Anda di halaman 1dari 9

BAB 11

Agama dan Masyarakat


Kelompok 11 :

• Nia Sesfiani (1810951003)


• Muhammad Fachreyza indora (1810951016)
• Marzaras Ariqen (1810952039)
• Syah Fadel Putra Dwingga (1810953019)
Peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yang
berhubungan erat, yaitu pengaruh dari cita-cita agama dan etika,
agama dalam kehidupan individu dari kelas sosial dan grup sosial
perseorangan dengan kolektivitas, dan mencakup kebiasaan dan cara
semua unsur asing agama diwarnainya. Yang lainnya menyangkut
organisasi dan fungsi dari lembaga agama
A. Fungsi Agama
Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek yaitu kebudayaan,
sistem sosial dan kepribadian. Teori fungsional dalam melihat
kebudayaan pengertiannya adalah kebudayaan itu berwujud suatu
komplek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sistem sosial yang terdiri dari aktivitas manusia. Kebudayaan
menentukan situasi dan kondisi bertindak, mengatur dengan sistem
sosial berada dalam batasan sarana dan tujuan, yang dibenarkan dan
dilarang.
Teori fungsionalisme melihat agama sebagai penyebab sosial yang
dominan dalam berbentuknya lapisan sosial, perasaan agama, dan
termasuk konflik sosial. fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai,
bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya
pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral. Fungsi agama dalam
bidang sosial adalah fungsi penentu, dimana agama menciptakan suatu
ikatan bersama, baik antara anggota beberapa masyarakat maupun
dalam kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.
Dimensi komitmen, menurut Roland Robertson (1984)

a. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa


orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu
b. Praktek agama mencakup perbuatan memuja dan berbakti, yaitu
perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata
c. dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, yaitu orang yang
benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan
yang langsung dan subjektif
d. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan
e. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan
3 tipe :
a) Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral
1. Agama memasukan pengaruhnya yang sakra kedalam sistem nilai
masyarakat secara mutlak
2. Nilai agama meningkatkan konservatisme dan menghalangi
perubahan
b) Masyarakat pra industri yang sedang berkembang
Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam
masyarakat ini. Nilai agama ini menempatkan fokus utama pada
pengintegrasian tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra
pribadinya
c) Masyarakat industri sekular
Pada umumnya kecendrungan sekularisasi mempersempit ruang
gerak kepercayaan dan pengalaman keagamaan yang terbatas pada
aspek yang lebih kecil dan bersifat khusus. Agama akan bereaksi
terhadap institusionalisme, impersonalitas dan birokrasi masyarakat
modern yang semakin bertambah.
B.Pelembagaan Agama
Agama dalam sistem kelembagaan dan menjadi sesuatu yang rutin.
Agama menjadi salah satu aspek kehidupan semua kolompok
sosial,merupakan fenomena yang menyebar mulai dari bentuk
perkumpulan manusia, keluarga, kelompok kerja, dll. Lembaga
keagamaan pada puncaknya berupa peribadatan, pola ide-ide dan
keyakinan dan tampil pula sebagai asosiasi atau organisasi.
Lembaga keagamaan berkembang sebagai pola ibadah, pola ide-ide,
keyakinan, dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. tampilnya
organisasi agama akibat adanya “perubahan batin” atau kedalaman
beragama, mengimbangi perkembangan masyarakat dalam hal alokasi
fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan, dan sebagainya.
C. Agama, Konflik, dan Integrasi
Daya penyatu dan pemecah itu berlangsung sejak awal pertumbuhan
sampai berkembangnya dan mekarnya suatu agama guna mencapai
sasaran yang lebih tinggi dengan “peningkatan” dan “intensifikasi” dalam
masyarakat agama. Mengenai agama dan stratifikasi sosial, pengertiannya
terletak pada “kecenderungan keagamaan” masing-masing kelas atau
lapisan masyarakat. Agama dan integrasi sosial berwujud dalam ajaran
tidak dibenarkan memaksakan keyakinan dan kepercayaannya terhadap
orang lain yang berbeda keyakinan.
Keberadaan agama tetap harus dilihat peranan positifnya dalam
membangun masyarakat, sebab dihadirkan kepada umat manusia untuk
petunjuk, dan kalau konflik itu ada, jadikan rahmat bagi penganutnya.

Anda mungkin juga menyukai