Anda di halaman 1dari 28

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kuliah 1 Pendahuluan dan Kuliah 2

Mohammad Farid, MT
Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik UPI
Tujuan Perkuliahan
Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa mengenai
pentingnya keselamatan dan manajemen resiko
kesehatan di tempat kerja
Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis bahaya dan
kecelakaan pada tempat kerja dan dapat melakukan
tindakan investigasi serta pencegahan kecelakaan pada
tempat kerja
Mahasiswa dapat menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kerja.
Konten Perkuliahan
 Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut UU.
 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
 Jenis-jenis Bahaya dan Kecelakaan Kerja.
 Pencegahan dan Investigasi Kecelakaan Kerja.
 Pengukuran Kinerja Keselamatan Efektif.
 Pengembangan Sistem Aman Bekerja melalui Analisis
Pekerjaan Keselamatan dan Teknik Lainnya.
 Manajemen Resiko Kesehatan Kerja.
 Pengelolaan dan Pengendalian Faktor Manusia dan
Keselamatan yang Berhubungan dengan Perilaku.
 Peningkatan Budaya Keselamatan.
Keselamatan dan Kesehatan merupakan
Hak Asasi Manusia
 Manusia telah diciptakan dengan sempurna, memiliki
sistem perlindungan mendasar sejak masih dalam
kandungan hingga wafat.
 Memiliki keinginan untuk tetap selamat dan sehat
 Memiliki perasaan takut terhadap bahaya
 Memiliki naluri yang dapat mendeteksi adanya bahaya
 Memiliki gerak refleks
 Memiliki akal yang selalu menimbang benar atau salah
 Memiliki Ibu yang melindungi & Ayah yang membimbing ke jalan
selamat
 Sebagai hak yang asasi maka setiap manusia harus
dilindungi terhadap bahaya-bahaya yang dikenakan
kepadanya.
Kita selalu sadar keselamatan
Tindakan aman yang mungkin telah dilakukan
hari ini
• Selalu berusaha melihat kearah mana kita hendak
melangkah
• Minum teh panas dengan berhati-hati
• Menjaga jarak kendaraan saat beriringan dgn
kendaraan lain
• Mengurangi kecepatan bila ada hambatan
didepan jalan
• selalu menjaga diri dari bahaya yang kita ketahui
agar tetap selamat.
Sejarah Perkembangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
 1700 tahun sebelum masehi Raja Hamurabi dari kerajaan Babylonia dalam
kitab undang-undangnya menyatakan  Bila seorang ahli bangunan
membuat rumah untuk seseorang dan pelaksanaan pembuatannya tidak
berjalan dengan baik sehingga rumah itu roboh dan menimpa pemilik
rumah hingga mati, maka ahli bangunan tersebut dibunuh.”
 Dalam zaman Mozai kurang lebih 5 abad setelah Hamurabi  dinyatakan
bahwa ahli bangunan bertanggungjawab atas keselamatan para pelaksana
dan pekerja dengan menetapkan pemasangan pagar pengamanan pada
setiap sisi luar atap rumah.
 Kurang lebih 8 abad sesudah masehi, Plinius seorang ahli Encyclopedia
bangsa Roma  mensyaratkan agar para pekerja tambang diharuskan
memakai tutup hidung
 Tahun 1450 Dominico Fontana diserahi tugas membangun obelisk di
tengah lapangan St. Pieter Roma. Ia selalu  mensyaratkan agar para
pekerja memakai topi baja.
Sejarah Perkembangan Bahaya Pekerjaan

Sebelum era industri Revolusi Industri Sekarang


Bahaya pekerjaan masih terbatas Peralatan berubah secara drastis. Perkembangan teknologi
pada bahaya peng gunaan alat- Pada masa ini mesin-mesin semakin pesat, peralatan di
alat sederhana. Perlindungan bertenaga besar mulai disain dengan tingkat bahaya
keselamatan masih sangat diciptakan. Tentu saja yang semakin tinggi, namun
kurang. Perlindungan hanya perkembangan ini berakibat tingkat keamanan juga tinggi.
diberikan kepada kelompok meningkatnya bahaya-bahaya Pekerjaan diatur agar aman bagi
bangsawan atau raja-raja dimana pekerjaan. Tidak hanya bahaya pekerja. Perlindungan hak asasi
pekerjaan kasar atau berbahaya yang mengancam keselamatan semakin diperhati kan,
dilakukan oleh para budak. tetapi juga bahaya lingkungan. keselamatan menjadi perhatian
Kematian atau kecelakaan Revolusi industri menuju yang utama. Sumber energi
dianggap sebagai bagian dari kemajuan atau kehancuran ? ramah linkungan mulai
nasib para budak. dikembang kan. dstnya
Perjalanan sejarah perlindungan Kesehatan & Keselamatan mulai dari
engineering hingga perubahan budaya
Historical path from safety engineering to culture change

CC
E3
E3 BB
E1
E2 E1 E1 E2

ime (CC)
(E1) (E3) E3 BB
Culture Change
Engineering Education
E1 E2 E1 E2

(E2) (BB)
Enforcement Behavior -based

Pola statistik kecelakaan


=
Trend of accident statistic
Penanggulangan bahaya melalui Penggunaan sistem sabuk pengaman
(E1) otomatis, tidak akan efektif bila
E1 rekayasa engineering
Engineering diiringi dengan penolakan pemakai.

Penggunaan bantuan dari luar Pemakaian sabuk pengaman karena


(E2) seperti pengawasan, penegakan takut polisi, tidak efektif bila polisi
E1 E2 Enforcement disiplin, dll. tidak ada

E3 Perlindungan melalui peningkatan Mengetahui perlunya memakai


(E3) pengetahuan akan bahaya dan sabuk pengaman namun karena
Education penanggulangannya belum diiringi dengan kebiasaan
E2 E1 maka seringkali terlupakan

E3 BB (BB) Perlindungan dengan


Memakai sabuk pengaman karena
mengandalkan perilaku orang kebiasaan.
Behavior -based
E1 E2 dalam hal keselamatan

Perlindungan melalui pembentukan


CC (CC)
budaya masyarakat yang memiliki Memakai sabuk pengaman tidak
E3 BB Culture
kesadaran, kebiasaan, kepekaan
hanya untuk dirinya saja tapi juga
Change untuk yang lain.
E1 E2 yang sama
Dimanakah kita untuk penggunan Masker?

E3 BB CC
E3
E3 BB
E1 E1 E2
E2 E1 E1 E2
E1 E2

Hanya bergantung Bergantung pada Bergantung pada Terlindungi oleh Terlindungi karena
pada alat dorongan orang daya Ingat. kebiasaan. telah membudaya
pelindung lain.
Kesadaran sudah Kesadaran sudah Kesadaran sangat
Kesadaran Kurang kesadaran ada. ada. tinggi dan berjamaah
tidak
ditumbuhkan.
MENGAPA HARUS ADA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA ?
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MEMPUNYAI ARTI SELAMAT DAN SEHAT BAGI
PEKERJA YANG AKAN MAUPUN SELESAI
MELAKSANAKAN SUATU PEKERJAAN BAIK FISIK
ATAU MENTAL SECARA INDIVIDU MAUPUN SOSIAL,
DENGAN USAHA-USAHA PREVENTIF DAN KURATIF,
TERHADAP GANGGUAN-GANGGUAN KESEHATAN
AKIBAT PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN KERJA
SERTA PENYAKIT-PENYAKIT UMUM.
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
Undang-undang keselamatan kerja no. 1 tahun 1970.
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatn kerja
untuk:
 Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan.
 Mencegah, mengurangi dan memadamkan bahaya kebakaran.
 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
 Memberi pertolongan pada kecelakaan
 Memberi alat-alat pelindung diri
 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
dan kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
 Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
 Menyelenggarakan penyegaran yang cukup.
 Memberikan kebersihan,kesehatan dan ketertiban
Dasar Hukum
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan

UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok


Mengenai ketenagakerjaan
 Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang
layak bagi kemanusiaan
Dasar Hukum (con’t)
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja
serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral
agama
Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang
meliputi :
(1) norma keselamatan kerja
(2) norma kesehatan kerja
(3) norma kerja
(4) pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi
dalam hal kecelakaan kerja
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86 UU No.13/2003
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas:
a)keselamatan dan kesehatan kerja;
b)moral dan kesusilaan; dan
c)perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Pasal 87 UU No.13/2003 (con’t)

(1)Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan

(2)Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Definisi Keselamatan Kerja
 Keselamatan kerja adalah “keselamatan yang bertalian dengan
mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan”(Suma’mur, 1989).
 Keselamatan kerja merupakan bidang kegiatan yang ditujukan
untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya
dengan lingkungan dan situasi kerja (AM. Sugeng Budiono,
2003:171)
 Penerapan keselamatan kerja ditujukan tidak hanya di satu
tempat kerja saja tetapi di segala tempat kerja dan harus
diterapkan diberbagai bidang kegiatan seperti pertanian,
industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa
dan lain-lain
Definisi Keselamatan Kerja (Cont’)
Keselamatan kerja juga berarti kondisi yang
terlindungi terhadap bahaya, kecelakaan,
gangguan, kerusakan pada kegiatan kerja.

Keselamatan kerja sangat penting dalam


perusahaan, karena keselamatan tersebut
menyangkut seluruh aspek dalam perusahaan,
mulai dari keselamatan dalam penggunaan mesin-
mesin industri, keselamatan dalam penggunaan
alat-alat kerja seperti soldier, gergaji, juga
termasuk keselamatan lingkungan tempat kerja
dimana proses produksi itu dilaksanakan.
Tujuan Keselamatan Kerja
Tujuan utama dari keselamatan kerja, yaitu
(Suma’mur, 1989):
Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di
tempat kerja.
Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara
aman dan efisien.
Tujuan K3 (Rachman, 1990)
Agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada di
tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat.
Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan lancar
tanpa adanya hambatan.
Aspek-aspek Perlindungan dalam K3
Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian.
Peralatan dan bahan yang digunakan.
Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, dan
sosial.
Proses produksi.
Karakteristik dan sifat pekerjaan.
Teknologi dan metodologi kerja.
Hubungan antara Keselamatan Kerja dan
Peningkatan Produksi dan Produktivitas
 Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang
menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi dan ditekan sekecil-
kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari.
 Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan
penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian
dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.
 Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi-
kondisi yang mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja, sehingga faktor
manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisiensi yang tinggi pula.
 Praktek keselamatan tidak bisa dipisah-pisahkan dari ketrampilan, keduanya
berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur essensial bagi kelangsungan
proses produksi.
 Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi
pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja,
sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan pengusaha yang
merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.
Fokus Program Keselamatan Kerja
Program keselamatan kerja difokuskan pada dua
aspek:
Perilaku Kerja:
Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja
Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan
keselamatan kerja, mulai dari manajemen puncak hingga
karyawan level terendah
Menekankan tanggung jawab para manajer dalam
melaksanakan program keselamatan kerja
Kondisi Kerja:
Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang
aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat pengaman
Definisi Kesehatan Kerja
 Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam Ilmu kesehatan atau Kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, atu mental, maupun sosial, dengan
usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum (Suma’mur,
1967).

 Kesehatan kerja menurut UU No. 14 Tahun 1969 adalah lapangan kesehatan


yang ditunjukkan kepada pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan
tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan
tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara-cara dan syarat
yang memenuhi norma-norma hygiene perusahaan dan kesehatan kerja untuk
mencegah penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan, maupun penyakit umum
serta menetapkan syarat-syarat kesehatan bagi perumahan tenaga kerja
Tujuan Kesehatan Kerja
Tujuan utama dari kesehatan kerja adalah:
Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga
kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani,
nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas,
dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan
tenaga kerja.
Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang
berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan daya
produktivitas faktor manusia dalam produksi.
Tujuan Kesehatan Kerja (con’t)
 Tujuan utama tersebut dapat diperinci lebih lanjut sebagai
berikut: pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan
kecelakan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaaan dan
peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, perawatan dan
mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia,
pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat-gandaan
kegairahan serta kenikmatan kerja, perlindungan bagi
masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari
bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan dari perusahaan
yang bersangkutan, dan perlindungan masyarakat luas dari
bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk
industri
Beberapa Teknik dalam Program
Keselamatan dan Kesehatan
Analisis Bahaya Pekerjaan
Proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis
sebuah tugas dan bahaya-bahaya potensial yang bisa timbul
dari pelaksanaan tugas tersebut.
Selanjutnya dirumuskan langkah-langkah kerja yang lebih
aman guna mencegah bahaya-bahaya potensial tersebut.

Ergonomika
Studi mengenai hubungan antara manusia dengan
pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus
dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta
lingkungan kerjanya.
Yang perlu disesuaikan adalah mesin-mesin dan lingkungan
kerjanya terhadap karakteristik para karyawan, bukan
sebaliknya.
Evaluasi Program Keselamatan &
Kesehatan
Keberhasilan sebuah program keselamatan dan
kesehatan bisa dilihat dari beberapa indikator berikut
ini:
Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait
dengan pekerjaan, baik secara kuantitatif (frekuensi
kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya
cedera/penyakit).
Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat
terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit yang
disebabkan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai