suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidak seimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan atau kekurangan. Sistem yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit 1. Ginjal 2. Kulit 3. Paru 4. Gastrointestinal 5. ADH 6. Aldosteron 7. Prostaglandin 8. Glukokortikoid 9. Mekanisme rasa haus Cara perpindahan cairan tubuh 1. Defuse merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane. Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit dan zat-zat lain terjadi melalui membrane kapiler yang permeable 2. Osmosis proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane semipermeable biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat. Solute adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air merupakan solven, sedang garam adalah solute. Lanjutan…. 3. Transport aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini terutama penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel. Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: a. tekanan cairan b. membrane semi permeable Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Prosentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria. Pengaturan volume cairan tubuh Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar. 1. Asupan cairan 2. Pengeluaran cairan Jenis cairan 1. Cairan nutrient cairan nutrient terdiri atas: a) karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levuse (fruktosa), invert sugar (1/2 dextrose dan ½ levuse). b) asam amino, co/: amigen, aminosol dan travamin. c) lemak, contoh: lipomul dan loposyn. 2. Blood volume expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Jenis cairan elektrolit Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam- macam elektrolit. Cairan saline terdiri dari cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. contoh cairan elektrolit: 1. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, Ca2+ 2. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3 3. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit 1. Usia, perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ sehingga dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit. 2. temperature, temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan kehilangan cairan. 3. diet, tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan di dalamnya sehingga dalam tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstitial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada umlah pemenuhan kebutuhan cairan. 4. stress, stress dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit melalui proses peningkatan produksi ADH, Karena prose ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya dlikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi sodium dan air. 5. sakit, pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan system dalam tubuh, seperti ketidakseimbangaan hormonal yang dapat mengganggu keseimbanagan kebutuhan cairan. ELIMINASI Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel ( feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu: kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul reflek saraf yang disebut reflek miksi (reflek berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih Gangguan eliminasi urine • Gangguan eliminasi urin adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami disfungsi eliminasi urine • Biasanya orang yang mengalami gangguan eliminasi urine akan dilakukan kateterisasi urin, yaitu tindakan memasukkan selang kateter kedalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urin. Maslah dalam eliminasi urine • Retensi, yaitu adanya penumpukan urine di dalam kandung kemih dan ketidak sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri. • Inkontinensia urine, yaitu ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dr kandung kemih • Enuresis, sering terjadi pada anak-anak, umunya terjadi pada malam hari (nocturnal enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam lanjutan • Urgency, adalah perasaan seseorang untuk berkemih • Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih • Polyuria, produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan • Urinari suppresi adalah berhenti mendadak produksi urine Etiologi • Intake cairan jumlah dan type makanan • Aktivitas • Obstruksi • Infeksi • Kehamilan • Penyakit: pembesaran kelenjar prostat • Trauma sumsum tulang belakang • Operasi pada daerah abdomen bawah, pelviks, kandung kemih, urethra. • Umur • Penggunaan obat-obatan. Tanda dan gejala Retensi urin 1) Ketidak nyamanan daerah pubis 2) Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih. 3) Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang 4) Meningkatkan keinginan berkemih dan resah 5) Ketidaksanggupan untuk berkemih Inkontinensia urin 1) Pasien tidak dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai ke WC 2) Pasien sering mengompol