Anda di halaman 1dari 20

URTIKARIA

BED SIDE TEACHING

ABIYYU DZAAKY RIZQ-14711111


Identitas Pasien
Nama: Ny. Y
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan: Dosen Honorer
Alamat: Kampung Tanjung, Patamuan, Pariaman
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku : Minang
Tgl. Pemeriksaan: 23 Januari 2016
Anamnesis
 Keluhan Utama :
 Bercak dan bentol kemerahan terasa gatal di leher, dada, perut, punggung, kedua
lengan, dan kedua paha sejak 3 hari yang lalu
 Riw. Penyakit Sekarang:
 Awalnya muncul bercak dan bentol kemerahan yang terasa gatal sudah dirasakan
pasien sejak 14 hari yang lalu, muncul setelah terkena cuaca panas, kemudian pasien
mengoleskan bedak caladine yang dibeli sendiri dioleskan 3 kali sehari. Bentol-bentol
merah serta gatalnya hilang.
 Bentol-bentol merah disertai gatal muncul lagi sejak 3 hari yang lalu. Awalnya muncul
di leher, kemudian menyebar ke dada, perut, kedua tangan dan kedua paha. Gatal
tmbul jika udara terlalu panas dan dingin.
 Bercak dan bentol terasa nyeri, panas seperti menusuk ada di daerah leher.
 Bengkak pada bibir dan kelopak mata tidak ada
 Tidak ada demam
 Nyeri perut, mual, muntah tidak ada
 Sesak napas tidak ada
 Riwayat alergi makanan dan obat tidak ada
 Riwayat kontak dengan binatang tidak ada
 Riwayat bersin-bersin di pagi hari tidak ada
 Riwayat gigitan serangga sebelumnya disangkal.
 Riwayat radang tenggorokan dan sinusitis tidak ada
 Riw. Penyakit Dahulu :
 Pasien tidak pernah menderita penyakit dengan gejala seperti ini
sebelumnya.
 Riwayat asma tidak ada
 Riw. Penyakit Keluarga :
 Kakak pasien juga memiliki keluhan bentol-bentol merah yang
sama pada saat cuaca dingin
 Ayah pasien ada riwayat asma
 Tidak ada riwayat alergi obat dan makanan pada keluarga
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tidak tampak sakit
 Kesadaran : Komposmentis koopertaif
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80 x/ menit
 Frekuensi nafas : 16 x/ menit
 Status Gizi : Tinggi 160 cm, Berat 46 kg, dengan IMT
17, 96 Normal
Status Dermatologikus

 Lokasi : Leher, dada, perut, punggung, kedua lengan dan kedua paha
 Distribusi : Regional
 Bentuk : Tidak khas
 Susunan : Tidak khas
 Batas : Tegas
 Ukuran : Lentikular-Plakat
 Efloresensi : makula eritem, urtika
Diagnosis Kerja

 Urtikaria akut tanpa angioedema ec fisik


Tatalaksana

 Farmakoterapi
 Bedak kocok 4x1
 Loratadine 1x10mg
 Non-farmakoterapi
 Hindari kontak dengan pencetus atau kurangi kontak dengan pencetus
 Hindari menggunakan pakaian ketat
 Minum obat dan kontrol teratur
PEMBAHASAN
Definisi

 Urtikaria adalah reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-


macam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat
yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan,
berwarna pucat dan kemerahan, meninggi dipermukaan
kulit sekitarnya dapat dikelilingi halo.
 Berdasarkan durasi: akut (kurang dari 6 minggu), kronis ( >
6 minggu)
Etiologi

 Obat: penisilin, sefalosporin, diuretik


 Makanan: seafood, telur, kacang, coklat
 Gigitan serangga
 Inhalan: serbuk bunga, spora jamur, bulu binatang, debu
 Kontaktan: kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang
 Trauma fisik: panas, dingin, penekanan
 Infeksi dan infestasi: bakteri, virus, jamur, parasit
Patofisiologi
 Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler
yang meningkat, sehingga terjadi transudasi cairan yang
mengakibatkan pengumpulan cairan setempat.
 Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat terjadi
akibat pelepasan mediatormediator misalnya histamin, kinin,
serotonin, slow reacting substance of anaphylaxis (SRSA), dan
prostaglandin oleh sel mast dan atau basofil
 Baik faktor imunologik, maupun nonimunologik mampu merangsang
sel mast atau basofil untuk melepaskan mediator tersebut
 Faktor imunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut daripada
yang kronik; biasanya IgE terikat pada permukaan sel mast dan atau
sel basofil karena adanya reseptor Fc. Bila ada antigen yang sesuai
berikatan dengan IgE maka terjadi degranulasi sel, sehingga mampu
melepaskan mediator
Manifestasi klinis
 Munculnya ruam atau lesi kulit berupa biduran yaitu kulit kemerahan
dengan penonjolan berbatas tegas dengan batas tepi yang pucat
disertai dengan rasa gatal sedang sampai berat, pedih, dan atau
sesuai sensasi panas seperti terbakar
 Lesi bisa tampak di bagian tubuh manapun
 Bentuknya dapat seperti bekas sengatan serangga
 Ukurannya bervariasi dapat lentikular, numular, plakat
 Jika mengenai bagian lebih dalam sampai dermis dan jaringan
submukosa atau subkutan timbul angioedema
Diagnosis
 Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan
diagnosis urtikaria
 Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengidentifikasi
penyebab atau pencetus terjadinya urtikaria
 Pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan darah, urin, feses rutin  mencari infeksi yang
tersembunyi
 IgE total dan eosinofil  kemungkinan penyebab atopi
 Uji tusuk kulit
 Uji serum autolog  kronis
Tatalaksana

 Terapi lini pertama: edukasi, antihistamin


 Terapi lini kedua: antihistamin, kortikosteroid,
antidepresan
 Terapi lini ketiga: immunomodulatory agent (thalidomide)

Anda mungkin juga menyukai