of development) and clinical corelation to teratogenic agents in the first trimester development of embryo. GAMETOGENESIS Fertilisasi • Pertemuan ovum dan sperma. • Normalnya terjadi tuba fallopi, dimana terjadi fusi antara pronukleus sperma dengan pronukleus ovum hingga terbentuk zigot. • Fertilisasi terjadi 12-24 jam setelah ovulasi. • Zigot ==embrio==janin. • 1x ejakulasi 300-400 juta sperma. • Sebelum membuahi sel telur, sperma mengalami reaksi kapasitasi dan reaksi akrosom. • Kapasitasi : masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita (7 jam). Selubung glikoprotein dari plasma semen dibuang dari selaput plasma yang membungkus akrosom spermatozoa. • Reaksi akrosom : terjadi setelah penempelan sperma ke zona pellusida. Reaksi ini membuat pelepasan enzim-enzim untuk menembus zona pellusida. • Molekul zona pelusida (ZP3) memiliki dua wilayah: - Reseptor sperma (protein integral dari plasmalemma sperma) - Wilayah lain (mengikat protein reseptor yang terletak di kepala sperma), memicu reaksi akrosom. Enzim yang dibebaskan, terutama enzim acrosin, mencerna zona pelusida, memungkinkan pergerakan flagela dari spermatozoa untuk mendorong sperma menuju oosit. • Spermatozoa menembus seluruh lebar zona pelusida => memasuki ruang perivitelin (di antara zona pelusida dan membran sel oosit), dan dapat mencapai oosit. • Reaksi kortikal : Kontak antara sperma dan oosit, yang mencegah polispermia (hanya satu sperma menyatu dengan sel telur) - Komponen cepat Komponen cepat (beberapa menit) : perubahan dalam resting membrane dari membran plasma oosit yang mencegah kontak antara oosit dan sperma lain. - Komponen lambat : pelepasan isi dari sejumlah granul kortikal yang terletak di sitoplasma oosit ke dalam ruang perivitelline. Enzim di dalam granul kortikal bertindak untuk menghidrolisis molekul ZP3, reseptor sperma, di zona pelusida. • Proses menyelesaikan pembelahan meiosis kedua. Menghasilkan pembagian sitoplasma yang tidak sama, membentuk dua sel haploid, sel telur dan badan kutub kedua. Inti sel telur (pronukleus wanita) menyatu dengan inti spermatozoa (pronukleus pria), membentuk zigot dengan jumlah kromosom diploid. • Sel telur y telah dibuahi akan membentuk zigot yang terus menerus membelah secara mitosis menjadi dua, empat, selapan, enam belas dst. • Jika tidak terjadi fertilisasi : oosit mengalami degenerasi dan difagositosis oleh makrofag. I M P L A N T A S I Kehamilan VS teratogenik • Teratogenik : teratogenesis (Yunani) membuat monster. Teratos (monster). • Teratogen : agen asing y menyebabkan efek teratogenik y menyebabkan malformasi anatomi pada pertumbuhan organ janin. Biasanya terjadi pada subletal. • Zat kimia, virus, bahan asing, obat-obat tertentu. Pengaruh obat pada fase perkembangan janin • Fase Implantasi : < 3 minggu, - Pengaruh buruk : kematian embrio (abortus) - Tidak ada pengaruh buruk. • Fase embrional atau organogenesis : 3-8 minggu. Efek buruk : – Gangguan fungsional atau metabolisme y permanen – Pengaruh sub letal, biasanya malformasi (fokomelia dan talidomid) – Pengaruh letal, kematian janin, abortus. • Fase janin : trimester ke2-3. gangguan pertumbuhan, baik terhadap fungsi fisiologis atau biokimiawi organ.