Anda di halaman 1dari 36

PENDALAMAN MATERI KONSEP ANAK BERKELAIN

AN PENGLIHATAN
PPG Dalam JABATAN
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Tahun 2018
PENDALAMAN 1
KONSEP DASAR TUNANETRA
CAPAIAN BELAJAR
Dapat menguasai konsep teoritis anak berkebutuhan
khusus sebagai dasar untuk mengembangkan layanan
pendidikan yang tepat.
SUB CAPAIAN PEMBELAJARA
N
MENJELASKAN SISTEM PENGLIHATAN DENGAN BENAR
01
MENJELASKAN BERBAGAI MACAM KELAINAN PENGLIHATAN
02
MEMBEDAKAN DEFINISI LEGAL DAN FUNGSIONAL PADA
03 KETUNANETRAAN DENGAN BENAR

MENJELASKAN BATASAN/KRITERIA KETUNANETRAAAN


04 DENGAN BENAR
POKOK-POKOK MATERI
DEFINISI LEGAL DAN DEFINISI
MACAM – MACAM
KELAINAN 03 EDUCATIONAL/FUNGSIONAL DARI
HAMBATAN PENGLIHATAN
PENGLIHATAN 02

04
01
KLASIFIKASI DAN
BATASAN
SISTEM
KETUNANETRAAN
PENGLIHATAN
URAIAN MATERI
SISTEM
PENGLIHATAN
Memahami proses penglihatan serta bagian-
bagian struktur mata yang pokok akan
menolong bagi guru, orang tua serta profesi
lain yang berkerja untuk tunanetra dalam
memfungsikan penglihatan.

Struktur internal mata terdiri dari Lapisan


Luar, Lapisan Tengah dan Lapisan Dalam.
SISTEM PENGLIHATAN
Lapisan Luar Mata merupakan lapisan fibrous
yang menyangga mata, terdiri dari : Sklera dan
Kornea.

Sklera merupakan jaringan padat, berwarna putih


yang menempati 5/6 bagian posterior dinding bola
mata. Pada orang dewasa atau lansia, deposit lemak
dapat memberikan warna kuning pada sclera.

Kornea merupakan lapisan padat, avaskuler dan


transparan yang bersambung dengan sklera.
Menempati 1/6 bagian anterior dinding bola mata
dengan diameter kira-kira 11 mm..
SISTEM PENGLIHATAN

LAPISAN TENGAH
Lapisan Tengah pada mata terdiri dari Uvea yaitu lapisan kedua
dari bola mata, yang merupakan lapisan bervaskuler dan
berpigmen. Lapisan ini berisi : Koroid, Badan siliar dan Iris.
SISTEM PENGLIHATAN

Koroid yaitu membran coklat tua yang terletak antara sklera


dan retina. Koroid merupakan bagian terbesar dari lapisan
tengah dan dilapisi oleh sebagian besar sklera. Koroid berisi
banyak pembuluh darah yang menyuplai nutrien ke retina
dan badan vitreus.

Iris yang merupakan perpanjangan dari korpus siliare ke


anterior dan merupakan bagian mata yang berwarna serta
menampakkan karakteristik biru, hijau, hazel, abu-abu,
cokelat atau hitam. Fungsi iris yaitu mengatur jumlah
cahaya yang masuk ke mata.
LENSA
SISTEM
Lensa dengan struktur yang
PENGLIHATAN tidak berwarna dan hampir
transparan sempurna.
Bagian lapisan dalam yang
Tebalnya sekitar 4 mm dan
terdiri dari Retina, Kornea dan
Lensa. diameter 9 mm, terletak di
belakang iris. Lensa
membiaskan sinar yang
masuk melalui pupil agar
RETINA
dapat difokuskan atau jatuh
Retina memiliki struktur ke retina.
tipis, halus dan bening
tempat serat-serat saraf
optik didistribusikan yang
melapisi bagian dalam 2/3
posterior dinding bola
mata. KORNEA
Kornea merupakan Lapisan padat dan transparan, bersambung
dengan sclera yang menempati 1/6 bagian anterior mata.
KEMAMPUAN PENGLIHATAN

PENGLIHATAN SENTRAL PENGLIHATAN PERIFERAL

Bila mata memandang suatu Penglihatan Bidang dipengaruhi


obyek, dilakukan dalam "sumbu oleh bagian tepi dari macula yang
penglihatan" (visual axis). Pada disebut Rods. Bagian tepi dari
satu ujung sumbu tersebut adalah macula terdiri dari sel-sel foto-
obyek itu, dan pada ujung lainnya reseptor yang disebut rods.
adalah retina atau lebih tepatnya Kepekaan rods meningkat dalam
macula. keadaan cahaya yang lebih redup,
Macula adalah bagian kecil dari rods penting untuk memberikan
retina merupakan sel-sel foto- informasi visual tentang apa yang
reseptif, yang dapat berfungsi lebih terdapat di sekeliling, bentuk citra
baik dalam keadaan cahaya yang dipersepsi oleh bagian
terang. tengah retina.
FUNGSI INDERA
MATA
01 Menerima informasi visual seperti warna dan citra

TELINGA
02 Menerima informasi auditer berupa bunyi atau suara

KULIT
03 Menerima informasi taktual seperti halus/kasar

HIDUNG
04 Menerima informasi bau/aroma

LIDAH
05 Menerima informasi rasa seperti manis, asin, dll.
URAIAN MATERI

KELAINAN PENGLIHATAN
Hal ini penting untuk mengetahui jenis kelainan penglihatan dan
penyebabnya karena pengetahuan dan kesadaran semacam ini
diperlukan untuk memahami dan memberikan pelayanan yang
terbaik untuk siswa yang mengalami kelainan penglihatan.
KELAINAN REFRAKSI
KELAINAN PENGLIHATAN Mata yang mengalami gangguan refraksi fungsi
penglihatan mengalami penurunan, biasanya
terjadi pada kedua mata bisa disebabkan oleh
faktor keturunan maupun diperoleh kemudian dan
jika tidak ditangani segera akan semakin
01 Myopia menimbulkan kerusakan.

02 Hyperopia

Presbyopia
03
Dengan meningkatnya usia seseorang akan mengalami penurunan
akomodasi karena lemahnya elastisitas lensa
KELAINAN PENGLIHATAN

ASTIGMATISM
Penyebab utama astigmatism adalah
bervariasinya daya refraksi cornea atau lensa
akibat kelainan dalam bentuknya. Hal ini
mengakibatkan distorsi pada citra yang
tebentuk pada macula.
K ATA R A K
KELAINAN PENGLIHATAN

Katarak, yaitu keruhnya lensa mata, merupakan salah satu


penyebab ketunanetraan utama, baik pada anak-anak
maupun orang tua. Keruhnya lensa menghalangi masuknya
cahaya ke retina.

Anak yang mengalami katarak pada bagian tepi lensa


membutuhkan tingkat pencahayaan yang tinggi, sedangkan
anak yang mengalami katarak bagian tengah lensa akan
dapat melihat dengan baik jika cahanya tidak terlalu terang.
KELAINAN PENGLIHATAN

BUTA WARNA
Seorang dengan buta warna biasanya ketajaman
penglihatannya tidak bermasalah, mereka tidak dapat
membedakan warna yang disebabkan oleh kerusakan atau
kelainan pada sel receptor di retina yang berbentuk kerucut
atau sering disebut cone.
BUTA WARNA
ALBINISM
Dalam jenis albinism yang parah, yang dikenal
dengan "oculocutaneous albinism", macula tidak
sempurna perkembangannya, dan kondisi
penglihatan lain yang dikenal dengan istilah
"nystagmus", yaitu mata berkedip-kedip terus
secara berirama.

Anak yang mengidap jenis kondisi ini biasanya


mengalami ketunanetraan cukup berat dan
tingkat penglihatannya jarang lebih dari 6/36
pada tes Snellen, tetapi dapat terbantu oleh
alat-alat bantu low vision tertentu
BUTA WARNA
ACHROMATOPSIA ATAU
CONE DYSTROPHY
Kondisi herediter yang lebih banyak terjadi
pada laki-laki daripada perempuan. Tidak
sempurnanya perkembangan cones di dalam
macula mengakibatkan kebutaan warna total
dan mengurangi ketajaman penglihatan jauh.

Sebagai akibat dari hilangnya fungsi cones,


rods tidak terlindungi pada siang hari sehingga
terekspos secara berlebihan.
STRABISMUS (JULING)
KELAINAN PENGLIHATAN

Manifest squint yaitu penyimpangan yang jelas dari arah


gerakan satu mata: ke dalam, ke luar, ke atas, ke bawah,
atau kombinasi gerakan-gerakan ini.

Manifest squint dapat terjadi kapan saja dan pada semua


kelompok usia, tetapi banyak yang dibawa dari lahir, dan
perawatan biasanya dilakukan sebelum anak mulai
bersekolah. Usia puncak untuk terjadinya mata juling adalah
antara satu hingga empat tahun.
STRABISMUS
(JULING)

Anak yang memiliki


Mata juling yang tidak dikoreksi akan mengakibatkan
penglihatan monokuler akan
kelainan dan menghambat berkembangnya penglihatan
mengalami kesulitan dalam
binokuler, mengurangi bidang dan kedalaman penglihatan,
permainan atau kegiatan
dan jika juling disertai kondisi penglihatan lain, seperti
lain yang tergantung pada
katarak, maka asesmen fungsi penglihatannya harus
koordinasi mata-gerak
dilakukan secara cermat.
motorik yang cepat.
NYSTAGMUS

Nystagmus adalah gerakan ritmis yang


tidak disadari yang biasanya terjadi
pada kedua bola mata.

Anak-anak yang mengidap nystagmus


mengalami banyak kesulitan, terutama
dalam keterampilan menatap, karena
mereka tidak dapat mempertahankan
tatapan matanya tetap pada satu posisi.
RETINITIS PIGMENTOSA (RP)
KELAINAN PENGLIHATAN

RP merupakan suatu kondisi kerusakan pada lapisan retina


yang disebabkan karena kelebihan oksigen pada saat bayi
lahir prematur yang dimasukkan kedalam inkubator. Pada
saat organ mata berkembang lapisan retina mengelupas
dari pembuluh darahnya dan akibatnya penderita dapat
mengalami kebutaan.

RP lebih umum terjadi pada anak laki-laki dan dapat terkait


dengan berbagai sindrom seperti Usher's syndrome (RP
plus tuli), Leber's amaurosis dan Lawrence Moon Biedl
syndrome. Banyak pengidap RP bersifat fotofobik dan harus
memakai kaca mata warna.
GLAUCOMA
K E L A I N A N P E N G L I H ATA N

Glaucoma mengakibatkan meningginya tekanan di


dalam bola mata yang dapat mempengaruhi suplai
darah ke kepala syaraf optik. Terdapat beberapa jenis
glaucoma: dapat merupakan penyakit tersendiri, atau
dapat juga terkait dengan kondisi-kondisi lain,
misalnya aniridia.

Jenis-jenis glaucoma lainnya ditandai dengan


berkurangnya bidang pandang dan kesulitan melihat
di tempat yang gelap atau redup.
COLOBOMA
K E L A I N A N P E N G L I H ATA N

Kondisi yang herediter ini sering ditandai dengan pupil


berbentuk lubang kunci, tetapi kelainan bentuk dapat
terjadi pula pada bagian-bagian mata lainnya.

Berkurangnya ketajaman penglihatan dapat disertai


dengan nystagmus, juling, dan fotofobia. Katarak juga
sering menyertainya.

Anak-anak yang mengidap coloboma juga dapat


mengidap microphthalmia (mata kecil). Tergantung di
mana letak retakannya, berkurangnya bidang pandang
dapat terjadi pada mata bagian bawah.
DEFINISI TUNANETRA

Tunanetra adalah mereka yang memiliki hambatan


penglihatan seluruh atau sebagian dan akibat dari hambatan
penglihatannya tersebut mereka mengalami hambatan dalam
memfungsikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga
memerlukan pendidikan/layanan khusus.
Seseorang dikatakan buta secara Seseorang dikatakan buta apabila
legal apabila ketajaman mempergunakan kemampuan
penglihatannya 20/200 atau kurang perabaan dan pendengaran
pada mata yang terbaik setelah sebagai saluran utama dalam
dikoreksi, atau lantang pandangnya belajar.
tidak lebih besar dari 20 derajat.

TUNA
NETRA
20 feet adalah jarak dimana
ketajaman penglihatan diukur. 200 Seseorang dikatakan buta secara
dalam definisi ini menunjukkan fungsional apabila saluran utama
jarak dimana orang dengan mata yang dipergunakanya dalam
normal dapat membaca huruf yang belajar adalah perabaan atau
terbesar pada kartu snellen. pendengaran.
LOW VISION
Seseorang dikatakan menyandang low vision atau kurang lihat apabila ketunanetraannya masih
memungkinkannya memfungsikan indera penglihatannya dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Saluran utama yang dipergunakanya dalam belajar adalah penglihatan dengan mempergunakan
alat bantu. Latihan orientasi dan mobilitas diperlukan oleh siswa low vision untuk
mempergunakan sisa penglihatannya.
DEFINISI
TUNANETRA

Nakata (2003) mengemukakan bahwa yang dimaksud


dengan tunanetra adalah mereka yang mempunyai
kombinasi ketajaman penglihatan hampir kurang dari 0.3
(60/200) atau mereka yang mempunyai tingkat kelainan
fungsi penglihatan yang lainnya lebih tinggi.

Pengukuran ketajaman penglihatan dilakukan dengan


menggunakan international chart yang disebut Eyesight-
Test.
KLASIFIKASI DAN BATASAN TUNANETR
A
KLASIFIKASI
PEMBELAJARAN
Buta yang hanya dapat dididik dengan
menggunakan indera-indera yang lain selain
penglihatan.

Lemah Penglihatan yang mana sisa


penglihatannya masih dapat dimanfaatkan dalam
memperoleh keterampilan-keterampilan.
KLASIFIKASI DAN BATASAN TUNANE
TRA
KLASIFIKASI FUNGSI
Kelompok yang memiliki penglihatan yang
membutuhkan koreksi lensa atau alat bantu lain

• Ketajaman penglihatan kurang


• Memerlukan pencahayaan dan alat bantu penglihatan
• Memiliki penglihatan central rendah
• Lantang penglihatan sedang
• Ketidak mampuan memperoleh pengalaman akibat
kerusakan penglihatan
KLASIFIKASI DAN BATASAN TUNANE
TRA

KLASIFIKASI FUNGSI
Kelompok yang memiliki fungsi penglihatan buruk
• Lantang pandang rendah
• Penglihatan central buruk
• Perlu alat bantu membaca yang kuat dan Buta Total
K L A S I F I K A S I D A N B ATA S A N T U N A N E T R A
KLASIFIKASI KEMAMPUAN
BLIND (BUTA TOTAL)
01 Masih memiliki sisa penglihatan/bisa membedakan terang dan gelap

LIGHT PROJECTION (KURANG PENGLIHATAN)


02 Dapat membedakan terang dan gelap

TUNNEL VISION (PENGLIHATAN PUSAT)


03 Hanya bisa melihat objek bagian tengahnya saja

PERIPHERAL VISION (PENGLIHATAN TEPI)


04 Pengamatan pada benda hanya terlihat pada bagian tepi

PENGLIHATAN BERCAK
05 Pengamatan terhadap objek ada bagian-bagian tertentu yang tidak
terlihat
K L A S I F I K A S I WA K T U T E R J A D I N YA
Buta sejak lahir memperoleh pengetahuan dan tanggapan melalui pendengaran
dan perabaan.

Buta setelah lahir masih menyimpan tanggapan visual yang berhubungan dengan
tanggapan pendengaran dan perabaannya.
KLASIFIKASI DAN BATASAN TUNANETR
A
KLASIFIKASI TINGKAT
KETAJAMAN PENGLIHATAN

• Tingkat ketajaman 20/200 – 20/50 feet (6/6-6/16 m)


• Tingkat ketajaman 20/70 – 20/200 feet (6/20-6/60
m)
• Tingkat Ketajaman 20/200 feet > /(6/60 m>)
• Tingkat ketajaman 0
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai