NO SMA KEWAJIBAN
BACA BUKU
1. SMA THAILAND SELATAN 5 JUDUL
2. SMA MALAYSIA 6 JUDUL
3. SMA SINGAPURA 6 JUDUL
4. SMA BRUNEI DARUSSALAM 7 JUDUL
5. SMA RUSIA SOVYET 12 JUDUL
6. SMA KANADA 13 JUDUL
7. SMA JEPANG 15 JUDUL
8. SMA SWISS 15 JUDUL
9. SMA JERMAN BARAT 22 JUDUL
10. SMA PRANCIS 30 JUDUL
11. SMA BELANDA 30 JUDUL
12. SMA AMERIKA SERIKAT 32 JUDUL
13. SMA INDONESIA 0 JUDUL
TABEL MENONTON TV DI BERBAGAI NEGARA
00500
00450
00400
MENIT PER HARI
00350
00300
00250
00200
00150
00100
00050
00000
Canada Amerika Australia Indonesia
NEGARA
Pengukuran literasi sains yang dilakukan Programme for International Student Assessment
(PISA) pada tahun 2012, menempatkan Indonesia pada urutan terbawah yaitu menempati
posisi ke-64 dari 65 negara yang perpartisipasi.
Sedangkan hasil PISA tahun 2015 menunjukan grafik peningkatan.
Dari 72 negara yang berpartisipasi, Indonesia menempati urutan ke-8 dari bawah.
Terjadi peningkatan skor kompetensi sains dari 382 pada 2012 menjadi 403 pada 2015.
Baik tahun 2012 ataupun 2015, hasil nilai sains yang di peroleh Indonesia masih
dibawah rata-rata 500 dari nilai yang ditetapkan PISA. Yaitu hanya mencapai Low
Internasional Bencmark.
Berdasarkan data ini, terlihat jelas bahwa kemampuan sains di Indonesia masih jauh
dari harapan. Penguasaan sains hanya sebatas mengusaan materi dan belum mampu men
ghubungkannya dengan berbagai topik sains yang lebih komplek atau abstrak.
SKOR MEMBACA SISWA PADA
Program for International Student Asse
ssment (PISA)
Literasi sains secara harfiah (Science Literacy) berasal kata literatus artinya
ditandai dengan huruf, melek huruf atau pendidikan dan scientia berarti
memiliki pengetahuan.
Proses sains
Konten sains
Konteks
aplikasi sains
Proses sains
Pendidikan sains di persiapkan untuk menghadapi kemajuan sains dan teknologi di masa yang
akan datang. Untuk itu mengembangkan kemampuan anak dalam memahami hakikat sains,
prosedur sains, serta kekuatan dan kelemahan sains sangatlah penting. Ada lima komponen
penilaian proses sains, yakni:
• pertanyaan ilmiah, merupakan pertanyaan yang dapat di selidiki secara ilmiah, seperti mengid
entifikasi pertanyaan yang dapat dijawab dengan sains.
• mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah.
• menarik dan mengevaluasi kesimpulan, merupakan kemampuan dalam proses penghubunga
n bukti yang di dapatkan secara relevan.
• mengkomunikasikan, merupakan pengungkapan kesimpulan secara tepat berdasarkan bukti y
ang valid.
• mendemonstrasikan, merupakan penggunaan konsep dalam situasi yang berbeda dari yang d
i pelajari.
Konten sains
Pemilihan pengetahuan tentang fakta, istilah dan konsep sains diperlukan dalam literasi sains.
Oleh karena itu, pengembangan sains tidak hanya terbatas pada pemahaman namun melibatkan
sumber-sumber lain di sekitar.
Keterbatasan waktu dalam pengetesan membuat PISA mengambil sampel konsep-konsep sains
untuk mewakili penilaian konten sains, adapun tema-tema utama yang menjadi acuan, yaitu :
(1) struktur dan sifat materi;
(2) perubahan atmosfer;
(3) perubahan fisik dan kimia;
(4) transformasi energi;
(5) gaya dan gerak;
(6) bentuk dan fungsi;
(7) biologi dan manusia;
(8) perubahan psikologi;
(9) keragaman mahluk hidup;
(10) pengendalian genetik;
(11) Ekosistem
(12) bumi dan alam semesta;
(13) perubahan geologi.
Konteks aplikasi sains
Literasi sains menekankan pentingnya pemahaman sains sehingga dapat di aplikasikan dalam ke
hidupan sehari-hari. Hal lain yang menjadi penilaian PISA adalah situasi-situasi nyata yang ada di
kehidupan sehari-hari dan tidak di angkat dari materi umum di dalam kelas atau laboratorium. Ad
a tiga bidang aplikasi sains, diantaranya:
(1) kehidupan dan kesehatan;
(2) bumi dan lingkungan;
(3) teknologi.
DAMPAK LITERASI DALAM PENDIDIKAN
• Publikasi Ilmiah
UNIVERSITAS