Anda di halaman 1dari 39

Nama Anggota Kelompok :

1. M.Abdul Wahab alkharis (15620050)


2. Ni’matul Maghfiroh (17620127)
3. Maulidia Rintan Adisa (19620001)
4. Indah Puji Lestari (19620005)
5. Lilis Nurhalimah (19620006)
A. Bagian-Bagian Daun

1. Ciri Umum Daun


 Daun merupakan bagian penting pada tanaman
 Terdapat pada batang saja.
 Tempat melekatnya daun disebut buku-buku (nodus) batang
 Bentuk daun biasanya tipis melebar, menghadap ke atas dan
mengandung klorofil.

2.Bagian-Bagian Daun
Ada 2 macam daun yaitu daun lengkap dan daun yang tidak lengkap
a. Daun lengkap terdiri dari :
 Upih daun/pelepah daun (vagina)
 Daun berupih hanya kita dapati pada tumbuhan Monocotyledoneae,
 contoh pisang (Musa sapientum L.). Fungsi upih yaitu : pelindung
 kuncup dan memberi kekuatan pada batang tanaman.
• Tangkai daun (Petiolus)
Bagian daun yang mendukung helaiannya. Fungsi untuk
menempatkan helaian daun pada posisi agar mendapat sinar
matahari yang cukup, bentuk umum tangkai daun adalah pipih
dan menebal. Macam bentuk tangkai daun yaitu :
o Bulat dan berongga, contoh : Carica L.
o Pipih dan tepi melebar (bersayap), contoh : jeruk (Citrus sp.)
o Bersegi
o Setengah lingkaran, contoh: daun pisang (Musa paradisiaca L.)

Helaian daun (Lamina)


Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan cepat
menarik perhatian. Contoh tanaman yang memiliki daun lengkap
adalah pisang (Musa paradisiaca L.)
b. Daun tidak lengkap, susunan daun tidak lengkap
ada
beberapa kemungkinan yaitu:
1. Terdiri atas tangkai dan helaian daun saja (daun bertangkai)
Contoh : daun mangga (Mangifera indica L.)
2. Terdiri atas upih dan helaian daun (daun berupih)
Contoh : Jagung (Zea mays L.)
3. Terdiri atas helaian tanpa upih dan tangkai (daun duduk)
Contoh : daun biduri ( Calotropis gigantea)
4. Terdiri atas tangkai tanpa upih dan helaian (helaian daun semu)
Contoh : Acarcia auriculiformis A. Cunn
Helaian daun

Helaian daun

Tangkai

Daun mangga Daun jagung Upih daun

helaian
Tangkai

Daun biduri Daun Acarcia auriculiformis


Selain bagian tersebut, lengkap tidaknya daun juga
ditentukan dengan :
. Daun penumpu (stipula) berupa 2 helai lembaran daun serupa
aun kecil yang terdapat pada tangkai daun. Contoh : Kacang Kapri
Pisum satifum L.)
. Selaput bumbung (Ocrea ) berupa selaput tipis yang menyerupai
angkal suatu ruas batang . Contoh : Polyginum sp.
. Lidah-lidah (kigula) berupa selaput kecil yang biasanya terdapat
ada batas antara Upih dan helaian daun. Contoh : rumput
Gramineae)
BANGUN DAUN (CIRCUMSCRIPTIO

 Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar dapat


dibedakan menjadi 4 golongan daun, yaitu:
1. Bagian yang terlebar terdapat kira-kira di tengah-tengah
helaian daun
2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah
helaian daun
3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah
helaian daun
4. Tidak ada bagian yang terlebar, artinya helaian daun
dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya
1. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun

a. bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang : lebar = 1:1. Bangun daun yang demikian
ini antara lain dapat dijumpai pada Victoria regia.

b. Bangun perisai (peltatus). Daun yang biasanya bangun bulat, mempunyai tangkai daun
yang tidak tertanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian daun,
misalnya pada daun jarak.

c. Jorong (ovalis atau ellipticus), yaitu jika perbandingan panjang : lebar = 1 ½ - 2 : 1,


seperti pada daun nangka dan nyamplung.

d. Memanjang (oblongus), yaitu jika panjang : lebar = 2 ½-3 : 1, misalnya daun srikaya.

e. Bangun lanset (lanceolatus), jika panjang : lebar = 3-5 : 1, misalnya daun kamboja.
2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun

 Daun- daun yang mempunyai bagian yang terlebar di bawah tengah-


tengah helaian daun dibedakan dalam dua golongan :

A. pangkal daunnya tidak bertoreh.


Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk sebagai berikut :
a. Bangun bulat telur (ovatus), misalnya daun bunga sepatu.
b. Bangun segitiga (triangularis), yaitu bangun seperti segitiga sama
kaki, misalnya daun bunga pukul empat.
c. Bangun delta (deltoideus), yaitu bangun segitiga yang sama ketiga
sisinya, misalnya daun air mata pengantin.
d. Bangun belah ketupat (rhomboideus), yaitu bangun segi empat yang
sisinya tidak sama panjang, misalnya anak daun yang di ujung pada
daun bengkuang.
B. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk daun berikut :
a. Bangun jantung (cordatus), yaitu bangun seperti bulat telur, tetapi pangkal daun
memperlihatkan suatu lekukan misalnya daun waru.
b. Bangun ginjal atau kerinjal (reniformis), yaitu daun yang pendek lebar dengan ujung
yang tumpul atau membulat dan pangkal yang berlekuk dangkal, misalnya daun pegagan.
c. Bangun anak panah (sagittatus). Daun tak seberapa lebar, ujung tajam, pangkal dengan
lekukan yang lancip pula. Demikian juga bagian pangkal daun di kanan kiri lekukannya.
Misalnya pada daun enceng.
d. Bangun tombak (hastatus), seperti bangun anak panah, tetapi bagian pangkal daun di
kanan kiri tangkai mendatar, misalnya daun wewehan.
e. Bertelinga (auriculatus), seperti bangun tombak, tetapi pangkal daun di kanan kiri
tangkai membulat, misalnya daun tempuyung.
3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah
helaian daun

a. Bangun bulat telur sungsang (obovatus), yaitu seperti bulat telur tetapi
bagian yang lebar dekat ujung daun, misalnya daun sawo
b. Bangun jantung sungsang (obcordatus), misalnya daun sidaguri, daun
calincing atau semanggi gunung
c. Bangun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus), misalnya anak
daun semanggi
d. Bangun sudip atau bangun spatel atau solet (spanthulatus), seperti
bangun bulat telur terbalik, tetapi bagian bawahnya memanjan,
misalnya daun tapak liman dan daun lobak
4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai
ujung hampir sama lebar

Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau
lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjangnya daun.
a. Bangun garis (linearis), pada penampang melintangnya pipih dan daun amat
panjang, misalnya daun bermacam-macam rumput
b. Bangun pita (ligulatus), serupa daun bangun garis, tetapi lebih panjang lagi.
Didapati pada jenis-jenis rumput, misalnya daun jagung
c. Bangun pedang (ensiformis), seperti bangun garis, tetapi daun tebal di bagian
tengah dan tipis kedua tepinya, misalnya daun nenas sebrang
d. Bangun paku atau dabus (subulatus), bentuk daun hampir sama seperti silinder,
ujung runcing, seluruh bagian kaku, misalnya daun Araucaria cunninghamii Ait
e. Bangun jarum (acerorus), serupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing
panjang, misalnya daun Pinus merkusii
Susunan tulang-tulang daun (nervatio
atau venatio)
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berguna untuk :
a. Memberi kekuatan pada daun, seperti halnya dengan tulang-tulang
hewan dan manusia, oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (sceleton)
b. Di samping sebagai penguat, tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat, yaitu :

 Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah,


ialah air beserta garam-garam yang terlarut didalamnya
 Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya, yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat-zat tersebut.
Tulang- tulang daun menurut besar kecilnya dibedakan dalam 3
macam, yaitu :

a. Ibu tulang (costa), ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan


terusan tangkai daun, dan terdapat di tengah- tengah membujur
dan membelah daun. Oleh karena itu helaian daun di bagi menjadi
2 bagian yang setangkup atau simetris. Ada pula kalanya daun
tumbuhan tidak mempunyai ibu tulang tepat di tengah helaian
daun sehingga menjadi tidak setangkup atau asimetrik misalnya
daun begonia
b. Tulang-tulang cabang (nervis lateralis), yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang. Tulang-tulang cabang yang berasal
dari ibu tulang dinamakan tulang cabang tingkat 1, cabang tulang
berikutnya dinamakan tulang cabang tingkat 2 dan seterusnya
c. Urat-urat daun (vena), yaitu tulang-tulang cabang yang kecil atau
lembut dan satu sama lain membentuk susunan seperti jala.
 Berdasarkan susunan tulangnya daun dibedakan menjadi 4 golongan :
1. daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai
satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan
tangkai daun. Daun dengan susunan yang demikian ini umum kita dapati
pada tumbuhan biji belah (Dycotyledoneae), misalnya daun mangga
2. Daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), yaitu kalau dari ujung
tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan
susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini lazimnya gasal,
yang tengah paling besar dan paling panjang, sedang ke samping semakin
pendek. Daun dengan susunan tulang demikian umumnya terdapat pada
tumbuhan biji belah (Dycotyledoneae), misalnya pada : pepaya, jarak,
kapas dan lain-lain
3. Daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis). Daun ini pun
mempunyai beberapa tulang yang besar, satu di tengah, yaitu yang paling
besar, sedang lainnya mengikuti jalannya tepi daun, jadi semula memencar
kemudian kembali menuju ke satu arah yaitu ke ujung daun, hingga selain
tulang yang di tengah semua tulang-tulangnya kelihatan melengkung. Daun
dengan susunan tulang demikian umumnya terdapat pada tumbuhan biji
tunggal (Monocotyledoneae) misalnya genjer, gadung dan lain-lain.
4. daun-daun yang bertulang sejajar (rectinervis), biasanya terdapat
pada daun-daun bangun garis atau pita yang mempunyai satu tulang di
tengah yang besar membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas
lebih kecil dan semua mempunyai arah yang sejajardengan ibu tulang.
Daun dengan susunan tulang demikian umumnya terdapat pada
tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae) misalnya semua jenis
rumput, teki-tekian dan lain-lain.
Daging Daun (intervenium)
Daging daun merupakan daging daun yang terdapat diantara
tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Dibagian ini zat-zat yang
diambil dari luar diubah menjadi zat yang dibutuhkan tumbuhan
tersebut. Warna hijau daun juga terkandung pada bagian ini dan warna
daun yang lain. Tebal tipisnya helaian daun tergantung pada tebal
tipisnya daging daun. Berkaitan dengan sifat ini maka daun dibedakan
menjadi :
 Tipis seperti selaput (membranaceus) misalnya daun paku selaput
(Hymenophyllum austral).
 Seperi kertas (Papyraceus atau Chartaceus) daun yang tipis tetapi
tetap tegar. Contohnya pada daun pisang (Musa paradiciasa L).
 Tipis lunak (herbaceus), misalnya daun selada air (herbceus) ,
misalnya daun selada air (Narsturtium of finicale R.Br).
 Seperti perkamen (percamenteus), tipis tetapi cukup kaku. Contohnya daun kelapa (Cocus
mucifera).
 Seperti kulit/belulang (coriaceus) yaitu, jika helaian daun tebal dan kaku. Contohnya;
Calophyllum inophyllum.
 Bwedaging (carnocuc),yiatu jika tebal dan berarir misalnya daun lidah buaya (Aloe sp)
 
 Sifat-sifat daun yang perlu diperhatikan yaitu :

Warna daun dari suatu jenis tumbuhan dapat berubah menurut keadaan tempat tumbuhnya
dan erat hubungannya dengan persediaan air dan makanan serta penyiramannya.
1. Warna Daun
Umumnya daun itu berwarna hijau tapi ada warna hijau yang memperlihatkan
banyak variasi warna daun seperti :
 Merah, misalnya daun bunga buntut bajing (Acalypha wilkesiana )
 Hijau bercampur atau tertutup warna merah, misalnya brmacam-macam daun
puring (Codiaeum variegatum)
 Hijau tua, misalnya daun nyamplung (Colophyllum inophyllum)
 Hijau kekuningan, misalnya daaun tanaman guni (Corchorus capsularis)
2. Permukaan Daun
 Warna permukaan daun bagian atas biasanya lebih hijau, licin
(mengkilat) dibandingkan dengan sisi bawah daun. Perbedaan warna
tadi disebabkan karena warna hijau lebih banyak terdapat pada lapisan
atas daun. Terkadang pada bagian atas daun terdapat alat-alat
tambahan yang berupa sisik-sisik, rambut-rambut, dan duri. Biasanya
orang membedakan daun yang :

a. Licin (laevis) dalam hal ini permukaan daun kelihatan :


-Mengkilat (nitidus), misalnya pada sisi atas daun kopi beringin
(Coffea robusta Lindl) dan beringin (Ficus benjamina ).
-Suram (opacus), misalnya daun ketela rambat (Ipomoea batatas
poir).
-Berselaput lilin (pruinosus), misalnya pada sisi bawah daun pisang
(Musa paradisiaca L), dan daun tasbih (Canna hybrida ).
b. Gundul (glaber), misalnya daun jambu air (Eugenia aquea Burm)
c. Kasap (scraber) misalnya daun jati (Tectona grandis)
d. Berkerut (rugosus), misalnya daun jarong (Stachytarpheta
jamaicensis) dan jambu biji (Psidium guajava).
e. Berbingkul-bingkul (bullatus) seperti berkerut tetapi kerutannya
lebih besar misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus)
f. Berbulu (pilosus) jika bulu halus dan jarang-jarang misalnya daun
tembakau (Nicotiana tabacum)
g. Berbulu halus dan rapat (villosus) berbulu sedemikian rupa sehingga
jika diraba terasa seperti laken tau beludru.
h. Berbulu kasar (hispidus) jika rambut kaku dan jika diraba terasa
kasar seprti daun gadung (Discorea hispida)
i. Bersisik (lepidus) misalnya sisi bawah daun durian (Durio
ziberthinus)
Jenis Daun

Jika kita perhatikan daun berbagai jenis tumbuhan akan terlihat bahwa ada
diantaranya yang :
a. Pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daunn saja daun demikian
dinamakan Daun Tunggal ( Folium Simplex)
b. Tangkainya bercabang cabang , dan baru pada cabang tangkai ini terdapat
helaian daun. Daun dengan susunan demikian disebut Daun
Majemuk( Folium Compositum )

 Daun Tunggal (Folium simplex)


Daun lengkap terdiri dari upih/pelepah daun (vagina); tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamina). Ex Pisang (Musa paradisiaca )
Daun tidak lengkap bila salah satu dari tiga bagian diatas tidak ada
atau hanya terdiri dari tangkai (petiolus) atau helaian daun (lamina)
saja. Ex Nangka ( Artocarpus integra Merr. ) dan Mangga ( Mangifera
indica L. ).
Daun Tunggal ( Folium Simplex )
Daun Majemuk ( Folium Compositum )

Daun Majemuk kita banyak jumpai banyak ragamnya yaitu Daun


majemuk menjari, Daun majemuk bersirip dan daun majemuk bersirip
ganda.
Tata Letak Daun pada Batang (Phyllotaxic atau
dipositio Foliorum)
 Daun terletak pada batang dan cabang
 Ada juga yang berjejal pada pangkal batang
 Batang atau cabang tempat duduknya suatu daun disebut buku-buku
batang (nodus).
 Bagian batang antara dua buku-buku dinamakan ruas (internodium).
 Duduknya daun dalam suatu jenis tumbuhan terdapat perbedaan
mengenai aturan letak daun-daun satu sama lain pada batang tadi.
Aturan mengenai letak daun disebut tata letak daun. Untuk tumbuhan
yang sejenis akan didapati tata letak daun yang sama oleh karena itu tata
letak daun menjadi tanda pengenal suatu tumbuhan.
Untuk mengetahui tata letak daun pada batang, perlu ditentukan jumlah
daun yang terdapat pada satu buku-buku batang dengan kemungkinannya ialah
:
a. Pada setiap buku-buku hanya terdapat satu daun saja
b. Pada tiap-tiap buku-buku batang terdapat dua daun yang berhadap-hadapan.
c. Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih daripada dua daun.
Berdasarkan jumlah daun pada buku-buku batang yang memperlihatkan
tiga kemungkinan di atas dapatlah dibuat suatu ikhtisar mengenai tata letak
daun seperti berikut :
1. Pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun
Tata letak daun ini dinamakan tersebar (folia sparsa).
 Beberapa jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, terdapat daun
yang duduknya rapat berjejal dengan ruas batang pendek, sehingga
duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi dan sukar untuk
menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun yang memiliki
susunan demikian disebut roset (rosula).
Roset dibedakan menjadi :
 Roset akar, yaitu jika pada batang amat pendek sehingga semua
daun berjejal-jejal diatas tanah, roset ini dekat akar. Misalnya
pada lobak (Raphanus sativus).
 Roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung
batang. Misalnya pada pohon kelapa (Cocos mucifera).
2. Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun.
Letak daun itu berhadapan. Berikutnya biasanya kedua daun itu
membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata
letak daun yang demikian dinamakan berhadapan bersilang (folia opposita
atau folia decussata) misalnya pada mengkudu (Morinda citrifolia).
3. Pada tiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun
Tata letak daun yang seperti itu dinamakan berkarang (folia verticillata)
dapat ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris).

Pada tumbuhan dengan tata letak daun berhadapan dan berkarang tak
dapat ditentukan rumus daunnya, tetapi dapat diperlihatkan adanya
ortostik-ortostik yang menghubungkan daun-daun yang tegak lurus satu
sama lain tadi. Untuk memberi penjelasan mengenai tata letak daun pada
batang tanaman dapat ditempuh dengan cara :
 Bagan tata letak daun
 Diagram tata letak daun / diagram daun.
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai