Kementerian Keuangan RI
4
POLA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH
6
Prinsip Pendanaan Dekon/TP (1)
Pendanaan Dekonsentrasi/TP dialokasikan dari APBN Bagian
Anggaran K/L
Pendanaan Dekonsentrasi/TP dialokasikan untuk membiayai program
dan kegiatan yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat di
daerah
Program dan kegiatan Dekonsentrasi/TP dituangkan dalam RKA K/L
melalui DIPA K/L, yang disusun berdasarkan Renja-KL dan mengacu
pada RKP;
Pendanaan Dekonsentrasi/TP tidak diperkenankan mensyaratkan
adanya dana pendamping (cost sharing) atau sebutan lainnya yang
membebani APBD.
Pembebanan APBD hanya digunakan untuk mendanai urusan daerah
yang disinergikan dengan program dan kegiatan Dekonsentrasi/TP
7
Prinsip Pendanaan Dekon/TP (2)
8
Prinsip Pendanaan Dekon/TP (3)
9
Prinsip Dasar Perencanaan Lokasi Dan Alokasi
Dana Dekon/TP
• Rencana lokasi dan anggaran untuk program dan
kegiatan yang akan didekonsentrasikan dan/atau
ditugaskan disusun dengan memperhatikan
kemampuan keuangan negara, keseimbangan
pendanaan di daerah, dan kebutuhan
pembangunan daerah.
• Untuk melaksanakan keseimbangan pendanaan,
Menteri Keuangan menerbitkan rekomendasi
Menteri Keuangan.
10
Karakteristik Kegiatan Dekonsentrasi
• Sifat kegiatan non-fisik yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang tidak menambah aset
tetap
• Sebagian kecil Dana Dekon dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan
tugas administratif dan/atau pengadaan input berupa pengadaan barang/jasa dan penunjang
lainnya
• Penentuan besarnya alokasi dana penunjang harus memperhatikan asas kepatutan,
kewajaran, ekonomis, dan efisiensi, serta disesuaikan dengan karakteristik kegiatan masing-
masing K/L
Jenis Kegiatan Akun Keterangan
Kegiatan Utama (Non Fisik),antara lain: Belanja Barang sesuai Tidak menambah aset
Koordinasi, Perencanaan, Fasilitasi, peruntukannya
Pelatihan, Pembinaan, Pengawasan,
Sinkronisasi, Evaluasi, Pengedalian,
Supervisi, Penyuluhan.
Kegiatan Pendukung/ Penunjang: Belanja Barang Tidak menambah aset
Pengadaan Barang/ Jasa, penunjang Penunjang Kegiatan
lainnya Dekon
* Berdasarkan PMK 156/2008 diubah dengan PMK 248/2010
11
Karakteristik Kegiatan Tugas Pembantuan
• Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang menambah nilai aset
pemerintah.
• Sebagian kecil Dana TP dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan tugas
administratif dan/atau pengadaan input berupa pengadaan barang/jasa dan penunjang lainnya
• Penentuan besarnya alokasi dana penunjang harus memperhatikan asas kepatutan, kewajaran,
ekonomis, dan efisiensi, serta disesuaikan dengan karakteristik kegiatan masing-masing K/L
Jenis Kegiatan Akun Keterangan
A. Kegiatan Utama TP :
1. Fisik : Pengadaan tanah, bangunan, Belanja Modal sesuai Menambah Aset
peralatan dan mesin, jalan, irigasi, dan peruntukannya
jaringan, serta dapat berupa kegiatan
yang bersifat fisik lainnya
2. Fisik Lainnya (Barang Habis Pakai) : Belanja Barang Fisik Tidak Menambah Aset
Obat-obatan, vaksin, pengadaan bibit Lainnya TP (521411)
dan pupuk yang diserahkan kepada
Pemda
B. Kegiatan Pendukung/Penunjang : Belanja Barang Penunjang Dapat Menambah
Pengadaan barang/jasa, penunjang Kegiatan TP (521321) Aset Tetap
lainnya 12
Perencanaan dan Penganggaran
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
13
Pencairan dan Penyaluran
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
14
Sisa Dana dan Penerimaan
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
• Dalam hal pelaksanaan Dana Dekonsentrasi dan/atau Dana
Tugas Pembantuan terdapat sisa dana yang sudah ditarik dari
kas negara dan tidak digunakan pada akhir tahun anggaran,
SKPD wajib menyetorkan dana tersebut ke Rekening Kas
Umum Negara
• Dalam hal pelaksanaan Dana Dekonsentrasi dan/atau Dana
Tugas Pembantuan menghasilkan penerimaan, penerimaan
dimaksud wajib disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara
sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak, sepanjang hasil
pelaksanaan Dana Dekonsentrasi dan/atau Dana Tugas
Pembantuan tersebut belum dihibahkan
15
Penarikan Dana Dekonsentrasi, Penghentian Dana
Tugas Pembantuan, dan Pemblokiran Anggaran (1)
• Dana Dekonsentrasi dapat dilakukan penarikan, dengan alasan
– urusan pemerintahan tidak dapat dilanjutkan karena
Pemerintah mengubah kebijakan; dan/atau
– pelaksanaan urusan pemerintahan tidak sejalan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Dana Tugas Pembantuan dapat dilakukan penghentian, dengan
alasan:
– urusan pemerintahan tidak dapat dilanjutkan karena pemberi
penugasan mengubah kebijakan;
– pelaksanaan urusan pemerintahan tidak sejalan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
– penerima penugasan mengusulkan untuk dihentikan sebagian
atau seluruhnya.
• Penarikan pelimpahan dan penghentian penugasan dituangkan
dalam Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga.
16
Penarikan Dana Dekonsentrasi, Penghentian Dana
Tugas Pembantuan, dan Pemblokiran Anggaran (2)
Pertanggungjawaban &
pelaporan DK/TP
Aspek Aspek
Manajerial Akuntabilitas
Pencapaian Target
Keluaran
Neraca
Laporan
Saran tindak lanjut
Barang Milik Negara
MENTERI/ MENKEU
MENDAGRI BAPPENAS
PIMP.LEMBAGA (DJPK) ***)
Lap. Kegiatan
3 Gabungan
Lap. Kegiatan
• BAPPEDA PROV - DK
SKPD Prov - DK Lap. • BAPPEDA
SKPD Prov/Kab/Kota *) -TP Kegiatan PROV/KAB/KOTA -TP
1a
*)
SKPD Kab/Kota juga menyampaikan tembusan kpd. SKPD Provinsi yang tugas dan
kewenangannya sama
**) Bupati/Walikota juga menyampaikan lap. gabungan kpd Gubernur melalui Bappeda Prov.
***) Sebagai bahan evaluasi dan harmonisasi pendanaan Dekon/TP dengan Desentralisasi[20]
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DANA DEKON/TP
• Pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan DK/TP dilakukan secara
berkala.
• Menteri/Pimpinan lembaga melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap pengelolaan kegiatan
DK/TP.
• Menteri Keuangan melakukan pembinaan
terhadap pengelolaan dana DK/TP dan
pengawasan atas penyampaian laporan Dana
DK/TP.
• Pembinaan meliputi pemberian pedoman, fasilitasi, pelatihan, bimbingan teknis, serta pemantauan
dan evaluasi.
• Dalam melakukan pembinaan kementerian/lembaga wajib menetapkan norma, standar, prosedur,
dan kriteria pelaksanaan kegiatan.
• Pembinaan dapat dilaksanakan secara terpadu dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi,
dan akuntabilitas penyelenggaraan DK/TP di daerah.
• Pengawasan dilaksanakan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan DK/TP
di daerah.
SANKSI
Sanksi penundaan pencairan Penghentian pencairan dalam Tidak diberikan alokasi Dana
tahun berjalan Dekon/TP tahun berikutnya
SKPD tidak melakukan SKPD tidak menyampaikan SKPD penerima dana:
rekonsiliasi laporan keuangan laporan keuangan triwulanan Tidak memenuhi target kinerja
dengan KPPN setempat secara berturut-turut 2 (dua) pelaksanaan kegiatan tahun
sesuai ketentuan PMK kali dalam tahun anggaran
tentang Sistem Akuntansi berjalan sebelumnya yang telah
dan Pelaporan Keuangan ditetapkan;
Pemerintah Pusat
TUJUAN REKOMENDASI
Mewujudkan proporsionalitas agar sebaran alokasi dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan tidak terkonsentrasi pada
daerah tertentu.
Meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas
dalam pengelolaan dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
Memberi masukan kepada Kementerian/Lembaga dalam
perencanaan lokasi dan anggaran dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan
(PMK No. 156/PMK.07/2008 Sebagaimana telah disempurnakan dengan PMK No. 248/PMK.07/2010)
24
VARIABEL KESEIMBANGAN
PENDANAAN
APBD : PAD dan Lain2
Variabel Pendapatan yg sah
Kemampuan Dana Perimbangan
Fiskal Daerah Dana Otsus dan Dana
(KFD) Penyesuaian
Belanja PNSD
Variabel
Keseimbangan
Pendanaan
Indikator Pembangunan
di Daerah
Variabel Masyarakat di Daerah, mencakup
Pembangunan bidang :
di Daerah Pendidikan,
(IPM) Kesehatan dan
Sumber Data : Kesejahteraan rakyat
- KFD dari Pemda (APBD) dan Kemenkeu
- IPM dari BPS
Untuk rekomendasi alokasi Tahun 2016, data fiskal menggunakan data tahun 2014 dan IPM Tahun 2013
FORMULASI
KESEIMBANGAN PENDANAAN
Rekomendasi
Jumlah
Penduduk
Penduduk
PETA
PETA
KFD KFD riil per IKFD riil KESEIMBAN
KESEIMBAN
(Ruang
Kapita per GAN
GAN
Fiskal)
kapita PENDANAAN
PENDANAAN
DI
DI DAERAH
DAERAH
IKK
IKK
KFD
KFD riil per =
LAIN- Kapita (Jml. Penduduk x IKK)
PAD 2 Kemampuan
PEND. Keuangan PAD = Pendapatan Asli Daerah
Daerah KFD = Kemampuan Fiskal Daerah
Belanja Faktor IKK = Indeks Kemahalan Konstruksi
PNSD Pengurang IPM = Indeks Pembangunan Manusia
*Formulasi Keseimbangan Pendanaan di Daerah dilakukan dengan menghubungkan 2 variabel IKFD rill per kapita dan IPM
HASIL FORMULASI
KESEIMBANGAN PENDANAAN
IPM
Nasional
Kuadran II Kuadran I
IKFD rill perkapita IKFD rill perkapita
Prioritas 2 di bawah rata-rata di atas rata-rata Non Prioritas
dan dan
IPM di atas IPM IPM di atas IPM
Nasional Nasional
Rata2 IKFD
rill per kapita
27
KELOMPOK DAERAH
REKOMENDASI TAHUN 2015
IPM
Nasional
Prioritas 2 Non Prioritas No Prov IKFD* IPM
No Prov IKFD* IPM 1 Kepulauan Riau 1.017 76.56
1 Sumatera Utara 0.467 75.55 2 DKI Jakarta 4.267 78.59
2 Sumatera Barat 0.504 75.01 Kuadran II Kuadran I 3 Kalimantan
2.294 77.33
3 Riau 0.907 77.25 Timur
No Kab/Kota IKFD* IPM IKFD rill per kapita < IKFD rill perkapita No Kab/Kota IKFD* IPM
1 Aceh Besar 0.712 74.51 rata22 dan > rata-rata dan 1 Aceh Tengah 1.095 75.04
2 Bireun 0.601 74.03 IPM > IPM Nasional IPM > IPM Nasional 2 Kota Banda
Kota 1.087 79.00
3 0.947 77.84 12 provinsi dan 4 provinsi dan Aceh
Lhokseumawe 3 Kota Sabang 3.901 77.23
136 Kab/Kota 50 Kab/Kota
Rata2 IKFD
rill per kapita
No Prov IKFD* IPM No Prov IKFD* IPM
1 Lampung 0.416 72.87 Kuadran III Kuadran IV 1 Aceh 1.859 73.05
2 Jawa Barat 0.383 73.58 2 Papua 1.357 66.25
3 Banten 0.506 71.90 IKFD rill per kapita < IKFD rill per kapita 3 Papua Barat 4.112 70.62
No Kab/Kota IKFD* IPM rata22 dan > rata22 dan
No Kab/Kota IKFD* IPM
1 Aceh Timur 0.717 71.79 IPM < IPM Nasional IPM < IPM Nasional
1 Aceh Barat 1.060 72.24
2 Aceh Utara 0.592 73.51 15 provinsi dan 3 provinsi dan 2 Aceh Selatan 1.083 71.18
3 Pidie 0.666 73.32 227 Kab/Kota 92 Kab/Kota 3 Aceh Singkil 1.330 69.79
29
REKOMENDASI TAHUN 2015
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Terima Kasih