Anda di halaman 1dari 16

Pertemuan 1

Irvan Herdiana, M.Farm

ETNOBOTANI
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS PERJUANGAN
1. Definisi
 Etnobotani
→ Etno / Etnis → Masyarakat adat atau kelompok sosial, dalam
sistem sosial atau kebudayaan.
→ Botani → Ilmu kajian tentang tumbuhan.

 Etnobotani adalah interaksi masyarakat setempat dengan lingkungan


hidupnya, khususnya tumbuh tumbuhan serta suatu pengkajian
terhadap penggunaan tumbuh-tumbuhan asli dalam kebudayaan
dan agama bagi suatu kaum, seperti cara penggunaan tumbuhan
sebagai makanan, perlindungan atau rumah, pengobatan, pakaian,
perburuan dan upacara adat.
2. Ilmu Etnobotani
 Penelitian etnobotani diawali oleh para ahli botani
yang memfokuskan tentang persepsi ekonomi dari
suatu tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat
lokal.

 Tugas Ahli etnobotani :


◦ Mendokumentasikan dan Menjelaskankan hubungan
kompleks antara budaya dan penggunaan tumbuhan
dengan fokus utama pada bagaimana tumbuhan digunakan
pada lingkungan masyarakat, misalnya sebagai makanan,
obat, praktik keagamaan, kosmetik, pewarna, tekstil,
pakaian, konstruksi, alat, mata uang, sastra, ritual, serta
kehidupan sosial.[2]
3. Ilmu Etnobotani
 Ilmu etnobotani akan sangat efektif apabila diterapkan
pada masyarakat lokal.

 Para ahli etnobotani terlebih dahulu harus mengetahui


nama-nama tumbuhan yang akan dipelajari, selain
nama latin, mengetahui nama sebutan suatu
tumbuhan di suatu daerah juga penting.

 Setelah itu para ahli dapat mempelajari pemafaatan


tumbuhan tersebut dalam bidang ekonomi tanpa
mengabaikan faktor ekologisnya.
4. Sejarah Etnobotani
Berikut adalah perkembangan sejarah etnobotani:
 1492: Colombus menemukan pemanfaatan tembakau (Nicotiana

tabacum) di Cuba.
 1873-1980: Muncul ilmu etnobotani

 1873: Power menulis buku tentang aboriginal botany

 1895: Harsberger menulis tentang ethnobotany

 1900: Davis Barrow muncul sebagai doktor etnobotani pertama

‘The Ethnobotany of the Coahuilla Indian of Southern California’


 1920: Publikasi tanaman obat di India

 1980: Etnobotani dikenal oleh masyarakat akademis dan awam

 1981: Jurnal etnobotani. Pada dekade terakhir diterbitkan beberapa

jurnal hasil penelitian etnobotani: Journal of Ethnobiology, Journal


of Ethnopharmacology, Ethnobotany, Ethnoecology
 1983: Perhimpunan Masyarakat Etnobotani yang diprakarsai oleh

Perhimpunan Arkeologi Amerika


5. Sejarah Etnobotani di Indonesia
 Pada abad ke-18, Rumphius telah membuat Herbarium Amboinense yang
kemudian mengarah ke ekonomi botani.

 Kemudian Hasskarl pada tahun 1845 telah mencatat penggunaan lebih


dari 900 jenis tumbuhan Indonesia.

 Tahun 1982 dibangun museum etnobotani di Balai Penelitian Botani-


Puslit Biologi, LIPI.[2] Selanjutnya setiap tiga tahun sekali diadakan
seminar atau lokakarya etnobotani, sampai akhirnya pada tahun 1998
tercapailah Masyarakat Etnobotani Indonesia.

 Beberapa perguruan tinggi, seperti Institut Pertanian Bogor dan


Universitas Indonesia, kini membangun program pascasarjana mengenai
etnobotani. Namun masalah yang timbul dewasa ini adalah kurangnya
pendekatan partisipatif yang memungkinkan peneliti diterima di
lingkungan masyarakat lokal untuk mengurangi hambatan kultural.
6. Dinegara Lain
 Di Afrika, pemerintah telah fokus pada pengetahuan tentang sistem
pertanian tradisional masyarakat lokal untuk menunjang
pembangunan pertanian bagi masyarakat pedesaan.

 Sementara Australia juga fokus mempelajari cara-cara tradisional


dalam pengelolaan tumbuhan dengan memperhatikan aspek ekologis.

 Di Amerika, penelitian yang paling banyak dilakukan adalah penelitian


mengenai etnobotani (sekitar 41%).

 Di Asia, peneliti lebih memfokuskan untuk mendapatkan senyawa


kimia baru untuk bahan obat-obatan. Etnobotani juga mengalami
perkembangan yang sangat pesat terutama di beberapa negara seperti
Amerika, India, China, Vietnam dan Malaysia.
7. Proses Pemanfaatan Tanaman
Berdasarkan Etnobotani

Persiapan :
Herbarium & Aplikasi Skala Komersial
Konservasi
8. Herbarium
 Herbarium adalah koleksi referensi suatu jenis tumbuhan yang
dapat merepresentasikan morfologi tumbuhan yang meliputi
batang, daun, bunga, dan buah. Pembuatan herbarium dapat
dilakukan dalam keadaan kering maupun basah.

 Langkah pembuatan herbarium


◦ Pelabelan,
◦ Tanaman dibungkus koran dan dimasukkan plastik kedap udara,
◦ Lalu ditambahkan alkohol 70%.
◦ Koran diganti.
◦ Setelah itu dioven pada suhu 60 °C selama 2-7 hari,
◦ Kemudian dimasukkan ke lemari pendingin -20 °C selama 1-2 minggu.
◦ Setelah itu baru disusun dalam kertas herbarium yang berukuran sekitar
30X40cm, pemberian label, dan disimpan dalam Ruang Koleksi Herbarium
9. Herbarium
10. Konservasi
 Konservasi adalah pengelolaan/pemeliharaan kualitas lingkungan, sumberdaya
dan keseimbangan antar komponen lingkungan di suatu kawasan dengan
menerapkan prinsip keberlanjutan.

 Konservasi mencakup aspek perlindungan, penelitian dan pemanfaatan secara


lestari dalam tingkat ekosistem, jenis dan genetik. Konservasi dapat dilakukan
secara in situ maupun ex situ.

 Tujuan Konservasi adalah untuk memastikan atau memelihara ketersediaan


tanaman sebagai sumber bahan baku.

 Konservasi in situ dilakukan di dalam habitat aslinya, misalanya dengan


pembuatan taman nasional dan hutan lindung.

 Konservasi ex situ dilakukan di luar habitat aslinya, misalnya dengan


pembangunan kebun raya, kebun botani, atau taman hutan raya.
11. Lokasi Konservasi Tanaman di Indonesia

 Kebun Raya Bogor


 Kebun Raya Cibodas
 Kebun Raya Purwodadi
 Kebun Raya ‘Eka Karya’ Bali
 Di Jawa: Kebun Raya Kuningan dan Kebun Raya
Baturaden
 Di Sumatra: Kebun raya Liwa, Jambi, Pulau Samosir,
dan Batam
 Di Kalimantan: Kebun Raya Sambas, Sanggau,
Balikpapan, dan Katingan
 Di Sulawesi: Kebun Raya Enrekang, Puca, dan Tomohon
12. Aplikasi
Aplikasi etnobotani memiliki dua aspek penting, yaitu:

 Botani Ekonomi, yaitu aplikasi etnobotani untuk membantu


mengembangkan perekonomoan suatu daerah dalam berbagai bidang,
seperti bidang pertanian, seni, dan farmasi.
◦ Pada bidang pertanian dilakukan identifikasi manfaat jenis tumbuhan tertentu dan
konservasi secara tradisional.
◦ Di bidang seni dan kerajinan dilakukan pengembangan sumber pendapatan dengan
membuat suatu kerjinan tertentu menggunakan tumbuhan yang terdapat di lingkungan
sekitar.
◦ Sedangkan pada bidang farmasi dilakukan identifikasi fitokimia berdasarkan
pengetahuan tradisional.

 Ekologi, yang meliputi pengelolaan dan pemanfaatan tumbuhan yang


dilakukan secara lestari dan tidak merusak alam, serta praktik konservasi
guna mempertahankan keanekaragaman hayati.
13. Skala Komersial
 Pada skala komersial, informasi etnobotani dapat
dimanfaatkan untuk industri, pestisida hayati, obat,
pangan, dan pembuatan minuman.

 Kopi, teh, aren, dan lontar adalah contoh tanaman yang


dapat dimanfaatkan dalam bidang industri, sedangkan
Pohon neem (Azadirachta indica) dapat dimanfaatkan
sebagai pestisida hayati. Untuk obat dapat digunakan
beberapa tumbuhan seperti nanas, lidah buaya, petai,
pepaya, kunyit, dan asam jawa. Untuk pangan dapat
memanfaatkan tumbuhan seperti gandum, kentang,
padi, jagung, ubi jalar, singkong, dan sagu.
14. Museum LIPI
 VIDEO
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai