASI DAN MONITORING


• ibu peserta dapat mengetahui cara penanggulangan Penyakit Pada Bayi
dan Anak
• Ibu peserta dapat menyebutkan Penyakit Terbanyak Pada Bayi dan
Anak
• Ibu peserta dapat menyebutkan langkah-langkah praktis bila anak balita
terserang penyakit
KELAS BAYI
JUDUL 2 : PEMBERIAN MPASI
LATAR BELAKANG
Agar pertumbuhan bayi sesuai dengan umur, WHO/UNICEF
merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu :
pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera setelah lahir. Kedua
memberikan ASI saja (ASI eksklusif) sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan.
Ketiga memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia 6
bulan sampai 24 bulan. Keempat meneruskan memberikan ASI sampai
usia 24 bulan atau lebih. Rekomendasi tersebut menekankan, secara sosial
budaya MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan
mudah diperoleh di daerah setempat.
PERMASALAHAN
Masih banyak ibu yang tidak tahu cara membuat MP-ASI dan kapan bayi
baik diberikan MP-ASI

PERENCANAAN DAN
INTERVENSI
Kegiatan : pemberian materi di kelas Bayi mengenai pemberian MP-ASI
Sasaran : 10 orang ibu yang membawa bayi di desa Klampok

Tujuan : sebagai sarana untuk mengedukasi para ibu yang mempunyai


bayi, agar tau dan paham mengenai pemberian dan cara membuat MP-
ASI.
PELAKSANAAN
Waktu dan tempat : 26 Agustus 2020 di desa Klampok
Kegiatan berjalan dengan lancar, dan ibu sangat antusias. Kegiatan diawali
dengan pembukaan, dan pretest sebelum pemberian materi, agar tahu
seberapa paham peserta terhadap materi yang akan diberikan maupun
kalau sudah diberikan nanti. Peserta yang hadir 10 orang

EVALUASI DAN MONITORING


• Ibu balita meningkat pengetahuannya tentang makanan pendamping
ASI dan cara membuatnya untuk bayi umur 6 – 12 bulan
• Peserta tahu alasan pemberian MP-ASI pada umur 6 bulan
• Peserta dapat menyebutkan jenis MP-ASI
• Peserta mampu menyebutkan fungsi mencuci tangan dalam
menyediakan makanan bayi
• Peserta mampu menyebutkan jenis dan cara mengolah Makanan
Pendamping ASI

Anda mungkin juga menyukai