Anda di halaman 1dari 30

TINUK TL

Terapi Cairan

Pengertian
Terapi cairan adalah pemberian cairan intravena
untuk mengembalikan volume cairan/darah yang
merupakan salah satu bentuk terapi medis yang
paling efektif dan baik

Tujuan
untuk mengembalikan perfusi jaringan dan pengiriman
oksigen ke sel, sehingga dengan demikian akan
mengurangi iskemia jaringan dan kemungkinan
kegagalan organ.
JUMLAH CAIRAN TUBUH ;
-UMUR
-JENIS KELAMIN
-JUMLAH LEMAK DAN OTOT DALAM TUBUH
Prosentase cairan tubuh
Jenis Prosentase

Bayi (baru lahir) 75%

Dewasa pria (20-40 tahun) 60%

Dewasa wanita (20-40 tahun) 50%

Usia lanjut 45-50%


CAIRAN TUBUH

ICF (40%)
INTRA VASCULER
CAIRAN
TUBUH (60 %)

ECF (20%) INTERSTITIAL

TRANCELLULAIR
.

RESUSITASI RUMATAN

Kristaloid Koloid
Elektrolit NUTRISI

Mengganti kehilangan 1. Kebutuhan normal


akut (hemorrhage, (IWL + urin+ feses)
GI loss) 2. Dukungan nutrisi
.

MAINTENANCE
RESUSITASI

Kristaloid Koloid
Elektrolit NUTRISI
Ringer Asetat Dextran NaCl 0.45%-D5 AA
(Asering) Gelatin KAEN 3B CHO
HES KAEN MG3 Lipid
RL/NS
KOREKSI

Mengganti kehilangan 1. Kebutuhan normal


akut (hemorrhage, (IWL + urin+ feses)
GI loss) 2. Dukungan nutrisi
Jenis Terapi Cairan
Resusitasi
Terapi cairan resusitasi (pengganti) adalah untuk
menggantikan semua kehilangan abnormal, baik yang
terlihat atau tidak terlihat bila terjadi hipovolemi

Rumatan
Terapi cairan rumatan berarti pemenuhan jumlah air,
elektrolit (natium, kalium, klorida) serta glukosa yang
dibutuhkan. Diberikan setelah hemodinamik stabil, dan
bertujuan untuk menggantikan cairan yang hilang oleh
karena evaporasi, redistribusi, dan perdarahan baik akibat
trauma maupun pembedahan.
Jenis Cairan

Kristaloid
Kristaloid adalah suatu kelompok cairan tanpa penambahan solut ionik
atau nonionik.

Penyebarannya ditentukan oleh kadar Na+ yang hampir isotonik, cairan


tersebut didistribusikan ke ruang interstisial ¾, dan hanya ¼ yang
tinggal di intravaskuler, selama 15-20 menit.

Contoh cairan kristaloid, NaCL 0,9%, NaCL hipertonik, Ringer laktat


(RL). Ringer asetat (RA)
Jenis Cairan

Koloid
Koloid adalah cairan yang mengandung partikel
onkotik, sehingga menghasilkan tekanan onkotik.
Contohnya adalah : darah, produk darah seperti
albumen karena mengandung molekul protein besar.

Koloid artifisial juga mengandung molekul besar


seperti ; gelatin, dekstran atau kanji hidroksetil. Semua
larutan koloid akan mengekspansikan ruang
intravaskuler.

Koloid dengan tekanan onkotik yang lebih besar dari


pada plasma (hiperonkotik) akan menarik cairan ke
dalam ruang intravaskuler, seperti : albumin, HES
200/0,5, dll.
1. RINGER LAKTAT.

 Cairan fisiologis bila sejumlah volume besar diperlukan


 Digunakan sebagai replacement terapi  syok hipovolemik,
diare, trauma, luka bakar.
 Baik digunakan pada kasus metabolik asidosis  Laktat
dalam RL  dimetabolisme hati  bikarbonat
 RL tidak mengandung glukosa  cairan maintenance 
harus ditambah glukosa  mencegah ketosis.
2. NaCL 0,9 % (Normal saline)

Dipakai pada cairan resusitasi


terutama pada kasus :
Kadar Na+ yang rendah
Keadaan dimana RL tidak cocok
digunakan  alkalosis, retensi
kalium.
Kasus trauma kepala
Pengenceran sel darah merah
sebelum transfusi
Dextrose 5 % dan 1 %

Digunakan pada pasien dengan pembatasan intake


natrium. Penggunaan perioperatif untuk :
Mencegah hipoglikemia
Mempertahankan protein yang ada  mencegah
dipecahnya kandungan protein tubuh
Menurunkan level asam lemak bebas dan keton
Mencegah ketosis  dibutuhkan 200 gr karbohidrat.
 Cairan infus dextrose khususnya dextrose 5% tidak
boleh diberikan pada pasien trauma kapitis 
dextrose dan air dapat berpindah secara bebas ke
dalam otak.
 Sekali berada dalam sel otak, dextrose akan
dimetabolisme dengan sisa air yang menyebabkan
edema otak
Asering

Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut,
demam berdarah dengue luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
 Komposisi:
Na 130 mEq, K 4 mEq, Cl 109 mEq, Ca 3 mEq, Asetat (garam) 28 mEq
Keunggulan:
Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
mengalami gangguan hati
Pada pemberian sebelum operasi , RA mengatasi asidosis laktat lebih baik
dibanding RL
Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada
anestesi dengan isofluran
Mempunyai efek vasodilator
ASERING VS RINGER LAKTAT
1. Asetat dimetabolisme di otot sedangkan laktat
dimetabolisme di hati menjadi bikarbonat
oleh karena itu, pada pasien dangan gangguan fungsi
hati konversi menjadi bikarbonat tidak terganggu
2. Laju metabolisme asetat adalah 250-400 mEq/jam,
sedangkan laktat 100 mEq/jam
Lebih cepat mengatasi asidosis yang menyertai syok.
3. Walaupun asetat dan laktat keduanya merupakan
prekursor ion bikarbonat, asetat juga merupakan dapat
fisiologis menetralkan metabolisme asam yang
berlebihan
Efisien untuk mengatasi syok yang disertai asidosis
NaCl 0.9 % vs ASERING
Peningkatan terjadinya
asidosis metabolik hipercloremia
yg selama ini dianggap tdk
berdampak negatif & akan hilang dgn
sendirinya ternyata dpt mengganggu
perfusi organ akhir &
mekanisme pertukaran sel.
ANATOMI CAIRAN TUBUH

 CIS CISt CIV

Dekstrose 5%
Asering, RL
 40% 15% 5%
NaCl 0,9 %

Koloid
Protein plasma
Darah
.
Kebutuhan Cairan & Elektrolit

Kebutuhan Cairan :
 Dewasa 30 – 40 ml / kg BB / hari
 Anak
 < 10 kg = 100 ml/kg BB/hari
 11-20 kg = 1000 ml + 50 ml (BB - 10 kg)
 > 20 kg = 1500 ml + 20 ml (BB – 20 kg)
Kebutuhan Elektolit :
 Natrium 3 mEq/kg BB/hari
 Kalium 2 mEq/kg BB/hari
Kebutuhan Elektrolit
Dosis harian
Dosis harian
Elektrolit (mEq/kg/hari)
(mEq/hari)

Na+ 50-100 2-4


K+ 50-100 1-2
Mg++ 10-20 0.2-0.5
Ca++ 10-15 0.2-0.3
P 20-45 0.5-1
Cl- 50-100 1-2
CARA MENGHITUNG TETESAN INFUS

 Jenis selang infus :


 Transfusion set (blood set) : 1 cc = 15 tetes
 Infusion set : 1 cc = 20 tetes
 Mikrodrip (burret) : 1cc = 60 tetes

 Jumlah tetesan infus :

Jumlah cairan (ml) yang dibutuhkan x faktor tetesan = ………..tetes/menit


Lama pemberian (jam) x 60 menit
KESIMPULAN
Prinsip dasar terapi cairan dan elektrolit
1. Pemahaman tentang anatomi cairan tubuh yang
terdiri atas CES dan CIS dengan komposisi elektrolit
yang berbeda.
2. Penambahan/pengurangan cairan dan elektrolit
ditujukan untuk mengembalikan volume cairan dan
komposisi elektrolit ke batas yang normal.
3. Pemilihannya didasarkan atas patofisiologi penyakit
yang diderita
4. Keberhasilannya dilihat dari pengamatan
hemodinamik dan komposisi elektrolit penderita.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai