Anda di halaman 1dari 5

DWI FUNGSI ABRI

KELOMPOK 4:
1. A D I L A B A L Q I S Z A H W A
2. M . I C H S A N A L F A R A B I
3. N A I L A T U L F A D H I L A
4. W E N I A N G R A I N I
 PERMASALAHAN DWI FUNGSI ABRI

Kemunculan Dwi Fungsi ABRI awalnya merupakan


konsep yang diajukan oleh Jenderal A.H. Nasution pada
11 November 1958.
Dalam pidatonya yang berjudul “Jalan Tengah, Jenderal
Nasution menyatakan bahwa tentara juga merupakan
kekuatan sosial politik yang berperan dalam kegiatan
kemasyarakatan. Polisi militer pada era reformasi tidak
mendapat tempat cukup baik di hati masyarakat. Peistiwa
penempakan empat mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998
menyulut sikap antipati masyarakat akan eksistensi
militer kala itu. Tuntutan untuk menghapus Dwi Fungsi
ABRI menjadi isu utama di dalam agenda reformasi.
 PEMBENAHAN DWI FUNGSI ABRI

Untuk mengatasi permasalahan Dwi Fungsi ABRI,


Presiden Soeharto menetapkan kebijakan yaitu:

Memisahkan kepolisian Republik Indonesia dari ABRI


Kebijakan ini mulai diterapkan pada 5 Mei 1999.
Teknisnya adalah dengan menempatkan Angkatan
Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara di bawah
payung ABRI. Sementara, Kepolisian Republik
Indonesia memiliki otonomi sendiri dengan nama
Kepolosian Republik Indonesia. ABRI diubah
namanya menjadi Tentara Nasionak Indonesia (TNI)
Pembenahan Dwi Fungsi ABRI dengan mereduksi
keberadaan ABRI di dalam DPR.
Pengurangan ini menetapkan hanya 38 kursi
yang berasal dari ABRI di dalam DPR, yang
sebelumnya terdapat 75 kursi.

Dengan demikian, pelaksanaan doktrin Dwi


Fungsi ABRI di dalam tubuh pemerintahan dapat
dieliminir secara bertahap.

Anda mungkin juga menyukai