RESPIRATORIK
BOX B
BRONKIOLITIS
DEFISINI
Penyakit infeksi respiratorik akut bagian bawah yang ditandai dengan
1
adanya inflamasi bronkioli pada bayi < 2 tahun
80 • BBLR
70
• Prematuritas
50
• Sosioekonomi rendah
40 • Crowded living condition
30
20
• Lingkungan perokok
10 • Tidak dapat ASI
PATOFISIOLOGI
10
0
90
80
10
Infeksi
RSV
Edema Plugging
submukosa Kongest
(debris dan
i
mukus)
FAKTOR YANG MEMPERBERAT
• Prematuritas
• Bronchopulmonary dysplasia
• Cystic fibrosis
• Penyakit neuromuskular
• Immunocompromise
MANIFESTASI KLINIS
• Wheezing
• Foto rontgen
Manifestasi berat
Hospitalisasi
Oksigen
(Antibiotik)
Nebulisasi bronkodilator, epinefrin, larutan hipertonis tidak direkomendasikan
Tatalaksana
Antibiotika non alergik sebagai profilaksis
Imunoglobilin
Vaksinasi
Prognosis
menjadi asma.
PNEUMONIA
Definisi
Sebagai inflamasi pada parenkim paru, dan merupakan penyebab
utama kematian pada anak usia di bawah lima tahun sebanyak
18%, setelah prematuritas, diare, dan malaria (WHO, 2010)
Stadium
III/ • 3-8 hari
Hepatisasi
kelabu
Stadium • 7-11
IV/
Resolusi hari
Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan Laboratorium
Rontgen thorax AP/LAT
mencari penyebab lain, Jumlah dan hitung jenis
komplikasi, dan bila ada leukosit, LED, AGD, CRP
perburukan. Kultur dan pewarnaan
Gram sputum
Deteksi antigen virus
Pemeriksaan uji tuberkulin
Diagnosis Banding
Diagnosis Gejala klinis yang ditemukan
Bronkiolitis - episode pertama wheezing pada anak umur < 2
tahun
- hiperinflasi dinding dada
- ekspirasi memanjang
- gejala pada pneumonia juga dapat dijumpai kurang
atau tidak ada respon dengan bronkodilator
Bronkopneu - demam
monia - batuk
- dispneu yang ditandai dengan takipneu,
pernapasan cuping hidung, retraksi dan sianosis
- suara napas vesikuler meningkat sampai bronchial
- suara napas tambahan ronkhi basah halus nyaring
Bronkitis - batuk yang biasanyanya muncul 3-4 hari setelah
akut rhinitis
- dapat ditemukan wheezing atau ronkhi pada
auskultasi
Diagnosis Banding
Diagnosis Gejala klinis yang ditemukan
Tuberculosis - riwayat kontak positif dengan pasien TB dewasa
(TB) - uji tuberculin positif (≥10 mm, pada keadaan
imunosupresi ≥ 5 mm)
- pertumbuhan buruk/kurus atau berat badan menurun
- demam (≥ 2 minggu) tanpa sebab yang jelas
- batuk kronis (≥ 3 minggu)
pembengkakan kelenjar limfe leher, aksila, inguinal yang
spesifik. Pembengkakan tulang/sendi punggung,
panggul, lutut, falang.
Asma - riwayat wheezing berulang, kadang tidak berhubungan
dengan batuk dan pilek
- hiperinflasi dinding dada, ekspirasi memanjang
- berespon baik terhadap bronkodilator
Tatalaksana
75% kasus pneumonia “Walking Pneumonia”
Kriteria rawat inap
Bayi
SpO2 ≤ 92%, sianosis
Frekuensi napas >60x/menit
Distress pernapasan, apnea intermiten, atau
grunting
Tidak mau minum/menyusu
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Tatalaksana
Kriteria rawat inap
Anak
SpO2 <92%
Frekuensi napas >50x/menit
Distress pernapasan
Grunting
Terdapat tanda dehidrasi
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Tatalaksana
Tata laksana umum
Saturasi ≤ 92% udara kamar terapi oksigen kanul nasal,
head box, atau sungkup untuk mempertahankan saturasi
oksigen >92%
Pneumonia berat atau asupan per oral kurang diberikan
IVFD dan balans cairan
Antipiretik dan analgetik
Nebulisasi dengan B2 agonis dan/atau NaCl
memperbaiki mucilliary clearance
Monitoring saturasi setiap 4 jam sekali
Tatalaksana
Pemberian Antibiotik
Amoksisilin pilihan pertama antibiotik oral pada anak <5 tahun.
Alternatifnya adalah co-amoxiclav, ceflacor, eritromisin, claritromisin dan
azitromisin
Dosis amoksisilin oral 80 – 100 mg/kgbb/hari
Antibiotik makrolid pilihan pertama secara empiris pada anak ≥ 5 tahun
Antibiotik intravena yang dianjurkan: ampisilin dan kloramfenikol, co-
amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime, dan cefotaxime
pemberian antibiotik oral harus dipertimbangkan jika terdapat perbaikan
setelah mendapat intravena
Rekomendasi UKK Respirologi
Antibiotik untuk community acquired pneumonia
Neonatus-2 bulan ampisilin + gentamisin
> 2 bulan lini pertama ampisilin, bila dalam 3 hari tidak ada
perbaikan dapat ditambahkan klormfenikol. Lini kedua seftriakson
Tatalaksana
Nutrisi
Pemberian makanan per oral harus dihindari. Makanan lewat
NGT atau intravena.
Pemantauan balans cairan ketat agar anak tidak mengalami
overhidrasi
Kriteria pulang
Gejala dan tanda pneumonia menghilang
Asupan per oral adekuat
Pemberian antibiotik dapat diteruskan di rumah (per oral)
Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan
rencana kontrol
Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan di
rumah
Pencegahan