Anda di halaman 1dari 22

PRETERM LABOR,PROM,

CHORIOAMNIONITIS

Dr. Aidil Akbar, SpOG

Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Preterm Labor
• Definisi
Kontraksi uterus yang reguler diikuti dengan dilatasi servik yang
progresif dan atau penipisan servik kurang dari 37 minggu usia
gestasi.
Preterm Labor
Penyebab
• Faktor Ibu
• Faktor Janin
Preterm Labor
Penatalaksaan persalinan preterm
Empat tujuan :
1. Dianosis dini persalinan preterm
2. Identifikasi dan terapi penyebab persalinan preterm bila mungkin
3. Coba untuk menghentikan persalinan preterm
4. Minimalkan morbiditas dan mortalitas neonatal
Preterm Labor
1. Dianosis dini persalinan preterm.
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
Preterm Labor
2. Identifikasi dan terapi penyebab persalinan preterm bila mungkin.
Wanita hamil dengan dugaan persalinan preterm adalah kedaruratan
untuk menentukan apakah persalinan benar segera terjadi atau masih
masih bisa di cegah.
Preterm Labor
3. Coba untuk menghentikan persalinan preterm.
Penataksanaan kehamilan yang memanjang dengan mendapatkan
tokolisis.
Preterm Labor
• Tokolisis yang terbukti baik
- Beta Sympathomimetics (ritodrine)
- Inhibitor PG synthetase (indomethacin)
- Calcium channel blockers (nifedipine)
Preterm Labor
4. Minimalkan morbiditas dan mortalitas neonatal.

Sindroma Gawat Nafas merupakan komplikasi yang paling sering pada


persalinan preterm.
Preterm Labor
• Steroid antepartum
Pemberian glukokortikoid antenatal untuk mengurangi kejadian sindroma
gawat nafas janin pada bayi preterm (>24 minggu dan <34 minggu).

• Rekomendasi saat ini di Amerika Serikat adalah untuk memberikan dua dosis
betametason, 12 mg intramuskuler 24 jam terpisah atau empat dosis
deksametason, 6 mg intramuskuler setiap 12 jam.

• Kortikosteroid yang dianjurkan


Betamethasone 12 mg I.M 12h (2 kali)
Dexamethasone 6 mg I.M 12h (4 kali)
Premature Rupture Of Membranes (PROM)
• Premature rupture of membranes / Ketuban pecah dini (KPD) di definisikan sebagai kebocoran
spontan cairan dari kantung amnion sebelum adanya tanda-tanda inpartu.
PROM
Diagnosis
• Anamnesis.

• Lalu diikuti dengan pemeriksaan spekulum steril (Sterile Speculum


Examination / SSE).

• Tes Nitrazine.

• Tes Fern.

• USG

• Rapid Immunoassay AmniSure.


PROM
PROM
Pengawasan
• Ibu harus diamati (berada pada peningkatan risiko infeksi)
• Fetal monitoring secara teratur.
PROM
• Ibu dengan tanda-tanda klinis chorioamnionitis atau sepsis
maternal harus dimulai dengan antibiotik intravena spektrum
luas dan persalinan harus dilakukan.

• Kortikosteroid antenatal harus diberikan pada wanita dengan


PPROM antara usia kehamilan 24 dan 34 minggu.
Chorioamnionitis
• Chorioamnionitis dalah peradangan akut pada selaput ketuban,
cairan ketuban, plasenta dan / atau desidua.

• Patogenesis
Rute yang paling umum terjadi adalah infeksi asenderen dari saluran
genitalia bagian bawah.

• Etiologi
Setiap faktor yang dapat menyebabkan paparan yang lama antara
selaput ketuban dan / atau rongga rahim dengan naiknya mikroba
dari saluran genital bawah akan meningkatkan risiko terjadinya
chorioamnionitis.
Chorioamnionitis

Jalur yang berpotensi menyebabkan chorioamnionitis


Chorioamnionitis

Chorioamnionitis secara klinis


Ditandai dengan adanya demam > 38 ° C dan minimal 2 dari
kondisi berikut : takikardia pada ibu, takikardia pada janin, nyeri tekan
uterus, cairan ketuban berbau busuk, atau darah ibu mengalami
leukositosis.
Chorioamnionitis
• Chorioamnionitis secara mikrobiologis ditentukan melalui hasil kultur
mikroba dari cairan atau kulit ketuban pasien.

• Chorioamnionitis secara histologis berdasarkan temuan patologis


pada pemeriksaan mikroskopis dari plasenta berupa infiltrasi
granulosit akut ke dalam rongga rahim atau jaringan janin.
Chorioamnionitis
Pemeriksaan Laboratorium
Leukositosis maternal (jumlah leukosit >15.000 sel/mm3)

Leukositosis dilaporkan terjadi pada 70%-90% dari kasus


chorioamnionitis klinis.
Chorioamnionitis
Komplikasi Maternal
Komplikasi Neonatal

Anda mungkin juga menyukai