Biko Ppok
Biko Ppok
Morbiditas:
Morbiditas pasien PPOK dipengaruhi oleh penyakit komorbid kronis
misalnya penyakit kardiovaskular, gangguan muskuloskeletal, dan
Diabetes Mellitus
Penyakit komorbid kronis ini berdampak terhadap status kesehatan
pasien dan mempengaruhi terhadap pengobatan yang akan diberikan
pada pasien PPOK
PREVALENSI:
MEROKOK
Faktor yg mempegaruhi perkembangan & progresivitas
penyakit
1. Genetik
- defisiensi α-1-antitrypsine
- kelainan gen pengkode MMP-12
2. Usia dan jenis kelamin
- Usia merefleksikan lamanya paparan bahan berbahaya
- pada negara berkembang prevalensi perempuan dan
laki2 hampir sama
- perempuan lebih rentan terhadap efek bahaya asap
rokok di banding laki-laki
3. Pertumbuhan & pkembangan paru:
-ada hubungan antara berat lahir bayi dengan penurunan
nilai VEP1 pada masa dewasa
4. Paparan terhadap partikel-partikel gas berbahaya
- Asap rokok
- Occupational exposures: organik/ non organik
- Indoor/outdoor air pollutant
5. Status sosial ekonomi
- memiliki hubungan terbalik dengan risiko PPOK
6. Asma / hipereaktivitas bronkus
- Penelitian Tucson epidemiologi: penderita asma ditemukan memiliki resiko 20
kali lipat lebih besar akan mengalami PPOK semasa hidupnya, 20% penderita
asma dapat mengalami keterbatasan aliran udara yang menetap
7. Bronkitis kronik
perokok usia muda akan mengalami bronkitis kronis dan sering berkembang
menjadi PPOK saat usia tua
8. Infeksi masa kanak
SEL INFLAMASI PPOK
Palpasi
– Fremitus raba melemah, sela iga melebar
Perkusi
– Hipersonor, batas jantung mengecil, letak diafragma rendah dan hepar
terdorong ke bawah pada emfisema.
Pemeriksaan fisik
Auskultasi
– Suara napas vesikuler normal atau melemah.
– Terdapat ronki dan atau mengi waktu bernapas biasa atau
pada ekspirasi paksa. Wheezing sering didapatkan dan
sifatnya difus.
– Ekspirasi memanjang.
– Bunyi jantung terdengar jauh.
Pemeriksaan Penunjang
RUTIN :
– Faal paru spirometri ( gold standard)
– Laboratorium
– Radiologi
– Foto toraks PA/ lateral menyingkirkan
penyakit paru lain
RADIOLOGI
http://www.catestonline.co.uk/hcpanswers.htm
– Eksaserbasi :
1. kejadian akut
2. ditandai perburukan gx respirasi
3. melebihi variasi normal sehari-hari
4. mengakibatkan perubahan pengobatan
• Vaksinasi
• Terapi alpha-1 antitrypsin
• Antibiotik
• Agen mukolitik
– Rehabilitasi
– Terapi oksigen
– Ventilator
– Pembedahan
– Memperbaiki gejala
MENGURANGI
– Meningkatkan toleransi fisik
GEJALA
– Meningkatkan status kesehatan
DAN
• Eksaserbasi menyebabkan:
– Scr negatif mempengaruhi kualitas hidup pasien
– Mempengaruhi gejala & fungsi paru yg membutuhkan
waktu untuk rekover
– Mempercepat penurunan fungsi paru
– Berhub scr signifikan thd mortalitas, t.u pasien yg
MRS
– Biaya sosial-ekonomi yg tinggi
– PaO2 < 60 mmHg, PaCO2 > 50 mmHg pd udara
kamar gagal napas
– Foto toraks, EKG
– Polisitemia
– Sputum purulen
– Gangguan elektrolit, DM, gizi buruk
– Spirometri TDK direkomendasikan saat eksaserbasi
– Peningkatan intensitas gejala yg jelas
– PPOK berat
– Munculnya tanda fisis baru (sianosis, edem perifer)
– Tidak respon thd pengobatan inisial eksasrbasi
– Adanya komorbid yg serius ( gagal jantung, aritmia)
– Frekuen eksaserbasi
– Usia tua
– Perawatan di rumah tdk memadai
– Suplementasi oksigen SpO2 88-92 %
– Bronkodilator inhalasi SABA ± SAMA
– Kortikosteroid sistemik prednisolon 30-40 mg /
hari, 10-14 hari
– Antibiotik 3 gejala kardinal, peningkatan sputum
purulen + 1 gx kardinal, membutuhkan ventilator
– Terapi lain sesuai kebutuhan
– Nilai keparahan gejala, gas darah & foto toraks
– Pemberian terapi oksigen & serial AGD
– Bronkodilator:
– Peningkatan dosis/frekuensi BD
– Kombinasi SABA & SAMA
– Penggunaan nebulizer
– Kortikosteroid oral atau i.v
– Antibiotik oral atau i.v (td infeksi bakterial)
– Pertimbangkan NIV
– Monitor nutrisi & balans cairan
– Dapat menggunakan LABA/SAMA
– Tdk memerlukan inhalasi SABA/ 4jam
– Dpt beraktivitas spt sebelumnya
– Dpt makan & tidur tanpa sering terbangun krn sesak
– Stabil selama 12-24 jam (klinis & AGD)
– Dpt memahami pengobatan yg benar
– Pasien, keluarga & dokter percaya pasien dpt dirawat
di rumah
– Komorbid berdampak signifikan thd prognosis PPOK
– Tdk mengubah terapi PPOK
– Terapi komorbid sama spt pasien tanpa PPOK