Disampaikan Oleh
Medison, M.Si
Kepala BPMPN Kabupaten Sijunjung
BIMTEK DAN SOSIALISASI PERATURAN BUPATI PELAKSANA UNDANG-
UDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
A. REGULASI TERKAIT PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 43
1 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa.
a
1. ALOKASI DANA NAGARI/
2. DANA BAGI HASIL
DESA
3.
3. DANA
DANA DESA
DESA
TUNJANGAN TETAP
Tunjangan tetap diberikan kepada BPN bersumber dari ADN:
a. Ketua BPN
b. Wakil Ketua BPN
c. Komisi BPN
d. Anggota BPN.
e. Sekretariat BPN
BELANJA BARANG DAN JASA
ADN dialokasikan untuk belanja barang/ jasa yaitu berupa
operasional Pemerintahan Nagari dan Lembaga Nagari:
a. Op. Pemerintahan Nagari
b. Op. Jorong
c. Op. BPN
d. Pembinaan dan Op. KAN
e. Pembinaan dan Op LPM
f. Pembinaan dan Op PKK Nagari dan Jorong
g. Pembinaan dan Op FKPM
h. Pembinaan dan Op Bundo Kanduang
i. Pembinaan dan Op Pokja Nagari sehat
j. Pembinaan dan Op Linmas Nagari
BELANJA MODAL
a. Nagari menganggarkan belanja modal yang digunakan untuk
pengeluaran dalam rangka pembelian/ pengadaan barang
atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua
belas) bulan.
b. Pembelian/ pengadaan barang atau bangunan sebagaimana
dimaksud diatas digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan
kewenangan Nagari.
c. Pengadaan barang dan jasa di Nagari mempedomani
Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata
Cara Pengadaan Barang/Jasa Nagari/ Desa di Kabupaten
Sijunjung
d. Plafon maksimal untuk belanja modal atau kegiatan
pembangunan fisik/infrastruktur nagari tahun 2015 maksimal
Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
e. Setiap belanja modal yang di danai melalui APB Nagari dan
dilaksanakan oleh Pemerintah Nagari dicatat menjadi aset
Nagari.
BELANJA TAK TERDUGA
a. Belanja Tak Terduga digunakan untuk keadaan darurat dan/atau
Keadaan Luar Biasa (KLB).
b. Keadaan darurat dan/atau KLB merupakan keadaan yang sifatnya tidak
biasa atau tidak diharapkan berulang dan/atau mendesak.
c. Keadaan darurat yaitu antara lain dikarenakan bencana alam seperti
banjir, longsor,angin puting beliung, kebakaran, sosial, kerusakan
sarana dan prasarana.
d. KLB yaitu karena wabah.
e. Belanja tak terduga digunakan untuk:
1. Memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak karena bencana
alam skala nagari.
2. Biaya penanggulangan pemberantasan wabah berskala nagari.
3. Penanganan darurat kebutuhan pangan/konsumsi bagi
masyarakat yang tertimpa bencana alam.
f. Besaran maksimal Belanja Tak Terduga mempedomani Peraturan
Bupati Sijunjung tentang Standar Biaya Nagari Tahun Anggaran 2015.
g. Penggunaan belanja tak terduga mengacu kepada pedoman yang
diatur oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) melalui
Peraturan Bupati tersendiri.
KEBIJAKAN KEUANGAN NAGARI LAINNYA TA 2015:
a. Pembiayaan Kewenangan lokal berskala Nagari:
1. Besaran pembiayaan untuk kegiatan kewenangan lokal
berskala Nagari mempedomani Standar Biaya Nagari Tahun
Anggaran 2015.
2. Pengalokasian belanja untuk kewenangan lokal Nagari
disesuaikan dengan kelompok bidang belanja Nagari.