Anda di halaman 1dari 26

PENGGUNAAN INFORMASI

AKUNTANSI PENUH
DALAM PENENTUAN
HARGA TRANSFER

Oleh: Ekki Satria Jaya,SE.,M.Si.,Akt


Pengertian Harga Transfer

• Harga atau nilai dari produk/jasa yang dibebankan pada saat


suatu divisi/pusat laba/pusat pertanggungjawaban
memberikan produk/jasa kepada divisi/pusat laba/pusat
pertanggungjawaban lain dalam suatu perusahaan.
• Harga transfer # harga jual
(tidak sama)
• Harga transfer di satu pihak (divisi yang
memproduksi) merupakan pendapatan bagi pusat
pertanggungg jawaban yang menyerahkan/ menjual
produk atau jasa.
• Dilain pihak (divisi yang membeli) merupakan biaya
bagi pusat pertanggung jawaban yang menerima
produk atau jasa.
• Pada umumnya suatu perusahaan melakukan suatu
penetapan harga transfer antara perusahaan dalam
suatu group yang disebut “intracompany transfer
pricing”.
Latar Belakang Timbulnya
Masalah Harga Transfer

• Diferensiasi adalah proses pembagian


pekerjaan menjadi tugas-tugas yang
diperlukan untuk mencapai sasaran
organisasi, dapat berbentuk vertikal dan
horisontal.
• Diferensiasi dapat dilakukan sebagai
pelaksanaan strategi diversifikasi.
…………….lanjutan

• Diversifikasi merupakan proses pembentukan unit-


unit organisasi untuk menghadapi berbagai
lingkungan industri.
• Diversifikasi biasanya ditempuh melalui proses
divisionalisasi, yang merupakan pembentukan
divisi-divisi yang diberi peran sebagai pusat laba.
• Semakin luas tingkat diversifikasi, semakin besar
kebutuhan menajemen puncak akan alat untuk
mengintegrasikan berbagai divisi yang telah
dibentuk.
…………….lanjutan

• Desentralisasi adalah pendelegasian kebebasan


untuk mengambil keputusan.
• Divisionalisasi tidak selalu diikuti dengan
desentralisasi. Divisionalisasi yang tidak diikuti
dengan desentralisasi akan menimbulkan pseudo
profit centers (pusat laba tidak dalam arti
sebenarnya).
• Desentralisasi dapat mengambil salah satu dari 3
bentuk; (1)fungtional decentralizatio,
(2)geographical decentralizatio, dan (profit
decentralizatio)
• Manfaat Disentralisasi; (1)manajer tingkat lebih
rendah memiliki pengetahuan terbaik tentang
kondisi setempat, (2)kesempatan berlatih
mengelola unit organisasi, (3)motivasi
berprestasi.
• Kelemahan Disentralisasi; (1)keputusan manajer
menguntungkan divisi yg dipimpin tapi
merugikan perusahaan, (2)kecenderungan
manajer memiliki sendiri unit organisasi
penghasil jasa pdhl akan lebih murah jika jasa
disediakan secara terpusat, (3)biaya
pengumpulan&pengelolaan informasi naik
Full costing

Biaya Variable costing

Activity-based
costing
Dasar Penentuan
Harga Transfer

Harga pasar
Perhitungan Harga Transfer dengan
Cost-Based
Pendekatan
Transfer
UNSUR BIAYA
Pricing % MARK UP
FULL Costing Biaya produksi (Biaya nonproduksi + (y% x
Aktiva penuh)) / Biaya produksi

VARIABLE Costing Biaya variabel (Biaya tetap + (y% x Aktiva


penuh)) / Biaya variabel

ACTIVITY-BASED Unit-level activity


Costing Batch-related activity
Product-sustaining activity
Facility-sustaining activity
• Unit-level activity costs. Biaya ini dipengaruhi oleh
jumlah unit produk yang dihasilkan. Contoh: biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi, biaya
angkut.
• Batch-related activity costs. Biaya ini tergantung dari
frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi
produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit
produk yang diproduksi dalam setiap order produksi.
Contoh setup costs untuk menyiapkan mesin dan
ekuipmen sebelum proses produksi, biaya angkutan
bahan baku dalam pabrik, biaya inspeksi, biaya order
pembelian.
• Product-sustaining activity costs. Biaya ini
berhubungan dengan penelitian dan pengembangan
produk dan biaya mempertahankan produk agar
tetap dapat dipasarkan. Contoh: desain dan
pengujian produk.
• Facility-sustaining activity costs. Biaya ini
berhubungan dengan kegiatan untuk
mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh
perusahaan. Contoh: biaya depresiasi, amortisasi,
asuransi.
Contoh soal 1#
PT X memiliki Divisi A dan Divisi B. Divisi A menghasilkan suku
cadang Q ditransfer ke Divisi B. Divisi A direncanakan beroperasi
pada kapasitas normal 1.000 unit, dgn taksiran biaya penuh sbb:
Biaya produksi (T) Rp.50.000.000
Biaya produksi (V) Rp.150.000.000
Biaya adm.&umum (T) Rp.40.000.000
Biaya adm.&umum (V) Rp.10.000.000
Biaya pemasaran (T) Rp.15.000.000
Biaya pemasaran (V) Rp.5.000.000 +
Total biaya penuh Divisi A Rp.270.000.000
Total aktiva pada awal tahun anggaran diperkirakan sebesar
Rp.1.000.000.000 dan laba yang diharapkan yang dinyatakan
dalam tarif kembalian investasi (rate of return on investment)
sebesar 20%
Cost-Based Transfer Pricing
Pendekatan Full Costing
Perhitungan markup
Biaya adm.&umum Rp.50.000.000
Biaya pemasaran Rp.20.000.000 +
Total biaya nonproduksi Rp.70.000.000
Laba yang diharapkan
20%xRp.1.000.000.000 Rp.200.000.000 +
Jumlah Rp.270.000.000
Biaya produksi Rp.200.000.000 :
1.35 = 135 %
…….lanjutan full costing

Perhitungan harga transfer


Biaya produksi + markup
= Rp.200.000.000 + (135% x Rp.200.000.000)
= Rp.470.000.000
atau
= Rp.470.000 per unit
Cost-Based Transfer Pricing
Pendekatan Variabel Costing
Perhitungan markup
Biaya produksi T) Rp.50.000.000
Biaya adm.&umum (T) Rp.40.000.000
Biaya pemasaran (T) Rp.15.000.000 +
Total biaya tetap Rp.105.000.000
Laba yang diharapkan
20%xRp.1.000.000.000 Rp.200.000.000 +
Jumlah Rp.305.000.000
Biaya variabel Rp.165.000.000 :
= 1.84 = 184%
……..lanjutan variabel costing

Perhitungan harga transfer


Biaya variabel + markup
= Rp.165.000.000 + (184% x Rp.165.000.000)
= Rp.468.600.000
atau
= Rp.468.600 per unit
Contoh soal 2#

PT X memiliki Divisi A dan Divisi B. Divisi A menghasilkan suku


cadang Q dan R ditransfer ke Divisi B. Divisi A direncanakan
beroperasi pada kapasitas normal 1.000.000 unit suku cadang Q
dan 2.000.000 unit suku cadang R. Perusahaan menggunakan
pendekatan activity-based costing dalam penentuan biaya
penuh dgn taksiran biaya penuh sbb:
Keterangan Suku Cadang Q Suku Cadang R
Unit-level activity costs
Biaya standar per unit Rp.1.500 Rp.2.000
Batch-related activity costs
Biaya standar per batch Rp.200.000 Rp.150.000
Product-sustaining activity costs
Biaya per unit Rp.500 Rp.300
Facility-sustaining activity costs
Biaya setahun Rp.200.000.000 Rp.400.000.000
Total aktiva Divisi A pada awal tahun anggaran
diperkirakan sebesar Rp.1.000.000.000 dan laba yang
diharapkan yang dinyatakan dalam tarif kembalian
investasi (rate of return on investment) sebesar 22%.

Misalkan Divisi A mentransfer 100.000 unit suku


cadang Q ke Divisi B dalam bulan Januari. Jumlah
tersebut diproduksi dalam 2 (dua) production run
(batch). Markup untuk suku cadang Q dan R didasarkan
pada unit-level activity costs dihitung sbb:
Laba yang diharapkan=
22%xRp.1.000.000.000 Rp.220.000.000

Unit-level activity costs


Suku cadang Q=1.000.000xRp.1.500= Rp.1.500.000.000
Suku cadang R=2.000.000xRp.2.000= Rp.4.000.000.000 +
Rp.5.500.000.000 :
Markup 4%
Biaya penuh:
Unit-level activity costs
100.000 unit @ Rp.1.500 = Rp.150.000.000
Batch-related activity costs
2 batch @ Rp.200.000 = Rp.400.000
Product-sustaining activity costs
100.000 unit @ Rp.500 = Rp.50.000.000
Facility-sustaining activity costs
100.000 unit @ Rp.200* = Rp.20.000.000 +
Biaya penuh suku cadang Q = Rp.220.400.000
Markup 4% x Rp.150.000.000 = 6.000.000
Harga transfer Q =Rp.226.400.000

*Rp.200.000.000 /1.000.000unit
Perhitungan Harga Transfer dengan
Market-Based Transfer Pricing

Penentuan harga transfer dengan metode harga pasar


minus (market-price minus). Unsur pengurang; (1)potongan
volume, (2)biaya penjualan, (3) komisi penjualan, (4) biaya
penagihan, (5) biaya penggudangan.
MASALAH DALAM PENENTUAN
HARGA TRANSFER

• Divisi penjual diperlakukan sebagai pusat


biaya. Karena divisi penjual sangat ditentukan
oleh kinerja divisi lain, sehingga laba tidak dapat
mencerminkan kinerja divisi ini. Tanggung jawab
divisi penjual terbatas pada pengendalian
terhadap biaya.
• Biaya tetap bulanan (fixed monthly charge). Produk yang
ditransfer ke divisi pembeli ditentukan harga transfernya
sebesar biaya variabel. Setiap bulan divisi pembeli akan
dibebani dengan beban tetap bulanan, meskipun divisi
tersebut tidak mentransfer produk ke divisi pembeli. Terdiri
dari; (1) biaya tetap dan (2) laba.
• Pembagian laba (profit sharing). Laba kontribusi yang
diperoleh dibagi kepada divisi penjual dan divisi pembeli
menurut perbandingan proporsi biaya variabel masing-
masing divisi dalam total biaya variabel produk.
• Dua perangkat harga (two sets of prices). Pada saat
divisi penjual mentransfer produk ke divisi pembeli,
rekening pendapatan divisi penjual dikredit sebesar
jumlah unit produk yang ditransfer dikalikan dengan
harga jual produk di pasar luar dikurangi dengan
biaya pemasaran. Divisi pembeli dibebani sebesar
biaya variabel standar. Selisih antara pendapatan
dan biaya variabel tersebut dikreditkan ke rekening
kantor pusat dan dieliminasi pada saat dilakukan
konsolidasi laporan keuangan.
Piutang Divisi Pembeli xxx
Rekening koran kantor pusat xxx
Pendapatan Divisi Penjual xxxx
Selesai

Anda mungkin juga menyukai