Anda di halaman 1dari 32

TINDAK PIDANA KORUPSI

BAHAN KULIAH S1
PENGERTIAN KORUPSI

 SECARA HARFIAH KORUPSI : KEBUSUKAN,


KEBURUKAN, KEBEJATAN, KETIDAKJUJURAN,
DAPAT DISUAP, TIDAK BERMORAL,
PENYIMPANGAN DARI KESUCIAN

 SERINGKALI DISAMAKAN DENGAN PENYUAPAN


PENGERTIAN ...

 Black’s Law Dictionary


 menunjuk pada bribery atau extortion :
“an act done with an inten to give some advantage
inconsistence with official duty and the right of
others. The act of an offical or fiduciary person
who unlawfully and wrongfully uses his station or
character to procure some benefit for himself or
for another person, contrary to duty and the rights
of others”
PENGERTIAN ...

 SYED HUSSEIN ALATAS


 MASALAH KORUPSI : TRANS-SISTEMIK
ARTINYA KORUPSI TERDAPAT DALAM
SEMUA SISTEM SOSIAL : FEODAL,
KAPITALIS, KOMUNIS, SOSIALIS, DLL.
 DEFINISI KORUPSI JUGA DAPAT KITA
TEMUKAN BAIK DARI PERSPEKTIF
MORAL, EKONOMI, POLITIK, SOSIAL,
BUDAYA, DAN TENTUNYA HUKUM
PENGERTIAN...

 Perspektif moral, korupsi : segala sesuatu yang


merusak moral atau yang mencerminkan
kerusakan moral. Tindakan korupsi adalah
tindakan yang menjauh dari yang baik, dari yang
ideal.
 Perspektif ekonomi, korupsi : pembayaran atau
pengeluaran yang mengangkangi aturan hukum
yang berlaku.
PENGERTIAN ...

 Perspektif politik, korupsi :


penyalahgunaan kekuasaan publik (politik)
untuk memperoleh keuntungan pribadi.
 Huntington, korupsi : perilaku menyimpang dari
public officer atau para pegawai dari norma2 yang
diterima dan dianut oleh masyarakat dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan2 pribadi
(Perspektif sosial)
PENGERTIAN ...

 Secara sederhana korupsi didefinisikan


sebagai menyalahgunakan kekuasaan/
kepercayaan untuk kepentingan pribadi

 Dalam berbagai pandangan para pakar


mengasosiasikan korupsi dengan
penyalahgunaan jabatan publik
TEORI TENTANG KORUPSI

 G. Jack Bologna : teori GONE :


 G = Greek
 O = Opportunity
 N = Need
 E = Exposure
PERILAKU KORUPSI SEBENARNYA DIDORONG OLEH 2
(DUA) FAKTOR YAITU INTERNAL DAN EKSTERNAL,
YANG BIASA DISEBUT DENGAN TEORI GONE, YAITU
GREEDY (KESERAKAHAN),
OPPORTUNITY (KESEMPATAN),
NEED (KEBUTUHAN) DAN
EXPOSURE (PENGUNGKAPAN).

KESERAKAHAN DAN KEBUTUHAN MERUPAKAN


FAKTOR INTERNAL,
KESEMPATAN DAN PENGUNGKAPAN MERUPAKAN
FAKTOR EKSTERNAL.
 BERDASARKAN TEORI TERSEBUT, MAKA
SESEORANG AKAN MELAKUKAN KORUPSI
KARENA MEMANG MANUSIA PADA DASARNYA
SERAKAH, TAK PERNAH MERASA PUAS.

 HAL INI TERBUKTI PARA KORUPTOR DI NEGRI INI


TAK PERNAH BOSAN MENIMBUN KEKAYAAN
SAMPAI PADA AKHIRNYA TERUANGKAP
KASUSNYA/TERTANGKAP TANGAN. TIDAK
PERNAH ADA KATA ‘CUKUP’ DALAM DIRI
KORUPTOR.
FAKTOR INTERNAL KEDUA ADALAH KEBUTUHAN,
DIMANA SESEORANG HARUS MELAKUKAN KORUPSI
KARENA TERDESAK KEBUTUHAN HIDUP, MISALNYA
HARUS MEMBIAYAI PENDIDIKAN ANAK, BIAYA
KESEHATAN DAN SEBAGAINYA.

BILA KEDUA FAKTOR INTERNAL TERSEBUT MUNCUL,


KEMUDIAN KESEMPATAN (OPPORTUNITY)
MEMUNGKINKAN, MAKA TERJADILAH KORUPSI,
PENCURIAN, PENYELEWENGAN YANG MERUGIKAN
KEUANGAN NEGARA DAN AKIBATNYA ANTARA LAIN
ADALAH KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN
MASYARAKAT.
TEORI ...

 Robert Klitgaard dkk. : C = M + D – A


 C = Corruption
 M = Monopoly power
 D = Discression by officials
 A = Accountability
ROBERT KLITGAARD MERUMUSKAN,
KORUPSI AKAN TERJADI JIKA RUMUS
C=D+M-A POSITIF TERJADI.

RINCIANNYA, CORUPTION = DISCRETION +


MONOPOLY - AKUNTABILITY. MAKSUDNYA,
KORUPSI DAPAT TERJADI JIKA ADA
MONOPOLI KEKUASAAN YANG DIPENGANG
OLEH SESEORANG, MEMILIKI
KEMERDEKAAN BERTINDAK ATAU
WEWENANG YANG BERLEBIHAN.
HAL ITU JUGA DIDUKUNG TIDAK ADANYA
PERTANGGUNGJAWABAN YANG JELAS.
CONTOH, KORUPSI IMPOR DAGING SAPI
OLEH LHI ITU RUMUS C=D+M-A YANG
DIPAKAI.
DAGING SAPI MERUPAKAN SATU DARI LIMA
KOMODITAS YANG DITETAPKAN SEBAGAI
KOMUDITAS STRATEGIS, SEBAGAIMANA
DICANTUMKAN DI RPJMN 2010-2014.

NAMUN, UPAYA PEMERINTAH DALAM


MENCAPAI SWASEMBADA DAGING SAPI
MELALUI BERBAGAI PROGRAM SEJAK
TAHUN 2000 BELUM MENUJUKKAN HASIL
YANG MEMUASKAN.
TOTAL ANGGARAN UNTUK PROGRAM SWASEMBADA
DAGING SAPI DAN KERBAU (PSDSK) 2014 YANG
DIALOKASIKAN DARI APBN 2009-2014 MENCAPAI RP 18,8
TRILIUN. DENGAN NILAI ANGGARAN YANG SANGAT TINGGI
TERSEBUT, MEMANG SANGAT RAWAN UNTUK DI
KORUPSI. 
LATAR BELAKANG PENGATURAN TPK

 MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA DAN


PEREKONOMIAN NEGARA
 MENGHAMBAT PEMBANGUNAN NASIONAL
 PELANGGARAN THD HAK-HAK SOSIAL DAN
EKONOMI MASYARAKAT SECARA LUAS
 ANCAMAN THD PRINSIP2 DEMOKRASI
TIPOLOGI TINDAK PIDANA KORUPSI

 Tindak pidana korupsi murni


 Tindak pidana penyuapan
 Tindak pidana penggelapan
 Tindak pidana pemerasan dalam jabatan
 Tindak pidana gratifikasi
 Tindak pidana berkaitan dg pemborongan, leveransir, dan
rekanan
 Percobaan, pembantuan, dan permufakatan jahat;
 Tindak pidana menghambat atau menghalangi proses
peradilan (obstruction of justice).
KRIMINALISASI KORUPSI

Pasal 2
 Secara melawan hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu


korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara
 Pidana penjara seumur hidup minimal 4 th; maks. 20

th dan denda minimal 200 jt;


maks. 1 M
 Pidana mati : TPK dilakukan dalam keadaan tertentu
KRIMINALISASI …

Pasal 3
 Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain

atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,


kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan
atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara
 Pidana penjara seumur hidup/min. 1 th; maks. 20 th

dan/atau denda min. 50 jt; maks. 1 M


KRIMINALISASI ...

 Pasal 4
 Pengembalian kerugian keuangan negara
atau perekonomian negara tidak
menghapuskan dipidananya pelaku tindak
pidana
KRIMINALISASI …

Pasal 5
 Memberi/menjanjikan sesuatu kpd PN/Penyelenggara
Negara dg maksud supaya PN/Penyelenggara Negara tsb
berbuat/tidak berbuat sesuatu dlm jabatannya, yg
bertentangan dg kewajibannya.
 Memberi sesuatu kpd PN/Penyelenggara Negara
krn/berhubungan dg sesuatu yg bertentangan dg
kewajiban, dilakukan/tidak dilakukan dlm jabatannya
 PN/Penyelenggara Negara yg menerima pemberian/janji
(bandingkan dg Ps 12 a & b)
 Pidana penjara min. 1 th; maks. 5 th dan/atau denda min.
50 jt; maks. 250 jt
KRIMINALISASI …

Pasal 7
 pemborong, ahli bangunan yg pd waktu membuat bangunan/

penjual bahan bangunan yg pd waktu menyerahkan bahan


bangunan, melakukan perbuatan curang yg dapat
membahayakan keamanan orang/barang,/keselamatan
negara dalam keadaan perang
 setiap orang yg bertugas mengawasi

pembangunan/penyerahan bahan bangunan, sengaja


membiarkan perbuatan curang terjadi
 pidana penjara min. 2 th; maks. 7 th dan/atau denda min.

100 jt; maks. 350 jt


KRIMINALISASI …

Pasal 11
 PN/penyelenggara negara yg menerima hadiah/janji

padahal diketahui/patut diduga, bahwa hadiah/janji


tsb diberikan krn kekuasaan/kewenangan yg
berhubungan dg jabatannya, atau yg menurut
pikiran orang yg memberikan hadiah/janji tsb ada
hubungan dg jabatannya
 Pidana penjara min. 1 th; maks. 5 th dan/atau denda

min. 50 jt; maks. 250 jt


KRIMINALISASI …

Pasal 12
 PN/Penyelenggara Negara yg menerima hadiah/janji, padahal
diketahui/patut diduga bahwa hadiah/janji tsb diberikan ut
menggerakkan agar melakukan/tidak melakukan sesuatu dlm
jabatannya, yg bertentangan dg kewajibannya
 PN/Penyelenggara Negara yg menerima hadiah, padahal
diketahui/patut diduga bahwa hadiah tsb diberikan sebagai
akibat/disebabkan krn telah melakukan/tidak melakukan
sesuatu dlm jabatannya yg bertentangan dg kewajibannya
Pasal 12 …

 PN/Penyelenggara Negara yg dg maksud menguntungkan diri


sendiri/orang lain secara melawan hukum, atau dengan
menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau
ut mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri
 PN/Penyelenggara Negara yg pada waktu menjalankan tugas, meminta,
menerima, atau memotong pembayaran kpd PN/Penyelenggara Negara
yg lain/kepada kas umum, seolah-olah PN/Penyelenggara Negara yg
lain/kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui
bahwa hal tsb bukan merupakan utang;
Pasal 12 …

 PN/Penyelenggara Negara yg pada waktu menjalankan tugas,


meminta/menerima pekerjaan, atau penyerahan barang, seolah-olah
merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tsb bukan
merupakan utang

 Pidana penjara seumur hidup atau min. 4 th; maks. 20 th dan denda min.
200 jt; maks. 1 M
KRIMINALISASI …

Pasal 12B
 Gratifikasi kpd PN/Penyelenggara Negara dianggap
suap bila berhubungan dg jabatannya dan berlawanan
dg kewajiban/tugasnya
 Pembuktian : nilainya lebih dr 10 jt pd penerima
gratifikasi dan nilainya kurang dr 10 jt pd penuntut
umum
 Pidana penjara seumur hidup atau min. 4 th; maks. 20
th dan denda min. 200 jt; maks. 1 M
 Bukan gratifikasi jika penerima melaporkannya kpd
KPK dalam waktu 30 hari kerja sejak diterima (Ps 12C)
PUNGLI …

 PUNGLI = PUNGUTAN LIAR


 GRATIFIKASI = PEMBERIAN DALAM ARTI
LUAS meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

PUNGLI/GRATIFIKASI = KORUPSI ?
KRIMINALISASI ...

 Pasal 12 C
 Pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku, jika melaporkan
ke KPK
 Penyampaian laporan dilakukan paling lambat 30
hari kerja
 KPK dalam waktu paling lambat 30 hari kerja
wajib menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik
penerima atau milik negara
KRIMINALISASI …

Pasal 13
 Memberi hadiah/janji kpd PN dg mengingat

kekuasaan/wewenang yg melekat pd
jabatan/kedudukannya, atau dianggap melekat pd
jabatan/kedudukan tsb
 Pidana penjara maks. 3 th dan/atau denda maks.

150 jt
PIDANA TAMBAHAN

 PERAMPASAN BARANG BERGERAK YG


BERWUJUD/TDK BERWUJUD YG
DIGUNAKAN UT/DIPEROLEH DR TPK
 PEMBAYARAN UANG PENGGANTI
 PENUTUPAN USAHA/SEBAGIAN
PERUSAHAAN PALING LAMA 1 TH
 PENCABUTAN HAK-HAK TERTENTU/
PENGHAPUSAN KEUNTUNGAN TERTENTU
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai