Anda di halaman 1dari 44

TATA KELOLA KEUANGAN

NEGARA DAN DAERAH


Oleh :
Kelompok 7
Nila Devi Ratnawati (19)
Ovillia Reta Artadinata (21)
Riska Dwi Anggraeni (23)
PENGERTIAN DARI

Keuangan Keuangan
Negara Daerah

Pengelolaan
Keuangan Negara
dan Daerah
Keuangan Negara
Menurut UU Pasal 17 Tahun 2003
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Keuangan Daerah
Menurut PP No. 12 Tahun 2019
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam
rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai
dengan uang serta segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan
milik Daerah berhubung dengan hak dan kewajiban Daerah
tersebut.
Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah
Merupakan kegiatan yang secara keseluruhan meliputi beberapa
tahap dalam prosesnya, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pertanggungjawaban, pelaporan hingga perihal
pengawasan keuangan negara atau pun daerah.
Tujuan Pengelolaan Keuangan
Negara dan Daerah
 Dapat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi suatu negeri
 Kestabilan ekonomi terjaga
 Memindah tempat sumber-sumber ekonomi
 Mendorong kenaikan retribusi pendapatan pemerintah
 Menjadi sumber keuangan negara
Kuasa yang dimiliki atas pengelolaan
keuangan negara dan daerah
Secara keseluruhan, kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara
dipegang oleh kepala pemerintahan.
Kekuasaan ini selanjutnya dikuasakan pada beberapa pihak, seperti
pengelola fiskal yang dikuasakan pada Menteri keuangan.
Kuasa kepada pimpinan lembaga terkait dengan penggunaan anggaran
untuk kebutuhan kementerian atau lembaga yang dipimpin, hingga kuasa
untuk mengelola keuangan daerahnya sendiri yang diserahkan kepada
gubernur, bupati atau pun walikota.
Ruang Lingkup
1. Keuangan Negara adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN).
2. Keuangan Daerah adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD)
APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintah Pusat yang ditetapkan
dengan undang-undang.
DASAR HUKUM
Bab VIII Undang-Undang Dasar 1945 Amendemen IV pasal 23
mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
STRUKTUR APBN
Secara garis besar struktur APBN adalah:
1. Pendapatan Negara dan Hibah
 Pendapatan Pajak
 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
2. Belanja Negara
 Belanja Pemerintah Pusat
 Transfer Ke Daerah
3. Keseimbangan Primer,
4. Surplus/Defisit Anggaran,
5. Pembiayaan
 Pembiayaan Dalam Negeri
 Pembiayaan Luar Negeri
SIKLUS APBN
 Perencanaan dan penganggaran APBN
 Penetapan/Persetujuan APBN
 Pelaksanaan APBN
 Pelaporan dan Pencatatan APBN
 Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN
Fungsi APBN :
 Fungsi otorisasi
 Fungsi perencanaan
 Fungsi pengawasan
 Fungsi alokasi
 Fungsi distribusi
 Fungsi stabilisasi
PRINSIP PENYUSUNAN
 Berdasarkan aspek pendapatan
 Berdasarkan aspek pengeluaran
ASAS PENYUSUNAN APBN
 Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.
 Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
 Penajaman prioritas pembangunan
 Menitik beratkan pada asas-asas dan undang-undang negara
APBD
Menurut Permendagri Nomor 21 Tahun 2011
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah rencana
keuangan tahunan Daerah yang dibahas dan disetujui oleh
pemerintah daerah dan DPRD, serta ditetapkan dengan Peraturan
Daerah
DASAR HUKUM
Landasan hukum penyusunan APBD, yaitu :
1. UU No. 32 Tahun 2003 tentang Pemerintah Daerah pasal 25
2. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
DASAR HUKUM PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH

PP No. 58 Tahun 2005 PP No. 12 Tahun 2019

guna memenuhi

UU No. 23 Tahun 2014


UU No. 32 Tahun 2004
tentang pemerintah daerah
digantikan oleh
SIKLUS APBD
Siklus APBD terdiri dari :
 Perencanaan
 Pelaksanaan
 Penatausahaan
 Pertanggungjawaban
 Pemeriksaan
 Penyusunan
 Penetapan APBD
Karakteristik APBD
 APBD disusun oleh DPRD bersama-sama dengan kepala daerah
 Menggunakan pendekatan tradisional dalam penyusunan anggaran
 Dalam tahap pengawasan dan pemeriksaan serta penyusunan dan penetapan perhitungan
APBD, dilakukan pengawasan pendapatan dan pengeluaran daerah (bersifat keuangan)
 Akuntansi keuangan daerah menggunakan system stelsel kameral ( tata buku anggaran)
TUJUAN APBD
1. Mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antarbagian dalam
pemda.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan
barang & jasa.
3. Memenuhi prioritas belanja.
4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemda kepada
DPRD dan masyarakat luas.
FUNGSI APBD
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, APBD memiliki beberapa
fungsi yaitu:
1. Fungsi Otorisasi
2. Fungsi Perencanaan
3. Fungsi Pengawasan
4. Fungsi Alokasi
5. Fungsi Distribusi
6. Fungsi Stabilitasi
PROSES PENYUSUNAN APBD
Setelah era otonomi daerah, penyusunan APBD lebih
mengutamakan nuansa masyarakat yang benar-benar dibutuhkan
dalam rangka memecahkan masalah yang diidentifikasi bersama
dengan potensi lokal yang dimiliki.
STRUKTUR APBD
Merupakan satu kesatuan yang terdiri dari :
1. Anggaran Pendapatan
2. Anggaran Belanja
3. Anggaran Pembiayaan
SUMBER PENERIMAAN DAN
SUMBER PENGELUARAN
Sumber Penerimaan
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan
3. Dana Alokasi Khusus (DAK)

Jenis Pengeluaran
4. Pengeluaran Belanja
5. Dana Bagi Hasil
6. Pembiayaan
SAP
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun
dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah yang terdiri atas
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Permerintah Daerah (LKPD).
Ciri – Ciri SAP
 Memiliki Basis Akuntansi Khusus
 Adanya Sistem Pembukuan Berpasangan
 Adanya Dana Tunggal
 Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi
 Bagan Perkiraan Standar
 Tidak Ada Pencatatan Laba
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
LKPP Terdiri Atas :
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Operasional (LO)
5. Laporan Perubahan Ekuitas
6. Laporan Arus Kas
7. CALK
Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat Tahun 2019
Laporan Arus Kas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
LKPD Terdiri Atas :
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Operasional (LO)
5. Laporan Perubahan Ekuitas
6. Laporan Arus Kas
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Tahun 2019
Laporan Realisasi
Anggaran
Laporan
Perubahan Saldo
Anggaran Lebih
Laporan Operasional
Laporan
Perubahan
Ekuitas
Neraca
Laporan Arus Kas

Anda mungkin juga menyukai