Anda di halaman 1dari 80

Pemicu 4

Blok SMS
Aldi Firdaus
( 405140098 )
Learning Objectives
• 1. Ulkus
• 2. Tumor pd Tulang & Sendi
• 3. Tumor pd Otot & Jaringan Lunak
1. Ulkus
Definisi
• Ulkus: kerusakan lokal atau ekskavasi,
permukaan organ atau jaringan yang
ditimbulkan oleh terkelupasnya jaringan.
(kamus kedokteran Dorland)
Etiologi
• Penyebab belum diketahui, namun ada
beberapa faktor mempengaruhi seperti
trauma, hygiene, gizi, infeksi, gangguan aliran
darah balik, ateroma pembuluh darah
abdominal dan tungkai, serta kerusakan saraf
perifer.
Patofisiologi
Respon lokal berupa pelepasan
Tekanan pada Impuls sel saraf ke fibrin, neutrofil, platelet, dan
jaringan otak plasma beserta peningkatan aliran
darah

Pelepasan mediator Nekrosis


Edema
inflamasi jaringan

Kulit memberikan tekanan


internal untuk mengeluarkan
sel-sel debris dan sel radang
Diagnosa
• Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis yang terarah dan gejala klinis.
Pemeriksaan lain diperlukan untuk
menentukan penyebabnya, misalnya
hipertensi, diabetes mellitus, dan faktor resiko
yang lain.
Klasifikasi
1. Ulkus neurotropik
2. Ulkus varikosus
3. Ulkus arterial
4. Ulkus bakteriil
5. Ulkus mikotik
6. Ulkus karsinogenik
1. Ulkus neurotropik
• Ulkus neurotropik: ulkus kronik anestetik pada
kulit karena neuropati saraf sensorik di daerah
tekanan dan trauma ekstremitas.
Etiologi
1. Morbus Hansen (ulkus neurotropfik MH)
2. Diabetes Mellitus dengan neuropati perifer (ulkus neurotropfik DM)
3. Piloneuritis pada pecandu alcohol berat (ulkus neurotropfik alkoholik)
4. Malnutrisi (ulkus neurotropfik Malnutritik)
5. Taber dorsalis pada LUES IV (ulkus neurotropfik luetik)
6. Amiloidosis
7. Artritis non diabetik, antara lain radang setempat, trauma, trombo-emboli
bakteriil
8. Penyakit-penyakit infeksi , trauma atau atumor di daerah serebral atau spinal,
seperti sindrom ganggguan trofik nervus trigeminus (trigeminal trophic
syndrome)
9. Neuropathi sensorik
10.Congenital
11.Neuropathi sensorik herediter: akropati pada mutilans, Sindrom thevenard
Diagnosa banding
• Kalositis/osteomielitis
• Ulkus karena iskemia vaskuler
• Ulkus dari TB kutis
• Guma lues
• Neoplasma
• Klavus yang mengalami ulserasi
• Ulkus sinar rontgen
• Mikosis profunda
Klasifikasi
a. Ulkus diabetik
b. Ulkus pada kusta
a. Ulkus diabetik
Luka terbuka pada permukaan kulit karena
adanya komplikasi makroangiopati sehingga
terjadi vaskuler insusifiensi dan neuropati, yang
lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang
sering tidak dirasakan dan dapat berkembang
menjadi infeksi yang disebabkan oleh bakteri
aerob maupun anaerob.
Epidemiologi
• Prevalensi penderita ulkus diabetika di
Indonesia sekitar 15%, angka amputasi 30%,
angka mortalitas 32% dan ulkus diabetik
merupakan sebab perawatan rumah sakit
yang terbanyak sebesar 80% untuk Diabetes
mellitus.
Patogenesis
Klasifikasi
• Pada penderita diabetes mellitus menurut Wagner dikutip oleh
Waspadji S, terdiri dari 6 tingkatan :
- 0 Tidak ada luka terbuka, kulit utuh.
- 1 Ulkus Superfisialis, terbatas pada kulit.
- 2 Ulkus lebih dalam sering dikaitkan dengan inflamasi jaringan.
- 3 Ulkus dalam yang melibatkan tulang, sendi dan formasi
abses.
- 4 Ulkus dengan kematian jaringan tubuh terlokalisir seperti
pada ibu jari kaki, bagian depan kaki atau tumit.
- 5 Ulkus dengan kematian jaringan tubuh pada seluruh kaki.
• Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul
gambaran klinis menurut pola dari fontaine :
- Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas
(kesemutan)
- Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten
- Stadium III : timbul nyeri saat istitrahat
- Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan
karena anoksia (ulkus)
 
Tanda & gejala
• Tanda dan gejala ulkus diabetika yaitu sering
kesemutan, nyeri kaki saat istirahat, sensasi
rasa berkurang, kerusakan Jaringan (nekrosis),
penurunan denyut nadi arteri dorsalis
pedis/tibialis/poplitea, kaki menjadi atrofi,
dingin dan kuku menebal serta kulit kering.
Diagnosa
• Pemeriksaan Fisik
Inspeksi kaki untuk mengamati terdapat luka/ulkus pada
kulit atau jaringan tubuh pada kaki, pemeriksaan sensasi
vibrasi/rasa berkurang atau hilang, palpasi denyut nadi
arteri dorsalis pedis menurun atau hilang.

• Pemeriksaan Penunjang
X-ray, EMG dan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui apakah ulkus diabetika menjadi infeksi dan
menentukan kuman penyebabnya.
Tatalaksana
• Pengendalian Diabetes
Langkah awal penanganan pasien ulkus diabetik
adalah dengan melakukan manajemen medis
terhadap penyakit diabetes secara sistemik
karena kebanyakan pasien dengan ulkus diabetik
juga menderita mal nutrisi, penyakit ginjal kronis
dan infeksi kronis.
•  Penanganan Ulkus diabetikum
- Strategi pencegahan
- Penanganan Ulkus Diabetik
• Tingkat 0 : Penanganan pada tingkat ini meliputi edukasi kepada pasien
tentang bahaya dari ulkus dan cara pencegahan.
• Tingkat I : Memerlukan debrimen jaringan nekrotik atau jaringan yang
infeksius, perawatan lokal luka dan pengurangan beban.
• Tingkat II : Memerlukan debrimen antibiotik yang sesuai dengan hasil
kultur, perawatan luka dan pengurangan beban yang lebih berarti.
• TingkatIII: Memerlukan debrimen yang sudah menjadi gangren,
amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih ketat dan pemberian
antibiotik parenteral yang sesuai dengan kultur.
• Tingkat IV : Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi
sebagaian atau seluruh kaki.
b. Ulkus pada kusta
Ulkus pada penderita kusta adalah ulkus plantar
atau ulkus tropik. Bagian kaki yang paling sering
dijumpai ulkus adalah telapak kaki khususnya
telapak kaki bagian depan (ball of the foot), di
mana sekitar 70-90% ulkus berada di sini.
Epidemiologi
• Data dari Departemen Kesehatan
(Depkes)/Kemenkes, secara nasional Indonesia
sudah mencapai angka eliminasi kusta pada
tahun 2000 lalu. Terdapat sekitar 20.000 kasus
baru ditemukan setiap tahun atau sekitar 2
sampai 3 orang setiap jam atau 40 - 80 orang
setiap harinya.
Patogenesis
• Tiga penyebab terjadinya ulkus :
- berjalan pada kaki yang insensitif serta
paralisis otot-otot kecil
- infeksi yang timbul akibat trauma pada kaki
yang insensitif
- infeksi yang timbul pada deep fissure telapak
kaki yang insensitif dan kering atau
terdapatnya corn atau kalus pada telapak kaki
Klasifikasi
• Ulkus plantar digolongkan berdasarkan penanganannya, yaitu
- Ulkus akut
Ulkus akut adalah ulkus yang menunjukkan adanya infeksi akut dan peradangan
akut. Daerah terkena menjadi bengkak dan hiperemi, dan dasarnya kotor.
- Ulkus kronik
Ulkus kronik lebih tenang, sedikit discharge, terdapat hiperkeratotik, dengan
jaringan fibrosa yang padat dan dasar ulkus berwarna pucat tertutup jaringan
granulasi yang tidak sehat.
- Ulkus complicated
Ulkus complicated, dapat akut atau kronik memperlihatkan gambaran yang
kompleks seperti osteomielitis, artritis septik, dan tenosinovitis septik, sebagai
akibat penyebaran infeksi ke tulang, sendi dan tendon.
- Ulkus rekuren
c. Ulkus dekubitus
Kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan
aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi
tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut
mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi
roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya
dalam jangka panjang.
Daerah pada tubuh yang berpotensi ulkus dekubitus
Tatalaksana
• Mengurangi tekanan
• Reposisi berkala
• Alas pengaman (protective padding)
• Support surfaces
• Perawatan ulkus (cleaning & dressing)
• Mengatasi nyeri, infeksi dan undernutrition
• Terapi tambahan atau bedah
d. Ulkus varikosum
Ulkus pada tungkai bawah yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah vena
Etiologi
• Dari pembuluh darah: trombosis atau kelainan
katup vena
• Dari luar pembuluh darah: bendungan di
daerah proksimal tungkai bawah oleh karena
tumor di abdomen, kehamilan atau pekerjaan
yang dilakukan dengan banyak berdiri
Tatalaksana
• Tinggikan letak tungkai saat berbaring untuk
mengurangi hambatan aliran vena, sementara untuk
varises yang terletak di proksimal dari ulkus diberi
bebat elastin agar dapat membantu kerja otot tungkai
bawah memompa darah ke jantung.
• Konsul pasien ke Bagian Penyakit Dalam untuk
mengobati penyebab (varises).
• Pengobatan Sistemik
Seng Sulfat 2x200 mg/hari
• Pengobatan Topikal
e. Ulkus tropikum
Ulkus yang cepat berkembang dan nyeri,
biasanya pada tungkai bawah, dan lebih sering
ditemukan pada anak-anak kurang gizi di daerah
tropik
Etiologi
• Ada tiga faktor yang memegang peranan
penting dalam menimbulkan penyakit ini,
yaitu:
- Trauma
- Higiene & gizi
- Infeksi oleh kuman Bacillus fusiformis yang
biasanya bersama-sama dengan Borrelia
vincentii.
Tanda & gejala
• Biasanya dimulai dengan luka kecil, kemudian
terbentuk papula yang dengan cepat meluas
menjadi vesikel. Vesikel kemudian pecah dan
terbentuklah ulkus kecil. Setelah ulkus
diinfeksi oleh kuman, ulkus meluas ke samping
dan ke dalam dan memberi bentuk khas ulkus
tropikum
Tatalaksana
• Perbaiki keadaan gizi dengan cara memberikan makanan
yang mengandung kalori dan protein tinggi, serta vitamin
dan mineral.
• Pengobatan Sistemik
Penisillin intramuskular selama 1 minggu sampai 10 hari,
dosis sehari 600.000 unit sampai 1,2 juta unit. Tetrasiklin
peroral dengan dosis 3x500 mg sehari dapat juga dipakai
sebagai pengganti penicillin.
• Pengobatan Topikal
• Salap salisilat 2%
• Kompres KMnO4
f. Ulkus arteriosum
• Ulkus arteriosum: ulkus yang terjadi akibat
gangguan peredaran darah arteri
Etiologi
• Secara garis besar penyebab gangguan tersebut dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu:
- Ekstra mural. Aliran darah arteri terganggu oleh karena
pembuluh darah arteriole terjepit oleh jaringan fibrosis,
misalnya karena edema yang lama, dapat juga oleh sklerosis
karena skleroderma.
- Mural. Aliran darah terganggu karena kelainan pada dinding
pembuluh darah, misalnya vaskulitis atau aterosklerosis.
- Intra mural. Aliran darah terganggu karena sumbatan lumen
pembuluh darah kecil, misalnya akibat perubahan viskositas
darah, perlekatan, platelet, fibrinogenesis, dan sebagainya(3).
Patogenesis
• Oleh karena gangguan aliran darah arteri, misalnya
terjadi penyempitan atau penyumbatan lumen,
maka jaringan akan mengalami hipoksia (iskemi),
sehingga terjadi perubahan di kulit. Perubahan
tersebut berupa kulit menjadi tipis, kering dan
bersisik, sianotik, bulu tungkai berkurang, kuku jari
kaki menebal dan distrofik. Akibatnya daya tahan
terhadap trauma dan infeksi menurun. Perubahan
selanjutnya dapat terjadi ganggren pada jari kaki,
kaki dan tungkai, dan akhirnya timbul ulkus.
Tanda & gejala
• Predileksi; tungkai bawah. Kelainan kulit
berupa: ulkus yang timbul biasanya dalam,
berbentuk plong (Punched out), kotor, dan
tepi ulkus jelas. Rasa nyeri merupakan gejala
penting pada penyakit ini. Pemeriksaan
flebografi juga dapat dilakukan untuk
mengetahui letak vena yang terganggu
Tatalaksana
• Pengobatan terhadap penyebabnya dengan konsul
ke Bagian Penyakit Dalam.
• Hindari suhu dingin
• Hindari merokok
• Pengobatan Sistemik
Untuk menanggulangi infeksi dapat diberikan
antibiotik atau metronidazol (khusus kuman
anaerob) dan analgetik untuk mengurangi nyeri.
• Pengobatan Topikal
2. Tumor pd Tulang & Sendi
3. Tumor pd Otot & Jaringan Lunak
Definisi
•  Jaringan lunak: bagian dari tubuh yang
terletak antara kulit dan tulang serta organ
tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan
lunak antara lain adalah otot, tendon, jaringan
ikat, dan jaringan lemak.
• Tumor jaringan lunak/ Soft Tissue Tumor (STT):
suatu benjolan atau pembengkakan abnormal
yang disebabkan pertumbuhan sel baru.
Etiologi
• Kondisi genetik
• Radiasi 
• Lingkungan carcinogens
• Infeksi 
• Trauma 
Epidemiologi
• Jarang ditemukan, insidensnya hanya sekitar 1% dari
seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan
7-15 % dari seluruh keganasan pada anak.
• Bisa ditemukan pada semua kelompok umur.
• Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota
gerak bawah yaitu sebesar 46%. Di anggota gerak atas
sekitar 13%. 30% di tubuh di bagian luar maupun dalam,
seperti pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak di
dalam perut maupun dekat ginjal atau yang disebut daerah
retroperitoneum. Pada daerah kepala dan leher sekitar 9%
dan 1% di tempat lainnya, antara lain di dada.
Klasifikasi
Macam-macam tumor jaringan lunak

1. Jaringan Lemak
a. Lipoma
• Tumor jaringan jinak jaringan lemak.
b. Liposarkoma
• Tumor ganas yang muncul dalam sel-sel lemak
termasuk dalam jaringan lunak, seperti di
dalam paha atau di retroperitoneum.
2. Jaringan Fibrous
a. Fibroma
Tumor jinak yang berasal dari jaringan ikat
b. Fibrosarkoma
Tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat
fibrosa dan ditandai oleh adanya perkembangan
fibroblast yang belum matang secara banyak
atau tidak dibedakan anaplastik sel spindle.
c. Malignant Fibrous Histiocytoma Sarkoma
Suatu massa yang tanpa rasa nyeri, paling sering
terdapat pada ekstremitas, walaupun dapat
tumbuh dimana saja dalam tubuh. Awalnya dari
sel histiosit dan muncul dalam jaringan lunak
pada bagian tubuh mana saja.
3. Jaringan Otot
a. Leiomyioma
Neoplasma jinak jaringan lunak yang timbul dari
otot polos
b. Leiomyosarcoma
Tumor mesenkim yang berasal dari otot polos
terutama terjadi pada usus. Leiomyosarcoma
berasal antara propria muskularis dan lapisan
mukosa muskularis dinding usus.
c. Rhabdomyoma
Tumor otot lurik. Ada 2 jenis rhabdomyoma,
yaitu neoplastik dan hamartoma. Hamartoma
dibagi menjadi rhabdomyoma jantung dan
mesenchymal rhabdomyomatous kulit. Paling
banyak terdapat terdapat pada daerah kepala
dan leher.
d. Rhabdomyosarcoma
Tumor ganas yang berasal dari jaringan lunak
tubuh, termasuk disini adalah jaringan otot,
tendon dan connective tissue.
Rhabdomiosarkoma merupakan keganasan yang
sering didapatkan pada anak-anak.
4. Jaringan Pembuluh Darah dan Limfe
a. Hemangioma
Tumor jinak yang berasal dari pembuluh darah. Tumor ini
berwarna merah atau merah kebiru-biruan. Hemangioma
itu terutama terdapat pada bayi dan anak-anak. Kurang
lebih 75% telah ada sejak lahir dan 85% telah tampak
sebelum bayi berumur 1 tahun. Hemangioma ini
umumnya terdapat di kulit dan/atau subkutan, sebagian
besar di daerah kepala dan leher. Dapat pula
diketemukan di mukosa, hati, otot, tulang, dsb.
b. Limfangioma
Malformasi pembuluh limfatik yang biasanya
terjadi setelah lahir
c. Angiosarcoma
Neoplasma ganas endotel dari vascular, yang
agresif dan cenderung berulang secara lokal, dapat
menyebar luas dan memiliki tingkat metastasis
yang tinggi bisa ke Kelenjar getah bening dan
sistemik.
5. Jaringan Saraf Perifer
a. Neurofibroma
Tumor jinak selubung saraf dalam system saraf
perifer. Biasanya ditemukan pada individu
dengan neurofibromatosis tipe I (NF1), sebuah
autosomal dominan penyakit genetic yang
diturunkan.
b. Neurofibrosarcoma
Tumor ganas selubung saraf perifer. Biasa juga
disebut Schwannoma ganas, atau
Neurosarcoma.
6. Jaringan Penyambung
a. Sinovial Sarcoma
Salah satu tumor jaringan lunak yang paling
umum terjadi pada remaja dan pasien muda,
dengan sekitar 1 dari 3 kasus yang terjadi dalam
2 dekade pertama kehidupan.
Patofisiologi
• Proses alami dari kebanyakan tumor ganas
dapat dibagi atas 4 fase yaitu :
1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut
sebagai transformasi.
2. Pertumbuhan dari sel-sel transformasi.
3. Invasi lokal.
4. Metastasis jauh.
Tanda & gejala
• Tumor jinak jaringan lunak
- Tidak spesifik, tergantung pada lokasi di mana tumor
berada
- Adanya benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit.
- Tumor tumbuh lambat, tidak cepat membesar
- Bila diraba terasa lunak
- Relatif masih mudah digerakan dari jaringan di
sekitarnya
- Tidak pernah menyebar ke tempat jauh.
• Tumor ganas jaringan lunak
- Benjolan relatif cepat membesar
- Berkembang menjadi benjolan yang keras
- Bila digerakkan agak sukar
- Dapat menyebar ke tempat jauh ke paru-paru, liver
maupun tulang
- Jika ukuran kanker sudah begitu besar, dapat
menyebabkan borok dan perdarahan pada kulit
diatasnya.
Diagnosa & pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan klinis
2. Pemeriksaan biopsi
- Biopsi aspirasi jarum halus (FNAB)
- Biopsi insisi  
Tatalaksana
1. Terapi Pembedahan (Surgical Therapy)
2. Terapi radiasi
3. Kemoterapi
Prognosis
• Prognosis dari tumor jaringan lunak
bergantung pada: staging, lokasi serta besar
tumor, respon tumor terhadap terapi, umur
serta kondisi kesehatan dari penderita, dan
penemuan pengobatan baru.
Komplikasi
• Penyebaran atau metastasis tumor ganas
jaringan lunak paling sering melalui pembuluh
darah ke paru-paru , ke liver, dan tulang.
Jarang menyebar melalui kelenjar getah
bening.
Diagnosa banding
a. Onkosersosis/ onkosersiasis
a. Onkoserkosis/ Onkosersiasis
• Penyakit ini disebabkan oleh Onchocerca
volvulus, yang merupakan nematoda jaringan
Morfologi

Cacing dewasa Onchocerca volvulus


Siklus hidup
Onkoserkosis
Nama Hospes Nama Siklus hidup
cacing penyakit
Onchocerca Manusia Onkosersiasis - Bila lalat simulium menusuk kulit dan mengisap
volvulus darah manusia maka microfilaria akan terisap
oleh lalat,kemudian microfilaria menembus
lambung lalat masuk ke dalam otot toraks.
- Setelah 6-8 hari berganti kulit 2 kali dan menjadi
larva infektif. Larva infektif masuk ke dalam
proboscis lalat dan dikeluarkan bila lalat
mengisap darah manusia.
- Larva masuk lagi ke dalam jaringan ikat menjadi
dewasa dalam tubuh hospes dan mengeluarkan
microfilaria.
Diagnosis
• Klinis: nodul subkutan, hanging groin, kelainan
kulit seperti kulit macan tutul (leopard skin),
atrofi kulit, kelainan pada mata berupa
keratitis, limbitis, uveitis dan adanya
mikrofilaria dalam kornea.

Nodula yang berisi mikrofilaria


• Parasitologik: mikrofilaria atau cacing dewasa dalam
benjolan subkutan.
• Ultrasonografi nodul: untuk menentukan beratnya
infeksi (worm burden).
• Pelacak DNA: menggunakan Polymerasi Chain
Reaction/PCR)
• Mazotti test : dengan memberikan 50 mg DEC,
kemudian diobservasi selama 1 – 24 jam untuk
mengetahui adanya reaksi berupa gatal, erupsi kulit,
limfadenopati dan demam.
Tatalaksana
• Ivermectin,
- Pengobatan masal: Dosis 150 ug/kg bb, 1 atau 2x per tahun.
- Pengobatan individu: Dosis 100 – 150 ug/kg bb dan diulang setiap 2 minggu,
bulan atau 3 bulan hingga mencapai dosis total 1,8 mg/kg berat badan.
- KI: Anak-anak di bawah 5 tahun/ beratnya kurang dari 15 kg, ibu hamil,
menyusui, atau orang dengan sakit berat.
- Ivermectin (Mectizan) mempunyai efek yang kuat dalam membunuh
mikrofilaria.
- ES: jarang terjadi berupa : gatal-gatal, erupsi kulit, nyeri otot tulang, edema
tungkai dan wajah, demam, pembesaran kelenjar disertai nyeri.

• Suramin
- Obat yang membunuh cacing dewasa O.volvulus
- Jarang dipakai karena cara pemberiannya yang relatif sulit dan toksiksitasnya
tinggi.
Pencegahan
• Menghindari tempat-tempat yang merupakan
habitat lalat hitam Simulium.
• Membawa semprotan anti serangga.
• Memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh.
• Bila telah timbul gejala-gejala onchocerciasis
harus segera ditindaklanjuti.
• Menjaga higiene dan sanitasi lingkungan adalah
cara efektif mencegah terjadinya penyakit
Onchocerciasis.
Prognosis
• Prognosis baik bila tidak terjadi kerusakan
mata.
Daftar Pustaka
• Robbins, Buku Ajar Patologi. Editor : Dennis K. Burns, MD Vinay Kumar,
MD. Edisi 7 volume 2. 2007. EGC. Hal : 859.
• http://emedicine.medscape.com
• Sjamsuhidajat, R. Soft Tissue Tumor dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi
2. Jakarta: EGC. 2005.
• Hartanto H dkk. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC, 2006; 2326.
• Hartanto H dkk. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC, 2006; 2326.
• Sularsito SA. Ulkus Kruris. Dalam: Djuanda Adi, ed. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi VII. Jakarta: FKUI press,. 2007; 247.
• Lin P, Philips t. Ulcers. In: Bolognia JL et al, eds. Dermatology. Volume
2. London: Mosby, 2003; 1631-48.
• Hastuti RT. Faktor-Faktor Resiko Ulkus Diabetika pada
Penderita Diabetes Mellitus. Semarang, Universitas
Diponegoro. 2008 [Tesis]
• Waspaji S. Kaki Diabetes. Dalam: Sudoyo A dkk, eds.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi IV. Jakarta:
FKUI press, 2007;1911.
• James WD, Timothy GB & Dirk ME. Dermatous
Resulting from Physical Factor. In: Andrew’sDisease of
The Skin, Clinical Dermatology 10th edition.
Philadelpia: WB Saunders Company, 2000; 42.

Anda mungkin juga menyukai