Anda di halaman 1dari 12

Phases of fertilization

Gametogenesis (first, second and third week


of development) and clinical corelation to
teratogenic agents in the first trimester
development of embryo.
GAMETOGENESIS
Fertilisasi
• Pertemuan ovum dan sperma.
• Normalnya terjadi tuba fallopi, dimana terjadi
fusi antara pronukleus sperma dengan
pronukleus ovum hingga terbentuk zigot.
• Fertilisasi terjadi 12-24 jam setelah ovulasi.
• Zigot ==embrio==janin.
• 1x ejakulasi 300-400 juta sperma.
• Sebelum membuahi sel telur, sperma mengalami reaksi kapasitasi
dan reaksi akrosom.
• Kapasitasi : masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita
(7 jam). Selubung glikoprotein dari plasma semen dibuang dari
selaput plasma yang membungkus akrosom spermatozoa.
• Reaksi akrosom : terjadi setelah penempelan sperma ke zona
pellusida. Reaksi ini membuat pelepasan enzim-enzim untuk
menembus zona pellusida.
• Molekul zona pelusida (ZP3) memiliki dua wilayah:
- Reseptor sperma (protein integral dari plasmalemma sperma)
- Wilayah lain (mengikat protein reseptor yang terletak di kepala
sperma), memicu reaksi akrosom.
Enzim yang dibebaskan, terutama enzim acrosin, mencerna zona
pelusida, memungkinkan pergerakan flagela dari spermatozoa
untuk mendorong sperma menuju oosit.
• Spermatozoa menembus seluruh lebar zona pelusida => memasuki
ruang perivitelin (di antara zona pelusida dan membran sel oosit),
dan dapat mencapai oosit.
• Reaksi kortikal : Kontak antara sperma dan oosit, yang mencegah polispermia
(hanya satu sperma menyatu dengan sel telur)
- Komponen cepat
Komponen cepat (beberapa menit) : perubahan dalam resting membrane dari
membran plasma oosit yang mencegah kontak antara oosit dan sperma lain.
- Komponen lambat : pelepasan isi dari sejumlah granul kortikal yang terletak di
sitoplasma oosit ke dalam ruang perivitelline. Enzim di dalam granul kortikal
bertindak untuk menghidrolisis molekul ZP3, reseptor sperma, di zona pelusida.
• Proses menyelesaikan pembelahan meiosis kedua.
Menghasilkan pembagian sitoplasma yang tidak sama, membentuk dua sel
haploid, sel telur dan badan kutub kedua. Inti sel telur (pronukleus wanita)
menyatu dengan inti spermatozoa (pronukleus pria), membentuk zigot dengan
jumlah kromosom diploid.
• Sel telur y telah dibuahi akan membentuk zigot yang terus menerus membelah
secara mitosis menjadi dua, empat, selapan, enam belas dst.
• Jika tidak terjadi fertilisasi : oosit mengalami degenerasi dan difagositosis oleh
makrofag.
I
M
P
L
A
N
T
A
S
I
Kehamilan VS teratogenik
• Teratogenik : teratogenesis (Yunani) membuat
monster. Teratos (monster).
• Teratogen : agen asing y menyebabkan efek
teratogenik y menyebabkan malformasi
anatomi pada pertumbuhan organ janin.
Biasanya terjadi pada subletal.
• Zat kimia, virus, bahan asing, obat-obat
tertentu.
Pengaruh obat pada fase perkembangan
janin
• Fase Implantasi : < 3 minggu,
- Pengaruh buruk : kematian embrio (abortus)
- Tidak ada pengaruh buruk.
• Fase embrional atau organogenesis : 3-8 minggu. Efek buruk
:
– Gangguan fungsional atau metabolisme y permanen
– Pengaruh sub letal, biasanya malformasi (fokomelia dan
talidomid)
– Pengaruh letal, kematian janin, abortus.
• Fase janin : trimester ke2-3. gangguan pertumbuhan, baik
terhadap fungsi fisiologis atau biokimiawi organ.

Anda mungkin juga menyukai