Anda di halaman 1dari 11

`

Ustadz H. Ahmad Suhaemi Diradji, Lc. MA.

HUKUM EKONOMI SYARI’AH


TAHUN AKADEMIK 2014-2015
Pengertian Kodifikasi AL-QUR’AN
Pengumpulan (kodifikasi Al-
Qur’an) mempunyai 3 pengertian :
1. Pengumpulan dalam konteks hifdzuhu
(menghafal dan
mengekspresikannya)

2. Pengumpulan dalam konteks


kitabatuhu kullihi (penulisan Al-Qur’an
secara keseluruhan)

3. Pengumpulan lewat rekaman bacaan


Al-Qur’an (murottal)
Mushaf Al-Qur’an yang berada di tangan kita sekarang ini telah
melaluiproses yang panjang dan berliku-liku
memakan waktu lebih dari 1400 sehingga tahun yang
mempunyai latar belakang sejarah yang silam
menarik
dan untuk
diketahui. Selain itu jaminan atas keotentikan Al-Qur’an
termaktub dalam Al-Qur’an Surah Al-Hijr : 9 (15).

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-


Qur’an dan Sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya”
Latar Belakang
Pada permulaan islam, kebanyakan
orang arab adalah buta huruf. Sedikit sekali
yang bisa membaca dan menulis. Mereka
belum mengenal kertas, sehingga wahyu
yang turun ditulis di pelepah kurma, batu,
kulit, dan tulang hewan. Setelah mereka
menakhlukkan Persia barulah
mengenal istilah kertas, dimana Rasulullah
mereka
sudah wafat.
Pada masa Rasulullah, beliau
menyuruh kepada para
wahyu yangsahabat,
turun agar dihafal dan ditulis,
setiap
bahkan beliau membuat peraturan, yaitu Al-
Qur’an saja yang boleh dituliskan. Hadis atau
pelajaran yang mereka dengar dari
Sejarah Kodifikasi AL-Qur’an
Kodifikasi pada Zaman Rasulullah
1. Al Jam’u fis Sudur
Para sahabatlangsung
menghafal di luar kepala.

2. Al Jam’u fis Suthur


Para sahabat menuliskan setiap
wahyu yang dibacakan oleh
Rasulullah di media yang ada
yakni, pelepah kurma, batu, dan
kulit serta tulang binatang.
Kodifikasi pada Zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq
Pada zaman Khalifah Abu Bakar Atas usulan Umar,
khalifah memerintahkan Zaid bin Tsabit mengumpulkan Al-
Qur’an yang masih tercecer agar diperiksa, diteliti dan dijadikan
mushaf.
Sahabat Ali bin Abi thalib berkomentar atas peristiwa
yang bersejarah ini dengan mengatakan : "Orang yang paling
berjasa terhadap Mushaf adalah Abu bakar, semoga ia mendapat
rahmat Allah karena ialah yang pertama kali mengumpulkan Al
Quran, selain itu juga Abu bakarlah yang pertama kali menyebut
Al Quran sebagai Mushaf).
Kodifikasi pada Zaman Khalifah Umar bin Khattab
Tidak ada pembukuan Al-Qur’an, melainkan beliau
mengemban misi untuk menyebarkan islam dan
mensosialisasikan sumber utama ajaran Al-Qur’an ke wilayah-
wilayah daulah islam yang baru.
Kodifikasi pada Zaman Khalifah Usman bin Affan
Usman memerintahkan untuk menjalin dan menyatukan
Al-Qur’an menjadi mushaf, yang jumlahnya ada 6 dan
membakar setiap naskah selain mushaf.
Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia yang
dibentuk Usman untuk menyalin Mushaf adalah berpegang
pada Rasm alAnbath tanpa harakat atau Syakl (tanda baca) dan
Nuqath (titik sebagai pembeda huruf).
Kodifikasi pada Zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib
Muncul inspirasi kepada salah seorang sahabat Ali bin Abi Thalib
yang menjadi khalifah pada waktu itu yang bernama Abul- Aswad as-Dualy
untuk membuat tanda baca (Nuqathu I'rab) yang berupa tanda titik.
Atas persetujuan dari khalifah, akhirnya ia membuat tanda baca
tersebut dan membubuhkannya pada mushaf. Adapun yang mendorong Abul-
Aswad ad-Dualy membuat tanda titik adalah riwayat dari Ali r.a bahwa suatu
ketika Abul-Aswad adDualy menjumpai seseorang yang bukan orang arab dan
baru masuk islam membaca kasrah pada kata "Warasuulihi" yang seharusnya
dibaca "Warasuuluhu" yang terdapat pada QS. At-Taubah (9) 3 sehingga bisa
merusak makna.
Kodifikasi pada Zaman Khalifah Al-Makmun

Al-Qur’an sudah ditulis dengan menggunakan


tanda baca tajwid.
Sekian
&
Terimakasi
h
☺☺☺

Anda mungkin juga menyukai