Muscle Energy Technique Revisi
Muscle Energy Technique Revisi
By
Sudaryanto, SST.Ft, M.Fis
Introduksi
Prosedur pelaksanaan
• Pasien tidur terlentang.
• Satu tangan terapis menyanggah occiput,
dan tangan lain terapis pada bagian inferior
dagu pasien.
• Segmen C0-C3 dibawa kearah patologi
barrier.
• Pasien diminta menggerakkan occiput
kearah ekstensi sambil terapis memberikan
tahanan isometrik, tarik napas dan gerakkan
kedua mata keatas secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5
detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan
relaks, kemudian secara pasif tangan terapis
melakukan mobilisasi occiput kearah fleksi
sambil kedua mata pasien menghadap ke
bawah.
MET untuk disfungsi C1-C2
Prosedur pelaksanaan
• Pasien bisa duduk atau tidur terlentang.
• Kepala pasien diposisikan fleksi, satu tangan
terapis di occiput dan tangan lainnya pada
segmen C3-C7 (posisi duduk) ; satu tangan
terapis disegmen C2-3 dan tangan lainnya pada
sisi mandibula (posisi terlentang).
• Segmen C1-C2 dibawa kearah patologi barrier
(kearah rotasi).
• Pasien diminta menggerakkan occiput kearah
rotasi kontralateral sambil terapis memberikan
tahanan isometrik, tarik napas dan gerakkan
kedua mata kesamping secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5 detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan relaks,
kemudian secara pasif tangan terapis melakukan
mobilisasi occiput kearah rotasi sambil kedua
mata pasien mengikuti gerak rotasi tersebut.
MET untuk disfungsi rotasi C3-C7
Prosedur pelaksanaan
• Pasien bisa duduk atau tidur terlentang.
• Kepala-leher pasien dirotasikan sampai pada
patologi barrier, satu tangan terapis di segmen
cerivcal yang patologi dan tangan lainnya pada
segmen dibawahnya (duduk) ; satu tangan terapis
pada segmen yang patologi dan tangan lainnya
pada mandibula – dagu pasien (tidur).
• Pasien diminta menggerakkan kepala-leher
kearah rotasi kontralateral sambil terapis
memberikan tahanan isometrik, tarik napas dan
gerakkan kedua mata kesamping secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5 detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan relaks,
kemudian secara pasif tangan terapis melakukan
mobilisasi leher (segmen yang patologi) kearah
rotasi sambil kedua mata pasien mengikuti gerak
rotasi tersebut (duduk) ; satu tangan melakukan
glide pada pilar articular sambil rotasi pasif
segmen tersebut.
MET untuk disfungsi lateral fleksi C3 – C7
Prosedur pelaksanaan
• Pasien tidur terlentang.
• Satu tangan terapis di occiput dan tangan
lainnya pada segmen cervical yang patologi ;
kepala-leher pasien diposisikan fleksi atau
ekstensi + lateral fleksi sampai pada patologi
barrier.
• Pasien diminta menggerakkan kepala-leher
kearah lateral fleksi kontralateral sambil
terapis memberikan tahanan isometrik, tarik
napas secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5 detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan relaks,
kemudian secara pasif tangan terapis di
occiput melakukan mobilisasi cervical kearah
lateral fleksi disertai lateral glide pada segmen
yang patologi oleh tangan lainnya.
MET untuk disfungsi ekstensi C6-T4
Prosedur pelaksanaan
• Pasien tidur terlentang dengan ke2 tangan
dibelakang leher untuk menyanggah leher.
• Satu tangan terapis dibawah segmen upper
Thoracal (e.g. T3-T4), tangan lain di elbow
pasien ; segmen C6-T4 digerakkan sampai
pada patologi barrier.
• Pasien diminta melawan dorongan tangan
terapis pada elbow pasien (tahanan
isometrik), tarik napas secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5
detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan relaks,
kemudian secara pasif tangan terapis di
elbow mendorong ke bawah sampai terjadi
ekstensi upper thoracal dan memberikan
tekanan.
MET Thoracal
MET untuk disfungsi extensi T4-T10 MET untuk disfungsi extensi T4-T10
(posisi awal) (langkah kedua)
MET untuk disfungsi extensi T4-T10 Prosedur pelaksanaan
(posisi akhir)
• Pasien tidur terlentang dengan ke2 tangan
dibelakang leher untuk menyanggah leher.
• Satu tangan terapis dibawah segmen
Thoracal (e.g. T6-T7), tangan lain di elbow
pasien ; segmen T4-T10 digerakkan sampai
pada patologi barrier.
• Pasien diminta melawan dorongan tangan
terapis pada elbow pasien (tahanan
isometrik), tarik napas secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5
detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan
relaks, kemudian secara pasif tangan
terapis di elbow mendorong ke bawah
sampai terjadi ekstensi thoracal dan
memberikan tekanan.
MET untuk disfungsi costotransversal MET untuk disfungsi costotransversal
(posisi awal) (langkah kedua)
Prosedur pelaksanaan
MET untuk disfungsi costotransversal • Pasien tidur terlentang dengan ke2 tangan
(posisi akhir) menyilang didepan dadanya.
• Satu tangan terapis dibawah
costotransversal (tergantung segmen yang
patologi), tangan lain di elbow pasien ;
segmen costotransversal digerakkan
sampai pada patologi barrier.
• Pasien diminta melawan dorongan tangan
terapis yang melakukan rotasi melalui
elbow pasien (tahanan isometrik), tarik
napas secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5
detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan
relaks, kemudian secara pasif tangan
terapis di elbow mendorong ke bawah
sampai terjadi rotasi-ekstensi thoracal dan
memberikan tekanan.
Prosedur pelaksanaan
MET untuk disfungsi rotasi-anterior
costotransversal
• Pasien tidur miring dengan badan
dirotasikan sampai patologi barrier.
• Satu tangan terapis memfiksasi shoulder
pasien, tangan lain pada segmen
costotransversal yang patologi.
• Pasien diminta melawan tangan terapis
yang melakukan rotasi thoracal +
costotransversal (tahanan isometrik), tarik
napas secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5
detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan
relaks, kemudian secara pasif tangan
terapis pada segmen costotransversal yang
patologi mendorong ke rotasi ventral.
MET untuk disfungsi rotasi T4-T10
Prosedur pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan
• Pasien tidur miring dengan badan
difleksikan sampai patologi barrier.
• Satu tangan terapis memfiksasi segmen
lumbal atas, tangan lain pada segmen
lumbal bawah (L5-S1).
• Pasien diminta melawan lengan terapis
yang melakukan fleksi trunk (tahanan
isometrik), tarik napas secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5
detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan
relaks, kemudian secara pasif tangan
terapis pada segmen lumbal bawah
menggerakkan kearah fleksi-rotasi ventral.
MET untuk disfungsi extensi-rotasi lumbal
Prosedur pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan
• Pasien tidur miring dengan badan difleksikan
+ rotasi sampai patologi barrier.
• Kedua tangan terapis memfiksasi segmen
lumbosacral dan sacrum.
• Pasien diminta melawan lengan terapis yang
melakukan rotasi pelvic (tahanan isometrik),
tarik napas secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5
detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan
relaks, kemudian secara pasif kedua tangan
terapis menggerakkan pelvic kearah rotasi
ventral.
MET untuk disfungsi nutasi sacrum Prosedur pelaksanaan
• Pasien tidur terlentang dengan fleksi hip
pada sisi yang sehat dan dan extensi hip
pada sisi yang sakit.
• Satu tangan terapis pada ventral proximal
tibia, tangan yang lain pada ventral distal
femur.
• Pasien diminta melawan tangan terapis
yang melakukan extensi hip (tahanan
isometrik), tarik napas secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5
detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan
relaks, kemudian secara pasif satu tangan
terapis menggerakkan hip kearah extensi
sejauh mungkin.
MET untuk disfungsi anterio Prosedur pelaksanaan
innominate pelvic
• Pasien tidur tengkurap.
• Satu tangan terapis memfiksasi ilium dorsal
sisi SIJ yang sakit, tangan yang lain pada
ventral distal paha untuk melakukan
extensi hip.
• Pasien diminta melawan tangan terapis
yang melakukan extensi hip (tahanan
isometrik), tarik napas secara simultan.
• Kontraksi isometrik dipertahankan 3 – 5
detik.
• Pasca kontraksi hembuskan napas dan
relaks, kemudian secara pasif satu tangan
terapis menggerakkan hip kearah extensi
sejauh mungkin sambil menekan ilium ke
antero-lateral.