Anda di halaman 1dari 39

PERAWATAN

PALIATIF PADA
LANSIA
pendahuluan
• Seiring semakin menuanya usia
seseorang, maka peluang untuk
mengalami penurunan kualitas hidup
semakin besar, salah satunya peluang
untuk mengalami penyakit. Lansia rentan
mengidap penyakit-penyakit kronis dan
degeneratif, serta mengalami masalah
psikologis terkait budaya, agama dan
kepercayaan.
• Penuaan mengakibatkan penurunan dan
kegagalan fungsi organ tubuh,
meningkatkan risiko frailty, dan rentan
terkena penyakit seperti : kanker,
demensia, dan kegagalan organ tubuh
sehingga terjadi penurunan kualitas hidup.
• WHO menyebutkan bahwa perawatan
paliatif juga diberikan pada pada penyakit
kronis dan kerentanan karena usia tua
yang tidak dapat diobati, misalnya:
penyakit gagal ginjal, penyakit paru
obstrukstif (PPOK) dan demensia.
• Di Indonesia pelayanan paliatif telah
diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI Republik Indonesia, No.
812 / Menkes / SK / VII / 2007. Namun,
dalam pelaksanaannya pelayanan paliatif
di Indonesia masih dalam tahap
pengembangan awal dan masih terbatas
pada rumah sakit, Puskesmas, layanan
kunjungan rumah tertentu di daerah
tertentu
Lansia Geriatri
• lansia dengan multi penyakit dan/ atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan
yang membutuhkan pelayanan kesehatan
secara terpadu dengan pendekatan
multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin
• Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau
bidang ilmu yang secara bersama-sama
menangani penderita dengan berorientasi
pada ilmunya masing-masing

• Interdisiplin adalah pelayanan kesehatan


yang dilakukan oleh berbagai disiplin/
bidang ilmu yang saling terkait dan
bekerjasama dalam penanganan lansia
yang berorientasi pada kepentingan
lansia.
Prinsip Perawatan Paliatif

• Menghargai kehidupan dan menganggap


kematian sebagai proses normal.
• Tidak mempercepat atau menghambat
kematian
• Menghilangkan nyeri serta keluhan lain
yang mengganggu 
• menjaga keseimbangan aspek fisik,
psikologis, sosial, dan spiritual
• Memberikan dukungan agar pasien tetap
aktif sampai akhir hayatnya 
• Memberikan dukungan kepada keluarga
sampai masa dukacita
• Menghindari tindakan yang sia sia 
• bersifat individual tergantung kebutuhan
pasien.  
Kebutuhan Lansia
• Tingkat kemandirian
• Kondisi dan masalah kesehatan
• Kondisi mental dan kognitif
• Status nutrisi dan masalah pemenuhan gizi
• Faktor risiko yang dapat memperburuk
kondisi lansia
• Faktor sosial ekonomi
• Kondisi lingkungan
• Progresi penyakit yang tidak dapat
diprediksi, terutama untuk pasien dengan
satu atau beberapa kondisi jangka
panjang, dapat menyebabkan roller
coaster emosi bagi pasien dan
keluarganya, yang semuanya mungkin
membutuhkan dukungan psikologis tingkat
tinggi
PERAWATAN JANGKA PANJANG
BAGI LANJUT USIA

• sistem kegiatan terpadu yang dilakukan


oleh tenaga kesehatan (tenaga medis,
perawat dan tenaga kesehatan lain)
dibantu oleh caregiver
• :
Dimensi karakteristik PJP di
Indonesia adalah
1. Pelayanan yang beragam
• Pelayanan medis dan keperawatan
• Pelayanan kesehatan mental-spiritual
• Dukungan sosial
• Pelayanan analisis tempat tinggal.
• Pelayanan hospis dan paliatif.
• Pelayanan asuhan siang (day care)
2. Pelayanan bersifat individu

• kondisi medis dan psikososial di masa lalu,


• riwayat sosial hubungan keluarga,
• riwayat pekerjaan,
• keterlibatan dalam aktivitas di masyarakat,
• pemanfaatan waktu luang,
• faktor budaya: suku, bahasa dan agama
3. Perawatan Menyeluruh yang
Terkoordinasi dengan Baik
• Perawatan menyeluruh berarti setiap
kebutuhan kesehatan lansia dideteksi,
ditangani dan dievaluasi, oleh tenaga
profesional yang tepat (dokter, perawat,
atau tenaga kesehatan lain) yang dapat
dibantu oleh caregiver
4. Peningkatan Kemandirian Fungsional
5. Perpanjangan Durasi Perawatan
6. Penggunaan Teknologi Tepat Guna
7. Penggunaan Praktik Berbasis Bukti
8. Pendekatan Holistik dan Komprehensif
9. Kualitas Perawatan Prima
10.Mengoptimalkan Kualitas Hidup
Gejala spesifik
• gejala fisik dan psikososial adalah yang
utama beban bagi orang-orang di tahap
akhir kehidupan
• Beberapa ada yang bervariasi (gejala bisa
sangat parah )Misalnya penderita kanker
stadium akhir, penyakit HIV, penyakit
jantung, kronispenyakit paru obstruktif
Gejala spesifik
• penyakit ginjal mengalami nyeri, sesak
dan kelelahan
• Kesulitan menelan
• Seringkali memiliki banyak gejala
bersamaan, dan adanya satu gejala dapat
memengaruhi intensitas yg lain
• Suatu terapi dapat memunculkan gejala
lain
Gejala yang meningkat seiiring
usia
• Prevalensi gangguan kognitif
• Masalah dengan kontrol kandung kemih
dan usus
• Gangguan penglihatan
• Gangguan pendengaran
• 25–50% lansia yang tinggal di komunitas
memiliki masalah nyeri yang berat,
• 45–80% penghuni panti jompo mengalami
nyeri yang tidak diobati
• Laporan nyeri yang paling dapat
diandalkan adalah laporan yang berasal
dari orang yang mengalami nyeri
• Prevalensi gangguan sensorik dan kognitif
yang tinggi di antara orang lanjut usia
yang lemah membuat komunikasi dan
karenanya penilaian nyeri dan gejala
lainnya menjadi sulit (keadaan demensia)
sehingga
• isyarat nonverbal menjadi lebih penting
dalam penilaian nyeri
• Intervensi kenyamanan non-farmasi :
seperti terapi musik atau pijat terapeutik.
Jika ini tidak berhasil, analgesik non-opioid
digunakan
Penggunaan obat
• Beberapa obat sering dapat dihentikan
tanpa efek yang signifikan pada mortalitas
• Penggunaan beberapa obat akan
meningkatkan interaksi obat
• Bertambahnya usia di antara orang tua
dan penyakit lanjut dan terminal dikaitkan
dengan perubahan farmakokinetik dan
farmakodinamik.
TEMPAT/WAHANA PELAKSANAAN, LINGKUP
PELAYANAN DAN SARANA/PRASARANA
PERAWATAN JANGKA PANJANG

• Home care
• Panti/Residensial
• Transitional Care/ Subacute care
• Nursing home
Home care

• Home care
pelayanan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang
diberikan oleh caregiver kepada klien PJP yang
tinggal di rumahnya sendiri/bersama keluarga
• Panti/Residensial
Merupakan fasilitas pelayanan yang menyediakan
tempat tinggal dengan tambahan pelayanan
lingkungan yang mendukung, pemberian obat harian
dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Perawatan kebersihan gigi dan mulut oleh
petugas kesehatan di panti
Tenaga kesehatan memberikan konseling kepada caregiver
(keluarga)
Pemberian makan dengan menggunakan
sonde oleh caregiver (keluarga)
Hasil penelitian menemukan hambatan yang
dirasakan perawat dalam memberikan
perawatan paliatif yang baik dan efektif bagi
lansia di panti jompo adalah :
• Keterbatasan pengetahuan perawat
• Komunikasi yang tidak efektif
• Keterbatasan sumber daya obat dan tenaga
dokter.
Strategi yang digunakan untuk mengatasi
hambatan tersebut adalah :
• Mencari pengetahuan dari internet
• Berdiskusi dengan dosen atau perawat
senior
• Nursing home
Merupakan fasilitas pelayanan khusus yang
menyediakan pelayanan medis dan perawatan
profesional serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari
dalam lingkungan tempat tinggal yang dibuat nyaman
dan menyerupai suasana rumah.

• Transitional Care/ Subacute care


Merupakan pelayanan substitusi bagi pasien pasca
rawat rumah sakit yang masih membutuhkan perawatan
medis tertentu sehingga belum dapat dirawat di rumah
sakit oleh keluarga
Nursing home
• Merupakan fasilitas pelayanan khusus
yang menyediakan pelayanan medis dan
perawatan profesional serta pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dalam lingkungan
tempat tinggal yang dibuat nyaman dan
menyerupai suasana rumah.
Sasaran nursing home

Lansia yang mempunyai masalah


kesehatan pascarawat inap dan tidak
ada indikasi untuk dirawat di rumah sakit
tapi belum bisa dirawat di rumah, dan
lansia yang memiliki kondisi tertentu
sehingga membutuhkan perawatan
profesional dalam waktu yang lama.
• Pada stadium terminal, lansia di
nursing home yang masih memiliki
keluarga sebaiknya dikembalikan ke
keluarga sehingga dapat menikmati
kasih sayang dan kebersamaan
dengan keluarga.
Petugas kesehatan memberikan pemenuhan kebutuhan
oksigen dan nutrisi di nursing home
Pelayanan hospis dan paliatif
• Hospis merupakan penyiapan akhir hidup,
baik dari segi kesehatan, psikologis,
hukum dan spiritual
• Penekanan hospis adalah pada menjaga
kualitas hidup dengan meminimalkan
ketidaknyamanan serta mempersiapkan
lansia meninggal dengan bermartabat
•Konseling dan dukungan spiritual
diberikan untuk membantu lansia
menghadapi akhir hidupnya.
•Setelah kematian lansia, bila diperlukan,
dapat diberikan konseling kepada
keluarga.
• Refensi

• PALLIATIVE CARE FOR OLDER


PEOPLE: BETTER PRACTICES (WHO)
• Pedoman untuk puskesmas dalam
Perawatan jangka panjang bagi lanjut usia

Anda mungkin juga menyukai