Anda di halaman 1dari 33

ASKEP TUMOR OTAK

KMB
Risma Dewi
Definisi
 Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada
desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak,
meningen, dan tengkorak.
 Tumor ialah Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan
benigna (jinak) dalam setiap bagian tubuh. Pertmbuhan ini tidak
bertujuan, bersifat parasit dan berkembang dengan mengorbankan
manusia yang menjadi hospesnya.
 Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna)
ataupun ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak
kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla
spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa
tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari
jaringan otak itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal
dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru, payudara,
prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder.
 Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak
atau salah satu otak
 Tumor otak adalah sebuah lesi yang terletak pada
intrakranial yang menempati ruang di dalm
tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh
sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi
juga dapat tumbuh menyebar masuk ke dalam
jaringan
Tekanan intra kranial ( TIK ) adalah suatu fungsi nonlinier
dari fungsi otak, cairan serebrospinal (CSS) dan volume darah
otak sehingga. Sedangkan peningkatan intra kranial (PTIK)
dapat terjadi bila kenaikan yang relatif kecil dari volume
otak, keadaan ini tidak akan cepat menyebabkan tekanan
tinggi intrakranial, sebab volume yang meninggi ini dapat
dikompensasi dengan memindahkan cairan serebrospinal dari
rongga tengkorak ke kanalis spinalis dan volume darah
intrakranial akan menurun oleh karena berkurangnya
peregangan durameter. Hubungan antara tekanan dan
volume ini dikenal dengan complience. Jadi jika otak, darah
dan cairan serebrospinal volumenya terus menerus meninggi,
maka mekanisme penyesuaian ini akan gagal dan terjadi
peningkatan intrakranial yang mengakibatkan herniasi
dengan gagal pernapasan dan gagal jantung serta kematian.
Klasifikasi
1. Berdasarkan jenis tumor
1)  Jinak
 Acoustic neuroma
 Meningioma
 Pituitary adenoma
 Astrocytoma (grade I)
2)      Malignant
 Astrocytoma (grade 2,3,4)
 Oligodendroglioma
 Apendymoma
2.  Berdasarkan lokasi
1)   Tumor intradural
a.  Ekstramedular
 Cleurofibroma
 Meningioma
b.   Intramedular
 Apendymoma
 Astrocytoma
 Oligodendroglioma
 Hemangioblastoma
2)   Tumor ekstradural
 Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara,
prostal, tiroid, paru–paru, ginjal dan lambung.

Etiologi
1. Herediter
 Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang
ditemukan kecuali pada meningioma, astrocytoma dan
neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga.
Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru memperlihatkan
faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut
tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-
faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
 Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi
bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi
yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya sebagian dari
bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan
abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma,
teratoma intrakranial dan kordoma.
3.  Radiasi
 Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi
dan dapat mengalami perubahan degenerasi namun belum
ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma.
Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya
suatu radiasi.
4.  Virus
 Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan
besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi
virus dalam proses terjadinya neoplasma tetapi hingga saat ini belum
ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor
pada sistem saraf pusat.
5.  Substansi-substansi karsinogenik
 Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas
dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik
seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan
percobaan yang dilakukan pada hewan.
6.  Trauma Kepala
 Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma
(neoplasma selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis
neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.
Patofisiologi
Tubuh manusia terdiri dari sel-sel. Sel-sel ini tumbuh dan
berkembang dengan cara yang tersusun untuk membentuk
sel-sel baru. Apabila sel-sel ini kehilangan kemampuan untuk
mengawal pertumbuhannya, ia akan tumbuh dengan
bebasnya. Sel-sel yang tumbuh berlebihan tanpa dikontrol ini
akhirnya menjadi tumor. Tumor otak menyebabkan gangguan
neurologis. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya
dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal,
disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan
fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan
infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan
kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah akibat
tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan
nekrosis jaringan otak.
Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai
kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan
gangguan cerebrovaskuler primer. Beberapa tumor membentuk kista
yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat
gangguan neurologis fokal. Peningkatan tekanan intra kranial dapat
diakibatkan oleh beberapa faktor: bertambahnya massa dalam
tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi
cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa,
karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak
yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak.
Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah
otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi
sirkulasi cairan serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid
menimbulkan hidrocepalus.
Manifestasi Klinis
Manifestasi secara umum pada tumor otak antara lain:
1.  Nyeri kepala
 Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh.
Biasanya muncul pada pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung
beberapa waktu, datang pergi (rekuren) dengan interval tak teratur
beberapa menit sampai beberapa jam. Serangan semakin lama
semakin sering dengan interval semakin pendek. Nyeri kepala ini
bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin atau mengejan
(misalnya waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepaia juga
bertambah berat waktu posisi berbaring, dan berkurang bila
duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat tarikan (traksi) pada
pain sensitive structure seperti dura, pembuluh darah atau serabut
saraf. Nyeri kepala merupakan gejala permulaan pada tumor otak
yang terletak di daerah lobus oksipitalis.
2.  Perubahan Status Mental
 Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian,
perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-
gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal
atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak
ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga
koma.
3.  Seizure
 Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya
lambat seperti astrositoma, oligodendroglioma dan
meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus
frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan
temporal.
4.      Edema Papil
 Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor
otak, sebab dengan teknik neuroimaging tumor dapat
segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak
menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat,
tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat
menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan
lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan
kabur yang tidak menetap. Penyebab edema papil ini
biasanya terjadi bila tumor yang lokasi atau
pembesarannya menekan jalan aliran likuor sehingga
mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrocephallus
5. Muntah
 Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas
dengan efek dari massa tumor tersebut juga
mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah
berulang pada pagi dan malam hari, dimana
muntah yang proyektil tanpa didahului mual
menambah kecurigaan adanya massa intrakranial.
6. Vertigo
 Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau
jatuh.
7.Kejang

Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri


serta merangsang korteks motorik. Kejang yang
sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat
lesi otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum
atau general sukar dibedakan dengan kejang karena
epilepsi. Tapi bila kejang terjadi pertama kali pada
usia dekade III dari kehidupan harus diwaspadai
kemungkinan adanya tumor otak.
Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:
1. Lobus frontal
 Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
 Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan
hemiparese kontra lateral, kejang fokal
 Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan
inkontinentia
 Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan
sindrom foster kennedy
 Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
2.  Lobus parietal
 Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal
hemianopsi homonym
 Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal
dan pada girus angularis menimbulkan gejala sindrom
gerstmann’s
3. Lobus temporal
 Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan
psikomotor, yang didahului dengan aura atau halusinasi
 Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia
dan hemiparese
 Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat
diketemukan gejala choreoathetosis, parkinsonism.
4.  Lobus oksipital
 Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan
gangguan penglihatan
 Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat
quadranopia berkembang menjadi hemianopsia,
objeckagnosia
5.  Tumor di ventrikel ke III
 Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan
kepala menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal
dan terjadi peninggian tekanan intrakranial mendadak,
pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan kabur, dan
penurunan kesadaran
6.  Tumor di cerebello pontin angie
 Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
 Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala
awalnya berupa gangguan fungsi pendengaran
 Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar
dari daerah pontin angel
7.  Tumor Hipotalamus
 Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen
Monroe
 Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala:
gangguan perkembangan seksuil pada anak-anak,
amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit,
bangkitan
8.  Tumor di cerebelum
 Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala
TTIK akan cepat erjadi disertai dengan papil udem
 Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang
menjalar keleher dan spasme dari otot-otot
servikal
9.  Tumor fosa posterior
 Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan
muntah disertai dengan nystacmus, biasanya
merupakan gejala awal dari medulloblastoma.
Komplikasi
1.   Edema Serebral
 Peningkatan cairan otak yang berlebih yang
menumpuk disekitar lesi sehingga menambah efek
masa yang mendesak (space-occupying). Edema
Serebri dapat terjadi ekstrasel (vasogenik) atau
intrasel (sitotoksik).
2.  Hidrosefalus
 Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh
ekspansin massa dalamrongga cranium yang
tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi
obstruksi pada aliran cairan serebrospinal akibat
massa.
3.  Herniasi Otak
 Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra,
unkus, dan singuli.
4.  Kematian
 Kematian adalah gangguan fungsi luhur. Gangguan ini
sering diistilahkan dengan gangguan kognitif dan
neurobehavior sehubungan dengan kerusakan fungsi pada
area otak yang ditumbuhi tumor atau terkena
pembedahan maupun radioterapi.
5.  Gangguan kognitif dan neurobehavior
 Sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak yang
ditumbuhi tumor atau terkena pembedahan maupun
radioterapi. Neurobehavior adalah keterkaitan perilaku
dengan fungsi kognitif dan lokasi / lesi tertentu di otak.
6.  Disartria
 Gangguan wicara karena kerusakan di otak atau neuromuscular
perifer yang bertanggung jawab dalam proses bicara.
7.  Disfagi
 Merupakan komplikasi lain dari penderita ini yaitu ketidakmampuan
menelan makanan karena hilangnya refleks menelan. Gangguan bisa
terjadi di fase oral, pharingeal atau oesophageal. Komplikasi ini akan
menyebabkan terhambatnya asupan nutrisi bagi penderita serta
berisiko aspirasi pula karena muntahnya makanan ke paru.
8.  Kelemahan otot
 Kelemahan otot terjadi pada pasien tumor otak umumnya dan yang
mengenai saraf khususnya ditandai dengan hemiparesis, paraparesis
dan tetraparesis.
Pemeriksaan Diagnostik
1.  CT scan dan MRI
 Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi
prosedur investigasi awal ketika penderita menunjukkan
gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang
difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari
sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit
membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2.  Foto polos dada
 Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari
suatu metastasis yang akan memberikan gambaran nodul
tunggal ataupun multiple pada otak.
3.  Pemeriksaan cairan serebrospinal
 Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga
marker tumor. Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin
dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan
melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang
tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses
infeksi (abses cerebri).
4.  Biopsi stereotaktik 
 Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor
yang dalam dan untuk memberikan dasar-dasar
pengobatan dan informasi prognosis.
5.  Angiografi Serebral
 Memberikan gambaran pembuluh darah serebral
dan letak tumor serebral.
6.  Elektroensefalogram (EEG)
 Mendeteksi gelombang otak abnormal pada
daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevaluasi lobus
temporal pada waktu kejang.
  Penatalaksanaan Medik
1.   Surgery
 Therapy pre-surgery seperti:
 Steroid untuk menghilangkan swelling
 Contoh obat: dexamethazone.
 Anticonvulsan untuk mencegah dan mengontrol kejang
 Contoh obat: carbamazephine
 Shunt untuk mengalirkan cairan serebrospinal
2. Pembedahan
 Pembedahan pada tumor otak dilakukan untuk
mengangkat tumor dan dikompresi dengan cara mereduksi
efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta
memperoleh efek paliasi.
3.  Radiotherapy
 Merupakan salah satu modalitas penting dalam
pelaksanaan proses keganasan.
4.  Pembedahan
 Tindakan ini bertujuan untuk membunuh sel tumor.
Diberikan secara oral IV atau secara shunt.
 Pencegahan

1. Hindari stress dan terapkan koping yang efektif


terhadap stress
2.Terapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi
makanan yang bergizi seimbang dan olahraga secara
teratur
3. Hindari menggunakan telepon seluler yang terlalu
lama dan penggunaan headset ketika berkomunikasi
dengan orang lain melalui telepon
4. Hindari rokok
 Prognosis

Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita


kanker otak yang bertahan hidup setelah 2 tahun.
Prognosis yang lebih baik ditemukan pada
astrositoma dan oligodendroglioma, dimana kanker
biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun
setelah pengobatan. Sekitar 50% penderita
meduloblastoma yang diobati bertahan hidup lebih
dari 5 tahun.
Diagnosa Keperawatan yg Mungkin
Muncul
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan
tekanan intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri, hipoksia
seebral.
3. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan pergerakan dan kelemahan.
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada
ekspresi atau interpretasi, kerusakan sirkulasi verbal.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah dan
tidak nafsu makan.
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d
ketidakmampuan mengenai informasi.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai