BAGIAN ATAS
Perdarahan Saluran Cerna
Salah satu kegawatdaruratan medis yang paling umum
dijumpai 1 perhatian khusus dalam bidang
gastroenterologi karena keluhan dapat ringan hingga
fatal2
Definisi
Munculnya salah satu dari 5:
Muntah darah warna merah segar sampai kecoklatan
(hematemesis)
Feses berwarna hitam (melena)
Feses dengan darah berwarna segar (hematokezia)
Perdarahan saluran cerna samar
Keluhan-keluhan subyektif pasien anemia : lemas, sinkop,
1.
dan sesak. 3
Djojoningrat D. Pendekatan Klinis Penyakit Gastrointestinal. 5th ed.
2. Bestari MB. Endoscopic Therapy in the Management of Non Variceal Bleeding. Makalah Simposium Indonesian Digestive Disease Week.
2013
3. Laine L. Gastrointestinal Bleeding. Harrisons Princ Intern Med. 18th ed.
Klasifikasi Perdarahan Saluran
Cerna
Berdasarkan lokasi: ligamentum Treitz
Proksimal PSC Atas , Distal PSC Bawah
Manifestasi Klinis
1. Djojoningrat D. Pendekatan Klinis Penyakit Gastrointestinal. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 288-89
2. Laine L. Gastrointestinal Bleeding. In Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrisons Princ Intern
Med. 18th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2012.
Perdarahan Saluran Cerna
Atas
DEFINISI
Perdarahan yang berasal dari
organ traktus
gastrointestinalis yang
terletak proksimal dari
Ligamentum Treitz
Perdarahan Saluran Cerna
Atas
Etiologi di Amerika Serikat dan Eropa :
Tukak peptik akibat penggunaan obat anti-
inflamasi non steroid (50-79%)
Pecahnya varises esofagus (7-20%).
Etiologi di Indonesia :
Varises esofagus ( 70-75%)
Perdarahan tukak peptik, gastritis erosiva,
gastropati hipertensi portal, esofagitis, tumor, dan
angiodisplasia. 3
Kusumobroto H. Penatalaksanaan Perdarahan Varises Esofagus. In : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 222-26
PSCA-Varises Esofagus
Klasifikasi beratnya varises esofagus
Konsensus Inggris
Kusumobroto H. Penatalaksanaan Perdarahan Varises Esofagus. In : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 222-26
PSCA – Nonvarises
Ulkus peptikum nyeri khas setelah
makan
Gastritis erosiva riwayat penggunaan
OAINS
Gastropati hipertensi porta
Keganasan
1. Adi P. Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 291-95
2. Laine L. Gastrointestinal Bleeding. In Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrisons Princ Intern
Med. 18th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2012.
Diagnosis dan
Tatalaksana
Pemeriksaan awal (primary survey) :
Kesadaran, TD dan nadi saat berbaring, perubahan
ortostatik, akral dingin, nafas, produksi urin.
Stabilisasi hemodinamik :
Cairan kristaloid dan pemasangan CVP
Pemeriksaan lanjutan : anmanesis,
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan-
pemeriksaan lain.
Klasifikasi perdarahan saluran cerna atas atau
bawah
Tata laksana berdasarkan diagnosis kerja
1. Adi P. Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 291-95
2. Laine L. Gastrointestinal Bleeding. In Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrisons Princ Intern
Med. 18th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2012.
Tata Laksana
1. Laine L. Gastrointestinal Bleeding. In Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrisons Princ Intern
Med. 18th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2012.
Tata Laksana
Terapi Non-Endoskopis
Mekanis
Kumbah lambung membilas lambung dengan memasukan air suhu
kamar Distensi lambung yang akhirnya memperbaiki proses
hemostatik.
Balon Tamponade ( Sengstaken-Blakemore Tube)
Medikamentosa
Vitamin K perdarahan pada penyakit hati kronis
Somatostatin dan analog (Octreotide) lebih spesifik dibanding
vasopressin
Golongan vasopresin efek vasokonstrikisi terhadap arteri splankik.
(murni dan campuran dengan oksitosin)
Terapi Endoskopis
contact thermal : energi panas elektrokoagulasi
non-contact thermall : laser
non-thermal : ligasi, suntikan adrenalin, sklerosan (alkohol,
polidokanol)
1. Adi P. Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 291-95
2. Laine L. Gastrointestinal Bleeding. In Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrisons Princ Intern
Med. 18th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2012.
PENATALAKSANAAN
NON ENDOSKOPIS
Stabilisasi keadaan umum
Vitamin K 1 mg/kgBB/i.m. (maks. 10 mg) bila ada koagulopati
Tranfusi suspensi trombosit dapat diberikan bila diperlukan
Pembilasan lambung : Dilakukan melalui NGT dengan 50-100
ml NaCl 0,9% berulang kali tiap 1-3 jam tergantung
perdarahannya sampai cairan lambung sebersih mungkin.
Bolus vasopressin 50 unit dalam 100 ml dekstrose 5%,
diberikan 0,5-1 mg/menit/iv selama 20-60 menit, dan dapat
diulang tiap 3-6 jam. Atau setelah pemberian pertama
dilanjutkan per infus 0,1-0,5 U/menit.
Untuk menurunkan aliran darah splanknik dapat diberikan
bolus Somatostatin 250 mcg/iv, dilanjutkan per infus 250
mcg/jam selama 12-24 jam atau sampai perdarahan berhenti.
PENATALAKSANAAN
Bila ada ulkus peptikum dan erosif pada
mukosa :
Omeprazole 80 mg/iv, kemudian dilanjutkan per
infus 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam.
Antasida diberikan tiap 1-2 jam dengan dosis 0,5
ml/kgBB/dosis (maks. 30 ml/dosis) untuk
mempertahankan pH > 5 H2 reseptor antagonis
Simetidin : 7,5 ml/kgBB tiap 6 jam atau Ranitidin :
1,25-2 mg/kgBB tiap 12 jam
Bila ada varises esofagus → Pemasangan
Sengstaken-Blackmore tube (SB-tube) untuk
menghentikan perdarahan
PENATALAKSANAAN
ENDOSKOPIS
Contact thermal (monopolar atau bipolar
elektrokoagulasi, heater probe)
Noncontact thermal (laser)
Nonthermal (misalnya suntikan adrenalin,
polidokanol, alkohol, cyanoacrylate, atau
pemakaian klip)
PENATALAKSANAAN
TERAPI RADIOLOGI
Penyuntikan vasopressin
Embolisasi arterial
TIPS (Transjugular Intrahepatic Portosystemic
Shunt)
PEMBEDAHAN
KOMPLIKASI
Syok hipovolemik
Gagal ginjal akut
Anemia
Infeksi
Reaksi tranfusi
Perforasi abdomen
PROGNOSIS
Prognosis penyakit dipengaruhi oleh usia
penderita, penyakit penyerta, dan kondisi
hemodinamik.
Tingginya tingkat kematian sangat
dipengaruhi oleh penyakit serius yang
mendasarinya.
TERIMA KASIH