Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN DESAIN PRODUK TERHADAP

PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA DI YOGYAKARTA


(Studi Kasus Area di Sekitar Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Jurusan Manajemen Pemasaran Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta

Oleh

WILFRIDUS NONG PANGGO PATI


2015008202

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2020

1
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul Usulan Penelitian : PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN DESAIN PRODUK

TERHADAP PEMBELIAN SEPEDA MOTOR YAMAHA DI

YOGYAKARTA

Nama : Wilfridus Nong Panggo Pati

NIM : 2015008202

Program Studi : Manajemen

Yogyakarta, 7 Desember 2020


TELAH DISETUJUI

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Ir. Henny Welsa, MM Lusia Tria Hatmanti Hutami, SE., MM


NIY. 6207252 NIY. 9217463

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.2 Penelitian Terdahulu
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.4 Kerangka Pikir Penelitian

3
DAFTAR TABEL

4
DAFTAR GAMBAR

5
DAFTAR LAMPIRAN

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pertumbuhan konsumen sepeda motor meningkat luar biasa. Di tengah-
tengah persaingan yang begitu tajam akibat banyaknya merek pendatang baru,
sepeda motor Yamaha yang sudah lama berada di Indonesia dengan segala
keunggulannya, cukup mendominasi pasar dan memenuhi kebutuhan angkutan
yang tangguh, irit dan ekonomis. Yamaha pun mengembangkan teknologi yang
mampu memenuhi kebutuhan pelanggan yaitu mesin bandel dan irit bahan bakar
sehingga menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua yang ekonomis.

Konsumen adalah target sasaran yang paling utama bagi semua


perusahaan yang menawarkan suatu barang dan jasa. Produk yang ditawarkan
perlu adanya strategi digunakan secara berkesinambungan oleh produsen di
pasar. Persaingan bisnis yang semakin tajam yang terlibat langsung di pasar
merupakan ancaman yang sering ditemui oleh perusahaan baik produk lokal,
nasional dan internasional. Pada era pasar bebas yang sudah diberlakukan oleh
banyak negara di dunia maka perusahaan dihadapkan pada tantangan yang lebih
berat. Perusahaan dituntut lebih kreatif untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengetahui, mencari,
menganalisa apa yang menjadi penyebab dari kegagalan peningkatan penjualan.
Faktor yang mempengaruh peningkatan penjualan sangat beragam, baik faktor
internal dari kegiatan pemasaran perusahaan (kualitas produk, harga, distribusi
dan promosi) maupun faktor eksternal yang terkait dengan keputusan pembelian
konsumen dalam memilih suatu produk (Husain, 2011).

7
Harga menjadi faktor yang berpengaruh secara nyata dan kuat pada
keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Kebijakan penetapan harga
selalu dikaitkan dengan kesesuaian dari apa yang diterima oleh konsumen. Dari
sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai
bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasa atas suatu
barang atau jasa (Tjiptono, 2008).

Supaya merek suatu produk dikenal secara luas oleh konsumen maka
perlu sekiranya penjual melakukan kegiatan pemasaran yang lain yaitu promosi.
Tjiptono (2008) mengatakan bahwa hakekatnya promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya, agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Untuk memperkuat market share dipasar sepeda motor Yamaha


meluncurkan produk terbaru antaranya R25, R15, Vixion, MX King, Soul Gt,
Mio J, Mio M3, dan masih banyak lagi dengan inovasi dan teknologi yang telah
diperbaharui untuk produk motor ini, pihak Yamaha sangat antusias untuk
meluncurkan produk yang diperkirakan akan laris dalam pasar penjualan sepeda
motor. Sepeda motor Yamaha mempunyai desain dan body yang lebih sporty
dan unik serta, kapasitas bahan bakar yang besar agar bisa lebih banyak
menampung bahan bakan. Perilaku konsumen menjadi salah satu faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam usaha pemasaran produk. Terdapat beberapa
faktor yang menyebabkan pelanggan sepeda motor lebih memilih Yamaha
sebagai pilihannya. Mulai dari harga, promosi dan desain produk. Namun, yang
paling menarik adalah faktor desain produk. Hal ini dikarenakan bahwa pada
faktor inilah tingkat persaingan yang terjadi antar sepeda motor cukup tinggi.

8
Di samping persaingan yang lebih ketat, banyaknya perusahaan yang
memproduksi sepeda motor, maka perusahaan di tuntut untuk memperbaiki
produknya dan meningkatkan program pemasarannya dengan cara memahami
perilaku konsumen dalam proses pembelian produk sepeda motor. Kaitannya
dengan keputusan pembelian produk Yamaha di pasaran, dapat disimpulkan
pentingnya analisis faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dari suatu
produk tertentu. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan yang dihadapi
perusahaan motor Yamaha dapat mempertahankan eksistensinya, maka
dipandang perlu diadakan penelitian sejauh mana faktor-faktor perilaku
konsumen terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor Yamaha tersebut
dapat berpengaruh.

Ada beberapa penelitian mengenai pengaruh kualitas produk, harga dan


promosi terhadap keputusan pembelian sepeda motor. Penelitian Oetama
(2011), mengenai analisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan
konsumen dalam pembelian motor Honda Di Sampit menunjukkan bahwa secara
parsial produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen
dalam melakukan pembelian motor Honda. Sedangkan promosi dan saluran
distribusi tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian motor Honda. Sementara itu hasil berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Triastuti (2011) yang hanya menggunakan dua variabel, yakni
kualitas produk dan promosi dalam mempengaruhi keputusan pembelian
Yamaha Mio.

Dari penelitian tersebut seluruh variabel yang digunakan baik secara


parsial maupun simultan mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian
Hasan (2011), menguji pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan
pembelian mobil merek Mitsubishi type Colt Diesel di kota Makassar.

9
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga, dan lokasi
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sedangkan variabel promosi tidak
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian di atas maka,
dalam penelitian ini akan menggunakan ketiga variabel independen yaitu harga,
promosi, dan desain produk sebagai pertimbangan untuk diteliti pengaruhnya
terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian sepeda motor Yamaha.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dalam penelitian ini


dilakukan suatu penelitian dengan judul “PENGARUH HARGA, PROMOSI,
DAN DESAIN PRODUK TERHADAP PEMBELIAN SEPEDA MOTOR
YAMAHA DI YOGYAKARTA (Studi Kasus Area di Sekitar Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta)”.

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui perilaku konsumen dalam keputusan pembelian sepeda motor
Yamaha, Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Yamaha di Kota Yogyakarta ?
2. Apakah Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Yamaha di Kota Yogyakarta ?
3. Apakah Desain produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Yamaha di Kota Yogyakarta ?

10
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka diperoleh tujuan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Yamaha.
2. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Yamaha.
3. Untuk mengetahui pengaruh desain produk terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha.

D. Manfaat Penelitan
1. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
rujukan pihak pengelola perusahaan dalam penentuan harga, promosi, dan
desain produk untuk menciptakan keputusan membeli serta memberikan
kontribusi pada pengembangan teori yang berkaitan dengan keputusan
pembelian.

2. Bagi Penulis
Bagi penulis penelitian ini untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna
memperoleh gelar sarjana ekonomi, dapat digunakan sebagai ilmu
pengetahuan, sebagai bahan tambahan referensi dan wacana khususnya yang
berkaitan dengan masalah harga, promosi, dan desain produk serta keputusan
pembelian.

3. Bagi Peneliti Lanjutan


Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau sebagai
referensi serta menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya, dan agar
penelitian ini dapat di kembangkan dengan menambah variabel lagi sehingga
penelitian selanjutnya menjadi semakin lebih baik lagi.

11
E. Sistematika Penelitian

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini yang akan dibahas dalam bab-
bab sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian serta sistematika penulisannya.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam
analisa penelitian, penelitian terdahulu sebagai refensi, kerangka penelitian, dan
hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini beserta definisi operasional dari masing-masing variabel, populasi, dan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini, metode pengumpulan data, jenis dan
sumber data serta metode analisis yang digunakan dalam proses pengolahan data.

BAB II

12
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran, telah banyak ahli
mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda tetapi
memiliki arti yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau
pemasaran dari segi-segi yang berbeda, ada yang menitik beratkan pada segi
fungsi, segi barang dan segi kelembagaan. Dapat diketahui bahwa kegiatan
pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan dengan orang
lain sebagai suatu sistem. Kegiatan pemasaran tersebut beroperasi dalam
suatu lingkungan yang terus-menerus berkembang sebagai konsekuensi
hubungan antar perusahaan yang sama atau antar perusahaan yang berbeda,
yang dapat menimbulkan persaingan tetapi juga dibatasi oleh sumber daya
dari perusahaan itu sendiri dan peraturan yang ada.

Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok


mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain (Kotler, 2007). Sedangkan Menurut Stanton (2004),
definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Dari pengertian pemasaraan di atas dapat simpulkan bahwa pemasaran


merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis baik individu

13
maupun kelompok yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Dalam salah satu
perusahaan, pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang
dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
berkembang dan mendapatkan laba, kegiatan pemasaran perusahaan juga
harus dapat memberikan kepuasan pada konsumen jika menginginkan
usahanya tetap berjalan. Pengertian konsep pemasaran menurut Kotler
(2007) adalah sebagai kunci untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

Organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran


dan penyerahan produk yang memuaskan secara efektif dan efisien
dibanding pesaing. Konsep pemasaran menyatakan bahwa untuk mencapai
suatu tujuan perusahaan, maka harus diketahui kebutuhan dari konsumen
karena dengan mengetahui kebutuhan konsumen perusahaan akan lebih
mudah dalam memuaskan konsumen. Konsep pemasaran mempunyai tiga
unsur pokok antara lain :
a. Orientasi pada konsumen
Perusahaan harus memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan orientasi konsumen
adalah sebagai berikut :
1) Menentukan kelompok pembeli yang akan dilayani
2) Memiliki kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran penjualan
3) Menentukan produk atau program pemasaran
4) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik,
apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang
murah atau model yang baik.

14
b. Integrasi marketing

1) Beberapa departemen dalam perusahaan harus mengerti bahwa


tindakan yang mereka ambil mempunyai pengaruh yang besar
terhadap perusahaan, untuk memperoleh dan mempertahankan
pelanggan.

2) Dalam kegiatan pemasaran ada penyesuaian dan koordinasi


antara produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Dalam hal
ini perusahaan harus menjalin hubungan yang baik dengan
konsumen, dengan cara memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Hubungan yang baik dengan konsumen harus terus
dilakukan, agar konsumen menjadi puas dan perusahaan dapat
memperoleh laba dalam jangka panjang yang sesuai dengan
harapan pihak perusahaan.

2. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara


langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa,
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swasta, 2003). Dengan riset perilaku
konsumen secara mendalam maka perusahaan akan dapat mengembangkan
produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barangnya secara lebih baik. Pengertian perilaku konsumen dapat
memberikan pendapat yang lebih luas bagi perusahaan, serta dapat
mengetahui kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya
kebutuhan konsumen Perilaku Konsumen secara umum dibagi menjadi 2
(dua) yaitu Perilaku Konsumen yang bersifat Rasional dan Irrasional.

15
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari Perilaku Konsumen yang bersifat
Rasional :

a. Konsumen memilih barang berdasarkan kebutuhan

b. Barang yang dipilih konsumen memberikan kegunaan optimal bagi


konsumen

c. Konsumen memilih barang yang mutunya terjamin

d. Konsumen memilih barang yang harganya sesuai dengan


kemampuan konsumen.

Beberapa ciri-ciri Perilaku Konsumen yang bersifat Irrasional :

a. Konsumen sangat cepat tertarik dengan iklan dan promosi di media


cetak maupun elektronik

b. Konsumen memiliki barang-barang bermerk atau branded yang


sudah dikenal luas

c. Konsumen memilih barang bukan berdasarkan kebutuhan,


melainkan gengsi atau prestise Manfaat mempelajari perilaku
konsumen, dalam pasar yang semakin intensif tingkat
persaingannya, tuntutan konsumen yang semakin tinggi dan sangat
ingin diperlakukan secara khusus, pemahaman akan konsumen
begitu tinggi. Untuk itu sangatlah dibutuhkan pengetahuan tentang
perilaku konsumen demi memuaskan konsumen dan memenangkan
persaingan.

16
Pemahaman terhadap perilaku konsumen sangat bermanfaat untuk
kepentingan penyusunan strategi dan bauran pemasaran. Melalui
pemahaman terhadap psikografis konsumen dan juga perilaku
penggunaan, pemasar dapat melakukan segmentasi berdasarkan variabel
tersebut. Berdasarkan sikap konsumen, pemasar dapat menyusun strategi
promosi, khususnya iklan secara tepat.

3. Keputusan Pembelian Konsumen

Keputusan adalah sebuah proses pendekatan penyelesaian masalah yang


terdiri dari pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa penilaian
alternatif, membuat keputusan membeli, dan perilaku setelah membeli yang
dilalui konsumen (Kotler, 2007). Penjelasan lebih lanjut mengenai proses
pengambilan keputusan konsumen menurut Kotler (dalam Bambang
Pranoto, 2008) terbagi atas tahapan sebagai berikut :

Keputusan adalah sebuah proses pendekatan penyelesaian masalah yang


terdiri dari pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa penilaian
alternatif, membuat keputusan membeli, dan perilaku setelah membeli yang
dilalui konsumen (Kotler, 2007). Penjelasan lebih lanjut mengenai proses
pengambilan keputusan konsumen menurut Kotler (dalam Bambang Pranoto,
2008) terbagi atas tahapan sebagai berikut :

a. Pengenalan Kebutuhan (need recognition)

Pada tahap ini konsumen akan merasakan kebutuhan terhadap suatu


barang atau jasa, untuk itu mereka akan mencari solusi atas masalah
yang dihadapi yaitu pemenuhan kebutuhan akan produk dan jasa.
Internal search merupakan hasil dari proses menyaring informasi
yang dilakukan konsumen pada suatu produk atau jasa. Internal
search didapat dari menggali ingatan konsumen yang berasal dari

17
marketing stimuli yang dilakukan oleh pemasar berupa bauran
pemasaran yang meliputi : Product, Price, Place, Promotion,
Physical, Evidence, Process, dan People. Proses penerimaan
informasi konsumen melalui tahap exposure, attention,
comprehension, accepted, dan retention.

b. Mencari Informasi (Information Search)

Selain menggali informasi dari dalam, konsumen juga berusaha


dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya dari beberapa sumber
diluar dirinya dan informasi tersebut akan diperoleh melalui
marketing stimuli dan sumber lain seperti lingkungan sosial,
keluarga, dan lain-lain.

c. Penilaian Alternatif (Evaluation Alternative)

Setelah konsumen mendapatkan cukup informasi mengenai barang


atau jasa yang dibutuhkannya, maka tahap selanjutnya konsumen
mulai menilai setiap produk atau jasa. Untuk memilih suatu produk,
setiap konsumen memiliki kriteria tertentu pada atribut suatu produk.

d. Pembelian (Purchase) dan Outcomes

Kedua tahap ini merupakan hasil dari pemecahan masalah akan


pilihan suatu produk atau jasa. Jika konsumen merasa puas, maka
kemungkinan yang terjadi selanjutnya ia akan melakukan pembelian
kedua dan seterusnya, serta pola pengambilan keputusannya menjadi
tidak sekompleks sebelumnya. Namun apabila konsumen merasa
tidak puas, konsumen akan menjauhi produk atau jasa yang pernah
dibelinya dan ditambah negatif WOM (Word of Mouth) kepada orang
lain atas kekecewaannya terhadap produk atau jasa tersebut.

18
e. Evaluasi Pasca Pembelian

Suatu tahap dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut


setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas dan
kemungkinan untuk melakukan pembelian kembali.

Tahapan- tahapan tersebut tidak lepas dari pengaruh faktor


lingkungan (culture, social, personal influences, family, situation) dan
pengaruh dari dalam diri individual (personal motives and lifestyle,
attitude,comprehension, value).

Menurut Phillip Kotler (2003:202) keputusan pembelian


konsumen dipengaruhi beberapa faktor, sebagai berikut :

a. Faktor budaya Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat


penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu
keinginan dan perilaku paling dasar.

b. Faktor sosial Lingkungan yang mempengaruhi keputusan


pembelian oleh konsumen terhadap barang atau jasa. Yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian diantaranya keluarga,
teman, status sosial.

c. Pribadi Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh


karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep-diri pembeli.

d. Psikologi Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan


pembelian konsumen adalah faktor psikologis. Yang dapat
mempengaruhi keputusan pembeliaan diantaranya motivasi,
pembelajaran, persepsi.

19
4. Harga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat


dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan
oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh
penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli (Husein Umar,
2000).

Harga menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah sejumlah uang


yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga
adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat
dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga
merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian.
Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan


para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi (Tjiptono, 2001).
Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami
kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif.
Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan
kualitas yang tinggi (Tjiptono, 2002) Pada umumnya penjual mempunyai
beberapa tujuan dalam penetapan harga produknya. Tujuan tersebut antara
lain :

a. Mendapatkan laba maksimum.

b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau


pengembalian pada penjualan bersih.

c. Mencegah atau mengurangi persaingan.

d. Mempetahankan atau memperbaiki market share Harga merupakan salah


satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga manajer

20
perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam
mempengaruhi sikap konsumen.

Harga sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep


keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi tiap konsumen, tergantung
karakteristik konsumen, situasi dan produk (John C. Mowen dan Michael
Minor, 2002). Dengan kata lain, pada tingkat harga tertentu yang telah
dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari produk yang telah
dibelinya. Dan konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka
dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi dari nominal uang yang mereka
keluarkan untuk membeli barang atau jasa tersebut.

Harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga


tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau
jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu,
bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan
meningkat pula (Tjiptono, 2001). Dalam penentuan nilai suatu barang atau
jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalam
memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa subtitusi
(pengganti).

5. Promosi

Promosi merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang


diupayakan perusahhan melalui kegiatan periklanan, promosi penjualan,
personal selling, atau publisitas (Swasta dan Irawan, 2005). Menurut
Swastha (2006) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

21
Menurut Machfoedz, Mahmud (2005) promosi penjualan adalah suatu
aktivitas atau materi yang berfungsi sebagai persuasi langsung, yang
menawarkan nilai tambah suatu produk kepada penjual atau konsumen.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
programpemasaran. promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.
Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran
yang bertujuan menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,
membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan (Tjiptono 2008). Menurut Tjiptono (2008) terdapat beberapa
tugas khusus atau sering disebut bauran promosi (promotion mix, promotion
blend, communication mix), yaitu:

a. Personal selling : Komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual


dan calon pelanggan untuk memperkenalkann suatu produk kepada
calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap
produk sehingga mereka akan mencoba dan membelinya.

b. Mass selling : Pendekatan yang menggunakan media komunikasi


untuk menyampaikan informasi kepada publik dalam satu waktu.

c. Promosi Penjualan : Bentuk persuasi langsung melalui penggunaan


berbagai intensif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelianproduk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah
barang yang dibeli pelanggan.

d. Public relations : Upaya komunikasi menyeluruh dari suatu


perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan
sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.

e. Direct marketing : Sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang


memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan
respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

22
Promosi dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa elemen
promosi yang dikenal dengan promotion mix. Promotion mix merupakan
kombinasi dari beberapa unsur promosi, yang lazimnya adalah iklan,
sales promotion, personal selling, dan publisitas. Yang merupakan
promotion mix adalah :

a. Advertising (periklanan) : Iklan menempati urutan pertama dan


berperan prima di antara semua alat-alat promotion mix bagi peritel
besar. Iklan dijalankan melalui media cetak seperti koran dan
majalah, media elektronik seperti televisi, radio, bioskop dan internet.

b. Sales Promotion (promosi penjualan) : Program promosi peritel


dalam rangka mendorong terjadinya penjualan atau untuk
meningkatkan penjualan atau dalam rangka mempertahankan minat
pelanggan untuk tetap berbelanja padanya.

c. Public Relations (hubungan masyarakat) : Komunikasi yang


membangun citra positif bagi peritel di mata publiknya. Publik bagi
peritel adalah pemilik atau pemegang saham, pelanggan, pemerintah,
masyarakat luas di kota, penduduk sekitar, media massa, para opinion

leader khususnya tokoh masyarakat baik yang skala nasional maupun


skala lokal, para karyawan dan keluarga mereka, serikat pekerja dan
para pemasok.

6. Desain Produk

Menurut Kotler & Amstrong (2001) produk adalah segala sesuatu


yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai

23
tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen,
sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang
dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya.

Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar


pengambilan keputusan. Desain adalah pemberian penampilan atau sentuhan
yang berbeda pada suatu produk (Kotler, 2005). Menurut Saladin (2007)
desain merupakan bagian dari teknis pengembangan produk. Hasil
pengalaman konsumen dalam melihat orang lain menggunakan suatu produk
akan menghasilkan penilaian konsumen terhadap produk teknologi tersebut.
Kotler (dalam Praba Sulistyawati, 2009) menyatakan pencapaian produk
yang baik bagi suatu perusahaan dibutuhkan beberapa ukuran untuk
merumuskan kebijakan mengenai produk yang akan di pasarkan di
masyarakat, yaitu :

a. Fungsi barang : Fungsi barang dapat mempengaruhi kepuasan


konsumen, maka harus memproduksi barang yang mutunya sesuai
dengan fungsi serta kegunaannya, daya tahannya, dan peralatannya.

b. Wujud luar : Wujud luar seperti bentuk, warna, dan susunannya. Bila
wujud luar dari produk tersebut tidak menarik meskipun kualitas
barangnya baik maka belum tentu menarik minat konsumen.

c. Biaya barang : Produk pada umumnya biaya dan harga suatu barang
akan dapat menentukan mutu suatu barang tersebut.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Wibowo dan Purwantini (2011), dengan judul: “Analisis Pengaruh


Kualitas Produk, Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil
Toyota (Studi Kasus Pada Pt. Nasmoco Gombel Semarang)”. Dengan jumlah

24
responden 96 dan menggunakan metode pengambilan sample purposive
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara individu (parsial) kualitas
produk, harga, dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen dalam melakukan pembelian mobil Toyota Pada Pt.
Nasmoco Gombel Semarang. Penelitian Setiyowati dan Kusnilawati (2012)
dengan judul: ”Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Bekas di Dealer Dian Permata
Semarang”. Dengan jumlah responden 40 dan metode pengambilan sample
menggunakan random sampling. Dari penelitian tersebut seluruh variabel secara
individu (parsial) kualitas produk, harga dan promosi mempengaruhi keputusan
pembelian. Hasil penelitian Sari dan Kusnilawati (2011) dengan judul : ”
Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Kasus Pada Gaudi Paragon Mall Semarang)”. Dengan jumlah
responden 96 dan metode pengambilan sample yang digunakan adalah non
probability sampling. Dari penelitian tersebut seluruh variabel secara individu
(parsial) kualitas produk, harga dan promosi mempengaruhi keputusan
pembelian. Hasil penelitian Juangduang, Srisuwannapa dan Rojniruttikul (2014)
dengan judul : ”Marketing Mix Affecting the Foam Hair Color Purchasing
Decision Process of Consumers in Bangkok”. Dengan jumlah responden 399
dan metode pengambilan sample yang digunakan random sampling. Dari
penelitian tersebut seluruh variabel secara individu (parsial) product, promotion
and price mempengaruhi Decision Process of Consumers, sedangkan place tidak
berpengaruh terhadap Decision Process of Consumers. Hasil penelitian Sutanto
dan Winata (2012) dengan judul: ” Impact Of Brand, Country Of Origin, Trust
In Company, And Price Towards Buying Decision (Case Hair Extension Product
In Surabaya)”. Dengan jumlah responden 144 dan metode pengambilan sample
yang digunakan adalah purposive sampling. Dari penelitian tersebut seluruh
variabel secara individu (parsial) brand, country of origin, trust in company, and
price mempengaruhi buying decision.

25
C. Pengaruh Harga, Promosi, dan Desain Produk terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen

1. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat


dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan
oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh
penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli (Husein
Umar, 2000). Pada produk yang umum, penurunan harga dapat menaikkan
penjualan, sedangkan pada produk yang membawa citra yang bergengsi
kenaikkan harga akan menaikkan penjualan karena produk dengan harga
tinggi akan menunjukkan prestasi seseorang. Harga sering kali digunakan
sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan
manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu,


bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan
meningkat pula. Pernyataan tersebut di buktikan dari penelitian yang
dilakukan oleh Wibowo (2011), Setyowati (2012), Sari (2011). Harga
memepengaruhi keputusan pembelian.

2. Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan


meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk
memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon
konsumen (Alma, 2006). Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai
alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga
sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau
penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Suatu

26
perusahaan dalam memasarkan produknya perlu melakukan promosi, karena
betapa bagusnya suatu produk bila konsumen belum pernah mendengarnya
dan tidak yakin terhadap produk tersebut, maka calon konsumen tidak akan
melakukan pembelian. Sehingga promosi sangat mempengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian produk. Pernyataan tersebut di
buktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2011), Setyowati
(2012), dan Sari (2011). Apabila promosi ditingkatkan, perilaku konsumen
untuk melakukan pembelian juga akan meningkat.

3. Pengaruh Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian

Desain adalah pemberian penampilan atau sentuhan yang berbeda pada


suatu produk (Kotler, 2005). Sedangkan menurut Saladin (2007) desain
merupakan bagian dari teknis pengembangan produk. Hasil pengalaman
konsumen dalam melihat orang lain menggunakan suatu produk akan
menghasilkan penilaian konsumen terhadap produk teknologi tersebut.
Apabila produk tersebut dapat memuaskan keinginan konsumen maka
konsumen akan memberikan penilaian positif terhadap produk tersebut.
Dengan penilaian tersebut maka konsumen akan mempertimbangkan
spesifikasi produk seperti desain sebagai pertukaran pengorbanan uang yang
digunakan konsumen untuk membeli sebuah produk.

Untuk mencapai desain produk yang diinginkan konsumen maka


diperlukan suatu kreativitas yang berkualitas. Cara ini dimaksudkan untuk
menjaga agar produk yang dihasilkan mempunyai desain yang unik dan lain
dari yang lain sehingga konsumen akan tertarik terhadap produk yang
bersangkutan.

Desain produk mempunyai arti sangat penting dalam keputusan


pembelian konsumen. Apabila desain produk yang dihasilkan baik maka
konsumen cenderung melakukan pembelian ulang sedangkan bila desain

27
produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan
mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis lainnya yang mempunyai
desain yang menarik, unik, dan lain dari yang lain. Sehingga desain produk
sangat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.
Pernyataan tersebut di buktikan dari penelitian yang dilakukan oleh
Wibowo (2011), dan Setyowati (2012). Apabila desain produk semakin
baik, perilaku konsumen untuk melakukan pembelian juga akan meningkat.

D. HIPOTESIS

Berdasarkan pada teori dan hasil penelitian terdahulu maka di rumuskan


hipotesis sebagai berikut :

H1 : Diduga terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian sepeda


motor Yamaha

H2 : Diduga terdapat pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian sepeda


motor Yamaha.

H3 : Diduga terdapat pengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian


sepeda motor Yamaha.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu kerangka pemikiran yang


menggambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan penelitian terdahulu
yang pada akhirnya dapat diketahui seberapa besar pengaruh variabel bebas
dalam keputusan pembelian, maka kerangka pemikiran yang diajukan dalam
penelitian sebagai berikut :

28
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Analisis Regresi Linier


Berganda, Uji T

Keputusan Pembelian (Y)

Keterangan :

1. Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh harga secara


parsial terhadap keputusan pembelian konsumen.

2. Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh promosi secara


parsial terhadap keputusan pembelian konsumen

3. Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh desain produk


secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen.

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variable-variabel yang akan dianalisis adalah harga


(X1), promosi (X2), dan desain produk (X3) sebagai variabel bebas atau
independen, sedangkan variabel terikat atau variabel dependen adalah
keputusan pembelian sepeda motor yamaha (Y).

2. Definisi Operasional Variabel

a. Harga (X1)

Harga sepeda motor yamaha menurut persepsi konsumen lebih murah


dan sesuai dengan kualitas produk. Variabel harga diukur atas
berdasarkan indikator-indikator antara lain :

1) Harga sepeda motor yamaha lebih murah dibandingkan sepeda motor


honda.

2) Harga sepeda motor yamaha sebanding dengan kualitas produk yang


bandel, irit, dan nyaman dikendarai.

3) Terdapat Cash back setiap pembelian sepeda motor yamaha secara


tunai.

30
b. Promosi (X2)

Promosi sepeda motor yamaha menurut konsumen sangat tepat


sasaran, bervariasi dan lebih efisien jika dibandingkan dengan promosi
sepeda motor lain. Variabel promosi diukur atas dasar tanggapan
konsumen berdasarkan indikator-indikator :

1) Frekuensi promosi yang tepat melalui baliho dan pamflet serta


media promosi lain seperti Sales Promotion, koran, dan radio.

2) Cara promosi sangat tepat seperti mendirikan stand penjualan,


mengadakan pameran, dan menjadi sponsor acara di masyarakat.

3) Menyediakan door price bagi konsumen yang hadir untuk


melakukan service dan pembelian sepada motor yamaha.

c. Desain Produk (X3)

Desain produk sepeda motor yamaha menurut persepsi konsumen


sangat kreatif dan inovatif. Variabel desain produk diukur atas dasar
tanggapan konsumen berdasarkan indikator-indikator antara lain :

1) Sepeda motor yamaha menawarkan ciri desain produk paling


baru, bermutu dan unik.

2) Desain produk yang kreatif dan inovatif yang sebelumnya belum


pernah ada yang serupa.

3) Desain produk lain dari produk yang lain sehingga tidak ada
unsur meniru produk sejenis.

d. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian sepeda motor yamaha oleh konsumen akan


dipengaruhi beberapa faktor yaitu antara lain harga yang lebih murah dan
terjangkau, promosi yang dilakukan dalam pemasaran, dan desain produk

31
atau kualitas produk yang ditawarkan. Variabel keputusan pembelian
sepeda motor yamaha diukur atas dasar tanggapan konsumen
berdasarkan indikator-indikator antara lain :

1) Kebutuhan konsumen akan suatu produk yang harganya murah,


berkualitas, dan berbeda dengan sepeda motor merk lain.

2) Keinginan konsumen membeli produk sepeda motor yamaha


karena prosesnya cepat baik cash/kredit.

3) Keyakinan konsumen terhadap sepeda motor yamaha masih


dalam keadaan baru dan tidak ada produk yang cacat.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak


di teliti. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah
konsumen yang pernah membeli dan memakai sepeda motor Yamaha.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Metode penentuan sampel (sampling)
dilakukan menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dari
suatu populasi dengan menggunakan kriteria atau pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2008). Adapun kriteria/penentuan sampel dalam penelitian ini
adalah konsumen yang pernah membeli dan menggunakan sepeda motor
Yamaha di area sekitar Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

32
Jumlah sampel yang diambil berjumlah 100 responden. Metode
pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan penyebaran kuesioner
kepada responden mengenai harga, promosi, desain produk, dan keputusan
pembelian sepeda motor yamaha yaitu dengan cara sebagai berikut :

a) Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, terlebih dahulu


menanyakan kepada responden apakah mereka memakai sepeda motor
Yamaha.

b) Memberikan penjelasan kepada responden mengenai isi dari kuesioner


dan bagaimana cara menjawab kuesioner tersebut.

c) Menunggu hasil jawaban kuesioner dari responden serta mengecek


kembali apakah jawaban dari responden sudah benar dan sesuai agar
data yang diperoleh tidak terjadi kesalahan.

C. Jenis Data

1. Data primer

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan data yang diperoleh melalui survei lapangan dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang original, yang diperoleh
langsung dari responden melalui alat bantu kuesioner. Data primer dalam
penelitian ini adalah hasil data kuesioner yang di isi oleh responden tentang
harga, promosi, desain produk dan keputusan pembelian pembelian sepeda
motor yamaha.

Kuesioner adalah instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data


dengan cara menyusun format pertanyaan yang telah didesain untuk
memudahkan analisis sesuai dengan tujuan penelitian (Rangkuti, 2002).

33
Analisis dalam penelitian ini merupakan analisa kuantitatif, yaitu analisis
data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan atau scoring. Skala yang digunakan adalah skala likert 5 (lima)
jenjang dengan nilai tertinggi sangat setuju dan paling rendah sangat tidak
setuju, alternatif jawaban kuesioner sebagai berikut :

a) STS ( Sangat Tidak Setuju ) bobot nilai = 1

b) TS (Tidak Setuju ) bobot nilai = 2

c) N ( Netral ) bobot nilai = 3

d) S ( Setuju ) bobot nilai = 4

e) SS (Sangat Setuju ) bobot nilai = 5

D. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan suatu ukuran tingkat kevalitan atau


ketepatan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item,
yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total, yang merupakan
jumlah tiap skor butir.

Dalam hal ini, teknik korelasi untuk menentukan validitas item


ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan.
Selanjutnya dalam memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi,
dimana item yang mempunyai korelasi positif dengan kriteria (skor total)
serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai

34
validitas yang tinggi pula. Kriteria penilaian uji validitas adalah dengan
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Kriteria pengambilan
keputusan uji validitas yaitu apabila nilai dari r hitung > r tabel, maka
item kuesioner tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila nilai
dari r hitung < r tabel, maka dikatakan item kuesioner tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah menguji apakah hasil kuesioner tersebut


dapat dipercaya atau tidak. Pengujian reliabilitas instrumen dapat
dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat
dilakukan dengan test retest (stability), eguivalent, dan gabungan
keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
teknik tertentu.

Menurut Sugiyono (2005), pengujian reliabilitas dengan


internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis
dengan rumus Spearmen Brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir
instrumen di belah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen
ganjil dan kelompok genap. Selanjutnya, skor data tiap kelompok
disusun sendiri.

Uji reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah


dua dari Spearmen Brown. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan analisis yang dikembangkan oleh Alpha Cronbach. Pada
uji ini, reliabel jika alpha hitung lebih besar dari 0,60 di mana kriteria
pengambilan keputusan uji reliabilitas yaitu apabila ∝ ≥ 0,60 artinya
instrumen reliabel, apabila ∝ < 0,60 artinya instrumen tidak reliabel.

35
2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model


regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati
normal. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau
mendekati normal bisa dilakukan uji statistik non parametik Kolmogrov
– Smirnov (KS test). Jika nilai signifikansi pada uji Kolmogrov Smirnov
(KS test) menunjukkan lebih besar dari 0,05 dengan kata lain data yang
digunakan dalam model regresi tersebut berdistribusi normal.

Cara lain yang dapat digunakan yaitu dengan mendeteksi dengan


melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal
P-P Plot, adapun pengambilan keputusan dengan menggunakan uji P-P
Plot yaitu sebagai berikut :

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan


mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Dalam permasalahan regresi linier berganda selain dilakukan uji


di atas, juga perlu diadakan pengujian yang berkaitan dengan
multikolinearitas, dikarenakan hal tersebut dapat mempengaruhi bias
atau tidaknya suatu kesimpulan dalam analisa regresi berganda.

36
Pengujian Multikolinearitas adalah kejadian yang
menginformasikan terjadinya hubungan antara variabel-variabel bebas
dan hubungan yang terjadi cukup besar. Hal ini akan menyebabkan
perkiraan keberartian koefisien regresi yang diperoleh. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi
yaitu dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) Jika
nilai tolerance lebih besar dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF kurang
dari 10, hal ini berarti tidak terjadi multikolonieritas (Ghozali, 2011).

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam


sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Masalah serius lain yang
mungkin timbul dalam analisa regresi berganda adalah terjadi
heterokedastisitas, jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, apabila
varians dari residu berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik untuk digunakan adalah data yang


homoskesdatisitas. Dalam penelitian ini digunakan uji glejser sebagai
dasar pengambilan keputusan yaitu jika variabel independen signifikan
lebih kecil dari 0,05 atau 5% secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka terjadi heterokedastisitas. Apabila variabel independen
signifikan lebih besar dari 0,05 atau 5% secara statistik tidak
mempengaruhi variabel dependen, maka tidak terjadi heterokedastisitas
dalam model regresi (Ghozali, 2011).

37
3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier adalah pengembangan dari analisis regresi


sederhana terhadap aplikasi yang terdiri dari dua atau lebih variabel
independen untuk menduga nilai dari variabel dependen Ghozali (2011).
Analisis regresi linier berganda dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas yaitu harga (X1), promosi (X2), dan desain produk (X3)
terhadap keputusan pembelian sepeda motor yamaha (Y).

Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini sebagai berikut


(Ghozali, 2011) : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan : Y =
Keputusan Pembelian α = Konstanta β = Koefisien regresi variabel X1 =
Harga X2 = Promosi X3 = Desain Produk.

4. Uji Hipotesis

a. Uji Statistik t

Uji Statistik t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh


variabel independen secara individu (parsial) terhadap variabel
dependen, variabel X1, X2, dan X3 (harga, promosi, dan desain produk)
benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (keputusan pembelian)
secara parsial jika memenuhi kriteria dalam pengujian statistik t (Ghozali
2011).

Kriteria dasar pengambilan uji statistik t yaitu apabila nilai dari t


hitung > t tabel dan signifikansi < 0,05 maka secara parsial variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Apabila
nilai t hitung < t tabel dan signifikansi > 0,05 maka secara parsial
variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
dependen.

38
b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R²) dimaksudkan untuk mengetahui


seberapa besar variasi perubahan variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variabel independen. Nilai koefisien determinasi (R²) di tunjukkan oleh
Adjusted R Square. Besarnya nilai koefisien determinasi (R²) antara 0
(nol) dan 1 (satu). Koefisien determinasi (R²) yang nilainya mendekati 0
(nol) menunjukkan variabel independen sama sekali tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Apabila koefisien determinasi semakin
mendekati nilai 1 (satu), maka variabel dependen dapat dikatakan hampir
semua dapat dijelaskan oleh variabel independen (Ghozali, 2011).

39

Anda mungkin juga menyukai