Anda di halaman 1dari 32

IKTERUS NEONATORUM

Diana Hasmarina

Pembimbing:
Dr. dr. Bakhtiar, M.Kes, S.pA
Pendahuluan

 Ikterus neonatorum atau yang dikenal juga dengan neonatal jaundice


merupakan kondisi yang cukup sering terlihat selama usia minggu
pertama pada sekitar 60% bayi cukup bulan dan 80% pada bayi preterm.

Ikterus adalah pewarnaan kuning


di kulit, sklera, dan mukosa yang
terjadi karena meningkatnya kadar
bilirubin dalam darah. Biasanya mulai
tampak pada kadar bilirubin serum > 5
mg/dL.
Ikterus Neonatorum

Ikterus neonatorum merupakan keadaan yang ditandai


dengan munculnya warna kuning pada kulit, sklera, serta
lapisan mukosa tubuh lainnya pada neonatus akibat
peningkatan kadar bilirubin dalam darah
(hiperbilirubinemia) yang biasanya terjadi dalam minggu
pertama kelahiran
Insidensi

Penelitian yang dilakukan di Departemen Neonatologi di Louis Turcanu Children Clinical


Emergency Hospital di Timisouri dari tahun 2008-2009 adalah sebanyak 35 neonatus (1,71%)
dari 2.035 (Iacob et al., 2011)

• Penelitian pada bagian Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Abakaliki Nigeria
Selatan yang dilakukan dari 1 Januari 2008 hingga 1 Desember 2009adalah sekitar
35% (Onyearugha et al., 2011)

Penelitian di Kanada dari tahun 2002 hingga tahun 2004 mendapatkan sebanyak 258 dari 367
kasus ikterus neonatorum merupakan kasus ikterus neonatorum berat dengan rata-rata kadar
puncak serum bilirubin total lebih dari 425 µmol/L (Sgro et al., 2006).
Jenis Ikterus

Ikterus Fisiologis:
 Ikterus timbul pada hari ke 2 – 4.
 Bilirubin serum meningkat dengan kecepatan
kurang dari 5 mg/dl per 24 jam.
 Kadar bilirubin serum kurang dari 12 mg/dl pada
bayi aterm dan kurang dari 14 mg/dl pada bayi
preterm.
 Dapat menghilang dengan sendirinya.
 Tidak perlu penanganan khusus.
Ikterus Patologis:
 Ikterus timbul dalam 24 jam pertama kehidupan.
 Bilirubin serum meningkat dengan kecepatan
lebih besar dari 5 mg/dl per 24 jam.
 Ikterus yang disertai proses hemolisis
(inkompatibilitas darah, defisiensi G6PD, atau
sepsis)
 Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia
>8 hari (pada NCB) atau > 14 hari (pada NKB)
Patofisiologi

Gangguan Produksi tinggi


Ikterus
Metabolisme >< Neonatorum
Bilirubin Ekskresi rendah
Faktor Resiko
Faktor maternal:
 Ras atau etnik.
 Komplikasi selama kehamilan, seperti diabetes melitus,
Inkompatibilitas Rhesus, serta Inkompatibilitas ABO.
 Penggunaan oksitosin untuk menginduksi kehamilan.
 Ikterus terkait dengan pemberian ASI
(Newman dan Klebanoff, 1993; Narang et al., 1997; Behrmanet
al., 2000)

Faktor perinatal:
Trauma lahir, seperti cephalhematom dan
ekimosis
Infeksi bakteri, virus, serta protozoa
(Behrmanet al., 2000; Dennery et al., 2001)
faktor neonatal :
 Prematuritas
 Faktor genetik, meliputi:
a. Gangguan konjugasi bilirubin secara genetik, seperti sindrom Gilbert
serta sindrom Crigler-Najjar tipe I dan II.
b. Defek enzim lainnya, meliputi defisiensi enzim Glukosa-6-fosfat,
defisiensi enzim piruvat kinase, defisiensi hexokinase, serta porfiria
eritropoietik kongenital.
 Defek struktur eritrosit, seperti sferositosis dan eliptositosis.
 Polisitemia
 Obat-obatan, seperti streptomisin, kloramfenikol, benzil alkohol,
serta sulfisoxazole.
(Dennery et al., 2001; Kulkarni et al., 2013)
Derajat Ikterus Menurut Kramer

I. Kepala dan leher = 4-8 mg/dL


II. Dada sampai pusat = 5-12 mg/dL
III. Pusat bagian bawah sampai lutut = 8-16 mg/dL
IV. Lutut sampai pergelangan kaki dan bahu sampai
pergelangan tangan = 11-18 mg/dL
V. Kaki dan tangan termasuk telapak kaki & tangan
>18 mg/dL
Identitass Pasien
 Nama : By. Maya Dewi
 Tanggal Lahir / Umur : 23 Januari 2014/ 5 hari
 Alamat : Banda Sakti, Lhokseumawe
 Agama : Islam
 Suku : Aceh
 Nomor CM : 0988744
 Jaminan : JKRA
 Tanggal Masuk : 28 Januari 2014
 Tanggal Pemeriksaan : 06 Februari 2014
 Nama orang tua
 Ayah : Tn.Zulkarnaini Ibu : Ny. Maya Dewi
 Umur : 24 thn Umur : 23 thn
Anamnesis

 Keluhan Utama
Sesak

 Keluhan Tambahan
Bayi tampak kuning
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan sesak sejak lahir. Setelah 2


hari berada di RSUDZA bayi tampak kuning. Warna kuning
tampak pertama kali pada kepala, muka, kemudian menyebar
ke dada, perut sampai lutut. Bayi tampak menangis kuat.
Pasien adalah seorang bayi laki-laki, anak keempat dari Ny.
Maya Dewi yang dilahirkan secara Sectio Cesarea dengan
indikasi Pre Eklampsia Berat, dengan berat badan lahir 3000
gram, panjang badan 49 cm, dan lingkar kepala 36 cm dengan
usia gestasi 36-37 minggu. Bayi lahir tidak segera menangis.
Air ketuban jernih dan tampak tali pusat putih mengkilat,
dengan APGAR Score 7/8.
Riwayat Penyakit Dahulu
-
Riwayat Penyakit Keluarga
-
Riwayat Pemakaian Obat
-
Riwayat Kehamilan Ibu
Selama kehamilan ibu ANC teratur di dokter setiap
bulan. ibu mempunyai riwayat darah tinggi selama
kehamilan dengan tekanan darah tertinggi 160/100 mmHg.
Riwayat sakit kuning, kelainan darah dan kekurangan darah
dalam keluarga disangkal. Riwayat mengonsumsi jamu-
jamuan selama hamil/saat bersalin disangkal.
Riwayat Persalinan

 Pasien merupakan anak keempat, pasien lahir secara sectio saecarea


atas indikasi preeklamsia berat. Pasien lahir tidak segera menangis,
dengan berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 49 cm, dan lingkar
kepala 36 cm. Anak pertama dan kedua mengalami keguguran akibat
tekanan darah ibu yang terlalu tinggi.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Kompos Mentis
Nadi : 130 x/menit
Pernapasan : 48 x/menit
Suhu : 37,3 oC
Antropometri : BB : 2890 gram
PB : 49 cm
APGAR Score

Menit 1 Menit 5

Appearance (Warna Kulit) 1 2

Pulse (Frekuensi Jantung) 2 2

Grimace (Reaksi terhadap 1 1


Rangsangan)
Activity (Tonus Otot) 2 2

Respiration (Pernapasan) 1 1
Pemeriksaan Fisik

 Lingkar Kepala : 36 cm
 Rambut : Hitam, distribusi merata
 Kulit : warna kuning pada wajah,dada, perut
sampai lutut
 Wajah : Simetris, deformitas (-)
 Mata : Conjunctiva pucat (-/-), ikterik (-/-),
sekret (-/-), refleks cahaya (+/+),Pupil
isokor bulat 3 mm/3 mm
 Hidung : Sekret (-/-), Napas cuping hidung (-)
 Telinga : Normotia, Serumen (-/-)
 Mulut : Mukosa bibir lembab (+),sianosis ( - )
 Leher : Pembesaran KGB ( - )
Thorax
 Inspeksi : Retraksi interkostal (-)
 Palpasi : Sf kanan= Sf kiri
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi : Suara napas dasar vesikuler (+/+), Suara napas
tambahan ronki (-/-) whezing (-/-)
Jantung
 Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus Cordis teraba, thrill (-)
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi : BJ I > BJ II , reguler (+), bising (-)
Abdomen
 Inspeksi : Simetris, distensi (-)
 Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi : Peristaltik (+) N
Ekstremitas : - Superior : sianosis (-/-)
- Inferior : sianosis (-/-) edema (-/-)
- Akral hangat
RESUME

Pasien datang dengan keluhan sesak sejak lahir. Pasien. Setelah


2 hari berada di RSUDZA bayi tampak kuning. Warna kuning
tampak pertama kali pada kepala, muka, kemudian menyebar
ke dada, perut sampai lutut. Bayi tampak menangis kuat.
Pasien adalah seorang bayi laki-laki, anak keempat dari Ny.
Maya Dewi yang dilahirkan secara Sectio Cesarea dengan
indikasi Pre Eklampsia Berat, dengan berat badan lahir 3000
gram, panjang badan 49 cm, dan lingkar kepala 36 cm dengan
usia gestasi 36-37 minggu. Bayi lahir tidak segera menangis. Air
ketuban jernih dan tampak tali pusat putih mengkilat, dengan
APGAR Score 7/8.
Pada pemeriksaan vital sign didapatkan Heart Rate 130
x/menit, laju pernafasan 48 x/menit dan pada pemeriksaan
fisik didapatkan bayi terlihat kuning pada wajah, dada, perut
sampai lutut.
DIAGNOSA SEMENTARA :

Ikterus Neonatorum
TERAPI
 1. O2 1 l/menit
 2. Diet ASI
 3. Terapi Sinar

PROGNOSIS
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam
ANALISA MASALAH
Kasus Pembahasan
Anamnesis: Dari hasil anamnesa Penyebab yang paling mungkin pada
didapatkan bayi mulai tampak kuning hari ke-6 setelah lahir adalah
pada hari ke-6 setelah lahir. disebabkan karena ASI, septikemia,
Anamnesis ini ditanyakan untuk atresia kongenital saluran empedu,
menilai etiologinya. hepatitis neonatorum, rubela,
galaktosemia, hipotiroidisme, hepatitis
herpes, serta anemia hemolitik
kongenital (sferositosis), atau
kemungkinan kegawatan akibat anemia
hemolitik lainnya seperti defisiensi
piruvat kinase serta enzim glikolitik
lainnnya atau anemia nonsferisik
herediter, defisiensi enzim G6PD,
glutation sintetase, atau peroksidase
(Behrmanet al., 2000; Kulkarni et al.,
2013)
Kasus Pembahasan
Anamnesis faktor resiko: Pasien ini Persalinan secara sectio Caesarea dapat
merupakan bayi yang lahir secara berakibat terjadinya hipoperfusi hepar
Sectio Cesarea atas indikasi PEB. yang dapat menyebabkan proses
konjugasi bilirubin terhambat. Ibu yang
melahirkan secara section caesarea
biasanya susah untuk menyusui bayinya
secara langsung, hal ini dikarenakan
ketidaknyamanan pasca operasi, dimana
seperti yang diketahui bahwa ASI ikut
berperan untuk menghambat terjadinya
sirkulasi enterohepatik bilirubin pada
neonatus (Richard E., et al. 2013;
Sukadi A. 2008).
Kasus Pembahasan
Pemeriksaan Fisik : Pada pemeriksaan fisik Hasil pemeriksaan fisik ini untuk melihat
didapatkan warna kuning tampak pertama penyebaran ikterus, sehingga dapat
kali pada kepala dan wajah, kemudian dilakukan penilaian derajat ikterus
menyebar ke dada, perut dan lutut. hal ini menurut Kramer. Cara ini dapat
menunnjukkan derajat ikterus kramer 3 memperkirakan kadar bilirubin serum
(kadar bilirubin 8 – 16 mg/dl). secara kasar dan untuk pemeriksaan lebih
lanjut terhadap kadar bilirubin indirek
atau direk secara laboratorium. Caranya
dengan jari telunjuk ditekankan pada
tempat-tempat yang tulangnya menonjol
seperti tulang hidung, dada, lutut dan lain-
lain. Tempat yang ditekan akan tampak
pucat atau kuning (Behrmanet al., 2000;
Kramer, 1969).
Kasus Pembahasan
Tatalaksana: Terapi Sinar (fototerapi) Pada kasus ini, dengan melihat kadar bilirubin
total pasien yaitu 16,29 mg/dl mengindikasikan
bahwa pasien ini sudah seharusnya mendapatkan
terapi sinar (fototerapi).
Hal ini sesuai dengan aturan umum yang
digunakan di NICU, yaitu fototerapi dimulai ketika
total kadar bilirubin lebih besar dari 5 kali berat
badan lahir (Arianti, R. 2009; American Academy
of Pediatrics. 2004).
Umur Bayi dengan risiko rendah Bayi dengan risiko Bayi dengan risiko tinggi
(usia gestasi ≥ 38 minggu dan sedang ( usia gestasi ≥
38 minggu+faktor risiko (usia gestasi 35-37minggu+
sehat)
atau 35-37 minggu dan faktor risiko)
sehat )

Bilirubin Serum Total (mg/dl)

Baru Lahir ≥ 6,5 ≥5 ≥4

24 jam ≥ 11,5 ≥ 10 ≥8

48 jam ≥ 15 ≥ 13 ≥ 11

72 jam ≥ 17,5 ≥ 15 ≥ 13,5

96 jam ≥ 20 ≥ 17 ≥ 14,5

5 – 7 hari ≥ 21 ≥ 18 ≥ 15

Keterangan : Faktor risiko = penyakit hemolitik isoimun, defisiensi G6PD, asfiksia, letargi,
suhu tubuh tidak stabil, sepsis, asidosis, albumin < 3.0 g/dL
Panduan Fototerapi menurut AAP6.

Anda mungkin juga menyukai