Anda di halaman 1dari 12

ENZYME

IMMUNOASSAY
1. Ahmad Fuad Sutawijaya 1010181008
2. Ananda Hadi Nurhidayat 1010181175
3. Kurnia Sari 1010181126
4. Olsa Intan Nia Azhari 1010181159
5. Wanda Hannifah Annuriyah 1010181101
PENDAHULUAN
Imunoasai adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengukur derajat imunitas atau kadar  antibodi dan antigen dalam cairan
tubuh atau serum seseorang. Imunoasai dapat dibagi menjadi 2 kelompok menurut jenisnya, yaitu imunoasai tak berlabel dan
imunoasai  berlabel.
Imunoasai tak berlabel terdiri dari beberapa teknik, yaitu :
1. uji presipitasi,
2. uji aglutinasi,
3. uji hemaglutin
4. uji hemaglutinasi,
5. lisis imun dan fiksasi komplemen,
6. serta uji netralisasi.
Sedangkan imunoasai berlabel juga terdiri dari beberapa teknik yaitu :
7. asai berlabel fluoresens (  Fluorescent Immunoassay atau FIA),
8. asai berlabel radioisotop ( Radioimmunoassay atau RIA),
9. asai berlabel luminescent ( Luminescent Immunoassay atau LIA),
10. asai berlabel enzim (  Enzyme Immunoassay atau EIA),  
11. Immunochromatographic Assay atau ICA dan
12. uji imunoperoksidase
Teknik EIA pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 oleh Anton
Schuurs sebagai  peneliti utama dan Bauke van Weemen di
laboratorium penelitian NV Organon, Oss, Belanda. Pada tahun 1976
Organon Teknika kemudian sukses mengembangkan dan memasarkan
sistem EIA berupa Hepatitis B surface antigen (HbsAg) dengan
menggunakan plate mikrotiter-96 sumur. Tes ini kemudian menjadi EIA
yang pertama kali dikomersilkan dan kemudian diikuti oleh tes
diagnostik mikrobiologi dan virologi lain seperti antigen Hepatitis B "e"
(HBe), antibodi Rubella, antibodi Toxoplasma dan antibodi Human
Immunodeficiency Virus pada tahun 1980-an.
DEFINISI
Enzyme immunoassay (EIA) adalah tes untuk mendeteksi antigen atau antibodi
dengan penambahan enzim yang dapat mengkatalisa substrat sehingga terjadi
perubahan warna.
Metode EIA menggunakan sifat katalisa dari enzim untuk mendeteksi dan
menghitung jumlah reaksi imunologi. Gabungan antibodi berlabel enzim atau antigen
berlabel enzim digunakan pada pemeriksaan imunologi. Enzim dan substratnya
mendeteksi keberadaan dan jumlah antigen atau antibodi yang terdapat pada sampel
 pasien. Untuk dapat digunakan pada EIA, enzim harus memenuhi kriteria :
1. Stabilitas tinggi
2. Spesifitas tinggi
3. Tidak mengandung antigen atau antibody
4. Tidak ada perubahan oleh inhibitor dalam sistem
Tabel 1. Enzim-enzim yang digunakan pada EIA
Enzim Sumber
Acetylcholinesterase Electrophorous electicus
Alkaline phosphatase Eschericia coli
β-Galactosidase Eschericia coli
Glucose oxidase Aspergillus niger
Glucose-6-phosphatase dehydrogenase (G6PD) Leuconostoc mesenteroides
Lysozyme Putih telur
Malate dehydrogenase Jantung babi
Peroxidase Lobak

Enzim berlabel yang sering digunakan yaitu horseradish peroxidase, alkaline  phosphatase, Glocose-6-
phosphatase dehydrogenase dan β-galactosidase
Enzyme Immunoassay (EIA) memiliki keuntungan dan kerugian, yaitu :
A. Keuntungan
1. Tes yang sensitif dapat diperoleh dengan efek penguatan dari enzim.
2. Reagen relatif murah dan jangka waktunya panjang.
3. Dapat menghasilkan tes multiple secara simultan.
4. Dapat menghasilkan konfigurasi tes dengan variasi yang luas.
5. Tidak ada bahaya radiasi selama pemberian label atau pembuangan sampah.
B. Kerugian
1. Pengukuran aktivitas enzim dapat lebih kompleks dibandingkan dengan  pengukuran
dengan beberapa tipe radioisotop.
2. Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh konstitusi plasma.
3. Pada saat ini tes homogen memiliki sensitivitas 10-9M dan tidak sesensitif 
radioimmunoassay.
4. EIA homogen untuk protein yang besar dapat dihasilkan tetapi membutuhkan reagen
imunokimia yang kompleks.
METODE
Pada tes EIA, sebuah manik plastik atau plat plastik dilapisi dengan antigen
(contoh: virus). Antigen bereaksi dengan antibodi pada serum pasien. Manik atau
plat kemudian di inkubasi dengan sebuah gabungan enzim-antibodi berlabel. Jika
terdapat antibodi, gabungan tersebut bereaksi dengan kompleks antigen-antibodi
pada manik atau plate. Aktivitas enzim diukur dengan spektrofotometer setelah
penambahan substrat kromogenik spesifik. Misalnya, peroksidase mengkatalisa
substratnya, o-dianisidine, menyebabkan perubahan warna. Pada beberapa kit , tes
EIA dapat dibaca secara langsung (visual).
Hasil pada tes EIA dapat juga dinilai dengan membandingkan hasil
spektofometer  serum pasien dengan referensi serum kontrol. Keunggulan tes
secara objektif adalah hasilnya tidak tergantung dari interpretasi teknisi. Pada
umumnya prosedur EIA lebih cepat dan pekerjaan laboratorium lebih sedikit
dibandingkan dengan metode serupa.
TIPE ENZYME IMMUNOASSAYS
A. Deteksi Antigen
EIA tipe deteksi antigen terdiri atas 4 langkah :
1. Antibodi yang spesifik terhadap antigen dilekatkan pada
suatu permukaan fase  padat (a solid-phase surface) atau
suatu manik-manik plastik.
2. Ditambahkan serum pasien yang mungkin mengandung
atau tidak mengandung antigen.
3. Ditambahkan suatu antibodi yang spesifik terhadap
antigen tertentu yang berlabel enzim (conjugate).
4. Ditambahkan substrat kromogeni bahkan substrat
kromogenik, dan terjadi perubahan warna jika warna jika
terdapat enzim. Warna yang terbentuk sesuai dengan Gambar 1. Langkah-langkah
pemeriksaan EIA tipe antigen
jumlah antigen yang terdapat pada sampel pasien detection
TIPE ENZYME IMMUNOASSAYS
B. Deteksi Antibodi
EIA antibody detection terdiri dari 3 tipe yaitu noncompetitive
EIA, competitive EIA dan capture EIA.
a. Noncompetitive EIA
1. Antigen yang spesifik dilekatkan pada suatu permukaan
fase padat (manik-manik plastik atau sumur mikrotiter).
2. Ditambahkan serum pasien yang mungkin mengandung
atau tidak mengandung antibodi.
3. Ditambahkan antibodi yang spesifik terhadap antibodi
sebelumnya yang telah dilabel dengan enzim (conjugate).
4. Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan
warna jika terdapat enzim. Warna yang terbentuk sesuai Gambar 2. Langkah-langkah
dengan jumlah antibodi yang terdapat pada sampel pasien. pemeriksaan noncompetitive EIA.
TIPE ENZYME IMMUNOASSAYS
b. Competitive EIA
1. Antigen yang spesifik dilekatkan pada suatu
permukaan fase padat (manik-manik plastik atau
sumur mikrotiter).
2. Serum pasien yang mungkin mengandung atau
tidak mengandung antibody ditambahkan ke dalam
plate bersama-sama dengan penambahan antibodi
berlabel enzim (conjugate) yang akan berkompetisi
untuk memperebutkan antigen yang sama.
3. Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi
perubahan warna jika terdapat enzim. Jumlah
warna yang terjadi berbanding terbalik dengan Gambar 3. Langkah-langkah
jumlah antibodi yang terdapat pada sampel pasien. pemeriksaan competitive EIA
TIPE ENZYME IMMUNOASSAYS
c. Capture EIA
Sebuah capture EIA dirancang untuk mendeteksi tipe spesifik
dari antibodi, seperti IgG atau IgM.
1. Antibodi yang di yang spesifik terhadap IgG atau IgM
dilekatkan pada suatu permukaan fase padat (manik-manik
plastik atau sumur mikrotiter).
2. Sampel pasien yang mengandung IgG atau IgM ditambahkan.
3. Ditambahkan antigen yang spesifik.
4. Ditambahkan sebuah antibodi yang spesifik terhadap antigen
yang berlabel enzim (conjugate).
5. Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan
warna jika terdapat enzim. Warna yang terbentuk sesuai
dengan jumlah antigen yang spesifik terhadap terhadap IgG Gambar 4. Langkah-langkah
atau IgM yang terdapat pada sampel pasien. pemeriksaan capture EIA
Tabel 2. Klasifikasi EIA dan Contoh Tes
Tipe EIA Tes
Antigen Detection • Hepatitis B Surface Antigen
Antibody Detection Noncompetitive EIA • CMV IgG
• Hantavirus IgG
• Hepatitis A
• Hepatitis C
• Hepatitis B Surface Antigen
• HIV Antibody
• Measles IgG
• Mumps IgG
• Rubella IgG
• VZV IgG

Competitive EIA • Hepatitis B Surface Antibody


Capture EIA • Arbovirus IgM
• CMV IgM
• Hantavirus IgM
• Measles IgM
• Rubella IgM
• Toxoplasma IgM

Anda mungkin juga menyukai