0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
200 tayangan34 halaman
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber sandang yang berasal dari tumbuhan seperti kapas, linen, ganja, pisang, rami, kenaf, dan rosella. Tumbuhan-tumbuhan tersebut diolah menjadi serat yang kemudian dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain atau digunakan untuk berbagai keperluan tekstil, seperti pakaian, karung, tali, kertas, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber sandang yang berasal dari tumbuhan seperti kapas, linen, ganja, pisang, rami, kenaf, dan rosella. Tumbuhan-tumbuhan tersebut diolah menjadi serat yang kemudian dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain atau digunakan untuk berbagai keperluan tekstil, seperti pakaian, karung, tali, kertas, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber sandang yang berasal dari tumbuhan seperti kapas, linen, ganja, pisang, rami, kenaf, dan rosella. Tumbuhan-tumbuhan tersebut diolah menjadi serat yang kemudian dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain atau digunakan untuk berbagai keperluan tekstil, seperti pakaian, karung, tali, kertas, dan lainnya.
Sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh manusia
sebagai mahluk berbudaya. Pada awalnya manusia memanfaatkan pakaian dari kulit kayu dan hewan yang tersedia di alam. Kemudian manusia mengembangkan teknologi pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun menjadi bahan pakaian. Pendahuluan Bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber sandang sangat melimpah. Bahan sandang yang potensial yang berasal dari tumbuhan misalnya adalah kapas, rami, yute, kenaf, abaca dan agave. Sedangkan yang berasal dari hewan misalnya adalah bulu domba, ulat sutera dan lain-lain. Tanaman dan hewan tersebut tersebar di seluruh Indonesia, terutama di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Di samping itu, beberapa suku di Kalimantan, Papua, dan Sumatera menggunakan kulit kayu, bulu-bulu burung, serta tulang-tulang hewan sebagai asesoris pakaian Pendahuluan Dalam dunia tumbuhan terdapat 2 kelompok yaitu tumbuhan kormophyta dan tumbuhan thallophyta. Tumbuhan thallophyta adalah tumbuhan yang belum bisa dibedakan bagian akar, batang, dan daunnya. Sedangkan tumbuhan kormophyta adalah tumbuhan sudah bisa dibedakn bagian akar, batang, dan daunnya. Tumbuhan kormophyta lebih mudah di jumpai sehari- hari dibandingkan tumbuhan kormophyta karena ukurannya juga relative lebih besar dari pada tumbuhan thallophyta. Berikut juga manfaat tumbuhan kormophyta lebih bervariasi. Diantaranya yaitu sebagai bahan pembuatan sandang atau pakaian seperti kapas, rosella dan lain sebagainya SUMBER SANDANG DARI TUMBUHAN YANG TELAH MENGALAMI PENGOLAHAN 1. Kapas ( Gossypium sp. ) Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut “pohon”/tanaman kapas), tumbuhan ‘semak’ yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya). 1. Kapas ( Gossypium sp. )
Benang yang dihasilkan dari pemintalan sidah siap untuk
ditenun menjadi kain. Biasanya, sebuh pabrik pemintalan, sudah siap dengan bermacam macam mesin pemrosesan. Sejak dari membuat benang, membuat ukuran, memberi warna, sampai menjadi kain yang siap untuk dipasarkan. Kain yang satu ini menjadi kain yang paling banyak digunakan sebagai bahan pembuatan pakaian. Ya, kain katun yang terbuat dari serat kapas yang ringan. 2. Linen (Linum usitatissimum) Linen merupakan herba satu tahunan yang tegak, tinggi mencapai 1,2 m. Batang pipih, tegak, biasanya soliter, 120 cm x 4 mm (lebih pendek pada tanaman dari biji yang ditanam), gundul, hijau keabuan. Daun tersusun subopposite hingga spiral, sessile, simple; helaian daun mendekati ellips, linear atau linear- melanset, (10-)25-35(-50) mm x (2-)3-5 mm, urat daun 3, gundul, hijau keabuan. 2. Linen (Linum usitatissimum)
Serat kulit kayu Linum digunakan dalam berbagai tekstil
rumah tangga (handuk, taplak meja, dsb), perlengkapan (tirai, penutup dinding dan hiasan dinding) serta pembuatan pakaian. Serat yang dimiliki tanaman ini cocok untuk penggunaan ini karena kemampuan menyerap kelembaban yang tinggi, kuat, mudah dicuci dan warna yang menarik. Ketidakuntungannya adalah mudah mengkerut. 3. Ganja (Cannabis sativa L) Ganja (Cannabis sativa syn.Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi rokok mariyuana. 3. Ganja (Cannabis sativa L)
Manfaat dari daun ganja batangnya bisa dijadikan serat
tali, dan manfaat lainnya adalah beberapa hal untuk menyebut ganja sesungguhnya memiliki sisi positif. Dalam undang-undang selama ini ganja masuk ke dalam psikotropika golongan satu dengan ancaman hukuman bisa berupa pidana mati. Padahal kalau dikaji lebih seksama lagi, diyakini akan lebih banyak manfaatnya daripada mudaratnya. 4. Pisang (Musa paradisiaca) • Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia • Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika • (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan • Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. 4. Pisang (Musa paradisiaca)
Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian,
kertas dsb. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia 5. Rami (Boehmaria nivea) Tanaman rami adalah tanaman tahunan yang berbentuk rumpun mudah tumbuh dan dikembangkan di daerah tropis, tahan terhadap penyakit dan hama, serta dapat mendukung pelestarian alam dan lingkungan. Tanaman Rami yang dikenal dengan nama latinnya Boehmeria nivea (L) Goud merupakan tanaman tahunan berbentuk rumpun yang dapat menghasilkan serat alam nabati dari pita (ribbons) pada kulit kayunya yang sangat keras dan mengkilap. 5. Rami (Boehmaria nivea)
Kegunaan batang rami yang lain adalah sebagai bahan baku
pulp (kertas), bahan baku particle board serta mempunyai kandungan cellulosa yang cukup baik untuk dijadikan bahan baku propelant double base (bahan baku isian dorong peluru). 6. Kenaf (Hibiscus cannabinus L) Kenaf merupakan tanaman yang termasuk dalam genus hibiscus yang terdiri dari beberapa spesies, diataranya: Okra (Hibiscus esculentus L), Rose (Hibiscus syiriacus L), Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L), Kenaf (Hibiscus cannabinus L), Rosella (Hibiscus sabdariffa) serta Deanus (Hibiscus eetve L). Di Indonesia yang banyak di kembangkan adalah Bunga sepatu dan Rose sebagai hiasan serta Rosella dan Kenaf sebagai bahan karung goni. sedangkan di Australia banyak di gunakan sebagai pulp dan bahan baku kertas. 6. Kenaf (Hibiscus cannabinus L)
Serat kenaf yang kering, digunakan dalam pembuatan
tekstil kasar seperti, pakaian hessian dan karung untuk mengemas komoditas pertanian dan industri, juga dibuat menjadi benang, tambang dan benang sepatu. 7. Rosella (Hibiscus sabdarifa) Rosela merupakan herba tahunan yang bisa mencapai ketinggian 0,5-3 meter, Batangnya bulat tegak, berkayu, dan berwarna merah. Daunnya tunggal, benbentuk bulat telur, pertulangan menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi, dan pangkal berlekuk. Panjang daun 6—15 cm dan lebarnva 5—8 cm. Tangkai daun bulat berwarna hijau, dengan panjang 4—7 cm. 7. Rosella (Hibiscus sabdarifa)
Rosella digunakan secara luas dalam obat- obat tradisional.
Bernilai karena efek pencahar ( laksatif ) yang rendah, dan kemampuannya dalam proses urinasi, disebabkan oleh kandungan senyawa diuretik : asam askorbat dan asam glikolat. SUMBER SANDANG DARI TUMBUHAN YANG TIDAK/SEDIKIT MENGALAMI PENGOLAHAN 1. Koteka Koteka adalah sebuah penutup kemaluan sekaligus pakaian adat laki-laki Papua. Pakaian ini berbentuk selongsong yang mengerucut ke bagian depannya. Koteka dibuat dari bahan buah labu air tua yang dikeringkan dan bagian dalamnya (biji dan daging buah) dibuang. Labu air yang tua dipilih karena cenderung lebih keras dan lebih awet dibanding labu air muda, sementara pengeringan dilakukan agar koteka tidak cepat membusuk. 1. Koteka
Koteka digunakan sebagai pakaian sehari-hari maupun
sebagai pakaian saat melakukan upacara adat dengan cara diikat ke pinggang menggunakan seutas tali sehingga ujung koteka mengacung ke atas. Khusus untuk yang dikenakan saat acara adat, koteka yang digunakan biasanya berukuran panjang serta dilengkapi dengan ukiran-ukiran etnik. Sementara untuk yang dikenakan saat bekerja dan aktivitas sehari-hari koteka yang digunakan biasanya lebih pendek. 2. Rok Rumbai Jika para pria mengenakan koteka, maka para wanita Papua akan mengenakan rok rumbai. Rok rumbai adalah pakaian adat Papua berupa rok yang terbuat dari susunan daun sagu kering yang digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah. Dalam beberapa kesempatan, selain dikenakan wanita, rok rumbai juga bisa dikenakan para pria. Rok rumbai umumnya akan dilengkapi dengan hiasan kepala dari bahan ijuk, bulu burung kasuari, atau anyaman daun sagu. 2. Rok Rumbai
Masyarakat Papua biasanya memakai pakaian adat dengan
rok rumbai. Rok rumbai ini dibuat dari susunan daun sagu kering. Rok rumbai dari asmat tersebut dipakai untuk menutupi bagian tubuh tertentu misalnya bagian bawah tubuh. Rok rumbai ini selain digunakan oleh wanita juga bisa digunakan untuk pria. 3. Noken atau Tas Anyaman Papua Orang Papua sering memakai noken, yaitu tas yang dibuat dari bahan anyaman kulit kayu. Fungsi dari tas tersebut digunakan untuk menyimpan umbi-umbian dan sayuran- sayuran. Noken dikaitkan pada kepala, tapi belakangan ini banyak digunakan sebagai tas selempang. 3. Noken atau Tas Anyaman Papua
Mahasiswa Papua menggunakan noken tersebut ada
kebanggaan tersendiri. Namun dari segi harga noken itu lumayan mahal. Harga noken sekitar ratusan ribu sampai jutaan. Tas ini populer di suku Asmat yang disebut dengan Esse berfungsi sebagai tempat penyimpanan. 4. Kulit Kayu oleh Suku Alur
Suku Kabola merupakan salah
satu duku di Alor yang mendiami daratan Pulau Alor, Pantar dan pulau-pulau kecil di antaranya. Masyarakat Suku Kabola mendiami perkampungan tradisional Monbang yang berada di Desa Kopidil Kecamatan Alor Barat Laut, berjarak dari Kalabahi sekitar 7 km. pohon K, pohon yang kulitnya dijadikan pakaian adat Suku Kabola sejak dahulu kala. 5. Baju Sangkarut
Baju Sangkarut merupakan baju adat suku Dayak
Kalimantan Tengah yang disebut juga dengan Baju basulau, karena memang baju ini dilapisi Sulau – sejenis kerang. Baju Sangkarut dibuat dari serat serat daun nenas, serat daun lemba, serat tengang atau serat nyamu. Kemudian pada serat daun tersebut digantungkanlah sulau (kulit kerang) 6. Baju Upak Nyamu
Baju upak nyamu merupakan pakaian adat tradisional yang
dibuat dari kulit kayu nyamu yang dipipihkan sehingga bisa digunakan sebagai bahan pembuat pakaian dan ewah (cawat).Baju yang terbuat dari kulit nyamu ini kadang dibentuk seperti rompi kadang juga dibentuk seperti baju tanpa lengan. 7. Baju Pawang Baju Pawang adalah baju yang digunakan oleh seorang BASIR atau ulama dalam kepercayaan agama Kaharingan ketika menyampaikan doa untuk mendatangkan hujan, perlindungan dari roh jahat dan mengobati orang yang sakit. Seperti halnya 2 pakaian adat Kalimantan Tengah diatas, Pakaian pawang ini juga terbuat dari serat kayu atau serat tumbuhan khusus yang dianggap memiliki kekuatan magis. Setelah dipipihkan, kemudian pakaian ini dihiasi dengan manik-manik dan umbaian-umbain benang. 8. Baju Tenunan Suku dayak juga memiliki tradisi tenun, hal ini terbukti dengan adanya beberapa baju tenun. Baju Tenunan ini digunakan juga sebagai pakaian perang dan juga pakaian sehari-hari. Sayangnya baju tenunan ini sudah sangat jarang ditemui. Bahan tenunan yang digunakan ialah serat tumbuh- tumbuhan seperti serat nyamu, serat nenas, dan beberap jenis tumbuhan lainnya. 9. Baju Anyaman Tikar • Selain baju tenunan masyarakat suku adat dayak ngaju juga memiliki baju anyaman tikar. Adapun luarnya biasanya ditempel hiasan tulang, kerang atau ukiran kayu. • Baju adat Kalimantan Tengah ini pada zaman dahulu biasanya digunakan sebagai baju perang. 10. Pakaian Ewer Pakaian adat Papua disebut dengan Ewer yang terbuat dari bahan alami seperti jerami yang dikeringkan. Hal ini karena orang-orang Papua diharuskan mengikuti modernisasi oleh pemerintah Indonesia. Pakaian adat ini sudah dilengkapi dengan bagian atasan sesuai dengan norma-norma kesopanan orang Indonesia. Di daerah pedalaman, penggunaan koteka dan rumbai masih dipertahankan. Belakangan semakin menguat untuk mempertahankan tradisi asli orang Papua. TERIMA KASIH