Anda di halaman 1dari 42

VAKSIN REKOMBINAN

DAN
PROTEIN REKOMBINAN

Sister Sianturi, S.Si., M.Si.


SEJARAH VAKSIN

• Vaksin berasal dari kata


vaccinus yang berasal dari
sapi.
• Vaksin pertama kali ditemukan
pada tahun 1796 oleh Edward
Jenner yaitu virus cacar.
• Vaksin telah lama dikenal
sebagai suatu substansi yang
digunakan untuk memperoleh
respon imun terhadap
mikroorganisme patogen.
VAKSIN VS VIRUS CACAR SAPI

• Sejarah vaksinasi dapat


dikatakan dimulai sejak 1796
ketika seorang dokter desa
melakukan vaksinasi desa
melakukan vaksinasi
menggunakan virus cacar
sapi untuk memberi
kekebalan pada manusia
terhadap infeksi cacar.
Pengertian Vaksin Rekombinan

Vaksin rekombinan merupakan


inovasi pengembangan vaksin
dengan memanfaatkan
bioteknologi dengan memutasi
suatu vektor untuk
mengekspresikan antigen dari virus
patogen dengan cara menyisipkan
gen target ke dalam genom vektor.
Harapannya adalah terbentuknya
respon tanggap kebal yang mampu
menahan infeksi patogen yang
ditargetkan.
Beberapa prinsip rekayasa genetika
dalam pembuatan vaksin adalah sebagai
berikut (Bioteknologi, 2009):
1.Mengisolasi / memisahkan gen-gen
dari organisme penyebab sakit yang
berperan dalam menghasilkan antigen
yang merangsang limfosit untuk
menghasilkan antibodi.
2.Menyisipkan gen-gen di atas, ke tubuh
organisme yang kekurangan pathogen.
3.Mengulturkan orgamisme hasil
rekayasa genetika, sehingga
menghasilkan antigen dalam jumlah
banyak.
4.Mengekstraksi antigen, lalu digunakan
sebagai vaksin.
PRINSIP VAKSIN REKOMBINAN

adanya suatu pengubahan sisipan urutan asam amino


dari suatu virus (penyebab penyakit) yang sudah diubah
secara genetika dan dibiakkan secara laboratorium
hingga terbentuk suatu produk yang tidak
menyebabkan penyakit(santos,1999)
• PRINSIP PENEMPELANYA berupa antigen
antibody kunci gembok seperti enzim yang
spesifik sehingga hanya mengenali antigen yang
spesifik dari suatu reseptor antibody dalam
tubuh
Pada dasarnya vaksin dapat a. Vaksin hidup (attenuated)
dibagi menjadi dua jenis,
Vaksin hidup dibuat
yaitu:
dari virus atau bakteri
• Live attenuated (kuman liar (wild) penyebab
atau virus hidup yang penyakit. Virus atau
dilemahkan) bakteri liar ini
• Inactivated (kuman, virus dilemahkan di
atau komponennya yang laboratorium, biasanya
dibuat tidak aktif). dengan pembiakan
berulang-ulang
Pembuatan vaksin

Dimisalkan pembuatan vaksin Virus


Hepatitis B
b. Vaksin inactivated c. Vaksin polisakarida
Vaksin inactivated Vaksin polisakarida
dihasilkan dengan cara adalah vaksin sub-unit
membiakkan bakteri atau yang inactivated
virus dalam media dengan bentuknya yang
pembiakan (persemaian), unik terdiri atas rantai
kemudian dibuat tidak aktif panjang molekul-
(inactivated) dengan molekul gula yang
penanaman bahan kimia membentuk permukaan
(biasanya formalin). kapsul bakteri tertentu.
Untuk menghasilkan vaksin dibutuhkan HBsAg yang berasal dari
virus Hepatitis B, virus diperbanyak dalam medium tertentu

Nantinya dihasilkan virus yang tidak menyebabkan penyakit


namun mampu merangsang sistem imun.

Strain ini selanjutnya dikultur pada kondisi yang sesuai dan


virusnya diinaktifkan melalui pemanasan dan proses kimia

Tahapan berikutnya virus yang telah dilemahkan ini


diinjeksikan ke dalam tubuh.
• Vaksin HBsAg yang dimumikan dari plasma karier dan inaktifasiformalin/panas
telah diproduksi di beberapa laboratorium.
• Salah satu sintesis HbsAg yang telah berhasil dari sel ragi ( yeast ) rekombinan
• Saat ini setidaknya ada 3 sumber partikel HBsAg yang digunakan untuk
vaksinasi hepatitis B. Terutama HbsAg dimumikan dari plasma karier
• Dua sumber lain yaitu melalui pendekatan teknologi rekombinan DNA, dengan
memasukan gen virus hepatitis B pengkode HBsAg ke dalam sel ragi dan sel
mamalia
• Selain itu, HBsAg juga dapat disekresi oleh E coli, namun jumlahnya relatif
kecil, demikian juga sifat antigeniknya.
• Dari penelitian, diketahui bahwa Antigen perlu
disertai oleh zat-zat lain agar kerjanya selalu
optimal, kualitasnya terjaga dan harus sempurna.
Antigen rentan sekali rusak, sehingga itulah
sebabnya mengapa semua vaksin wajib disimpan
dalam suhu 2-8 C (bahkan vaksin Polio -20 C).
Antigen ini harus dilengkapi dengan zat-zat
aditif/tambahan, seperti :
a)      Adjuvants,
b)      Preservatives
c)      Stabilizer
• Adjuvants  • Preservatives  • Stabilizer.
berfungsi berfungsi untuk berfungsi zat ini
memaksimalkan mencegah tumbuhnya adalah menstabilkan
respons sistem imun bakteri/jamur selama vaksin saat berada
tubuh. Antigen proses pembuatan pada kondisi ekstrem,
vaksin. Namun tidak misalnya panas. Dosis
+Adjuvant dikenali
semua vaksin yang digunakan amat
jauh lebih cepat oleh kecil, yaitu < 10
tubuh daripada menggunakan preserv
mikrogram. Jenis-
Antigen atives. Zat ini terutama
jenisStabilizers antara
saja. Adjuvant yang digunakan di kemasan
lain: gula (sukrosa &
vaksin multidosis
paling sering laktosa), asam amino
untuk mencegah (glisin, asam glutamat)
digunakan antara lain
pertumbuhan atau protein (albumin,
garam aluminium
mikroorganisme. gelatin)
a. Vaksin Hepatitis B rekombinan
1. Recombivax HB® vaccine
• Mengandung antigen Hepatitis B, amorphous aluminum hidroksiphosfat,
yeastprotein yang diberi formaldehid, dan thimerosal sebagai pengawet
• berasal dari HepatitisB surface antigen (HBsAg) yang diproduksi dalam sel
yeast.
• Bagian virus yang mengkode HBsAg dimasukkan kedalam yeast, dan
selanjutnya dikultur
• Antigen dipanen dan dipurifikasi dari kultur fermentasi yeast
Saccharomyces cereviceae, antigen HBsAg mengandung gen adw subtype
• Protein dilepaskan dari sel yeast melalui pengrusakan sel kemudian
dipurifikasi dengan metode fisika dan kimia, lalu dimasukkan ke larutan
buffer posfat dan formaldehid, dipercepat dengan menggunakan alum
(potassium aluminium sulfat)
• Vaksin rekombinan ini memperlihatkan kesamaan dengan vaksin yang
diperoleh dari plasma darah.
2. Engerix-B

• mengandung antigen permukaan virus Hepatitis B (HBsAg) yang


telah dipurifikasi dan dikultur dalam sel Saccharomyces cereviceae.
• HBsAg yang diekspresikan oleh Saccharomyces cereviceae
dipurifikasi dengan cara fisika-kimia dan aluminium hidroksida
• Engerix-B® vaccine mengandung antigen hepatitis B yang telah
dimurnikan, aluminum hidroksida, sejumlah yeast protein dan
thimerosal yang digunakan dalam proses produksi, serta 2
phenoxyethanol sebagai pengawet.
b. Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib)

• Haemophilus influenza tipe b (Hib) : bakteri yang berbahaya, penyebab


tersering dari meningitis dan pneumonia pada bayi dan anak di bawah
5 tahun
• Vaksin Hib dibuat dari kapsul polyribosyribitol phosphate (PRP)
• Vaksin yang beredar di Indonesia adalah vaksin konjugasi dengan
membran protein luar dari Neisseria meningitides yang disebut
sebagai PRP-OMP dan konjugasi dengan protein tetanus yang disebut
PRP-T.
• Vaksin Hib diberikan sejak umur 2 bulan. Vaksin PRP-OMP diberikan 2
kali sedangkan PRP-T diberikan 3 kali dengan jarak waktu 2 bulan.
• Efek samping : kemerahan dan rasa panas atau bengkak pada lokasi
suntikan serta demam.
Manfaat vaksin rekombinan

1. Mencegah penyakit infeksi


2. Membentuk respon tanggap kebal yang mampu
menahan infeksi patogen yang ditargetkan
3. Sebagai terobosan baru untuk menghadapi
beberapa penyakit secara sekaligus.
Kelebihan vaksin rekombinan :

1. Mudah diproduksi dalam jumlah besar dan ekonomis


dalam waktu yang cepat.
2. Tahan terhadap perubahan suhu sehingga lebih mudah
untuk disimpan dan didistribusikan
3. Dapat meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus dan
bakteri dalam waktu yang sangat lama
4. Tidak memerlukan perlakuan khusus terhadap mikroba
patogen selama proses produksi
5. Penyakit infeksi akan sulit mewabah
6. Mengurangi biaya pengobatan
7. Memperkecil penyebaran penyakit
8. Dapat menimbulkan netralisasi oleh antibodi yang
diberikan
Kekurangan vaksin rekombinan:

1. Menimbulkan efek samping


2. Kekhawatiran bahwa DNA asing terintegrasi ke
dalam kromosom hospes sehingga dapat
menyebabkan stimulasi gen yang tidak terkontrol
yang dapat mengakibatkan terbentuknya sel
kanker
3. Kekhawatiran terjadinya induksi reaksi autoimun
terhadap vaksinasi DNA yang dapat
menyebabkan terbentuknya antibody anti-DNA
 
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Sistem Imun

a n ke re n ta n an
a  p e r b e da
• Spesies bed d a p b er b a g ai
n g j e la s te r ha
ya p e n y a ki t.
sm e /
mikroorgani at re n ta n te r h a d ap
n u s ia s a n g
• Contoh: ma n ti ku s s a ng a t re si st e n.
ri, se d a n g k a
d ifte

SP ESI E S
Genetik

• Herediter  menentukan resistensi terhadap infeksi.


• Contoh: studi tuberkolosis pada pasangan kembar.
– Bila satu dari kembar homozigot menderita
tuberkolosis, pasangan lainnya menunjukkan
resiko lebih besar untuk juga menderita
tuberkolosis dibanding dengan pasangan kembar
yang heterozigot.
Usia

us ia ba l ita
a t p ad a a nak
d i le b ih b e r
s eri ng terj a ia de w as a.
• Infek s i i ba nd in gu s
a n g m u d a d s ia m ud a .
dan binat e lu m m at a ng pa dau
m u n ya n g b
• Siste m i
• Suhu tubuh  ↓ infeksi dari
mikroba
SUHU • Beberapa mikroba  tidak dapat
hidup baik pada suhu tertentu.
• Contoh: kuman tuberkolosis tidak
akan menginfektif hewan berdarah
dingin
Metabolik  Hormonal

• Sebelum pebertas, sistem imun pd pria dan wanita sama


• Setelah pubertas, dipengaruhi faktor hormonal
• Androgen : imunosupresif, menetap selama masa dewasa
 Estrogen :

• Fluktuatif (Tinggi selama pertengahan siklus haid dan


hamil)
• Mencegah aktivitas sel T
• Meningkatkan sintesis IgG dan IgA
• Wanita lbh sedikit terinfeksi dibanding pria
• Wanita lbh beresiko thd penyakit autoimun
Nutrisi

 Nutrisi yang buruk akan menurunkan resistensi terhadap


infeksi, terjadi leukopeni dan fagositosis yang menurun
 Nutrisi yang buruk dapat menyulitkan proliferasi virus
sehingga dapat lebih tahan terhadap infeksi virus tertentu
 Malaria memerlukan PABA untuk berkembang. Pada orang
yang malnutrisi dapat terjadi kekurangan PABA, sehingga
malaria sulit berkembang
melepas hormon seperti neuro-endokrin, glukokortikoid
STRES dan katekolamin. mempengaruhi produksi antibodi.

Membakar oksigen ↑ dalam tubuh  radikal bebas  OLAHRAGA


menyerang sel sistem kekebalan tubuh BERLEBIHAN

Perubahan dalam jaringan sitokin. Sitokin dikenal sebagai


TIDUR sinyal molekul imunologi.

Penyalahgunaan antibiotik  resisten, flora normal mati ANTIBIOTIK

• Getah lambung  sebagian bakteri patogen mati.


FAKTOR • Air kemih  membilas saluran kemih sehingga
FISIOLOGIS menurunkan infeksi oleh bakteri.
• Faktor humoral lain yaitu properdin dan interferon
PROTEIN
REKOMBINAN
PROTEIN REKOMBINAN

• Ekspresi Protein Rekombinan


– Protein
– DNA rekombinan
• Transfer DNA ke dalam Bakteri
• Teknik DNA Rekombinan
– Isolasi dan Purifikasi DNA genom
– Isolasi dan purifikasi DNA plasmid
• Fungsi Terapeutik Protein Rekombinan
Ekspresi Protein Rekombinan

• Ekspresi protein rekombinan adalah pembuatan


protein yang berasal dari DNA rekombinan.
• DNA rekombinan adalah bagian tertentu dari gen
yang dirancang untuk mengekspresikan suatu
produk dalam sel inang, pembawanya oleh faktor
kimia khusus sehingga protein yang tepat dapat
diproduksi dalam jumlah besar.
• Prinsip umum dalam DNA rekombinan sendiri adalah
mengambil bagian dari kode genetik dari satu organisme dan
menempatkannya ke dalam inti sel yang lain atau dengan
kata lain disebut dengan kloning.
• Protein rekombinan dibentuk ketika potongan mRNA
membawa informasi dari DNA bermigrasi ke ribosom dari
inti sel, sehingga akan diproduksi protein yang sesuai dengan
template tertentu.
• Ekspresi Protein rekombinan harus dimurnikan dengan
pemisahan dari potongan-potongan bagian-bagian sel yang
hancur.
DNA Rekombinan

• Rekombinan DNA dan bioteknologi dapat digunakan


untuk membentuk protein dan biasanya tidak
diproduksi dalam sel, untuk menghasilkan obat atau
vaksin, atau untuk menginisiasikan kesehatan manusia.
• Bakteri yang membawa DNA rekombinan dapat
dilepaskan ke lingkungan dalam kondisi yang dikontrol
dengan hati-hati untuk meningkatkan kesuburan tanah,
berfungsi sebagai insektisida, atau meredakan polusi.
Protein

• Protein adalah suatu zat organik yang membentuk


utama sel dan jaringan.
• Tubuh tidak dapat menyimpan kelebihan protein.
Namun protein menjadi sumber energi secara tidak
langsung dengan sejalannya aktivitas meningkat guna
pembentukan dan membangun sel dan jaringan baru
setelah rusak akibat berbagai aktivitas.
• Kebutuhan energi berasal dari protein 13-15% dari
total kalori per hari.
Fungsi Protein

• Katalisator reaksi-reaksi biokimia dalam sel


Peranan ini dimainkan oleh molekul protein khusus yaitu enzim. Reaksi-
reaksi yang dikatalisis oleh enzim berkisar dari reaksi-reaksi sederhana.
• Pengangkut molekul-molekul kecil dan ion
Molekul berukuran kecil, misalnya oksigen, diangkut di dalam jaringan
tubuh multiselular oleh protein hemoglobin atau oleh myoglobin.
• Berperan dalam sistem pergerakan yang terkoordinasi
Misalnya dalam kontraksi otot
• komponen sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh ditentukan oleh adanya antibody yang merupakan
protein dengan fungsi sangat spesifik
• Sebagai feromon
Digunakan untuk “menarik” sel lain atau lawan jenisnya.
• Bioteknologi dan DNA rekombinan juga dapat
digunakan dalam kedokteran forensik untuk “sidik
jari” individu dan mengidentifikasi DNA di TKP,
diciptakannya tanaman transgenik dan hewan yang
telah dikloningkan.
Transfer DNA Ke Dalam
Bakteri

• perpindahan DNA dari satu sel (sel donor) ke dalam sel


Konjugasi bakteri lainnya (sel resepien) melalui kontak fisik antara
kedua sel.

Transformasi • pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan di


sekelilingnya.

Transduksi • pemindahan DNA dari satu sel ke dalam sel lainnya


melalui perantaraan bakteriofage.
Konjugasi
Transformasi
Transduksi

Anda mungkin juga menyukai