Anda di halaman 1dari 12

CARDIOTOKOGRAFI

OLEH :
DEWI MAYSAROH SOIMAH 195401426462
DITA WAHYUNI 195401426456
DEVVY CHAESYA AMNI M. 195401426470
NIKLAH 195401426471
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
JAKARTA
2020 teknologi pelayanan kebidanan
VIDEO PRESENTASI
 https://www.youtube.com/watch?
v=6c2qqEmyafY&feature=youtu.be
PENGERTIAN

Metoda elektronik untuk


memantau kesejahteraan janin
dalam kehamilan dan atau
dalam persalinan.

Dilakukan untuk menilai


apakah bayi merespon stimulus
secara normal dan apakah bayi
menerima cukup oksigen.
DALAM CARDIOTOKOGRAFI TERDAPAT 3 HAL
YANG DI CATAT :

Denyut jantung janin

Kontraksi Rahim

Gerakan janin.

Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam


hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin
sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi
denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik,
pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut
jantung janin.
Indikasi Ibu

 Pre-eklampsia-eklampsia
 Ketuban pecah
 Diabetes mellitus
 Kehamilan > 40 minggu
 Vitium cordis
 Asthma bronkhiale
 Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
 Infeksi TORCH
 Bekas SC
 Induksi atau akselerasi persalinan
 Persalinan preterm.
 Hipotensi.
 Perdarahan antepartum.
 Ibu perokok.
 Ibu berusia lanjut.
 Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit paru, penyakit jantung, dan
penyakit tiroid.
Indikasi Janin
Pertumbuhan janin terhambat (PJT)

Gerakan janin berkurang

Suspek lilitan tali pusat

Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin

Hidrops fetalis

Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.

Mekoneum dalam cairan ketuban

Riwayat lahir mati

Kehamilan ganda
Syarat Pemeriksaan Cardiotokografi

Usia kehamilan > 28 minggu.

Ada persetujuan tindak medik dari pasien


(secara lisan).

Punktum maksimum denyut jantung janin


(DJJ) diketahui.

Prosedur pemasangan alat dan pengisian


data pada komputer
(pada Cardiotokografi terkomputerisasi)
sesuai buku petunjuk dari pabrik.
Persiapan Pasien
 Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi, cara pemeriksaan dan
kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh dokter penanggung
jawab pasien (cukup persetujuan lisan).
 Kosongkan kandung kencing.
 Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
 Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat janin, ibu tidur miring
ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.

Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan punctum maksimum DJJ.
 Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera setelah kontraksi berakhir.
 Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah punktum maksimum.
 Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel yang telah
disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu selama perekaman cardiotokografi.

Hidupkan komputer dan Cardiotokograf.
 Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang ingin dicapai.
 Lakukan pencetakkan hasil rekaman Cardiotokografi.
 Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
 Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali alat pada tempatnya.
 Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.

Berikan hasil rekaman cardiotokografi kepada dokter penanggung jawab atau paramedik membantu
membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap kepada dokter.
Prosedur pelaksanaan :
 Pasien ditidurkan secara santai semi fowler 45 derajat miring
ke kiri
 Tekanan darah diukur setiap 10 menit
 Dipasang kardio dan tokodinamometer
 Frekuensi jantung janin dicatat
 Selama 10 menit pertama supaya dicatat data dasar bunyi
 Pemantauan tidak boleh kurang dari 30 menit
 Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama
30 menit tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral
dan dilakukan pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya
pemeriksaan dilakukan pagi hari setelah 2 jam sarapan)
 Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan
hasil NST secara individual
Cara Membaca
Reaktif, Tidak
bila : reaktif,
bila :

Denyut jantung basal antara 120- Denyut jantung


basal 120-160 kali
160 kali per menit per menit

Variabilitas denyut jantung 6 atau Variabilitas kurang


lebih per menit dari 6 denyut
/menit

Gerakan janin terutama gerakan


Gerak janin tidak
multipel dan berjumlah 5 gerakan ada atau kurang
atau lebih dalam 20 menit dari 5 gerakan
dalam 20 menit

Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola Tidak ada akselerasi


”omega” pada NST yang reaktif berarti janin denyut jantung janin
dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1
minggu kemudian
meskipun diberikan
rangsangan dari luar

Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan


NST diulang tiap hari, tipe yang lain diulang setiap
minggu
• Ada osilasi yang persisten
pada denyut jantung asal
• Tidak ada gerakan janin
• Tidak terjadi akselerasi,
Sinusoidal, bila : janin dalam keadaan bahaya.
Bila paru-paru janin matur,
janin dilahirkan. Gambaran
ini didapatkan pada keadaan
isoimunisasi-RH.

Hasil pemeriksaan
CTG disebut • Bradikardi
abnormal (baik • Deselerasi 40 atau lebih di
reaktif ataupun bawah (baseline), atau djj
mencapai 90 dpm, yang
non reaktif) lamanya 60 detik atau lebih
apabila
ditemukan :

Anda mungkin juga menyukai