Anda di halaman 1dari 26

ADVOKASI DALAM PROGRAM PENGENDALIAN MALARIA

KABUPATEN BELU

Pengelola malaria
DINAS KESEHATAN KAB. BELU
Izak freitas, a.Md.kep
PENDAHULUAN
• Malaria masih menjadi masalah di Dunia hingga saat ini
termasuk di Indonesia (Prov. NTT dan Kab. Belu).
• Program Pengendalian Malaria membutuhkan dukungan
penuh dari berbagai elemen baik pemerintah pusat/daerah,
masyarakat serta mitra kerja terkait.
• Namun dalam pelaksanaan Program Pengendalian Malaria di
Kabupaten Belu, dukungan ini justru masih dirasa kurang
khususnya dukungan sistem.
• Kurangnya dukungan sistem ini mengindikasikan belum
optimalnya pelaksanaan advokasi pengendalian malaria di
Kabupaten Belu.
TUJUAN ADVOKASI
• Advokasi dalam Program Pengendalian Malaria bertujuan untuk
menciptakan dukungan sistem dalam Program Pengendalian
Malaria.
• Dukungan sistem dapat tercipta jika pemahaman, kesadaran serta
kepedulian lintas sektor terhadap Program Pengendalian Malaria
semakin baik.
• Upaya ini membutuhkan sumber daya yang memadai berupa
Sumber Daya Manusia, materi atau pesan advokasi, jaringan serta
reputasi organisasi.
• Proses advokasi dilakukan melalui metode lobi dan rapat
koordinasi. Dalam proses advokasi dibutuhkan manajemen yang
baik sehingga pelaksanaanya menjadi efektif dan efisien.
PARTISIPASI LINTAS SEKTOR
Partisipasi lintas sektor sangat berperan dalam hal
pengendalian malaria, Peran dan kerjasama lintas
sektor diharapkan dapat mengatasi permasalahan
malaria :
• Kordinasi dengan lintas sektor apabila ada kasus
malaria, dan rapat-rapat kordinasi diharuskan adanya
kesempatan untuk membicarakan soal malaria
• Malaria dijadikan isue strategis di tengah
masyarakat.
PARTISIPASI LINTAS SEKTOR
• Dalam rencana Anggaran di Desa harus
diusulkan pembiayaan untuk kegiatan malaria.
• Meningkatkan kemitraan dalam menjalankan
program Malaria.
PERAN LINTAS SEKTOR
• Membentuk Malaria Centre (peningkatan partisipasi masyarakat dalam melaporkan
keluar masuknya warga asing maupun migrasi penduduk).

• Malaria Center Sebagai Penguatan Sistem Pengendalian Malaria di Desa maupun


Puskesmas.

• Pembentukan Malaria Center sangat penting mengingat Kab. Belu merupakan salah
satu kabupaten di Prov. NTT yang masih menghadapi risiko penyakit malaria
meskipun saat ini API Kab. Belu sudah menurun hingga dibawah 1/1000 penduduk.

• Wilayah kerja Puskesmas Dilumil berada di wilayah perbatasan langsung dengan


Negara Timor Leste, sehingga dibutuhkan dukungan Lintas Sektor untuk melakukan
Pemeriksaan Darah Malaria di Pasar Perbatasan maupun Migrasi Penduduk.
HAMBATAN ADVOKASI
• Kurangnya penerapan manajemen dalam
advokasi dalam Program Pengendalian Malaria.
• Kurangnya motivasi kepada bawahan untuk
dapat menerapkan manajemen dalam
melaksanakan tugas.
• Kurangnya Pendidikan dan Pelatihan bagi
Petugas Kesehatan atau Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan.
HARAPAN
Perlu meningkatkan perhatian dan kerjasama yang lebih
serius untuk menjaga citra Kab. Belu pada negara tetangga
dalam penanggulangan malaria dengan melibatkan semua
sektor terkait seperti :
Desa
TNI dan POLRI
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Pemuda
Dengan kemitraan dalam pembebasan Belu terkhusus
wilayah kerja Puskesmas Dilumil dari malaria harus dimotori
oleh Puskesmas sebagai pelaksana Program Malaria.
PETA SERTIFIKASI MALARIA KABUPATEN
BELU TAHUN 2019

Peta Daerah
Endemis Malaria
Berdasarkan
Puskesmas di
Kabupaten Belu
Tahun 2019
FASILITAS KESEHATAN DI KAB. BELU
RS PEMERINTAH 1

RS TNI 1

RS SWASTA 2

KLINIK SWASTA 5

KECAMATAN 12

PUSKESMAS 17
(Lokasi di Kecamatan)

DESA 68

KELURAHAN 12

FASKES DI DESA 83
(Pustu, Poskesdes, Polindes)
JUMLAH KASUS PER PLASMODIUM
JANUARI s/d JUNI TAHUN 2020
PF PV MIX

14 3 1
PERKEMBANGAN KASUS MALARIA DIKABUPATEN BELU
TAHUN 2015 s/d 2019
35000
31380
30141
30000 29239
27527
26033
25000

20000
Sediaan Darah Diperiksa
Kasus Positif
15000 API
grafik disamping
10462 menunjukan kasus
malaria di
10000 Kabupaten Belu
perlahan menurun
setiap tahunnya
dengan target API
5000 3256 nasional < 5 ‰
2181 penduduk
1232
16.21 10.66 5.95 261
1.26 47
0.23 18
0.09
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
KLASIFIKASI KASUS/UMUR
JANUARI s/d JUNI 2020
0-11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn 15-64 thn > 64 thn

L P L P L P L P L P L P

0 0 2 1 0 2 0 2 6 5 0 0
ANNUAL PARACITE INCIDENCE (API), ANNUAL
BLOOD EXAMINATION RATE (ABER) & SLIDE
POSITIVE RATE (SPR) MALARIA KAB. BELU TAHUN
2015 – 2020
18
16.21
16
15 15.15
14.49
14
13.25
12.57
12
10.8
10.66
10 SPR
API
8 7.48 ABER
6.57
6 5.95
4.73
4

2 1.26
0.95
0.23
0.15 0.17
0.09
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
JUMLAH KASUS MALARIA TERKONFIRMASI
LABORATORIUM DI KABUPATEN BELU TAHUN
35000
2015 – Juni 2020
31380
30141 29239
30000
27527
26033
25000

20000
Sediaan Darah Diperiksa
15000 Kasus Positif
10462
10000

5000 3256
2181 1232
261 47 18
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
JUMLAH KASUS MALARIA MENURUT FASKES
DI KABUPATEN BELU TAHUN 2020
TREND KASUS POSITIF
JANUARI s/d JUNI 2020
JUMLAH KASUS MALARIA MENURUT DESA/KELURAHAN
DIKAB. BELU
BULAN JANUARI s/d JUNI TAHUN 2020

6
5
5
4
3
3
2
2
1 1 1 1 1 1 1 1
1
Kasus Positif
0
KASUS MALARIA YANG DIOBATI SESUAI STANDAR
JANUARI s/d JUNI TAHUN 2020
KASUS INDOGENOUS
JANUARI s/d JUNI 2020
API FASKES
JANUARI s/d JUNI 2020
UPAYA DAN STRATEGI DALAM RANGKA
ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELU

Survei darah massal /Mass Blood Survey


Survei kontak malaria /Kontak serumah
Cross Check sediaan darah malaria di Kabupaten dan
Provinsi
Peningkatan Surveilans dan Penyelidikan
Epidemiologi.
Penatalaksanaan kasus malaria sesuai KMK Nomor
556 Tahun 2019
Distribusi logistik dan obat-obatan program malaria
untuk 17 Puskesmas, 4 Rumah Sakit, dan 5 Balai
pengobatan swasta
Pengobatan Malaria sesuai standar di 17 Puskesmas, 4
Rumah Sakit, dan 5 Balai pengobatan swasta
Kerja sama lintas Sektor, lintas Batas dan program
dalam pemberantasan malaria
 Peningkatan SDM melalui kegiatan pelatihan2 antara
lain basic training/pelatihan managemen dasar tentang
malaria dan sistim informasi dan Pro Mutu.
 Pelatihan bagi tenaga cross checker kabupaten
 Distribusi kelambu Massal dan rutin untuk Ibu hamil
 Monitoring pemanfaatan kelambu
 Pemetaan tempat-tempat perindukan nyamuk
 Pemberantasan sarang nyamuk (Penyemprotan Dinding
Rumah dengan insektisida /IRS)
UPAYA DAN STRATEGI DALAM RANGKA
ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN BELU

 Budidayakan tanaman pengusir nyamuk


 Survei jentik
 Pemetaan desa yang berbatasan
langsung dengan negara RDTL (terkait
kegiatan penemuan kasus malaria di
perbatasan )
 Pelatihan Kader Jumantik
 Pelaporan penemuan dan pengobatan
malaria sudah menggunakan aplikasi E-
Sismal
TERIMA KASIH BA’IS
SEMOGA EI LOI-LOI GA’AL

Anda mungkin juga menyukai