Anda di halaman 1dari 98

PATWAL OBSTETRI

Muhammad Al Anas, S.Ked


@belajarsgd
2020
PERKENALAN TENTOR

Muhammad Al Anas, S.Ked adalah Dokter Muda


lulusan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2018, sedang
menjalani clinical clerkship di RSUD Deli Serdang
Lubuk Pakam.

• Mahasiswa Berprestasi Sumatera Utara 2017


• Lulusan Berprestasi predikat summa cum laude
• Asisten dosen Departemen Biokimia FK UMSU,
dan Departemen Anatomi FK UMSU dan FKG
UNPRI
• Associate editor Buletin Farmatera
• Co-founder @belajarsgd est. 2018
OPENING REMARKS

SEMESTER KEMARIN GIMANA HASILNYA?


SEMESTER DEPAN MAU GIMANA HASILNYA?
KONTEN PEMBAHASAN

01
FISIOLOGI MENSTRUASI
Proses normal menstruasi,
hormon regulasi, dan menopause
02
FISIOLOGI KEHAMILAN
Fertilisasi, adaptasi pada tubuh
03
PERSALINAN NORMAL
Proses persalinan pervaginam

04
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Gambaran umum keadaan
hipertensi gestasional
05
TANYA JAWAB
Sesi tanya jawab dengan
partisipan
fisiologi menstruasi
Muhammad Al Anas, S.Ked
@belajarsgd
2020
,
Siklus Menstruasi
● Masa reproduksi: pubertas-menopause

○ Sesuai dengan irama hormonal


● Lapisan endometrium uterus

○ Proliferasi untuk menerima embryo

○ Lepas kalau kehamilan tidak terjadi


● Menopause: siklus menstruasi berhenti

○ ovum habis, kadar estrogen turun

○ terjadi antara usia 45-50 tahun


Siklus Ovarium
● Pembagian fisiologis

○ fase folikel: perdarahan - 15 (9-23) hari,

○ fase ovulasi: 1-3 hari, sampai ovulasi

○ fase luteum: 12 hari - perdarahan berikut


● Sesuai dengan perubahan hormonal
● Menjelang akhir fase luteum:

○ estrogen dan progesteron ↑ FSH dan LH mencapai titik terendah (feedback negatif)

○ perbandingan LH/FSH sedikit di atas 1


Fase folikel
● Satu atau dua hari setelah menstruasi,

○ FSH ↑, diikuti LH.

○ estrogen ↑ akibat rangsangan FSH

○ progesteron dan androgen tetap rendah.


● Fase folikel akhir,

○ FSH ↓, LH tetap ↑, LH/FSH ~ 2.

○ estrogen ↑ 5-9 kali, androgen ↑ sedikit

■ estradiol (folikel dominan), estrone (perifer)

○ estradiol dan inhibin menekan FSH

○ progesteron tetap rendah


Fase Ovulasi
● Folikel vesikularis: 1 matang, lain atresia
● LH naik 6-10x, FSH naik 2x, LH/FSH = 5.

○ naik 14 jam, bertahan 14 jam, turun 20 jam

○ sel granulosa dan theca  progesteron

○ produksi estrogen menurun


● Folikel ruptur, ovum keluar:

○ dibungkus cairan kental dan

○ dikelilingi sel granulosa (corona radiata)


● Sel granulosa dan theca  sel lutein
MEKANISME OVULASI
LH

PROGESTERON
HIPEREMI
FOLIKEL,
SEKRESI PG
ENZIM PROTEOLITIK

TRANSUDASI
DINDING FOLIKEL PLASMA KE
LEMAH DLM FOLIKEL

DEGENERASI PEMBENGKAKAN
STIGMA
FOLIKEL
PECAH FOLIKEL

EVAGINASI
OVUM
Fase luteum
 LH dan FSH ↓
● Sel granulosa: progesteron ↑↑ 10 kali , estrogen ↑
● Sel theca: androgen dan inhibin

○ androgen  estrogen oleh sel granulosa


● Feedback negatif ke gonadotropin
● Fungsi sekresi lenyap 12 hari post ovulasi

○ berubah menjadi korpus albikans


● Usia diperpanjang oleh HCG
Siklus uterus
● Awal fase folikel

○ endometrium 1-2 mm, sedikit kelenjar.


● Setelah menstruasi selesai,

○ endometrium menebal, 8-10 mm (estradiol)

○ mukus serviks lebih encer dan elastis.


● Setelah ovulasi

○ endometrium terhambat, 5-6 mm (progesteron)

○ stroma endometrium sembab.


● Kalau kehamilan tidak terjadi,

○ korpus luteum (-), estradiol dan progesteron hilang

○ kontraksi myometrium dan arteri spiralis

○ endometrium nekrosis dan dilepaskan


15
Tuba fallopii
● Fase folikel

○ jumlah silia dan sel-sel sekresi meningkat (estradiol)


● Menjelang ovulasi,

○ kontraksi tuba meningkat


● Fase luteum

○ peningkatan gerak silia (progesteron)

○ memudahkan gerakan hasil pembuahan ke uterus.


● Progesteron

○ sekresi zat-zat yang perlu untuk makanan

16
Perubahan pada vagina dan mammae
● Vagina,

○ fase folikel awal: epitel gepeng menipis

○ fase ovulasi: epitel menebal dan bertanduk (estradiol)

○ fase luteum: zat tanduk berkurang (progesteron)


● Mammae: efek estradiol

○ fase folikel awal: pembesaran lobulus)

○ akhir fase luteum: ukurannya berkurang

17
Human Chorionic Gonadotropin
● Mencegah terjadinya menstruasi
● Sekresi dari sel trofoblast sinsitium

○ di darah 8‑9 hari setelah ovulasi.

○ maks. 10-12 mgg, turun 16-20 mgg, lalu menetap.

○ dasar uji kehamilan.


● Mencegah penyusutan korpus luteum

○ merangsang sekresi rogesteron dan estrogen

○ korpus luteum menyusut minggu 13-17

○ estrogen/progesteron dibentuk plasenta:12 minggu 18


Estrogen
● Pembesaran uterus dan seks eksternal
○ lemak mons pubis dan vulva
○ epitel vagina menjadi gepeng berlapis
○ endometrium menebal, kelenjar meningkat
● Tuba: jumlah sel-sel bersilia ↑
● Mammae: stroma, saluran, lemak ↑
● Tulang: aktivitas osteoblast ↑
○ tumbuh cepat, penutupan epifisis cepat
○ postmenopause: osteoporosis
Progesteron
● Pembentukan di korpus luteum
● Uterus:

○ sekresi endometrium ↑  implantasi

○ kontraksi uterus berkurang


● Sekresi tuba  nutrisi ovum
● Mammae

○ perkembangan lobuli dan alveoli

○ peningkatan cairan di bawah kulit


HPA-Axis
Kontrol feedback oleh FSH dan
sekresi LH selama fase folikuler
Kontrol LH saat ovulasi
Produksi estrogen oleh folikel ovarium
Menopause

• Penghentian siklus menstruasi wanita saat


menopause antara usia 45 dan 55 tahun →
terbatasnya suplai folikel ovarium yang ada
saat lahir.
• Setelah reservoir ini habis, siklus ovarium,
dan karenanya siklus menstruasi, berhenti.
• Penghentian potensi reproduktif pada wanita
paruh baya “telah diprogram sebelumnya”
pada saat kelahirannya sendiri.
• Selama masa transisi, produksi estrogen
ovarium menurun dari 300 mg per hari
menjadi tidak ada sama sekali.
• Wanita pascamenopause tidak sepenuhnya
tanpa estrogen → karena jaringan adiposa,
hati, dan korteks adrenal terus memproduksi
hingga 20 mg estrogen per hari.
• Hilangnya estrogen ovarium setelah menopause
menyebabkan banyak perubahan fisik dan emosional:
• kekeringan vagina → ketidaknyamanan saat
berhubungan seks, atrofi organ genital secara
bertahap.
• Otot/kerangka → osteoporosis
• sistem kardiovaskular → Estrogen memodulasi kerja
epinefrin dan norepinefrin pada dinding arteriol
dengan mendorong pelepasan lokal oksida nitrat
vasodilator.
• Penurunan estrogen menopause menyebabkan
kontrol aliran darah yang tidak stabil, terutama di
pembuluh darah dikulit.
fisiologi kehamilan
Muhammad Al Anas, S.Ked
@belajarsgd
2020
Fisiologi Kehamilan
Pada manusia, pembuahan ( fertilisasi ) ovum oleh
sperma biasanya terjadi dibagian tengah tuba
uterina.
Ovarium (indung telur)

Merupakan kelenjar kelamin yang memproduksi ovum


(sel telur) dan menyekresi hormon estrogen dan
progesteron.
 FERTILISASI : PENGGABUNGAN 2 SEL
GAMET YAITU OVUM DAN
SPERMATOZOA MEMBENTUK ZIGOT
 2 PROSES SEBELUM FERTILISASI :
OVULASI DAN EJAKULASI
 FERTILISASI:
1. FERTILISASI INTERNA (Tdp Alat
Kopulasi)
2. FERTILISASI EKSTERNA (Ikan, Katak)
SPERMATOGENESIS
SPERMATOGENESIS

STRUKTUR SPERMATOZOA
OOGENESIS
OOGENESIS
TAHAP FERTILISASI

 DAYA TARIK  FERTILIZIN –


ANTIFERTILIZIN
 PENETRASI SEL-SEL GRANULOSA (OLEH
ENZIM HYALURONIDASE)
 PENETRASI ZONA PELUSIDA OLEH ENZIM
AKROSIN
 PENYATUAN SPERMATOZOA DENGAN MEMBRAN
VITELLIN
 PELEPASAN GRANUL-GRANUL OOSIT
 TERBENTUK MEMBRAN FERTILISASI
FERTILISASI
TINGKAT PERKEMBANGAN EMBRIO
Pembuahan Meliputi :

1. Kemoatraksi sperma ke ovum oleh zat – zat


yang dihasilkan oleh ovum.
2. Perlekatan ke zona pelusida, yaitu
struktur membranosa yang mengelilingi
ovum.
3. Penetrasi zona pelusida dan reaksi akrosom
4. Melekatnya kepala sperma ke membran sel ovum,
disertai penguraian tempat fusi dan pembebasan
inti sperma ke dalam sitoplasma ovum.
Ovum tetap dapat hidup dan mampu dibuahi
setelah ia dikeluarkan dari ovarium mungkin tidak
lebih dari 24 jam.
Jadi sperma harus segera setelah ovulasi agar
fertilisasi dapat berlangsung.
Sebaliknya, beberapa sperma dapat tetap hidup
pada saluran reproduksi wanita sampai 72 jam,
walaupun bagian terbesar tidak lebih dari 24 jam.
Oleh karena itu, agar fertilisasi dapat terjadi,
hubungan seksual biasanya harus terjadi antara satu
hari sebelum ovulasi sampai satu hari setelah
ovulasi.
Perubahan Anatomik dan Fisiologi pada
Kehamilan :
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh
tubuh wanita , khususnya pada alat genital
eksterna dan interna dan pada payudara ( mamma
).
Dalam hal ini hormon somatomammotropin,
esterogen dan progesteron mempunyai peran
penting.
Perubahan yang terdapat pada wanita
hamil, antara lain :
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan – bulan
pertama dibawah pengaruh esterogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertrofi otot polos uterus, disamping itu, serabut-
serabut kolagen yang ada menjadi higroskopik
akibat meningkatnya kadar esterogen sehingga
uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin.
Bila ada kehamilan ektopik, uterus akan
membesar, karena pengaruh hormon-hormon itu.
Bagitu pula endometrium menjadi desidua.
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram. Pada
akhir kehamilan ( 40 minggu ) berat uterus ini
menjadi 1000 gram, dengan panjang lebih kurang 20
cm dan dinding lebih kurang 2,5 cm.
Pada bulan- bulan pertama kehamilan bentuk
uterus seperti buah advokat, agak gepeng.
Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat.
Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali
seperti bentuk semula, lonjong seperti telur.
Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya
kehamilan sangat penting diketahui, antara lain
untuk membuat diagnosis apakah wanita tersebut
hamil fisiologik atau hamil ganda, atau menderita
penyakit seperti mola hidatidosa, dan sebagainya.
2. Serviks Uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga
mengalami perubahan karena hormon
esterogen.
Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan
otot, maka serviks lebih banyak mengandung
jaringan ikat, hanya 10 % jaringan otot.
Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung
kolagen. Akibatnya esterogen meningkat, dan
dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi
serviks menjadi lunak.
3. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon esterogen
mengalami perubahan, adanya hipervaskularisasi
mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiru- biruan ( livide ). Tanda ini
disebut tanda chadwick.
Warna porsio pun tampak livide.
Pembuluh darah alat genital interna akan membesar,
hal ini karena oksigenasi dan nutrisi pada alat2
genital tersebut meningka
4. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat
korpus luteum graviditasis sampai terbentuknya
plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.
Korpus luteum diameter 3 cm, kemudian
mengecil setelah plasenta terbentuk. Dan
plasenta mengeluarkan hormon esterogen dan
progesteron. Dan akhirnya diambil alih oleh
plasenta.
5. Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat
hormon somatomammotropin, esterogen dan
progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air
susu.
Esterogen menimbulkan hipertrofi sistem
saluran, sedangkan progesteron menambah sel –
sel asinus pada mamma.
Sommatomammotropin mempengaruhi
pertumbuhan sel asinus dan menimbulkan
perubahan dalam sel – sel, sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin.
Dengan demikian, mamma dipersiapkan untuk
laktasi
Pengaruh progesteron dan
somatomammotropin, terbentuk lemak
disekitar kelompok-kelompok alveolus,
sehingga mamma menjadi lebih besar.
Papilla mamma akan membesar, lebih tegak,
dan tampak hitam , seperti aerola mamma
karena hiperpigmentasi.
Pada minggu ke 12 lebih dari putting susu dapat
keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut
kolostrum.
Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjarasinus yang mulai bersekresi.
Setelah partus, kolostrum ini agak kental
dan warnanya agak kuning.
Meskipun kolostrum telah dikeluarkan,
pengeluaran air susu belum berjalan oleh karena
prolaktin ini ditekan oleh PIH ( prolaktine
inhibiting hormon )
Postpartum dengan dilahirkannya plasenta,
pengaruh esterogen, progesteron dan
somatomammotropin terhadap hipotalamus hilang
sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi
terjadi.
6. Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi
ke plasenta, uterus yang membesar dengan
pembuluh darah yang membesar.
Volume darah ibu dalam kehamilan
bertambah dengan adanya pencairan darah
yang disebut hidremia.
Volume darah akan bertambah kira-kira 25% dan
puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan
cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira
30%.
7. Sistem respirasi
Pada wanita hamil akan timbul keluhan rasa sesak,
hal ini karena pada kehamilan 32 minggu oleh karena
usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke
arah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak.
Untuk memenuhi O2 yang meningkat 20%, orang
hamil akan bernafas lebih dalam dan bagian
bawah toraks juga melebar ke sisi.
8. Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat rasa enek
( Nausea ), mungkin ini akibat hormon esterogen
meningkat.
Otot traktus digestivus menurun, sehingga
motilitas juga menurun.
Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan
yang telah dicerna juga lama di usus.hal ini mungkin
baik untuk resorpsi dan akan menimbulkan
obstipasi, yang menjadi keluhan wanita hamil
seperti muntah (emesis) atau dikenal morning
sickness.
9. Traktus Urinarius
Ini akan mulai tertekan pada bulan-bulan pertama
karena uterus yang membesar, sehingga timbul
sering kencing.
10. Kulit
Kulit terdapat deposit pigmen dan
hiperpigmentasi, ini disebabkan oleh pengaruh
melanophore stimulating hormon ( MSH ) yang
meningkat.
MSH adalah salah satu hormon yang keluar oleh
lobus anterior hipofisis.
Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pada
dahi, pipi dan hidung dikenal sebagai kloasma
gravidarum.
10. Metabolisme pada kehamilan
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR)
meninggi, sistem endokrin juga meninggi dan
tampak lebih jelas kelenjar gondoknya.
BMR meningkat hingga 15-20% yang
umumnya ditemukan pada triwulan akhir.
Diagnosis Tanda Kehamilan Tidak Pasti (Probable Sign)
Kehamilan Tanda Kehamilan Pasti

Tanda Kehamilan Tidak Pasti (Obstetri Fisiologi, 2008)


1. Amenorrhea 4. Quickening
Penyebab lain : ketidakseimbangan Persepsi gerakan janin I
ovarium hipofisis, stres, obat-obatan, Primigravida (18-20 mg)
penyakit kronis Multigravida (16 mg)
2. Mual dan muntah Ditemukan juga pada Pseudocyesis
5. Keluhan kencing
Morning sickness → >> estrogen dan Urinasi >>, kencing malam >>
beta Desakan uterus yg membesar dan tarikan ke kranial
6. Konstipasi
HCG, << motilitas gaster pagi hari Efek relaksasi profesteron pd tonus otot
>> dg bau menusuk, emosi tidak usus Perubahan pola makan
stabil Beri makanan ringan mudah 7. Perubahan BB
dicerna
3. Mastodinia Kehamilan 2-3 bl → << BB
Rasa kencang dan nyeri pada Selanjutnya >>
payudara Pembesaran payudara, 8. Peningkatan temperatur basal > 3 mg
vaskularisasi>>, proliferasi asinus
dan duktus
Pengaruh estrogen dan progesteron
Tanda Kehamilan Tidak Pasti (Obstetri Fisiologi, 2008)
9. Warna kulit: 11. Perubahan Payudara
• Kloasma, setelah 16 mg • Tuberkel montgomery menonjol (UK 6-8 mg)
• Warna areola menggelap • Stimulasi prolaktin dan Human Placental Lactogen
• Striae gravidarum • Sekresi kolostrum (UK > 16 mg)
• Linea nigra
• Teleangiektasis
• Stimulasi MSH krn estrogen yang
tinggi → kortikosteroid >>

11. Pembesaran perut (stlh UK 16 mg)


12. Kontraksi uterus
13. Balotemen
• UK 16-20 mg
• Dd : asites dg kista ovarium, mioma uteri
Tanda Kehamilan Tidak Pasti (Obstetri Fisiologi,
2008)

14. Perubahan Uterus


Tanda Chadwick → Perubahan warna kebiruan atau ungu pada cervix, vagina, dan labia
karena peningkatan vaskularisasi. Muncul pada minggu ke 6-8 gestasi

Tanda Goodel → Perlunakan portio vaginalis cervix karena peningkatan


vaskularisasi

Tanda Ladin → Perlunakan pada bagian midline uterus pada bagian depan
junction antara uterus dan serviks. Muncul pada minggu ke 6 gestasi

Tanda Hegar → Perlunakan pada segmen bawah Rahim (antara uterus dan
cervix)

Tanda Mc.Donald → Mudahnya corpus uteri untuk di fleksikan terhadap cervix

Tanda Van Fernwald→ Pada awal kehamilan minggu 5-8 perlunakan pada fundus uteri
terjadi implantasi

Tanda Piskacek → Terjadi pembesaran asimetris di tempat implantasi (bagian


tuba uterine bertemu dengan uterus: cornu uteri)
Tanda Kehamilan Pasti (Obstetri Fisiologi,
2008)

1. DJJ 6. Laboratorium (hCG)


• Laenec (17-18 mg)
• Urine: 6-8 days after ovulation
• Doppler (12 mg)
• Blood:
2. Palpasi • >>qualitative (checks to see if
hCG Present : as early as 10 days
3. Rontgenografi after missed period
• Tulang tampak mg 12-14 • >>quantitave (measures exact
amount of hCG)
• Jk terdapat keragu-raguan dan mendesak
• If you get a negative pregnancy
4. USG test result, try retesting within
about a week to double-
• Mg 3-5 : gestational sac
check. Some home pregnancy
• 6-7 : polus embrional tests suggest doing this
• 8-9 : gerak janin regardless of your results.
• 9-10 : plasenta, dst
• 2 gestational sac di mg 6 → gmeli • What if you get two different
results? A blood test could
5. Fetal ECG : 12 mg, dg fetalkardiografi confirm results.

©Bimbel UKDI MANTAP


persalinan normal
Muhammad Al Anas, S.Ked
@belajarsgd
2020
DEFINISI

 Persalinan: proses dimana bayi, plasenta dan


selaput ketuban keluar dari rahim ibu, dianggap
normal: usia kehamilan cukup bln (setelah 37
mgg) tanpa disertai adanya penyakit

 Persalinan dimulai (inpartu) pd saat uterus


berkontraksi  perubahan pd serviks (membuka
dan menipis) disertai bloody show dan berakhir dgn
lahirnya plasenta secara lengkap
FASE-FASE PROSES PERSALINAN

KALA I
◦ Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap
(kala pembukaan)
 Fase Laten
 Fase Aktif
KALA II
◦ Pengeluaran bayi
KALA III
◦ Pengeluaran uri
KALA IV
◦ Observasi pasca persalinan
KALA I

DIMULAI → waktu serviks membuka karena


his : kontraksi uterus teratur, makin lama, makin
kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran lendir darah
BERAKHIR → waktu pembukaan serviks
telah lengkap (bibir portio tidak dapat
diraba)
Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada
akhir kala I
PEMERIKSAAN DALAM
PEMERIKSAAN DALAM

Kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan atau dilatasi serviks


KALA I

 Fase laten : pembukaan sampai mencapai 4 cm,


berlangsung ± 8 jam
 Fase aktif : pembukaan dari 4 cm sampai lengkap.
Terdiri dari :
 Fase akselerasi (± 2 jam)
 Fase dilatasi maksimal (± 2 jam)
 Fase deselerasi (± 2 jam)
KALA I

Peristiwa penting pada kala I :


1. Keluar lendir darah (bloody show) → lepasnya mucous
plug, terbukanya vaskular pembuluh darah serviks,
pergeseran antara selaput ketuban dgn dinding dalam
uterus
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka serviks
menipis dan mendatar
3. Selaput ketuban pecah spontan
4. Pada primi (± 20 jam), pada multi (± 14 jam)
KALA II

 DIMULAI → pembukaan serviks telah lengkap


 BERAKHIR → saat bayi telah lahir lengkap
 His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat
kuat
 Selaput ketuban mungkin juga pecah spontan pada
awal Kala II
KALA II

Peristiwa penting pada kala II :


1. Bagian terbawah janin turun hingga dasar panggul
2. Ibu timbul perasaan ingin mengedan yang makin berat
3. Perineum meregang dan anus membuka
4. Kepala dilahirkan lebih dahulu, dgn suboksiput di bawah
simfisis, selanjutnya dilahirkan badan dan anggota
badan
5. Mungkin diperlukan episiotomi
6. Pada primi ± 1,5 jam, pada multi ± 0,5 jam
KALA II
KALA II
KALA II
KALA III

DIMULAI → pada saat bayi telah lahir lengkap


BERAKHIR → lahirnya plasenta
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari
sentra (Schultze) → ditandai perdarahan baru.
Atau dari tepi/marginal (Matthews-Duncan) → 
tidak disertai perdarahan
Pd keadaan normal, kontraksi uterus
bertambah keras, fundus setinggi pusat,
plasenta lepas 5-15 menit setelah bayi lahir
KALA III
KALA IV
 Observasi hingga 2 jam post partum
 Hal-hal yang diperhatikan :
◦ Vital sign ibu dalam batas normal
◦ Kontraksi uterus baik
◦ Perdarahan per vaginam < 500 cc
◦ Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
◦ Kandung kemih harus kosong
◦ Luka-luka di perineum harus dirawat
◦ Resume keadaan ibu dan janin
82
Kasus

 Seorang perempuan, 27 tahun, G1P0A0, datang ke


IGD RS dengan keluhan mules-mules mau melahirkan
disertai keluar lendir darah. Dari HPHT usia
kehamilan aterm. His (+) 2x20”/10‘, DJJ (+) 148x/i.
VT : Cx sakral,eff.100%,tertutup,kepala HI, ST : lendir
darah (+), ketuban (-)

 Pada fase apakah pasien tersebut?


 Apa tatalaksana pada pasien tersebut?
Kasus

 Seorang perempuan, 27 tahun, G1P0A0, datang ke


IGD RS dengan keluhan mau mengedan. Dari HPHT
usia kehamilan aterm. His (+) 4x40”/10‘, DJJ (+) 154x/i.
VT : Cx pembukaan lengkap, kepala HIII+, ST : lendir
darah (+), ketuban (-),jernih, UUK arah jam 10

 Pada fase apakah pasien tersebut?


 Apa tatalaksana pada pasien tersebut?
hipertensi pada kehamilan
Muhammad Al Anas, S.Ked
@belajarsgd
2020
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
DIAGNOSIS (POGI, 2016) (Kemenkes,
2013)
A. Hipertensi pada Usia Kehamilan > 20 minggu
HIPERTENSI GESTATIONAL

• Tekanan darah 140/90 mm Hg untuk pertama kalinya dalam kehamilan dan tanpa proteinuria
• TD kembali normal < 12 minggu postpartum

PREEKLAMPSIA

• TD ≥140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu dan dengan proteinuria


• Jika proteinuria(-), disertai adanya salah satu gangguan organ:
• Trombositopenia : trombosit < 100.000 / ml
• Gg ginjal : kreatinin 1,1 mg/dl
• Gg.liver : peningkatan transaminase 2x atau nyeri epigastrik / regio kanan atas
• Edema Paru
• Gg. neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
• Gg. janin: Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR)

PREEKLAMPSIA BERAT
• Syarat preeklampsia terpenuhi, dan didapatkan salah satu konisi di bawah ini:
• TD ≥160/110 mmHg
• Trombositopenia : trombosit < 100.000 / ml
• Gg ginjal : kreatinin 1,1 mg/dl
• Gg.liver : peningkatan transaminase 2x atau nyeri epigastrik / regio kanan atas
• Edema Paru
• Gg. neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
• Gg. janin: Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR)
DIAGNOSIS (POGI, 2016) (Kemenkes,
2013)
B. Hipertensi pada Usia Kehamilan < 20 minggu
Hipertensi Kronik

• TD 140/90 mm Hg sebelum kehamilan atau terdiagnosis sebelum UK 20 minggu tidak


disertai PTG (penyakit trofoblastik gestasional) atau
• Hipertensi pertama kali terdiagnosis setelah UK 20 minggu dan persisten sampai >12
minggu postpartum
• Tanpa disertai proteinuria

Superimposed Preeclampsia

• Onset baru proteinuria 300 mg/24 jam pada wanita dengan hipertensi sebelum UK 20
minggu
• Peningkatan mendadak proteinuria atau tekanan darah atau angka trombosit <100.000/
mm3 pada wanita dengan HT dan proteinuria <20 minggu
DIAGNOSIS
C. Komplikasi
EKLAMPSIA (Kemenkes, 2013) (COGS, 2006)

• Kejang dan atau koma yang disebabkan karena preeklampsia, bukan sebab lain
• Impending eclampsia:
• 1) Headache
• 2) Nausea and Vomiting
• 3) Visual Disturbances
• 4) Right upper quadrant pain
• 5) Progressively oedema (non dependant)
• 6) Frothy urine (proteinuria)
• 7) Blurred vision
• 8) Hyper refleksia

HELLP SYNDROME (Sibai, 2004)

• TRIAS: Haemolysis, Elevated Liver Enzymes, Thrombocytopenia


• Tennessee Class:
• Kriteria Lab: 1. Hemolysis pada apusan darah tepi (schizocytes, burr cell) , 2. AST > 70 IU/L dan LDH > 600
IU/L, 3. AT < 100.000/mm3.
• Complete: ditemukan semua kriteria.
• Partial: ditemukan 1 atau 2 kriteria saja.
• Mississippi Class:
• Class 1: Hemolysis pada apusan darah tepi , AST > 70 IU/L dan LDH > 600 IU/L, AT < 50.000/mm3.
• Class 2: Hemolysis pada apusan darah tepi , AST > 70 IU/L dan LDH > 600 IU/L, AT 50.000 -
100.000/mm3.
• Class 3: Hemolysis pada apusan darah tepi , AST > 40 IU/L dan LDH > 600 IU/L, AT > 100.000/mm3.
MANAGEMEN
EKSPEKTATIF
PREEKLAMPSIA
MANAGEMEN
EKSPEKTATIF
PREEKLAMPSIA
BERAT
MANAGEMEN EKSPEKTATIF
HELLP SYNDROME
Pemberian MgSO4

Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur


1 untuk mencegah kejang atau kejang berulang.
• Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan
dengan 10 ml akuades
• Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20 menit
• Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g MgSO4 (12,5
ml larutan MgSO4 40%) IM dibokong kiri dan kanan

Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan


2 6 g MgSO4 dalam 6 jam sesuai prosedur.

Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkandalam 500


ml larutan Ringer Laktat/Ringer Asetat, lalu berikan secaraIV dengan
kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam
setelah persalinan atau kejang berakhir
©Bimbel (bila eklampsia)
UKDI MANTAP
Pemberian MgSO4

MgSO4 diberikan jika :


• Tersedia Ca Glukonas 10%
• RR min 16 x/menit
• Refleks patella (+)
• Urin ≥ 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
• Stop jika keadaan diatas (-)
Antidotum :
• Jk terjadi henti nafas → bagging
• Ca glukonat 1 gr (10 ml dalam larutan 10%) IV, perlahan sampai
bernafas lagi (bolus dalam 10 menit).
Pemberian Anti Hipertensi

POGI, 2016
Rekomendasi Anti Hipertensi Hipertensi Kronik
atau Hipertensi Gestasional
(Podymow and August, 2013)
Rekomendasi Anti
Hipertensi Preeklampsia
(Podymow and August, 2013)

Anti Hipertensi Kontraindikasi pada Ibu Hamil

Antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril),


ARB (misalnya valsartan), dan klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil
THANKS

Ada pertanyaan?

@belajarsgd est. 2018

Anda mungkin juga menyukai