Anda di halaman 1dari 15

Klasifikasi dan Penyebab Ggn

Jiwa
Definisi
Adanya gangguan pada perilaku, pikiran, dan
perasaan sehingga mengganggu fungsi sebagai
manusia.
Penyebab Gangguan Jiwa
Faktor Biologis
•Faktor Genetik
– Skizofrenia, Autis, ADHD, bipolar disorder dan mayor
deppressive dapat terjadi dalam keluarga,
– Dari orang tua ke anak dapat menurunkan sebesar 10%. Dari
keponakan atau cucu sebesar 2 – 4 % dan saudara kembar
identik sebesar 48 %
•Gangguan struktur dan fungsi otak
– Frisch & Frisch (2011) Hipoaktifitas lobus frontal telah
menyebabkan afek menjadi tumpul, isolasi sosial dan apati.
Sedangkan gangguan pada lobus temporal telah ditemukan
terkait dengan munculnya waham, halusinasi dan ketidak
mampuan mengenal objek atau wajah.
– Gangguan prefrontal pada pasien skizofrenia berhubungan
dengan terjadinya gejala negatif seperti apati, afek tumpul serta
miskin nya ide dan pembicaraan.
– Dsifungsi sistim limbik berkaitan erat dengan terjadinya
waham , halusinasi, gangguan emosi dan perilaku
– Pada skizofrenia ditemukan ventrikel otak lebih lebar, dan
korteks yang lebih tipis
• Gangguan neurotransmiter
– Pada pasien skizofrenia ditemukan peningkatan
dopamin di area mesolimbik otak, mengakibatkan
munculnya gejala waham dan halusinasi
– Pada pasien depresi ditemukan penurunan kadar
serotonin di celah sinap
– Norepinefrin: Fungsi Utama adalah mengatur fungsi
kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; mengatur
“fight-flight”dan proses pembelajaran dan memory
– Asetilkolin: mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan,
dan pemusatan perhatian
– Glutamat: pengaturan kemampuan memori dan
memelihara fungsi automatic
Faktor Psikologis
• Interaksi ibu –anak :
– normal (rasa percaya dan rasa aman)
– abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang
terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan)
• Peranan ayah
• Persaingan antara saudara kandung
• Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
• Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu
atau rasa salah
• Konsep diri : pengertian identitas diri sendiri versus peran yang
tidak menentu
• Tingkat perkembangan emosi
Faktor sosiogenik
• Kestabilan keluarga
• Pola mengasuh anak
• Tingkat ekonomi
• Masalah kelompok minoritas yang meliputi
prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan
dan kesejahteraan yang tidak memadai
• Pengaruh rasial dan keagamaan. Penelitian
ethnografi oleh Saptandari (2001) di Jawa tengah
melaporkan bahwa lemahnya iman dan
kurangnya ibadah dalam kehidupan sehari – hari
berhubungan dengan kejadian gangguan jiwa.
Klasifikasi
• ICD – 10 1992 (WHO)
• DSM IV (USA) : buku text
• PPDG III (Depkes, 1995)
• Khusus, misal utk Skizofrenia :
– Gejala 6A (autistik, ggn asosiasi, ggn afek,
ambivalensi, ggn atensi, abulia)
– PANS (positive and negative symptom)
• Positive : ggn asosiasi.
• Negative : abulia
ICD-10
• Dalam ICD-10 mempergunakan kode
alfanumerik yang terdiri dari 1 huruf dan 2
angka dalam 3 karakter.
• Gangguan jiwa terletak pada Bab V (F) dan
mempunyai 100 kategori
• Pola perjalanan penyakit dapat dicantumkan
pada karakter ke-5
PPDGJI-III
• PPDGJI-III ( Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia) yg disadur
dari ICD-10.
• Terdiri multiple axis :
– Axis I : gangguan klinis kondisi lainnya yg mungkin
merupakan perhatian klinis
– Axis II : Gangguan kepribadian retardasi mental
– Axis III : kondisi medik umum
– Axis IV : problem psikososial dan lingkungan
– Axis V : penilaian fungsi secara global (GAF)
Diagnosis Multiaksial
Syarat-syarat untuk pemastian diagnosis secara
deskriptif fenomenologis

•Gejala-gejala dikumpulkan menjadi sindrom yang


bermakna.
•Urutan hierarkis harus dipikirkan dari F0-F5. (bila
terdapat differential diagnosis, sebaiknya diagnosis
utama adalah gangguan yang memiliki hirarki lebih
tinggi)
•Jangka waktu /berapa lama gejala itu, termasuk
ada tidaknya sifat dari awal gejala
• AXIS 5: Global Assesment Fungsional (GAF)
• GAF current (saat ini)
• GAF HLPY (Highest level past year)
– 91-100 : gejala tdk ada, fungsi maximal, tdk ada problem yg tdk tertanggulangi.
– 81-90 : gejala minimal, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari problem harian biasa
– 71-80 : gejala sementara dan dpt diatasi, hendaya ringan dlm sosial, pekerjaan, sekolah, dll.
– 61-70 : beberapa gejala ringan dan menetap, hendaya ringan dlm fungsi, secara umum masih baik.
– 51-60 : gejala berat (moderate), hendaya sedang.
– 41-50 : gejala berat (serious), hendaya beraT
– 31-40 : beberapa hendaya dlm hubungan dg realitas dan komunikasi, hendaya berat dlm beberapa
fungsi.
– 21-30 : hendaya berat dlm komunikasi dan daya nilai ATAU tdk mampu berfungsi hampir di semua
bidang
– 11-20 : bahaya mencederai diri atau orang lain, hendaya sangat berat dlm komunikasi dan
mengurus diri.
– 1-10 : bahaya mencederai diri atau orang lain, hendaya sangat berat dlm komunikasi dan
mengurus diri menetap/persisten dan lebih serius.
– 0 : informasi tidak adekuatPada keadaan tertentu (Puskesmas) diagnosa ini bisa disederhanakan
menjadi 5 diagnosis dalam SP2TP (sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas) :
– 0801 : Gangguan Psikotik (F20-F29)
– 0802 : Gangguan Neurotik (F40-F48)
– 0803 : Retardasi Mental (F70-F79)
– 0804 : Gangguan Kesehatan Jiwa Bayi, Anak dan Remaja (F80-89, F90-98)
– 0805 : Gangguan jiwa lainnya misal :
– pemakaian NAPZA (F10-F19)
– ggn kepribadian (F60-F69) –
– kecanduan pemakaian dunia maya (?)

Anda mungkin juga menyukai