Anda di halaman 1dari 39

Manajerial Asuhan

Neonatus, Bayi dan


Balita di Komunitas

Wirawati Amin
Standar Pelayanan BBL

• Pelayanan kesehatan komprehensif bagi BBL


dimulai sejak janin dalam kandungan s/d bayi
berumur 28 hari di puskesmas dan jaringannya
• Setiap tenaga kesehatan harus mematuhi
standar pelayanan yg dijadikan acuan : Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK), Asuhan Persalinan
Normal (APN), dan Pelayanan Neonatal
Esensial Dasar.
STANDAR 13 : PERAWATAN BAYI
BARU LAHIR
TUJUAN PERNYATAAN STANDAR
Menilai kondisi bayi baru lahir Bidan memeriksa dan menilai
dan membantu dimulainya bayi baru lahir untuk
pernafasan serta mencegah memastikan pernafasan
hipotermi, hipokglikemia dan spontan mencegah hipoksia
infeksi sekunder, menemukan kelainan,
dan melakukan tindakan atau
merujuk sesuai dengan
kebutuhan. Bidan juga harus
mencegah dan menangani
hipotermia
Hasil

• Bayi baru lahir dengan kelainan atau kecacatan


dapat segera menerima perawatan yang tepat.
• Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang
tepat dan dapat bernafas dengan baik
• Penurunan angka kejadian hipotermia
Prasyarat
1. Bidan terampil untuk mendampingi persalinan dan memberikan
perawatan BBL dengan segera
2. Bidan mampu untuk :
 Memeriksa dan menilai BBL dan menggunakan APGAR skor
 Menolong bayi bernafas spontan dan melakukan resusitasi
bayi
 Mengenal tanda-tanda hipotermia dan dapat melakukan
pencegahan dan penangannya
2. Tersedianya alat/perlengkapan yang diperlukan
3. Obat salep mata : salep mata tetrasiklin 1%, klorampenikol 1%
atau eritromisin 0,5%
4. Kartu Ibu, kartu bayi dan buku KIA
Proses

Bidan harus :
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menangani bayi
2) Segera sesudah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas
dengan baik.
2) Segera keringkan bayi dan berikan bayi kepada ibunya
untuk di dekap di dadanya
3) Usahakan ruangan tetap hangat (mencegah hipotermi)
4) Menilai Apgar skor menit pertama kemudian menit
kelima
6) Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki
untuk mencari kemungkinan adanya
kelainan. Periksa anus dan daerah
kemaluan.
7) Timbang bayi dan ukur panjangnya.
8) Periksa tanda vital bayi
9) Berikan bayi kepada ibu untuk disusui
dengan ASI segera setelah lahir, paling
lambat dalam 2 jam pertama
10) Pastikan bahwa bayi tetap terbungkus/ dan bantu ibu
menyusui bayinya, terutama ibu yang baru pertama
kali menyusui.
11) Cuci tangan dengan sabun, air bersih, dan keringkan
tangan dengan handuk bersih. Berikan salep mata
pada mata bayi.
12) Perhatikan pengeluaran urine dan mekonium bayi
dalam 24 jam pertama.
13) Lakukan pencatatan semua yang ditemukan dalam
kartu ibu dan kartu bayi, rujuk ke rumah sakit bila ada
kelainan
STANDAR 15: PELAYANAN BAGI
IBU DAN BAYI PADA MASA NIFAS

• Tujuan :
Memberikan pelayanan kepada ibu dan
bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
penyuluhan ASI ekslusif
Pernyataan standar :

• Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui


kunjungan rumah pada hari III, minggu ke-2 dan minggu ke-6
setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu
dan bayi melalui :
- penanganan tali pusat yang benar,
- penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas
- memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB
Proses :

• Cuci tangan sebelum memeriksa bayi. Periksa tali pusat


setiap kali kunjungan
• Perhatikan kondisi umum bayi
• Perhatikan warna kulit bayi, apakah ada icterus atau
tidak, ikterus pd hari-3 postpartum ad ikterus fisiologis,
bila ikterus terjadi sesudah hari ketiga, dan bayi malas
menetek maka bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit.
• Bicarakan pemberian ASI dengan ibu dan perhatikan
apakah bayi menetek dengan baik
• Nasehati ibu untuk hanya memberikan ASI kepada bayi
selama 6 bulan
• Catat dengan tepat semua yang ditemukan
• Jika ada hal-hal yang tidak normal, segeralah rujuk ibu
dan/atau bayi ke puskesmas/rumah sakit
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
BARU LAHIR

• Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir


dilaksanakan dalam ruangan yang sama
dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan
bayi dirawat dalam satu kamar, bayi
berada dalam jangkauan ibu selama 24
jam).
Asuhan bayi baru lahir meliputi:

• Pencegahan infeksi (PI)


• Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
• Pemotongan dan perawatan tali pusat
• Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
• Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi
selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti
kepala dan tubuh bayi.
• Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin
K1 dosis tunggal di paha kiri
• Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di
paha kanan
• Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata
• Pemeriksaan bayi baru lahir
• Pemberian ASI eksklusif
Waktu Pemeriksaan BBL
Bayi lahir di fasilitas Bayi lahir di rumah
kesehatan

Baru lahir sebelum usia 6 jam Baru lahir sebelum usia 6 jam

Usia 6-48 jam Usia 6-48 jam

Usia 3-7 hari Usia 3-7 hari

Minggu ke-2 pasca lahir Minggu ke-2 pasca lahir


Anamnesis:

1) Nama bayi dan nama ibu


2) Jenis Kelamin
3) Usia bayi
4) Keluhan yang dirasakan
Pemeriksaan Fisik

1) Lihat postur, tonus, dan aktifitas bayi.


2) Lihat pada kulit bayi.
3) Hitung pernafasan dan lihat tarikan dinding dada ketika bayi
sedang tidak menangis.
4) Hitung detak jantung dengan stetoskop. Stetoskop diletakkan
pada dada kiri bayi setinggi apeks.
5) Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan termometer
6) Lihat dan raba bagian kepala.
7) Lihat pada mata.
8) Lihat bagian dalam mulut (lidah, selaput lendir) Jika bayi
menangis, masukkan satu jari yang menggunakan sarung tangan
ke dalam dan raba langit-langit.
9) Lihat dan raba pada bagian perut
10) Lihat pada tali pusat.
11) Lihat pada punggung dan raba tulang belakang.
12) Lihat pada lubang anus, hindari untuk memasukkan alat
atau jari dalam melakukan pemeriksaan anus. Tanyakan
pada ibu apakah bayi sudah buang air besar.
13) Lihat dan raba pada alat kelamin bagian luar. Tanyakan
pada ibu apakah bayi sudah buang air kecil.
14) Timbang bayi. Timbang bayi dengan menggunakan selimut,
hasil timbangan dikurangi selimut.
15) Mengukur panjang dan lingkar kepala bayi
Cara menjaga kesehatan BBL :

• Amati pertumbuhan BBL dan neonatus secara teratur


 Timbang BB sebulan sekali sejak usia 1 bulan sampai
5 tahun dan catat di KMS
 Jika BBL dan neonatus tumbuh kurang sehat berikan
nasehat gizi
 Bermain dan bercakap – cakap pada BBL dan neonatus
sangat penting bagi perkembangannya
• Imunisasi sesuai jadual di posyandu, Rumah Sakit atau praktek
swasta
Peralatan yang diperlukan :

• Tempat (meja) resusitasi bayi, diletakkan di dekat tempat ibu


bersalin
• Infant warmer
• Alat resusitasi (balon sungkup) bayi baru lahir
• Air bersih, sabun dan handuk bersih dan kering
• Sarung tangan bersih
• Kain bersih dan hangat
• Stetoskop infant dan dewasa
• Stop watch atau jam dengan jarum detik
• Termometer
• Timbangan bayi
• Pengukur panjang bayi
• Pengukur lingkar kepala
• Alat suntik sekali pakai ukuran 1ml/cc
• Senter
• Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
• Salep mata Oxytetrasiklin 1%
• Vaksin Hepatitis B (HB) 0
• Form pencatatan (Buku KIA, Formulir BBL, Formulir
register kohort bayi)
Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh


tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus
sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28
hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun
melalui kunjungan rumah.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan
neonatus

Kunjungan neonatal Adalah pelayanan kesehatan kepada


neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
1. Kunjungan Neonatal pertama (KN 1) dilakukan pada
kurun waktu 6 – 48 Jam setelah lahir.
2. Kunjungan Neonatal ke dua (KN 2) dilakukan pada
kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah
lahir.
3. Kunjungan Neonatal ke tiga (KN 3) dilakukan pada
kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28
setelah lahir.
6- 48 jam setelah bayi lahir

• Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan


dengan berat badan lahir
• Jaga selalu kehangatan bayi
• Perhatikan intake dan output bayi
• Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak
• Komunikasikan kepada orang tua bayi bagaimana
caranya merawat tali pusat.
• Dokumentasikan
Minggu pertama setelah bayi
lahir

• Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat


badan saat ini dengan berat badan saat bayi lahir
• Jaga selalu kehangatan bayi
• Perhatikan intake dan output bayi
• Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak
• Dokumentasikan Jadwal Kunjungan neonatal
Minggu kedua setelah bayi lahir

• Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat


badan saat ini dengan berat badan saat bayi lahir
• Jaga selalu kehangatan bayi
• Perhatikan intake dan output bayi
• Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak
• Dokumentasikan
Kunjungan rumah bayi baru lahir

• Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah sampai tali pusat


lepas
• Kartu anak (buku KIA) harus diisi lengkap
• Pada tiap kunjungan rumah :
- Periksalah kemungkinan infeksi mata.
- Periksa tanda vital bayi
- Periksa tali pusat
- Periksalah alat kelamin dengan kebersihannya
- Amatilah bahwa urine dan feses normal.
- Tanyakan pada ibu apakah terdapat penyulit pada bayinya
Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan sesuai standar yang


diberikan oleh tenaga kesehatan kepada
bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29
hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Bayi

1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari –


2 bulan.
2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5
bulan.
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8
bulan.
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11
bulan.
Tujuan

1. Meningkatkan akses bayi terhadap


pelayanan kesehatan dasar
2. Mengetahui sedini mungkin kelainan,
pemeliharaan /pencegahan penyakit
melalui pemantauan pertumbuhan dan
imunisasi
3. Peningkatan kualitas hidup bayi dengan
stimulasi tumbuh kembang.
Pelayanan kesehatan tersebut
meliputi :

1. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4,


DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun.
2. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi
(SDIDTK).
3. Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 - 11 bulan).
4. Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan
pendamping ASI, tanda – tanda sakit dan perawatan
kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA.
5. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
• Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental
dan intelektual berkembang pesat, yang merupakan
masa keemasan atau golden period
• Terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir,
berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang
intensif dan awal pertumbuhan moral.
• Pada masa ini stimulasi sangat penting untuk
mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan
rangsangan pengembangan otak.
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi
pelayanan pada anak balita sakit dan sehat.

1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali


setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS.
Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat
badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada
Buku KIA/KMS.
Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-
turut atau berat badan anak balita di bawah garis
merah harus dirujuk ke sarana pelayanan
kesehatan.
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK
meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik
halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali
pertahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di
dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar
gedung.
3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam
setahun.
4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan
menggunakan pendekatan MTBS
Pelayanan KB
Berkualitas
Pelayanan KB berkualitas
1. pelayanan KB sesuai standar
2. menghormati hak individu dalam
merencanakan kehamilan
3. diharapkan dapat berkontribusi dalam
menurunkan angka kematian Ibu
4. menurunkan tingkat fertilitas
(kesuburan) bagi pasangan yang telah
cukup memiliki anak (2 anak lebih baik)
5. meningkatkan fertilitas bagi pasangan
yang ingin mempunyai anak.
Pelayanan KB bertujuan untuk menunda
(merencanakan) kehamilan. Bagi
Pasangan Usia Subur yang ingin
menjarangkan dan/atau menghentikan
kehamilan, dapat menggunakan metode
kontrasepsi yang meliputi :
1. KB alamiah (sistem kalender, metode amenore
laktasi, coitus interuptus).
2. Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk).
3. Metode KB non-hormonal (kondom, AKDR/IUD,
vasektomi dan tubektomi).
Hal ini terkait dengan tingginya angka
putus pemakaian (DO) pada metode
jangka pendek sehingga perlu
pemantauan yang terus menerus.
Disamping itu pengelola program KB
perlu memfokuskan sasaran pada
kategori PUS dengan “4 terlalu”
(terlalu muda, tua, sering dan
banyak).

Anda mungkin juga menyukai