Anda di halaman 1dari 69

Transportasi Fluida dan Padatan

Kondisi zat dibedakan dalam tiga fase


1. Fase padat
Zat yang mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang
tetap sekalipun sekalipun suatu gaya yang besar dikerjakan
pada benda itu.
2. Fase Cair
Zat yang tidak mempertahankan bentuk yang tetap melainkan
mengikuti benda wadahnya. Tetapi seperti halnya fase padat,
tidak dengan mudah dapat di manfatkan dan volumenya dapat
diubah hanya dikerjakan dengan gaya yang sangat besat pada
zat cair
3. Fase Gas
Zat tidak mempunyai bentuk maupun volume yang tetap,
tetapi akan berkembang mengisi suatu wadah
KONSEP FLUIDA
FLUIDA STATIS FLUIDA DINAMIS
HK. PASCAL HK. CONTINUITAS

Gaya ( Force) BERNOULLY


Tekanan ( Pressure)
Level (Head)
Gaya ( Force)
Tekanan ( Pressure)
Level (Head)
Gesekan ( Friction)
Laju Alir ( Rate)
RATE OF DISCHARGE : Jumlah fluida yang mengalir tiap satuan
waktu melalui suatu penampang.
Dibedakan :
Q = Volume Rate ( m3 / detik )
m = mass Rate ( Kg / detik )
Persamaan Kontinuitas
Hukum kekekalan massa yang berfungsi “tidak ada massa yang
dirombak atau yang dicipta”
Maka Laju alir massa masuk system aliran sama`dengan yang
meninggalkan system

Neraca Massa Dalam Hukum Kontinuitas

Rate of input - Rate of output = Rate of accumulation


m1 - m2 = 0 (steady)
m1 = m2
1A1v1 = 2A2v2
Asumsi : untuk fluida incompressible berlaku :
1 = 2

Maka :
A1v1 = A2v2
Contoh Penerapan Hukum Kontinuitas :

Jika kecepatan aliran alir pada pipa berdiameter 12 cm


adalah 0,5 m/s, berapa kecepatan aliran tersebut jika
pipa dikecilkan menjadi 3 cm?
Contoh Penerapan Hukum Kontinuitas :

2
1

Sebuah system pemanas udara dengan menggunakan matahari, udara


dingin masuk kedalam pemanas melalui saluran rectangular dengan
ukuran 300 mm x 150 mm, kemudian pada sisi keluarnya dengan
menggunakan pipa berdiameter 250 mm. Rapat massa udara pada sisi
masuk 1.17 kg/m3 dan pada sisi keluarnya 1.2 kg/m3. Jika kecepatan
aliran udara pada sisi masuk pemanas sebesar 0.1 m/s, Hitung: Laju
aliran massa udara dan kecepatan udara pada sisi keluar.
Diketahui :
Fluida = Udara
A1 = 0.3 x 0.15 = 0.045 m2 (sisi masuk)
A2 = /4 x (0.25 m)2 = 0.0491 m2 (sisi keluar)
1 = 1.17 kg/m3

2 = 1.2 kg/m3
V1 = 0.1 m/s Jawab :
Dengan persamaan KONTINUITAS :

Ditanyakan : ṁ1 = ṁ 2
ṁ2 = …? 1 x A1 x V1 = 2 x A2 x V2
V2 = …? ṁ1 = ṁ2 = 1 x A1 x V1
= 1.17 kg/m3 x 0.045 m2 x 0.1 m/s
= 5.27 x 10-3 kg/s
5.27 x 10-3 kg/s = 1.2 kg/m3 x 0.0491 m2 x V2
V2 = 0.09 m/s
PERSAMAAN BERNOULLY &
APLIKASINYA PADA MEKANIKA FLUIDA
KOMPONEN ENERGI PADA SEBUAH
ALIRAN FLUIDA
• Internal Energi (U)
Tenaga yang dimiliki oleh fluida karena keadaan dan tidak tergantung dari posisi dan
gerakannya contohnya :
Tenaga gerak yang dimiliki oleh molekul-molekulm, atom-atom dan ion-ion fluida
• Energi Kinetik ( ½ m.V2)
Energi yang dimiliki oleh fluida karena keadaan aliran dan posisi
• Energi Tekan (P.V)
Tenaga yang timbul karena adanya tekanan
• Energi Potensial / Ep ( m.g.Z)
merupakan jarak vertikal yang diukur dari permukaan sumber cairan hingga garis pusat
pompa.
• Panas yang di transfer dari sistem ke sekeliling atau sebaliknya (Q)
• Kerja yang diberikan pada fluida / kerja pompa ( W )
• Kehilangan kerja /Friksi (F)
Persamaan Bernoulli

S E1 =  E2
U1+ Ek1+Ep1+P1V1+Q1+W = U2+ Ek2+Ep2+P2V2+Q2+F
P2 , v2

- Tidak ada perubahan energy dalam


- Tidak ada panas yang masuk dan keluar
P1 , v1 z2
- Tidak ada Pompa
z1 - Tidak

1/2 m.v12 + m.g.Z1+P1V1 = 1/2 m.v12 + m.g.Z2+P2V2


Semua suku di bagi m
½. v12 + g.Z1+P1/ = 1/2.v12 + g.Z2+P2 /
Karena laju alir fluida dapat berubah maka biasanya digunakan
factor koreksi aliran fluida ()
1/2 . v12 + g.Z1+P1/ = 1/2 .v22 + g.Z2+P2 /
Laminer  = 0.5
Turbulen  = 1.0
1. APLIKASI PERSAMAAN BERNOULLI UNTUK
BERBAGAI SISTEM
Jika dalam sebuah system yang lengkap dengan tidak mengabaikan pompa
dan Friksi Maka persamaan tersebut dapat di tuliskan :
1/2 . v12 + g.Z1+P1/ + W = 1/2 .v22 + g.Z2+P2 / + F
1/2 . v12 + g.Z1+P1/ + W = 1/2 .v22 + g.Z2+P2 / + F

g.Z1 = F g.Z1 = 1/2 .v22 + g.Z2+ F


1/2 . v12 + g.Z1+P1/ + W = 1/2 .v12 + g.Z2+P2 / + F

W = g.Z2+ F - g.Z1 + W = 1/2 .v22 + g.Z2+ F


2. Friction head (F)
Friction head merupakan jumlah tekanan yang
diperlukan untuk mengatasi tahanan alir dalam
pipa maupun fittings.
Friksi pada Pipa lurus
Friksi pada enlargement
Friksi pada Contraction
FRIKSI PADA FITTING
• Compresor
Proses Kompresi
Kompresi gas dapat dilakukan dengan 3 cara :

Ini berarti temperatur gas tidak berubah, sehingga temperatur gas


pada akhir kompresi sama dengan temperatur awal kompresi.
Untuk mencegah panas yang timbul selama proses kompresi
diserap sempurna oleh fluida pendingin melalui dinding silinder.
Proses kompresi isothermal sukar dilaksanakan, kompresi ini
memerlukan kerja paling rendah di bandingkan proses kompresi
lain.
P1V1  P2V2
P : Tekanan gas absolut
P2 V1
 V : Volume gas
P1 V2
1,2 : Posisi awal dan akhir
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi
akan berlansung tanpa ada panas yang keluar dari gas atau masuk
dalam gas, proses semacam ini dinamakan kompresi adiabatik.
hub. Antara tekanan dan volume dalam
proses adiabatik dapat dinyatakan :
P.vk = Konstan
P1.V1k = P2.V2k = konstan
k = cp/cv
Pada kompresi adiabatik kerja yang diperlukan lebih besar, tetapi akan
diperoleh tekanan yang lebih besar
Kompresi pada kompresor sesungguhnya bukan merupakan
proses isothermal karena ada kenaikan temperatur namun juga
bukan proses adiabatik karena ada panas yang dipancarkan keluar.
Kenaikan tekanan Pada kompresi politropik lebih besar daripada
isothermal, lebih rendah daripada kompresi adiabatic
Jadi proses kompresi sesungguhnya ada diantara keduanya yang
disebut kompresi politropik. Dapat ditulis dengan persamaan :
P.Vn = tetap atau
P1.V1n = P2.V2n = Tetap
n = Indeks Politropik dengan nilai
1< n <k.
Selain tekanan gas naik selama
langkah kompresi , temperatur nya
juga akan naik, tergantung dari
jenis refigerant yang digunakan.
Untuk proses adiabatik hubungan
temperatur dan tekanan :
TRANSPORTASI PADATAN

Anda mungkin juga menyukai