Anda di halaman 1dari 24

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Evita Aurilia Nardina, S.Si.T.,M.Kes


Definisi kebutuha cairan dan elektrolit

• Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan


suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap
dalam berespon terhadap stressor fisiologis
dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan, ketidak seimbangan yang
berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk
kelebihan atau kekurangan.
Sistem yang berperan dalam kebutuhan
cairan dan elektrolit
1. Ginjal
2. Kulit
3. Paru
4. Gastrointestinal
5. ADH
6. Aldosteron
7. Prostaglandin
8. Glukokortikoid
9. Mekanisme rasa haus
Cara perpindahan cairan tubuh
1. Defuse
merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas,
atau zat padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi
bila dua zat bercampur dalam sel membrane. Dalam tubuh,
proses difusi air, elektrolit dan zat-zat lain terjadi melalui
membrane kapiler yang permeable
2. Osmosis
proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane
semipermeable biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi
yang kurang pekat. Solute adalah zat pelarut, sedang solven
adalah larutannya. Air merupakan solven, sedang garam adalah
solute.
Lanjutan….
3. Transport aktif
merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan
berosmosis. Proses ini terutama penting untuk
mempertahankan natrium dalam cairan intra
dan ekstrasel. Proses pengaturan cairan dapat
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. tekanan cairan
b. membrane semi permeable
Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan
dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki
proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari
total berat badan tubuh.
Prosentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada
faktor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin.
Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh
lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita
dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak
dibanding pada pria.
Pengaturan volume cairan tubuh
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari
keseimbangan antara jumlah cairan yang
masuk dan jumlah cairan yang keluar.
1. Asupan cairan
2. Pengeluaran cairan
Jenis cairan
1. Cairan nutrient
cairan nutrient terdiri atas:
a) karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levuse
(fruktosa), invert sugar (1/2 dextrose dan ½ levuse).
b) asam amino, co/: amigen, aminosol dan travamin.
c) lemak, contoh: lipomul dan loposyn.
2. Blood volume expanders
merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi
meningkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan
darah atau plasma.
Jenis cairan elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang
memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam-
macam elektrolit. Cairan saline terdiri dari cairan
isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi isotonic
disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.
contoh cairan elektrolit:
1. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, Ca2+
2. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl,
Ca2+, HCO3
3. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
cairan dan elektrolit
1. Usia, perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ sehingga
dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. temperature, temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui
keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan kehilangan cairan.
3. diet, tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan di dalamnya sehingga
dalam tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstitial ke interseluler, yang dapat
berpengaruh pada umlah pemenuhan kebutuhan cairan.
4. stress, stress dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit melalui
proses peningkatan produksi ADH, Karena prose ini dapat meningkatkan metabolisme
sehingga mengakibatkan terjadinya dlikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi
sodium dan air.
5. sakit, pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki
sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan yang
cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan system dalam tubuh, seperti
ketidakseimbangaan hormonal yang dapat mengganggu keseimbanagan kebutuhan
cairan.
ELIMINASI
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa
metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel ( feses). Miksi adalah proses
pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi. Sistem tubuh yang berperan
dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah
ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu:
kandung kemih secara progresif terisi sampai
tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai
ambang, yang kemudian mencetuskan langkah
kedua yaitu timbul reflek saraf yang disebut
reflek miksi (reflek berkemih) yang berusaha
mengosongkan kandung kemih atau jika ini
gagal, setidak-tidaknya menimbulkan
kesadaran akan keinginan untuk berkemih
Gangguan eliminasi urine
• Gangguan eliminasi urin adalah keadaan
dimana seorang individu mengalami atau
beresiko mengalami disfungsi eliminasi urine
• Biasanya orang yang mengalami gangguan
eliminasi urine akan dilakukan kateterisasi
urin, yaitu tindakan memasukkan selang
kateter kedalam kandung kemih melalui uretra
dengan tujuan mengeluarkan urin.
Maslah dalam eliminasi urine
• Retensi, yaitu adanya penumpukan urine di dalam
kandung kemih dan ketidak sanggupan kandung
kemih untuk mengosongkan diri.
• Inkontinensia urine, yaitu ketidaksanggupan
sementara atau permanen otot sfingter eksterna
untuk mengontrol keluarnya urine dr kandung kemih
• Enuresis, sering terjadi pada anak-anak, umunya
terjadi pada malam hari (nocturnal enuresis), dapat
terjadi satu kali atau lebih dalam semalam
lanjutan
• Urgency, adalah perasaan seseorang untuk
berkemih
• Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan dalam
berkemih
• Polyuria, produksi urine abnormal dalam jumlah
besar oleh ginjal, seperti 2.500 ml/hari, tanpa
adanya peningkatan intake cairan
• Urinari suppresi adalah berhenti mendadak
produksi urine
Etiologi
• Intake cairan jumlah dan type makanan
• Aktivitas
• Obstruksi
• Infeksi
• Kehamilan
• Penyakit: pembesaran kelenjar prostat
• Trauma sumsum tulang belakang
• Operasi pada daerah abdomen bawah, pelviks, kandung kemih,
urethra.
• Umur
• Penggunaan obat-obatan.
Tanda dan gejala
Retensi urin
1) Ketidak nyamanan daerah pubis
2) Distensi dan ketidaksanggupan untuk
berkemih.
3) Urine yang keluar dengan intake tidak
seimbang
4) Meningkatkan keinginan berkemih dan resah
5) Ketidaksanggupan untuk berkemih
Inkontinensia urin
1) Pasien tidak dapat menahan keinginan BAK
sebelum sampai ke WC
2) Pasien sering mengompol

Anda mungkin juga menyukai