Anda di halaman 1dari 11

GEL Paskalis Kris D.A, S.

Farm
GEL
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan
sistem semipadat terdiri dari suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Menurut Formularium Nasional, gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa
suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul
senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.
Jadi, Gel merupakan sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung
zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh
jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi
SIFAT DAN KARAKTERISTIK
GEL ADALAH
SEBAGAI BERIKUT
(DISPERSE SYSTEM):
– Swelling
• Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi larutan sehingga terjadi pertambahan volume.
– Sineresis.
• Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel. Cairan yang terjerat akan keluar dan berada di atas
permukaan gel.
– Efek suhu
• Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperature tapi dapat juga pembentukan gel terjadi
setelah pemanasan hingga suhu tertentu.
– Efek elektrolit.
• Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel hidrofilik dimana ion berkompetisi secara efektif dengan
koloid terhadap pelarut yang ada dan koloid
digaramkan (melarut).
– Elastisitas dan rigiditas
• Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa, selama transformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi
peningkatan elastisitas dengan peningkatan konsentrasi pembentuk gel.
– Rheologi
• Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan
menunjukkan jalan aliran non –Newton yang dikarakterisasi oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju aliran.
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM
FORMULASI
Penampilan gel & Inkompatibilitas
Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain
dalam formulasi .
Penggunaan polisakarida memerlukan penambahan pengawet sebab polisakarida bersifat rentan
terhadap
mikroba .
Viskositas sediaan gel yang tepat
Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak menimbulkan perubahan viskositas saat
disimpan di bawah temperatur yang tidak terkontrol .
Konsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat
Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel
KEUNTUNGAN
SEDIAAN GEL
Untuk hidrogel : efek pendinginan pada kulit saat digunakan; penampilan sediaan
yang jernih dan elegan; pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film
tembus pandang, elastis, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga
pernapasan pori tidak terganggu; mudah dicuci dengan air; pelepasan obatnya baik;
kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
KEKURANGAN
SEDIAAN GEL
• Untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga
diperlukan penggunaan peningkat
kelarutan seperti surfaktan agar
• Penggunaan emolien golongan ester harus diminimalkan atau dihilangkan untuk
mencapai kejernihan yang tinggi.
• Untuk hidroalkoholik : gel dengan kandungan alkohol yang tinggi dapat
menyebabkan pedih pada wajah dan mata, penampilan yang buruk pada kulit bila
• terkena pemaparan cahaya matahari, alkohol akan menguap dengan cepat dan
meninggalkan film yang berpori atau pecah-pecah sehingga tidak semua area
tertutupi atau kontak dengan zat aktif.
KOMPONEN GEL
2. Bahan tambahan
1. Gelling Agents
a. Pengawet
A. Polimer (gel organik) Beberapa contoh
B. Polietilen (gelling oil) pengawet yang biasa
digunakan dengan gelling
C. Koloid padat
agent :
terdispersi Tragakan Na CMC
D. Surfaktan b. Penambahan Bahan
higroskopis
E. Wax
Contohnya gliserol,
F. Polivinil alkohol
propilenglikol dan sorbitol
G. Clays (gel anorganik) c. Chelating agent
Contohnya EDTA
FORMULA SEDIAAN GEL
• Formula Umum/standar
R/ Zat aktif
Basis gel
Zat tambahan
• METODA DAN PROSEDUR PEMBUATAN
Proses pembuatan (Pustaka : Lachman, Disperse System Vol. 2):
1. Timbang sejumlah gelling agent sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Gelling agent dikembangkan sesuai dengan caranya masing-masing
3. Timbang zat aktif dan zat tambahan lainnya
4. Tambahkan gelling agent yang sudah dikembangkan ke dalam campuaran tersebut atau sebaliknya sambil diaduk
terus-menerus hingga homogen tapi jangan terlalu kuat karena akan menyerap udara sehingga menyebabkan
timbulnya gelembung udara dalam sediaan yang nantinya dapat mempengaruhi pH sediaan.
5. Gel yang sudah jadi dimasukkan ke dalam alat pengisi gel dan diisikan ke dalam tube sebanyak yang dibutuhkan
6. Ujung tube ditutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wa dah ynag dilengkapi brosur dan etiket
CONTOH FORMULA SEDIAAN
GEL
R/ Na-alginat 7 g
Gliserol 7 g
Metil hidroksi benzoate 0,2 g
Ca-glukonat 0,05 g
Air hingga 100 g
Catatan : basis ini harus disimpan semalam sebelum digunakan
Metoda pembuatan :
Na-alginat dibasahkan dengan gliserol dalam mortar Pengawet dan Ca-glukonat dilarutkan
ke dalam 80 mL air dengan bantuan pemanasan, lalu dinginkan hingga 60 C dan diaduk atau
distirer cepat Campuran Na-lginat-gliserol ditambahkan ke dalam vortex dengan jumlah
sedikit, lalu diaduk lebih lanjut hingga homogen, kemudian dimasukkan ke dalam wadah.
CONTOH SEDIAAN GEL
DIPASARAN
EVALUASI GEL
• Evaluasi fisik
• Evaluasi kimia
• Evaluasi biologi

Anda mungkin juga menyukai