Anda di halaman 1dari 13

NEURON - ENDOKRIN

KELOMPOK A2

Heni Supatmiyati (1911604013)


Hasniyatul Fitri (1911604014)
Dea Ananda Putri (1911604015)
Trianisa Denta L.M (1911604016)
Fajar Anggri Syahrial (1911604017)
Rizal Azkal Fadilah (1911604018)
Venny Mae Sari W (1911604019)
Rania Noviani (1911604020)
Marselinus Widi Rahmanta (1911604021)
Fitra Tri Darul K (1911604022)
Annisa (1911604023)
M. Akbar Ramadhan Putra (1911604024)
HORMON PANKREAS
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri
dari jaringan eksokrin dan endokrin.

Bagian eksokrin mengeluarkan larutan encer alkalis serta enzim


pencernaan melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen saluran
cerna. Di antara sel-sel eksokrin di seluruh pankreas tersebar
kelompok-kelompok atau “pulau” sel endokrin yang dikenal
sebagai pulau (islets) Langerhans.

Sel endokrin pankreas yang terbanyak adalah sel β


(beta), tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel α
(alfa) yang menghasilkan glukagon. Sel D (delta), yang
lebih jarang adalah tempat sintesis somatostatin
Hormon Glukagon

Glukagon adalah hormon protein yang diproduksi dalam


pankreas. Glukagon merupakan penyeimbang insulin.

Fungsi hormon glukagon adalah memberi tanda pada hati dan otot
untuk memecah glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya kembali
ke dalam aliran darah. Hal ini menjaga kadar gula darah agar tidak turun
terlalu rendah

Hormon Stomatostatin

Hormon yang dihasilkan oleh sel delta pada pankreas


yang berfungsi menghambat insulin dan glukagon.
Somastatin menghambat pelepasan hormon dari
sekresi pankreas
Hormon Insulin

Insulin adalah hormon utama yang diproduksi oleh sel dalam pankreas .
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak dan asam amino darah serta
mendorong penyimpanan bahan-bahan tersebut.
Insulin melaksanakan banyak fungsinya dengan mempengaruhi transpor nutrien
darah spesifik masuk ke dalam sel atau mengubah aktivitas enzim-enzim yang
berperan dalam jalur-jalur metabolik tertentu (Sherwood L, 2009).
EFEK INSULIN

Efek Pada Karbohidrat

Insulin memiliki empat efek yang menurunkan kadar glukosa darah dan
mendorong penyimpanan karbohidrat:

• Mempermudah trasnpor glukosa ke dalam sebagian besar sel.


 
• Merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa di otot rangka
dan hati.
 
• Menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa.
 
• Menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat
glukoneogenesis, perubahan asam amino menjadi glukosa di hati.
Efek Insulin Pada Lemak

Insulin memiliki banyak efek untuk menurunkan asam lemak darah dan mendorong
penyimpanan trigliserida (Sherwood L, 2009):

• Insulin meningkatkan pemasukan asam lemak dari darah ke dalam sel jaringan
lemak.
• Insulin meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel jaringan lemak melalui
rekriutmen GLUT-4.
• Insulin mendorong reaksi-reaksi kimia yang akhirnya menggunakan turunan asam
lemak dan glukosa untuk sintesis trigliserida.
• Insulin menghambat lipolisis (penguraian lemak), mengurangi pembebasan
  asam lemak dari jaringan lemak ke dalam darah.
 
Efek Insulin Pada Protein

 
Insulin menurunkan kadar asam amino darah dan meningkatkan sintesis protein
melalui beberapa efek:

• Insulin mendorong transpor aktif asam amino dari darah ke dalam otot dan jaringan
lain. Efek ini menurunkan kadar asam amino dalam darah dan menyediakan bahan-
bahan untuk membentuk protein di dalam sel.
• Insulin meningkatkan laju inkorporasi asam amino menjadi protein oleh perangkat
pembentuk protein yang ada di sel.
• Insulin menghambat penguraian protein.
DIABETES MELLITUS
Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan gangguan pada tubuh yang
timbul akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dengan
banyak sebab lainnya.

Diabetes melitus ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang


melebihi batas normal (hiperglikemia) akibat peningkatan glukoneogenesis
dan glikogenolisis.
Berdasarkan etiologinya DM dibagi menjadi DM tipe 1 dan DM tipe 2.

Diabetes melitus tipe 1 disebabkan oleh reaksi autoimun terhadap sel beta
Langerhans pankreas, sehingga produksi insulin sangat sedikit. Sedangkan lebih
banyak orang yang mengidap diabetes melitus tipe 2, terutama yang disebabkan
oleh berkurangnya jumlah reseptor insulin pada permukaan sel.
Komplikasi penyakit diabetes disebut hiperglikemia.
Penurunan berat badan merupakan gejala spesifik dari DM tipe 1. Di
samping itu, pada kondisi DM tipe 1 juga ditemukan gejala klinis seperti
poliuria, polidipsia, dan polifagia. Hiperglikemia disebabkan oleh
menurunnya sekresi insulin sehingga meningkatnya glukosa yang beredar
dalam darah (Nugroho, 2006).

Anda mungkin juga menyukai