Anda di halaman 1dari 23

KOLOID

DEFINISI
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua
fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel
zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain (medium
pendispersi/ pemecah).
Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm (10-7 - 10-5 cm).
Perbedaan larutan, koloid dan suspensi
No Sifat Larutan Koloid Suspensi

1 Bentuk Homogen Tampak homogen Heterogen


campuran
2 Bentuk Dispersi molekuler Dispersi padatan Dispersi padatan
dispersi
3 Ukuran <10-7 cm atau <1nm 10-7 s/d 10-5 cm atau >10-5 cm atau >100
partikel 1 s/d 100 nm nm
4 Fasa Satu fasa Dua fasa Dua fasa
5 Kestabilan Stabil Umumnya stabil Tidak stabil
6 Penyaringan Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring
Meskipun dengan Kecuali dengan Dengan kertas
Penyaring ultra Penyaring ultra saring biasa

7 Contoh Larutan gula, Susu, sabun, Pasir dalam air, kopi


larutan garam, santan, mentega Dalam air.
alkohol 70 %,
JENIS- JENIS KOLOID
Berdasarkan fase terdispersinya sistem koloid
dapat dikelompokan menjadi tiga :
1. sol (fase terdispersi berupa zat padat),
2. emulsi (fase terdispersi berupa zat cair),
3. buih (fase terdispersi berupa gas).
SOL PADAT
Contoh : Paduan logam, kaca berwarna, intan

SOL CAIR
sol Contoh : Cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat

SOL GAS
Contoh : Debu di udara, asap pembakaran

EMULSI PADAT (GEL)


Contoh : Jeli, keju, mentega, nasi
koloid
EMULSI CAIR (EMULSI)
emulsi Contoh : susu, minyak ikan, santan kelapa

EMULSI GAS (AEROSOL CAIR)


Contoh:awan, kabut, hairspray, obat nyamuk semprot

BUIH PADAT
Contoh : batu apung, styrofoam, roti
buih
BUIH CAIR
putih telur yang dikocok, busa sabun, krim kopi
SIFAT-SIFAT KOLOID
1. Efek tyndall : efek penghamburan berkas sinar
oleh partikel – partikel yang terdapat dalam
sistem koloid, sehingga jalannya berkas sinar
terlihat. Efek tyndall merupakan sifat
optik/dapat menghamburkan cahaya dari koloid.
Dalam kehidupan sehari-hari, efek tyndall dapat
kita amati pada:
a. Di daerah berkabut, sorot lampu mobil terlihat
lebih jelas.
b. Sinar matahari pada celah daun di pagi hari
2. Gerak brown : gerakan terpatah-terpatah (gerak zig-zag) yang terus
menerus dalam sistem koloid. Gerak Brown terjadi akibat tumbukan yang
tidak seimbang dari molekul-molekul medium tehadap partikel koloid.
Gerak brown merupakan sifat kinetik koloid. Gerakbrown dapat
menstabilkan koloid karena partikel-partikel koloid bergerak terus
menerus menghasilkan gerakan yang dapat mengimbangi gravitasi,
sehingga koloid itu tidak akan mengendap.
3. Elektroforesis : peristiwa pemisahan koloid yang
bermuatan. Partikel–partikel koloid yang
bermuatan dengan bantuan arus listrik akan
mengalir ke masing-masing elektroda yang
muatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan
positif bergerak menuju ke elektroda positif.
Penenerapan elektroforesis dalam kehidupan
sehari-hari :
a. Identifikasi DNA 
b. Mendeteksi kelainan genetik
c. Proses penyaringan debu pabrik 
4. Adsorpsi : proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan dari
zat tersebut sehingga koloid akan memiliki muatan listrik.
Penerapan Adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari :  
a. Penjernihan air dengan menggunakan tawas
b. Penjernihan air tebu dalam pembuatan gula 
c. Penyembuhan sakit perut dengan norit akibat dari bakteri patogen 
d. Pencelupan serat wol pada proses pewarnaan 
5. Koagulasi : penggumpalan partikel koloid, sehingga kestabilan
system koloid menjadi hilang.
Penerapan koagulasi dalam kehidupan sehari-hari :
a. Penjernihan air 
b. Proses penggumpalan debu atau asap pabrik
c. Pengolahan karet dengan lateks
d. Pembentukan delta di muara 
6. Koloid pelindung : koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar
menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim
dimaksudkan agar es krim tidak dapat memisah sehingga tetap terus
kenyal, serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-
lainnya.
Penerapan Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari : Penambahan
minyak silikon pada cat
a. Penambahan kasein pada susu 
b. Penambahan gelatin pada es krim 
c. Penambahan lestin pada margarin 
7. Dialisis : proses penyaringan koloid dengan
menggunakan kertas perkamen atau membran
yang diletakkan di dalam air yang mengalir.
Dialisis digunakan dalam proses pembuatan
koloid untuk menghilangkan ion-ion yang
dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut.
Penerapan Dialisis dalam kehidupan sehari-hari: 
a. Proses cuci darah 
b. Memisahkan ion-ion sianida dan tepung
tapioka
Koloid liofil dan liofob
1. Koloid liofil
koloid liofil atau sol liofil merupakan jenis koloid yang fase
terdispersinya dapat mengikat atau menarik medium
pendispersinya. Jika medium pendispersinya air disebut
hidrofil.
Contoh : protein, sabun, deterjen, agar-agar, kanji, dan gelatin
2. Koloid  liofob
Koloid liofob atau sol liofob merupakan koloid yang fase
terdispersinya tidak dapat menarik medium pendispersinya
(tidak suka cairan). Jika medium pendispersinya air disebut 
hidrofob.
Contoh : susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol sulfida,
dan sol-sol logam.
PEMBUATAN KOLOID

B. DISPERSI
A. KONDENSASI Pemecahan
Penggabungan partikel-partikel
partikel-partikel besar (partikel
kecil (pertikel suspensi)
larutan) menjadi menjadi
partikel yang partikel-partikel
lebih besar yang lebih kecil
(partikel koloid). (partikel koloid)
A. KONDENSASI
1. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah istilah untuk reaksi yang melibatkan
reaksi penguraian molekul air membentuk ion H+ dan ion OH-
Contoh pembentukan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3
Reaksinya : FeCl3 + 3H2O → Fe(OH)3 + HCl
Saat larutan FeCl3 diteteskan kedalam air mendidih, akan
terjadi reaksi antara ion-ion OH- dengan FeCl3 membentuk
Fe(OH)3. Ukuran partikel-partikel Fe(OH)3 yang terbentuk lebih
besar dari ukuran partikel larutan sejati, tetapi tidak cukup besar
untuk mengendap. Selain itu, Fe(OH)3 yang terbentuk
terstabilkan dengan adanya muatan listrik akibat teradsorpsinya
ion-ion Fe3+.
Hal ini menunjukan bahwa Fe(OH)3 merupakan koloid.
2. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan
oksidasi. Contoh pembentukan sol emas. Koloid sol emas
dibentuk melalui proses reduksi emas (III) klorida dengan
formalin.
Reaksinya sebagai berikut :
2AuCl3 + CH3COH + 3H2O → 2Au + 6HCl + CH3COOH
Emas pertama-tama terbentuk dalam keadaan atom
bebasnya, kemudian membentuk agregat seukuran koloid yang
selanjutnya distabilkan oleh adanya ion OH- dari hidrolisis air yang
teradsorpsi dipermukaan koloid.
 3. Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh
a) Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S
dan asam arsenit (H 3 AsO 3 ) yang encer.
Persamaan reaksinya: 2 H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S (g) → As 2 S 3 (s) +
6H 2 O (l)
b) Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl
encer.
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
4. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam
alkohol ditambah dengan air. Persamaan reaksinya:
S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S sol belerang
B. DISPERSI
1. Cara mekanik
Menurut cara ini, zat yang akan didispersikan dalam medium
pendispersi digiling sampai ukurannya berada pada rentang
partikel-partikel koloid. contoh penggilingan kacang kedelai pada
proses pembuatan tahu, pembuatan cat di industri dimana bahan
untuk membuat cat digiling sampai berukuran koloid kemudian
didispersikan kedalam medium pendispersi seperti air.
2. Cara peptisasi
Cara peptisasi dilakukan dengan memecahkan suspensi kasar
menjadi partikel terdispersi koloid kemudian menambahkan ion-ion
yang dapat diadsorpsi oleh partikel-partikel koloid sehingga koloid
tersebut stabil. Secara praktis cara ini dilakukan dengan
menambahkan larutan ion sejenis kedalam suspensi suatu endapan
kemudian dilakukan pengadukan. Adanya pengadukan ini
menimbulkan agregat (atau susunan supramolekul) endapan
terpecah menjadi agregat-agregat yang lebih kecil menuju ukuran
koloid. Penggabungan kembali agregat yang berukuran koloid
dicegah dengan adanya ion-ion yang teradsorpsi di permukaan
koloid.
Contoh : pembentukan koloid Fe(OH)3 dari suspensi Fe(OH)3 dengan
cara penambahan larutan FeCl3 kedalam suspensi Fe(OH)3 dalam
air dan mengaduknya.
3. Cara homogenisasi
Cara homegenasi dilakukan dengan memecahkan suspensi
menjadi partikel berukuran lebih kecil, kemudian dilewatkan melalui
lubang dengan ukuran pori tertentu dengan bantuan tekanan tinggi
sehingga partikel yang akan didispersikan ke mediumnya relatif
homogen. Contohnya pada pembuatan susu.
4. Cara Busur Bredig
Cara ini menggunakan arus listrik bertegangan tinggi yang
dialirkan melalui dua buah elektroda yang terbuat dari kawat
logam. Kedua elektroda tersebut disimpan berdekatan dan tercelup
dalam air. kawat logam merupakan bahan dasar untuk pembuatan
partikel terdispersi. Adanya loncatan bunga api listrik menyebabkan
sebagian bahan kawat logam menguap dan terlarut kedalam air
sebagai medium pendispersi membentuk sol. Logamlogam yang
dapat dibuat koloid jenis sol ini adalah platina, emas, dan perak.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai