• Muhammad Fachreyza indora (1810951016) • Marzaras Ariqen (1810952039) • Syah Fadel Putra Dwingga (1810953019) Peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut dua hal yang berhubungan erat, yaitu pengaruh dari cita-cita agama dan etika, agama dalam kehidupan individu dari kelas sosial dan grup sosial perseorangan dengan kolektivitas, dan mencakup kebiasaan dan cara semua unsur asing agama diwarnainya. Yang lainnya menyangkut organisasi dan fungsi dari lembaga agama A. Fungsi Agama Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek yaitu kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian. Teori fungsional dalam melihat kebudayaan pengertiannya adalah kebudayaan itu berwujud suatu komplek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sistem sosial yang terdiri dari aktivitas manusia. Kebudayaan menentukan situasi dan kondisi bertindak, mengatur dengan sistem sosial berada dalam batasan sarana dan tujuan, yang dibenarkan dan dilarang. Teori fungsionalisme melihat agama sebagai penyebab sosial yang dominan dalam berbentuknya lapisan sosial, perasaan agama, dan termasuk konflik sosial. fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sakral. Fungsi agama dalam bidang sosial adalah fungsi penentu, dimana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik antara anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Dimensi komitmen, menurut Roland Robertson (1984)
a. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan atau harapan bahwa
orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu b. Praktek agama mencakup perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata c. dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif d. Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan e. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan 3 tipe : a) Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral 1. Agama memasukan pengaruhnya yang sakra kedalam sistem nilai masyarakat secara mutlak 2. Nilai agama meningkatkan konservatisme dan menghalangi perubahan b) Masyarakat pra industri yang sedang berkembang Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam masyarakat ini. Nilai agama ini menempatkan fokus utama pada pengintegrasian tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya c) Masyarakat industri sekular Pada umumnya kecendrungan sekularisasi mempersempit ruang gerak kepercayaan dan pengalaman keagamaan yang terbatas pada aspek yang lebih kecil dan bersifat khusus. Agama akan bereaksi terhadap institusionalisme, impersonalitas dan birokrasi masyarakat modern yang semakin bertambah. B.Pelembagaan Agama Agama dalam sistem kelembagaan dan menjadi sesuatu yang rutin. Agama menjadi salah satu aspek kehidupan semua kolompok sosial,merupakan fenomena yang menyebar mulai dari bentuk perkumpulan manusia, keluarga, kelompok kerja, dll. Lembaga keagamaan pada puncaknya berupa peribadatan, pola ide-ide dan keyakinan dan tampil pula sebagai asosiasi atau organisasi. Lembaga keagamaan berkembang sebagai pola ibadah, pola ide-ide, keyakinan, dan tampil sebagai bentuk asosiasi atau organisasi. tampilnya organisasi agama akibat adanya “perubahan batin” atau kedalaman beragama, mengimbangi perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan, dan sebagainya. C. Agama, Konflik, dan Integrasi Daya penyatu dan pemecah itu berlangsung sejak awal pertumbuhan sampai berkembangnya dan mekarnya suatu agama guna mencapai sasaran yang lebih tinggi dengan “peningkatan” dan “intensifikasi” dalam masyarakat agama. Mengenai agama dan stratifikasi sosial, pengertiannya terletak pada “kecenderungan keagamaan” masing-masing kelas atau lapisan masyarakat. Agama dan integrasi sosial berwujud dalam ajaran tidak dibenarkan memaksakan keyakinan dan kepercayaannya terhadap orang lain yang berbeda keyakinan. Keberadaan agama tetap harus dilihat peranan positifnya dalam membangun masyarakat, sebab dihadirkan kepada umat manusia untuk petunjuk, dan kalau konflik itu ada, jadikan rahmat bagi penganutnya.